B. Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliah ilmu biomedik dasar mahasiswa mampu :
1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi
2. Menguasai prinsip –prinsip fisika dalam keperawatan
3. Menguasai prinsip –prinsip biokimia
C. Evaluasi
Tugas Seminar/Presentasi
Buat 7 kelompok (maksimal 5-6 anggota/kelompok)
Tiap kelompok membuat & mengumpulkan makalah
Tiap kelompok menampilkan makalahnya dalam bentuk presentasi/PowerPoint.
Waktu tampil 10 menit dilanjutkan sesi tanya jawab/diskusi.
Tiap pertanyaan & jawaban ditulis oleh notulen dan dilampirkan dalam makalah.
Tugas tambahan (tugas berkelompok berupa menjawab soal-soal, dikumpulkan pada saat akhir perkuliahan)*
UTS (35 soal PG)
A. TUGAS SEMINAR/PRESENTASI
a. Biomekanik (kelompok 1). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
b. Fisika Fluida (kelompok 2). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
c. Bioakustik (kelompok 3). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
d. Termofisika (kelompok 4). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
e. Biolistrik (kelompok 5). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
f. Biooptik: Mata (kelompok 6). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
g. Instrumentasi dalam Keperawatan (kelompok 7). Pembahasan:
1. Pengertian instrumentasi.
2. Jenis – jenis instrumentasi serta perawatannya (disertai contoh alat dan gambar).
e. Soal Biolistrik
1. Bagaimanakah pernyataan hukum Joule mengenai arus listrik yang melewati suatu konduktor?
2. Sebutkan 7 pola isyarat listrik tubuh yang berhubungan dengan fungsi tubuh!
3. Sebutkan fungsi dari sel saraf!
4. Sebutkan macam-macam rangsangan yang dapat diterima oleh sel saraf!
5. Apakah jenis ion yang menempati membran sel di bagian luar?
6. Bagaimana mekanisme yang terjadi saat membran sel terdepolarisasi?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensial aksi!
8. Dalam bentuk yang bagaimana listrik mengalir pada tubuh kita?
9. Sebutkan faktor-faktor pembeda kelistrikan antara otot jantung dengan otot bergaris maupun saraf!
f. Soal Biooptik
1. Sebutkan ruang lingkup pembahasan dari optika geometris!
2. Sebutkan ruang lingkup pembahasan dari optika fisis!
3. Apakah yang dimaksud dengan lensa?
4. Jelaskanlah! Apa yang dimaksud dengan lensa konvergen?
5. Sebutkan 3 sinar istimewa pada lensa cembung!
6. Kelainan mata hipermetropi dapat dikoreksi dengan kacamata/lensa …
7. Apakah yang dimaksud dengan daya akomodasi mata?
8. Bagaimanakah proses terjadinya akomodasi saat mata melihat benda dekat maupun jauh?
9. Apakah yang dimaksud dengan hipermetropi dan presbiopi? Sebutkan pula persamaan dan perbedaan diantara
keduanya?
g. Soal Instrumentasi dalam Keperawatan
1. Apakah fungsi utama dari instrumentasi?
2. Bagaimanakah perawatan untuk peralatan elektronika?
3. Sebutkan contoh-contoh peralatan kedokteran yang terbuat dari logam! Bagaimanakah cara untuk merawatnya?
4. Sebutkan contoh-contoh peralatan kedokteran yang terbuat dari gelas! Bagaimanakah cara untuk merawatnya?
5. Bagaimanakah perawatan untuk peralatan kedokteran yang terbuat dari karet!
D. Sumber Referensi:
- J.F.Gabriel - Fisika Kedokteran - Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996.
- J.J.Corr & J.M.Brown - Introduction to Biomedical Equipment Technology - John Wiley & Sons, 1981.
- Sutrisno - Seri Fisika Dasar - Penerbit ITB, 1983.
- J.R.Cameron & J.G.Skofronick – Medical Physics – John Wiley & Sons, 1978.
2
- M.Rudd – Basic Concepts of cardiovascular Physiology – Hewlett-Packard, 1973.
- Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Radiasi. 2005. Tersedia Online:
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/1-1.htm
- Ir. Hasan (staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor). Radiasi (CT Scan). Tersedia Online:
http://elektroindonesia.com/elektro/no3d.html
- Read more: http://www.kapukonline.com/2011/09/prosedurpengukuransuhutubuhoralaxillare.html#ixzz1aq8GVh91
- Buku: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat,
S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakrata : EGC : 2004
I. BIOMEKANIK
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali konsep & dasar – dasar mekanika:
1. pengertian pengukuran
2. jenis – jenis pengukuran
3. satuan dalam pengukuran
4. perbedaan statika dan dinamika
5. gaya dinamika pada tubuh
6. gaya statika pada tubuh
7. ketepatan pada pemasangan traksi
PENDAHULUAN
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi
antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya. Misalnya, Anda mengukur suhu tubuh pasien dengan termometer, artinya Anda membandingkan suhu tubuh pasien
tersebut dengan satuan suhu yang ada pada termometer, yaitu derajat celcius, sehingga diperoleh hasil pengukuran, misalnya suhu
tubuh pasien adalah 37C. Hasil pengukuran digunakan untuk mencari korelasi atau interpretasi ataupun perbandingan terhadap
prediksi teoretis untuk mengetahui gambaran keadaan tubuh.
Besaran yaitu hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dengan angka. Salah satu ciri dari besaran yaitu memiliki satuan,
sedangkan satuan yaitu acuan/standar yang dipakai dalam pengukuran. Besaran dibedakan menjadi 2:
1. Besaran pokok adalah besaran dasar yang tak teruraikan lagi. Dikenal 7 besaran pokok beserta satuannya dalam sistem
internasional (SI) : Satuan
1. Panjang (jarak) dengan satuan meter (m) No Besaran dasar Simbol Dimensi
2. Massa dengan satuan kilogram (kg) SI
3. Waktu dengan satuan dalam second (sec) atau detik 1 Panjang meter m [L]
4. Kuat arus listrik dengan satuan Ampere (A)
5. Suhu/temperatur dengan satuan Kelvin (K) 2 Massa kilogram kg [M]
6. Jumlah zat dengan satuan mole (mol) 3 Waktu sekon s [T]
7. Intensitas cahaya dengan satuan Candela (Cd) 4 Kuat Arus Listrik ampere A [I]
2. Besaran turunan adalah besaran dimana tersusun dari lebih dari
satu besaran pokok. Misalnya: 5 Suhu kelvin K []
1. Kecepatan dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m/det 6 Jumlah Zat mol mol [N]
2. Luas dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m2 7 Intensitas Cahaya kandela cd [J]
3. Volume dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m3
4. Gaya dengan satuan internasionalnya (SI) dalam Newton atau kg.m/dt , dll.
2
1. Ketidakpastian Sistematik
Bersumber dari alat ukur / kondisi saat pengukuran :
• Ketidakpastian Alat, terjadi akibat kalibrasi skala tidak tepat. Maka alat harus di kalibrasi setiap akan digunakan.
• Kesalahan Nol, skala penunjukan nol tidak tepat, jika tidak bisa maka harus diperhitungkan selisih kesalahan tsb tiap kali
pengukuran.
• Waktu respon tidak tepat, terjadi karena pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data
yang seharusnya diukur.
• Kondisi tidak sesuai, terjadi karena alat ukur dipengaruhi oleh suatu kejadian. Misal akibat pengaruh panas.
2. Ketidakpastian Random
Bersumber dari gejala yang tak mungkin dikendalikan secara pasti atau tak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut
umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan
kita.
• Fluktuasi pd tegangan ataupun kuat arus listrik sehingga nilai yg diukur juga berfluktuasi.
• Getaran landasan. Misal, gangguan getaran pada landasan alat yg sangat peka (seismograf).
• Radiasi latar belakang (kosmos) dari angkasa dpt mempengaruhi hasil pengukuran alat cacah.
• Gerak acak molekul udara (gerak Brown). Misalnya pada mikro-galvanometer.
3. Ketidakpastian Pengamatan
Bersumber dari kekurangterampilan manusia. Misalnya: metode pembacaan skala yang tidak tegak lurus (paralaks: lihat
gambar yaitu posisi A & C), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
4
Statika dan Dinamika
Statika adalah bagian dari kinetika (ilmu tentang gerak) yang mempelajari keseimbangan benda. Keseimbangan pada suatu
benda harus memenuhi dua syarat berikut:
1. Resultan (jumlah) gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol (F = 0) dan
2. Resultan (jumlah) momen gaya (torsi/torque) juga sama dengan nol ( = 0).
Terdapat dua jenis keseimbangan:
1. Keseimbangan statis, yaitu benda diam.
2. Keseimbangan dinamis, yaitu benda bergerak dengan kecepatan konstan (tetap).
Dinamika adalah bagian dari kinetika yang mempelajari penyebab sebuah benda bergerak atau yang disebut dengan gaya.
Pengertian gaya pada pembahasan ini yaitu dapat berupa tarikan ataupun dorongan, menurut Newton gaya merupakan penyebab
terjadinya percepatan (perubahan kecepatan) pada sebuah benda.
Jika ditinjau dari segi statis dan dinamisnya tubuh manusia maka gaya yang bekerja pada tubuh manusia ini dibagi dalam
dua tipe:
1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Tubuh dalam keadaan statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang yang berarti jumlah gaya dalam segala arah sama dengan nol
(F = 0) dan jumlah momen gaya terhadap sumbu juga sama dengan nol ( = 0).
Contoh dari gaya statika pada tubuh diantaranya gaya berat tubuh, gaya tarikan (traksi) yang digunakan untuk penangangan pada
pasien yang mengalami patah tulang, pergeseran sendi maupun kram otot, gaya yang dikerjakan oleh otot leher, gaya yang
dikerjakan oleh otot tumit saat menjinjit, gaya yang dikerjakan oleh otot lengan atas saat tangan menahan beban. Gaya berat
(seringkali cukup diistilahkan sebagai berat) terjadi karena tubuh kita ditarik oleh bumi (gaya gravitasi bumi).
Contoh dari gaya dinamika pada tubuh diantaranya gaya memijit-mijit otot polos pada saluran percernaan, gaya otot jantung saat
memompa darah, gaya lengan dan kaki saat berlari dll.
1. Klas pertama: Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot Contoh: kepala & leher
2. Klas kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. contoh: tumit menjinjit
3. Klas ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat. Contoh: otot lengan
Kelebihan dari posisi ini adalah: Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian
bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan
di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot”. Duduk dengan posisi kemiringan 135
derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
dislokasi bahu
6
1. Counter traksi
2. Teknik Stimson
3. Teknik Milch
4. Manuver Kocher
5.
Tekanan Barometrik
Udara (gas) termasuk fluida yang juga memiliki tekanan. Tekanan yang dihasilkan oleh udara luar (disekeliling kita/yang
menyelimuti permukaan bumi) disebut tekanan barometrik /tekanan atmosfer. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan
bumi/laut maka tekanan barometrik akan menurun yang diikuti penurunan tekanan oksigen (jumlah oksigen menurun).
Efek tekanan barometrik terhadap kesehatan:
Pada ketinggian 20.000 feet (6.096 m) suplai oksigen kurang, biasanya selama 10 menit atau lebih, manusia akan
mengalami kollaps (lemah mental hariness)
Pada ketinggian 20.000 s.d 24.000 feet (6.096 s.d 7.315 m) manusia akan masuk pada fase kritis.
Pada ketinggian diatas 30.000 (9.144 m) dalam waktu 1 menit manusia akan koma (tidak sadarkan diri).
III. BIOAKUSTIK
(Keterkaitan antara bunyi/gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan)
9
Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibedakan menjadi:
1. Gelombang mekanis yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran mekanik.
2. Gelombang elastik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran-besaran elastisitas.
3. Gelombang permukaan dalam zat cait yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran permukaan cairan.
4. Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran listrik dan magnetik.
Peristiwa yang dapat dialami pada saat bunyi merambat (sifat bunyi):
1. refleksi (pemantulan)
2. transmisi (diteruskan)
3. absorpsi (penyerapan)
4. refraksi (pembelokan)
5. scattering (penyebaran/penghamburan)
IV. TERMOFISIKA
10
Suhu didefinisikan sebagai derajat panas atau dinginya suatu benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi
sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya suhu merupakan ukuran energi kinetik (gerak) rata-
rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sehingga suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekul-molekul suatu
benda.
Termometer yaitu alat untuk mengukur suhu. Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik dari suatu benda. Sifat
termometrik yaitu sifat-sifat suatu benda yang dapat berubah akibat adanya perubahan suhu misalnya pemuaian zat padat,
pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik dan
intensitas cahaya (radiasi benda).
Nilai hasil pemeriksaan suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran
panas tubuh. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan
oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh), berkeringat, hiperventilasi (peningkatan pernafasan) dan lain-lain. Demikian sebaliknya,
bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme
dan kontraksi otot.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara: oral,
rectal (rectal), aksila (auxiliary) dan membran tympani (selaput suara). Prosedur kerja pengukuran suhu tubuh:
Langkah awal:
Jelaskan prosedur kepada klien
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Atur posisi pasien
a. Untuk pemeriksaan suhu oral
Tentukan letak bawah lidah
Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C (untuk termometer raksa, dengan cara dikibas-kibaskan)
Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
Catatan. Cairan dan sisa rokok di mulut akan mempengaruhi hasil pengukuran oral temperature. Sebaiknya pengukuran dilakukan
10 – 15 menit setelah makan, minum, atau merokok terakhir kali
b. Untuk pemeriksaan suhu aksila (ketiak)
Tentukan letak aksila (ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C
Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada)
Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
Catatan. Dibandingkan dengan pengukuran lainnya, pemeriksaan suhu aksila terhitung yang paling tidak akurat karena sangat
dipengaruhi lingkungan. Termometer biasa yang kurang akurat akan menampilkan perbedaan hingga turun 1C.
c. Untuk pemeriksaan suhu rektal
Atur posisi pasien dengan posisi miring
Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C
Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampai
berubah posisi dan ukur suhu
Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
Catatan. Hasil pengukuran rectal ini biasanya lebih tinggi 0,4 – 0,5 C dari oral.
Langkah akhir:
Catat hasil pengukuran
Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
11
Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pengukuran suhu thimpanic membrane temperature merupakan cara pengukuran yang paling praktis, cepat, dan akurat tetapi
tidak dianjurkan bagi orang awam yang tidak mengetahui anatomi telinga karena berhubungan dengan bagian pendengaran yang
vital. Umumnya, thimpanic membrane temperature akan menunjukkan perbedaan hingga 0,8 derajat celcius lebih tinggi daripada
oral temperature. Hasil akurat akan didapatkan bila termometer diarahkan dengan tepat ke bagian membrane tympani (selaput
suara). Untuk pemakaian rumah tangga biasanya oral temperature dan auxiliary temperature menjadi pilihan.
Kalor
Kalor (Q) merupakan transfer energi atau energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya perbedaan
suhu. Jadi kalor merupakan salah satu bentuk energi. Sedangkan energy merupakan kemampuan untuk melakukan usaha, energy
dapat berubah bentuk, dari satu bentuk ke bentuk lainnya (hukum kekekalan energi). Dua jenis kalor:
1. Kalor jenis (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk merubah suhu benda (sebesar 1C atau 1 K untuk setiap 1 kg
benda tsb.) atau c = Q/(m.T). Kalor jenis setiap benda berbeda-beda. Misalnya kalor jenis air = 4190 J/kg.K sedangkan
kalor jenis besi = 450 J/kg.K. Hal ini berarti air membutuhkan kalor lebih banyak daripada besi untuk menaikan suhu sebesar
1C meskipun massa kedua benda tersebut sama yaitu 1 kg.
2. Kalor laten (L) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk merubah wujud suatu zat/benda (untuk setiap 1 kg benda tsb.)
atau L = Q/m. Wujud benda ada 3 jenis: padat, cair dan gas. Perubahan wujud dari padat ke cair disebut melebur, perubahan
wujud dari cair ke gas disebut menguap dan perubahan wujud dari padat ke gas disebut menyublim. Kalor laten setiap benda
berbeda-beda. Kalor laten digunakan untuk merubah wujud benda, misalnya ketika es melebur dari padat ke cair, kalor lebur es
= 336 kJ/kg, ini berarti air membutuhkan kalor sebanyak 336.000 joule untuk melebur es sebanyak 1 kg menjadi air
seluruhnya.
Catatan. Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J), m = massa zat/benda (kg), T = perubahan suhu (C atau Kelvin)
Energi panas (kalor) yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara:
1. Konduksi: perpindahan panas dari suatu objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsung.
Konduksi terjadi akibat interaksi molekular yaitu panas dipindahkan dengan cara tumbukan antar molekul tetapi molekul
tersebut tidak berpindah tempat. Misalnya panas mengalir dari kulit kita ke udara. Zat yang mudah menghantarkan panas
disebut konduktor, misalnya alumunium, tembaga dan besi. Sedangkan zat yang sukar menghantarkan panas disebut isolator,
misalnya gas (udara), air (zat cair) dan kayu yang digunakan untuk pegangan pada alat-alat masak.
2. Konveksi: perpindahan panas dari suatu daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah lain dengan jalan pergerakan molekul.
Konveksi tejadi pada fluida (zat cair dan gas). Contohnya perpindahan panas pada suatu ruangan, udara yang berada dekat
pemanas akan membawa panas bergerak menjauh kemudian menuju tempat yang lebih dingin, sedangkan udara dingin
mendekati pemanas demikian seterusnya sehingga terjadi perputaran udara sehingga seluruh ruangan menjadi panas dan
berinteraksi dengan kulit kita.
3. Radiasi: perpindahan panas dari suatu permukaan objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain tanpa kontak diantara kedua
objek tersebut. Radiasi terjadi dalam bentuk gelombang elektomagnetik (cahaya). Contohnya perpindahan panas yang terjadi
saat kita dekat api unggun/saat berjemur di bawah sinar matahari, api/matahari akan memancarkan cahaya ke tubuh kita maka
kita akan merasa panas dalam bentuk radiasi. Pada hakikatnya, setiap benda memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik
karena tiap benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya.
4. Evaporasi: perpindahan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9 x 103 kalori/gram melalui
penguapan paru-paru. Jika seseoarang bekerja/berlatih dengan sangat berat maka dia akan minum hingga 4 liter/jam, ini
menunjukan adanya proses pertukaran energi termal (panas). Kehilangan panas dapat terjadi secara evaporasi apabila:
1. adanya perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambien.
2. temperatur lingkungan yang lebih rendah daripada normal sehingga evaporasi dari keringat dapat terjadi dan hal ini dapat
terjadi apabila temperatur basah kering dibawah temperatur kulit.
3. adanya gerakan angin.
4. adanya kelembaban.
12
Muatan listrik (q), merupakan sifat yang dimiliki suatu benda/partikel/atom akibat kelebihan atau kekurangan elektron. Dua jenis
muatan listrik:
1. Muatan positif (+) terbentuk akibat partikel tersebut kekurangan/kehilangan elektron (disebut ion +)
2. Muatan negatif (–) terbentuk akibat partikel tersebut kelebihan/mendapat tambahan elektron (disebut ion –)
Suatu benda/atom umumnya tidak bermuatan (netral): jumlah muatan (+) = jumlah muatan (–)
Misal (+5) + (-5) = 0 = netral
Misal elektron loncat/pindah sebanyak 2 maka (+5) + (-3) = +2 = bermuatan positif
Misal dapat tambahan elektron sebanyak 2 maka (0) + (-2) = -2 = bermuatan negatif
W
P=
Daya listrik (P) yaitu energi listrik yang dihasilkan dalam waktu tertentu atau t
Penjelasan harga efektif arus dan potensial listrik
Harga arus dan potensial listrik yang terukur pada alat ukur disebut harga efektif dari arus dan potensial listrik tersebut (harga
efektif ini berlaku juga untuk arus bolak-balik/yang berupa sinusoida)
Fungsi sel saraf: menerima, menginterpretasikan (mengubah rangsangan menjadi sinyal listrik)
& menghantarkan isyarat listrik ke/dari bagian tubuh. Sistem saraf dibagi dua :
1. sistem saraf pusat saraf: otak, medulla spinalis & saraf perifer (serat saraf):
a. saraf afferent: mengirimkan informasi isyarat sensoris ke otak atau ke medulla spinalis
(sumsum tulang belakang).
b. saraf efferen: mengirimkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke bagian otot dan sistem kelenjar.
2. sistem saraf otonom: bekerja secara mandiri dan otomatis (diluar kesadaran) seperti pada organ dalam (jantung, usus, dan
kelenjar).
Mekanisme kerja sel saraf ditentukan oleh perubahan perbandingan setiap saat konsentrasi ion-ion di dalam dan diluar sel.
Setiap sel saraf menghasilkan sedikit ion negatif tepat di dalam sel dan ion positif tepat diluar membran sel Di dalam sel terdapat
13
ion Na+, K+, Cl– dan protein (A–). Ion-ion tersebut berasal dari cairan elektrolit NaCl, elektrolit KCl dan protein. Sel saraf
menggunakan difusi pasif dan transportasi aktif untuk mempertahankan distribusi ion melalui membran sel.
Mobilitas pergerakan ion (isyarat listrik) lebih ditentukan oleh ion Na + karena lapisan membrane (lapisan myelin) suatu akson
hanya selektif terhadap ion Na+.
Break 1A 17 September
14
VI. BIOOPTIK
Lensa (kanta)
Lensa adalah benda bening transparan yang di batasi oleh dua bidang/permukaan lengkung atau sebuah bidang lengkung
dengan sebuah bidang datar. Lensa umumnya terbuat dari plastik atau kaca yang dibentuk. Lensa memiliki dua titik fokus (titik
fokus aktif yang terletak di depan lensa dan titik fokus pasif yang terletak di belakang lensa).
Lensa cembung (lensa positif). Tiga sinar istimewa pada lensa cembung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus pasif (F2)
2. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa pembiasan
Lensa cekung (lensa negatif). Tiga sinar istimewa pada lensa cekung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif (F1)
2. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa pembiasan
Mata
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas
tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan
(dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati kornea. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh
lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk
lensa ini akibat kerja otot siliari. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-beda disebut daya akomodasi.
Sebagian besar instrumen terbuat dari bahan baja anti karat (stainless steel), suatu campuran logam yang terdiri atas besi,
karbon, dan kromium. Sebagian instrumen terbuat dari titanium. Instrumen dirancang agar dapat bertahan lama dan mudah
16
dibersihkan serta memiliki desain yang sederhana-fungsional sehingga mudah disterilisasi. Sebagian instrumen dirancang agar
dapat diuraikan menjadi beberapa bagian.
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator
diubah menjadi energi akustik/bunyi oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk
cahaya pada layar oscilloscope.
3. USG 4D. Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar
yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat
melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
17
4. USG Doppler. Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan
untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
B. EKG
Elektrokardiogram (EKG) sebenarnya adalah rekaman aktivitas listrik jantung. Dimana aktivitas listrik atrium digambarkan oleh
gelombang P dan aktivitas listrik ventrikel digambarkan oleh gelombang QRS dan T.
Sederhananya EKG adalah alat untuk merekam aktivitas listrik jantung kita berupa aktivitas atrium maupun ventrikel. Kalau
kamera merekam kejadian dengan hasil gambar, EKG merekam aktivitas listrik jantung kita dengan pola "garis-garis".
18
Prinsipnya ada 5 komponen dasar yang harus dimiliki sebuah gambaran EKG yang normal
1. Gelombang P, pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri. Kelainan pada atrium
akan menyebabkan kelainan pada gelombang ini.
2. Segmen PR, merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas
listrik dari atrium ke ventrikel. Gangguan konduksi dari atrium ke ventrikel akan menyebabkan perubahan pada segmen PR.
3. Gelombang Kompleks QRS ialah suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.
Gelombang kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q yang merupakan gelombang ke bawah yang pertama,
gelombang R yang merupakan gelombang ke atas yang pertama, dan gelombang S yang merupakan gelombang ke bawah pertama
setelah gelombang R.
4. Gelombang ST, merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T.
5. Gelombang T, merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri.
Sebenarnya masih ada satu komponen lagi, yaitu Gelombang U. Namun, gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada.
Asal gelombang ini masih belum jelas.
Satu hal yang penting adalah aktivitas listrik jantung yang normal selalu diawali dengan depolarisasi otot jantung di SA node
(sistem sinus). SA node secara anatomis terletak di atrium. SA node disebut sebagai "dirigen" tertinggi dalam sistem konduksi
listrik jantung.
Istilah ilmiahnya SA node mempunyai sifat automatisitas yang tertinggi dalam sistem konduksi jantung.
Depolarisasi atrium ini digambarkan dalam EKG sebagai gelombang P. Sederhananya, jika dalam gambaran EKG kamu tidak
dapat menemukan gelombang P, pasti gambaran EKG itu abnormal. Lebih khususnya, tanpa gelombang P kamu harus
pertimbangkan pasien mengalami aritmia (mis Ventrikel Fibrilasi dan Ventrikel Takikardia).
19
Cara menentukan EKG Normal atau Abnormal?
Di bawah ini ada 4 gambaran EKG, silakan tentukan apakah gambar no 1, 2, 3, dan 4 normal atau tidak?
20
1. Gambaran EKG ini abnormal, gelombang P TIDAK TERLIHAT JELAS
2. Gambaran EKG ini normal, ditemukan pola gelombang P yang diikuti kompleks QRS
3. Gambaran EKG ini normal, ditemukan pola gelombang P yang diikuti kompleks QRS
Selesai .....
21