Anda di halaman 1dari 56

BODY SECTION RADIOGRAPHY

FISIKA RADIODIAGNOSTIK
KELOMPOK 3/ KELAS 2B:

• Angelia Fitriana Shandra D(P1337430216004)


• Muhammad Izzudin (P1337430216007)
• Angga Saliro (P1337430216011)
• Fajar Erri Putranto (P1337430216013)
• Sulis Irnawati (P1337430216014)
• Arif Wicaksono Suprayogi (P1337430216019)
• Fina Kristianti (P1337430216032) PRODI SARJANA TERAPAN TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN
• Nindya Anggraeni Costae Vera (P1337430216034)
RADIOTERAPI
• Dinda Atika Sari (P1337430216037) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
PENGERTIAN
BODY SECTION RADIOGRAPHY
BODY SECTION RADIOGRAPHY
Body Section Radiography atau Radiografi Irisan Tubuh
merupakan teknik radiografi khusus menggunakan sinar-X
untuk memperlihatkan struktur tubuh yang diperiksa
secara lebih jelas dengan mengaburkan bayangan dari
struktur yang berada di bawah dan di atas obyek yang akan
diperiksa.
(Carlyle, Stewart . 2012)
Body section radiography bukan metode untuk
meningkatkan ketajaman dari semua gambaran
radiograf.
MACAM-MACAM PESAWAT BODY
SECTION RADIOGRAPHY
MACAM-MACAM PESAWAT BODY SECTION
RADIOGRAPHY
1. Tomography
2. Panoramic
3. Computed Tomography Scan (CT Scan)
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
5. Single Photon Emission Tomograpy (SPECT)
6. Positron Emission Tomograpy (PET)
1. TOMOGRAPHY
TOMOGRAFI

• Tomografi adalah teknik radiografi untuk


memperlihatkan struktur jaringan anatomi
yang berada pada sebuah bidang jaringan
dimana struktur anatomi diatas dan
dibawahnya terlihat kabur (Richard R.
Carlton, Arlene McKenna Adler. 2013).
• Teknik radiografi untuk memperlihatkan
gambaran lapisan-lapisan tubuh tertentu
dengan cara mengaburkan lapisan atas dan
bawahnya (Richard R. Carlton, Arlene
McKenna Adler. 2013). .
Pesawat tomografi konvensional.
Komponen Pesawat Tomografi
• Tiang penghubung ( Telescopic Rod ) adalah
yang menghubungkan tabung rontgen dengan
tempat kaset yang dapat bergerak sewaktu
eksposi (movement cassette tray), tiang
penghubung ini menghubungkan fokus pada
tabung sinar-X sampai pada cassette tray.
• Fulcrum, merupakan titik gerak yang dapat
diatur ketinggiannya sesuai dengan kedalaman
lapisan yang dikehendaki.
• Tabung sinar X , dapat bergerak selama
eksposi.
• Meja kontrol ( control table ) berfungsi
mengatur faktor eksposi.
• Panel control berfungsi mengatur penyudutan
tabung, jarak sinar X dengan meja, ketinggian
fulcrum dan mengatur kolimasi.
Komponen pada pesawat tomografi konvensional
Prinsip Dasar Pesawat Tomografi

Prinsip tomografi adalah mendapatkan gambaran yang


lebih jelas dari suatu lapisan tertentu dari organ tubuh
dengan cara menggerakkan tabung sinar-X dan kaset.
Tabung sinar-X dan image receptor (kaset), bergerak
berlawanan arah pada sebuah titik yang dinamakan
fulcrum ( pivot point ). Fulcrum merupakan titik gerak dari
tabung sinar x dan image receptor terkonsentrasi
Prinsip Kerja Pesawat Tomografi

Prinsip kerja dari pesawat tomografi ialah dengan cara


blurring (pengaburan) yang merupakan distorsi (perubahan
bentuk) dari penggambaran obyek yang tidak berada dalam
bidang focus. Pada tomografi, istilah “blur” digunakan pada
obyek diluar bidang fokal, dan istilah ini tidak digunakan
pada ketidaktajaman gambaran inheren (inherent
unsharpness) pada tomografi.
LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT TOMOGRAFI

• Dari gambar samping, diterangkan tentang prinsip dan


teknik tomografi yaitu pada permulaan eksposi
tabung dan film pada posisi T1 dan F1, selama eksposi
tabung akan bergerak berlawanan dengan film dan
pergerakan keduanya akan berakhir pada posisi T2
dan F2.
• Focal plane adalah bidang yang berada tepat pada
titik fulcrum.
• Struktur gambaran yang setinggi focal plane akan
Gambar Prinsip Kerja Tomografi
terproyeksi jelas yaitu titik 2, sedangkan daerah diatas
focal plane yaitu pada titik 1, dan dibawahnya titik 2
akan terproyeksi kabur.
2. PANORAMIC
PESAWAT PANORAMIC

• Radiograf panoramik adalah scanning gigi X-ray


panorama rahang atas dan bawah. Ini
menunjukkan tampilan dua dimensi dari
setengah lingkaran dari telinga ke telinga.
• Radiografi panoramik adalah bentuk
tomography; dengan demikian, gambar dari
beberapa pesawat yang diambil untuk membuat
gambar panorama komposit, di mana rahang atas
dan rahang bawah berada di palung fokus dan
struktur yang dangkal dan mendalam untuk
palung adalah kabur. Pesawat Panoramic
Komponen Pesawat Panoramic
TUBE

Kaset film FIKSASI

KASET LIGHT BEAM


CARRIEGE MARKER
PRINSIP KERJA PESAWAT PANORAMIC
Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran.
Hasilnya sangat memuaskan karena dapat mengatasi masalah-masalah
yang ada sebelumnya yaitu terjadi banyak superposisi pada gigi bagian
posterior. Pada pesawat ini pasien dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan
film berputar mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada
sumbunya dan bergerak mengelilingi pasien. Sumber sinar-X dan tempat
kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah sempit
pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai
film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu
konsentris untuk region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus
pada region premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian
samping rahang (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan kanan.
3. COMPUTED
TOMOGRAPHY SCAN (CT-
SCAN)
CT SCAN ( COMPUTED TOMOGRAPHY SCANNER )
CT Scan ( Computed Tomography Scanner )
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak. CT-Scan
merupakan alat penunjang diagnosa yang
mempunyai aplikasi yang universal utk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti
sususan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.
PRINSIP DASAR PESAWAT CT-SCAN
Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal.
Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati
suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik
yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang
dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang
tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang
tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi
tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran
kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah
dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.
PRINSIP KERJA PESAWAT CT-
SCAN

Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas


sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan
diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan
berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan
merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian
diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut
diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan
listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital
Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah
dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang
ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke
dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.
LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT CT-SCAN

Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan


intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya.
Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi
radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas
terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan.
Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang
dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai
sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat
dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah
menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode
yang disebut sebagai rekonstruksi.
PEMROSESAN DATA

Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-


ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray,
hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor. Secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
LANJUTAN PEMROSESAN DATA

Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor


kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang
kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk
sinyal melaui proses berikut :
LANJUTAN PEMROSESAN DATA
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal
aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke
bentuk digital menggunakan A/D
Convertor agar sinyal digital ini dapat
diolah oleh komputer sehingga
membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada
monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam
proses scanning menggunakan CT Scanner
:

Hasil whole body scanning


LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT MRI

Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus
memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)
MRI merupakan sebuah modalitas teknik
radiologi yang menggunakan
• magnetisasi,
• radiofrekuensi,
• dan computer
untuk menghasilkan gambaran struktur tubuh.
untuk menghasilkan gambar irisan-irisan
penampang tubuh manusia.
KOMPONEN PESAWAT MRI
1. Magnet utama, dipakai untuk membangkitkan medan magnet
berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh sehingga
menimbulkan magnetisasi. Beberapa jenis magnet utama, antara lain :
a. Magnet permanen, terbuat dari beberapa lapis batang keramik ferromagnetik dan
memiliki kuat medan magnet maksimal 0,3 Tesla. Magnet ini di rancang dalam
bentuk tertutup maupun terbuka (C shape) dengan arah garis magnetnya adalah
antero-posterior.
b. Magnet resistif, medan magnet dari jenis resistif dibangkitkan dengan memberikan
arus listrik pada kumparan. Kuat medan magnet yang mampu dihasilkan mencapai
0,3 Tesla.
c. Magnet Super Conductor, magnet ini mampu menghasilkan medan magnet hingga
berkekuatan 0,5 Tesla-3.0 Tesla, dan sekarang banyak dipakai untuk kepentingan
klinik. Helium cair digunakan untuk mempertahankan kondisi superkonduktor agar
selalu berada pada temperatur yang diperlukan.
LANJUTAN KOMPONEN PESAWAT MRI

2. Koil Gradien, dipakai untuk membangkitkan medan magnet gradien


yang berfungsi untuk menentukan irisan, pengkodean frekuensi, dan
pengkodean fase. Terdapat tiga medan yang saling tegak lurus, yaitu
bidang x,y, dan z. Peranannya akan saling bergantian berkaitan dengan
potongan yang dipilih yaitu aksial, sagital atau coronal. Gradien ini
digunakan untuk memvariasikan medan pada pusat magnet yang
terdapat tiga medan yang saling tegak lurus antara ketiganya (x,y,z).
Kumparan gradien dibagi 3, yaitu :
a. Kumparan gradien pemilihan irisan (slice) – Gz
b. Kumparan gradien pemilihan fase encoding – Gy
c. Kumparan gradien pemilihan frekuensi encoding - Gx
LANJUTAN KOMPONEN PESAWAT MRI
3. Koil Radio Frekuensi (RF Coil) terdiri dari 2 yaitu koil pemancar dan koil penerima.
Koil pemancar berfungsi untuk memancarkan gelombang radio pada inti yang
terlokalisir sehingga terjadi eksitasi, sedangkan koil penerima berfungsi untuk
menerima sinyal output setelah proses eksitasi terjadi. Koil RF dirancang untuk
sedekat mungkin dengan obyek agar sinyal yang diterima memiliki amplitudo
besar. Beberapa jenis koil RF diantaranya :
a. Koil Volume ( Volume Coil )
b. Koil Permukaan ( Surface Coil )
c. Koil Linier
d. Koil Kuadrat
e. Phase Array Coil
LANJUTAN KOMPONEN PESAWAT MRI

4. Sistem Komputer, bertugas sebagai pengendali diri dari


sebagian besar peralatan MRI. Dengan kemampuan piranti
lunak yang besar komputer mampu melakukan tugas-tugas
multi (multi tasking), diantaranya adalah operator input,
pemilihan slice, kontrol sistem gradien, kontrol sinyal RF dan
lain-lain. Komputer juga berfungsi untuk mengolah sinyal
hingga menjadi citra MRI yang dapat dilihat pada layar
monitor, disimpan ke dalam piringan magnetik, atau bisa
langsung dicetak.
LANJUTAN PRINSIP DASAR PESAWAT MRI
Keuntungan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
a. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan
lunak otak, sumsusm tulang serta muskuloskeletal
b. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas
c. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi,
perfusi, dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan
d. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak , dan miring tanpa
merubah posisi pasien
e. MRI tidak menggunakan radiasi pengion
f. Tidak merusak kesehatan pada penggunaan yang tepat
Kerugian Magnetic Resonance Imaging (MRI)
a. Tidak semua orang dapat masuk ke mesin ini. Contoh karena ukuran tubuh yang besar.
b. Adanya penyakit claustrophobic yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan jika masuk ke dalam
tabung.
c. Terdapat noise yang sangat berlebihan selama masa scanning
d. Diharapkan kepada pasien agar tetap menjaga posisi tubuhnya selama masa scanning.
e. MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk melakukan diagnosa membutuhkan biaya yang besar.
f. Peralatan yang digunakan juga mengalami interferensi, sehingga mempengaruhi pola image yang
dihasilkan.
g. Waktu pemeriksaan cukup lama
h. Pasien yang mengandung metal tak dapat diperiksa terutama alat pacu jantung, sedangkan pasien
dengan wire dan stent maupun pen boleh diperiksa
PRINSIP KERJA PESAWAT MRI

Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet


yang besar. Penderita berbaring di tempat tidur yang dapat
digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet akan menciptakan
medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton
atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan
menggerakkan proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal
yang diterima akan diproses oleh komputer guna menghasilkan
gambaran struktur tubuh yang diperiksa.

Prinsip kerja pesawat MRI


LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT MRI

Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus
memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
5. SINGLE PHOTON EMMISION COMPUTED
TOMOGRAPHY (SPECT)
SINGLE PHOTON EMMISION COMPUTED
TOMOGRAPHY (SPECT)

Emisi foton tunggal computed tomography (SPECT / spet) adalah


kedokteran nuklir teknik pencitraan menggunakan sinar gamma secara
tomografi . Hal ini sangat mirip dengan pencitraan nuklir kedokteran
planar konvensional menggunakan kamera gamma (gamma camera).
Namun SPECT, mampu memberikan 3D informasi. Informasi ini
biasanya disajikan sebagai irisan penampang melalui pasien, tetapi
dapat secara bebas diformat ulang atau dimanipulasi sesuai kebutuhan.
Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran 180° (umumnya
SPECT untuk jantung) dan 360° (untuk SPECT bukan jantung).
Umumnya SPECT menggunakan satu atau lebih head/kepala sintilasi
kamera yang bergerak mengelilingi pasien.
Pesawat SPECT
KOMPONEN PESAWAT SPECT

1. Kamera sinar gamma dikopel dengan gantry (head + gantry).


2. Dapat bergerak mengelilingi obyek, sebagaimana pada CT.
3. Menggunakan colimator khusus untuk menangkap foton dari lapisan obyek tertentu.
4. Konstruksi lobang-lobang colimator (colimator hole) dibuat supaya dapat menangkap foton yang
terpancar dari kedalaman tertentu organ tertentu.
5. Apabila head bergerak (scanning) maka detektor akan menangkap foton-foton dari lapisan tertentu
saja, yang dibutuhkan untuk penggambaran .
PRINSIP DASAR PESAWAT SPECT

SPECT pencitraan dilakukan dengan menggunakan kamera gamma untuk mendapatkan beberapa
gambar 2-D (juga disebut proyeksi ), dari berbagai sudut. Sebuah komputer kemudian digunakan untuk
menerapkan rekonstruksi tomografi algoritma ke beberapa proyeksi, menghasilkan kumpulan data 3-D.
Kumpulan data ini kemudian dapat dimanipulasi untuk menunjukkan irisan tipis sepanjang sumbu yang
dipilih dari tubuh, mirip dengan yang diperoleh dari teknik tomografi lain, seperti magnetic resonance
imaging (MRI), X-ray computed tomography (X-ray CT), dan tomografi emisi positron (PET).
SPECT mirip dengan PET dalam penggunaan bahan tracer radioaktif dan deteksi sinar gamma. Berbeda
dengan PET, bagaimanapun, pelacak yang digunakan dalam SPECT memancarkan radiasi gamma yang diukur
secara langsung, sedangkan PET pelacak memancarkan positron yang memusnahkan dengan elektron
hingga beberapa milimeter, menyebabkan dua foton gamma akan dipancarkan dalam arah yang berlawanan.
Sebuah scanner PET mendeteksi ini emisi "bertepatan" dalam waktu, yang menyediakan lebih informasi
acara radiasi lokalisasi dan, dengan demikian, gambar resolusi spasial lebih tinggi dari SPECT (yang memiliki
sekitar 1 resolusi cm). scan SPECT, bagaimanapun, secara signifikan lebih murah daripada scan PET, sebagian
karena mereka mampu menggunakan radioisotop lagi-berumur lebih mudah diperoleh dari PET.
PRINSIP KERJA PESAWAT SPECT
1. Gamma Camera dengan desain khusus.
a. Mempunyai 1, 2 atau 3 detector head.
b. Makin banyak detector head, akuisisi data makin cepat.
2. Rotating Gamma Camera berputar 180°- 360° mengelilingi pasien.
a. Akuisisi data oleh detector. Didapatkan 1 seri gambar matrix dinamic planar. Terdiri dari 64
gambar pada matrix (128 x 128).
b. Untuk mengurangi keterbatasan SPECT (kolimator dan waktu pengambilan data). Maka
dilengkapi dengan dua atau tiga kamera sintilasi yang dapat bergerak mengelilingi pasien.
c. Dengan multi kepala kamera dimungkinkan untuk menggunakan kolimator resolusi relatif
tinggi pada suatu batas kuantum mottle dalam pencitraan dibanding dengan kepala kamera
tunggal (gamma camera).
3. Rekonstruksi data oleh komputer
a. Filtered back Projection
b. Dalam beberapa format : transaxial, sagital, coronal, planar dan 3 dimensi.
6. POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET)
POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET)

Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang
untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada
sekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital,
Boston pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM
Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan
radioisotop pemancar positron. Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh. Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang
tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam
tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi
tubuh yang lain seperti foto rontgen, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) dan
single photon emission computerized tomography (SPECT).
KOMPONEN PESAWAT PET

1. Detektor
2. Coincidence Processing Unit
3. Sinogram/Listmode Data
4. Image Reconstruction

Komponen pesawat PET

Detektor pesawat PET


PRINSIP DASAR PESAWAT PET

Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik
adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini adalah langkah-
langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar
3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu
disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas
yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.
PRINSIP KERJA PESAWAT PET

PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG


(suatu radionuklida glukosa-based) dari jarum suntik ke
pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu
memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera
gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat
dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan
tanda bahwa tumor yang hadir.

Proses anhilisai pada pencitraan PET


LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT PET

Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif
bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang foton
sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor
sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung
photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi
radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS
lanjutan Prinsip Kerja Pesawat PET

• Sinyal dari setiap output PMT dikonversi menjadi tegangan dan


amplitudo oleh low noise amplitudo (LNA). Sinyal yang
dihasilkan oleh PMT berupa sinyal pulsa yang lambat. Kekuatan
sinyal dari setiap PMT ditentukan dengan mengintegrasikan
sinyalnya menjadi pulsa. Setelah LNA, sistem ini menggunakan
variabel-gain amplifier (VGA) untuk mengkompensasi variabilitas
sensitivitas dari PMTS.
• Output dari VGA dilewatkan melalui lowpass filter, offset
kompensasi, dan kemudian dikonversi menjadi sinyal digital
dengan bit 10 sampai 12-bit analog-ke-digital (converter ADC
sampling) dengan 50Msps untuk menilai 100Msps.
Blok Diagram Sistem PET-Scan
LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT PET

Sinyal-sinyal dari beberapa PMTS harus dijumlahkan, oleh karena itu gabungan sinyal masukan berupa
ultra-high-speed. Sebuah DAC menghasilkan tegangan referensi komparator untuk mengkompensasi offset
DC. Akurasi yang sangat tinggi diperlukan untuk menghasilkan sinyal output komparator dengan waktu
yang berkecepatan tinggi. Sinyal output dari DAC kemudian masuk ke bagian processing unit untuk dikirim
ke image processing.
Dari hasil pendeteksian, dilakukan image reconstruction untuk mendapatkan gambaran sebaran
glukosa di dalam tubuh. Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan program untuk keperluan
ini, sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan mudah.
LANJUTAN PRINSIP KERJA PESAWAT PET

Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang secara umum
digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence
detection.
Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan
terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar
511 V dengan arah berlawanan (180o). Adanya dua buah proton yang dilepaskan secara bersamaan ini
memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap
oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah
sinyal yang ditangkap, maka sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Body Section Radiography atau Radiografi Irisan Tubuh merupakan teknik
pemeriksaan radiografi yang memotong tubuh dalam bidang axial, coronal dan
transversal.
• Modalitas dalam body section radiography bermacam-macam, yaitu:
• Tomografi
• Panoramic
• Computed Tomography Scan (CT Scan)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Single Photon Emisson Tomography (SPECT)
• Positron Emission Tomography (PET)
KESIMPULAN
• Cara kerja dari masing-masing modalitas masih mengandalkan radiasi
pengion kecuali modalitas MRI. Adapun prinsip kerja dari masing-masing
modalitas ialah:
• Pada tomografi, panoramic dan CT Scan menggunakan radiasi pengion eksternal berupa sinar-X dan
image receptor/detector yang berputar bersamaan.
• Pada MRI menggunakan medan magnet yang dibangkitkan dari kumparan magnet dan magnet-magnet
ini akan menggetarkan electron dalam tubuh dan energy getaran tersebut akan ditangkan oleh detector.
• Pada SPECT dan PET menggunakan radiasi pengion internal, yang mana radionuklida yang telah dicampur
senyawa pembawa ke masing-masing organ yang selanjutnya disebut radiofarmaka dimasukkan ke dalam
tubuh pasien. Namun pada SPECT radiofarmaka yang dimasukkan memancarkan radiasi gamma
sedangkan pada PET radiofarmaka yang dimasukkan memancarkan radiasi positron. Pada SPECT sinar
gamma akan langsung ditangkap oleh detector yang mengelilingi tubuh. Sedangkan pada PET radiasi
positron akan bertabrakan dengan electron tubuh sehingga terjadi anihilasi dan terbentuk radiasi gamma
yang akan direkam oleh detector.
REFRENSI
• Carlyle, Stewart . 2012. Radiologic Science for Technologists, Ebook Number 1447, Eleventh Edition. US :
Elseiver
• Carter, P.H. and Blackwell, Wiley. 2016. X-ray equipment for student radiographer Fourth edition. Netherlands
: Stenley
• Clark, K.C. 2015. Positioning in Radiography, 13th Edition. London :CRC Press .
• Curry, Thomas S, dll. 1990. Christensen’s Introduction to the Physics of Diagnostic Radiology, 4thedition.
Philadelphia : Lea & Febiger.
• Meredith, W.J. dan J.B. Massey. 2013. Fundamental Physics of Radiology, Third Edition. Butterworth :
Heineman.
• Plaats, G.J. Van Der. 2011. Medical X-Ray Technique, Fourth Revised and Enlarged Edition. Netherlands :
Centrex Publishing Company
• R. Carlton, Richard and McKenna A., Arlene. 2013. Principles of Radiographic Imaging An Art and Science 5th
edition. U.K : Stamford Company

Anda mungkin juga menyukai