Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komite keselamatan pasien rumah sakit /KKP-RS (2008)

mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya

atau resiko. Keselamatan pasien (patient safety) adalah pasien bebas

dari cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang

potensial akan terjadi (penyakit,cedera fisik/social/psikologis/ cacat,

kematian,dan lain-lain) terkait dengan pelayanan kesehatan. Dimana

pelayanan kesehatan perlu memperhatikan keselamatan pasien selama

pemeriksaan berlangsung.

Menurut (Depkes RI,2008) Keselamatan pasien (patient safety)

adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien lebih aman,

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko

pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari

insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan

resiko.Dari beberapa hal tersebut seharusnya pelayan kesehatan perlu

mengikuti peraturan terkait keselamatan pasien sesuai dengan standar

telah ditetapkan oleh KEMENKES.


Menurut ( kemenkes ,2009) Keselamatan pasien merupakan hak

pasien. Sesuai dengan UU tentang kesehatan pasal 53 (3) UU no

36/2009 menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan harus

mendahulukan keselamatan nyawa pasien. Keselamatan pasien telah

menjadi prioritas untuk layanan kesehatan diseluruh dunia (Cosway,

Stevens, & Panesar, 2012 dikutip dari Chiu 2008).

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang sangat

dibutuhkan mengingat saat ini banyak pasien yang dalam

penanganannya sangat memprihatinkan dengan adanya system ini

diharapakan dapat meminimalisir kesalahan dalam penanganan pasien

baik pada pasien UGD,rawat inap,maupun pada pasien poliklinik. Salah

satupemeriksaan yang memerlukan perhatian khusus mengenai

keselamatan pasien di unit radiologi adalah pemeriksaan Thorax.

Menurut syahrid Rasad (2000:153) pemeriksaan thorax adalah

salah satu pemeriksaan yang memerlukan ketelitian, karena

pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang rutin dan merupakan

juga pemeriksaan penyaring (screening) terhadap penderita atau orang

sehat yang sedang menjalani pemeriksaan kesehatan. (Dahjono,

1988:26).

Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan praktek di

Rsup Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar kebanyakan radiografer tidak

mengutamakan dan memerhatikan keselamatan pasien, seperti baju

pasien yang jarang diganti,kaset yang tidak pernah dibersihkan, dosis


radiasi yang diberikan kepada pasien melampaui batas karna biasanya

melakukan ekspos lebih dari dua kali, serta meja pemeriksaan tidak

pernah dibersihkan, dan ditinjau dari ekspos index (EI) pada

pemeriksaan yang sama ada yang beda berarti Faktor Ekspos ( FE)

yang diberikan tinggi.

Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik

mengangkat judul “ Implentasi program keselamatan pasien pada

pemeriksaan thorax di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana program keselamatan pasien pada pemeriksaan thorax

diRsup Dr. Wahidin Makassar ?

C. Tujuan penelitian

Untuk menjelaskan program keselamatan pasien pada

pemeriksaan

thorax di Rsup. Dr.Wahidin Sudirohusodo.

D. Manfaat penulisan

1. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan bagi penulis mengenai program

keselamatan pasien pada pemeriksaan thorax di Rsup Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

2. Bagi institusi
Penelitianini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa jurusan teknik radiografi.

3. Bagi rumah sakit

Penelitian ini digunakan untuk memberikan masukan kepada pihak

rumah sakit mengenai implementasi program keselamatan pasien

pada pemeriksaan thorax di Rsup Dr.Wahidin Sudirohusodo.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Implementasi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), Implementasi

adalah pelaksanaan,penerapan.

Menurut susilo (2007:174) implementasi merupakan suatu

penerapan ide,konsep,kebijakan,atau inovasi,dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak,baik berupa

perubahan penegetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.

Dalam oxpord advancelearner dictionary dikemukakan bahwa

implementasi adalah “ put something into effect” ( penerapan

sesuatu yang memberikan efek atau dampak).

2. Pengertian Keselamatan pasien ( patient safety)

Komite keselamatan pasien rumah sakit /KKP-RS (2008)

mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari

bahaya atau resiko (hazard). Keselamatan pasien ( patient safety)

adalah pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya

terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi

(penyakit,cedera fisik/social/psikologis/ cacat, kematian,dan lain-

lain) terkait dengan pelayanan kesehatan.


Menurut (Depkes RI,2008) Keselamatan pasien (patient

safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan

pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan

oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut

meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis

insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan

implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.

Menurut ( kemenkes ,2009) Keselamatan pasien merupakan

hak pasien. Pasien berhak memperoleh keamanan dan

keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.

Sesuai dengan UU tentang kesehatan pasal 53 (3) UU no 36/2009

menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan harus

mendahulukan keselamatan nyawa pasien. Keselamatan pasien

telah menjadi prioritas untuk layanan kesehatan diseluruh dunia

(Cosway, Stevens, & Panesar, 2012 dikutip dari Chiu 2008).

Menurut peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor

11 tahun 2017 ( pasal 1 ayat 1) Keselamatan Pasien adalah suatu

sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi

asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk


meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera

yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Anda mungkin juga menyukai

  • LK Knee
    LK Knee
    Dokumen46 halaman
    LK Knee
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • LK
    LK
    Dokumen39 halaman
    LK
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • LK CT Abd
    LK CT Abd
    Dokumen37 halaman
    LK CT Abd
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • Sugiono - Tugas Sistem Pencatatan Medik
    Sugiono - Tugas Sistem Pencatatan Medik
    Dokumen1 halaman
    Sugiono - Tugas Sistem Pencatatan Medik
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • LK Antebrachi
    LK Antebrachi
    Dokumen39 halaman
    LK Antebrachi
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • KTI Uretrografi
    KTI Uretrografi
    Dokumen47 halaman
    KTI Uretrografi
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • CT Scan
    CT Scan
    Dokumen50 halaman
    CT Scan
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • KTI Uretrografi
    KTI Uretrografi
    Dokumen47 halaman
    KTI Uretrografi
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • Uretrografi
    Uretrografi
    Dokumen8 halaman
    Uretrografi
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Humerus
    Lapsus Humerus
    Dokumen38 halaman
    Lapsus Humerus
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen27 halaman
    Bab Iii
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    Muh Fadil
    Belum ada peringkat