Anda di halaman 1dari 9

I.

1
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

1. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1.1 Memahami cara mengguakan Osciiloscope secara benar.
1.2 Menentukan besaran-besaran yang ditampilkan oleh Oscilloscope untuk
kepentingan analisa bentuk gelombang.
1.3 Menentukan besarnya beda fashe pada sebuah rangkaian RC yang terhubung seri.

2. Teori Dasar
Oscilloscope merupakan suatu instrumen uji yang menampilkan sinyal listrik (electrical
signal) secara grafis, biasanya dalam bentuk tegangan (pada sumbu vertikal atau sumbu Y)
dan Waktu (pada sumbu horizontal atau sumbu X) seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Beberapa aplikasi menggunakan sumbu vertikala lainnya misalnya arus, dan sumbu
horizontal misalnya frekuensi dan tegangan.

Gambar 2.1 : Tampilan Oscilloscope

Oscilloscope juga digunakan untuk mengukur sinyal listrik untuk merespon stimuli
fisika (physical stimuli), misalnya bunyi, tekanan mekanis (mechanical stress), Tekanan
(pressure), sinar (light), atau panas (heat). Misalnya , seorang teknisi televisi dapat
menggunakan oscilloscope untuk mengukur sinyal dari sebuah rangkaian televisi, sementara
seorang peneliti kesehatan dapat menggunakannya untuk mengukur gelombang otak.
Oscilloscope umumnya digunakan untuk aplikasi pengukuran misalnya :
- Mengobservasi bentuk gelombang sebuah sinyal.
- Mengukur frekuensi sebuah sinyal.
- Mengukur waktu antara dua kejadian.
- Mengobservasi apakah sebuah sinyal adalah arus searah(DC) atau arus bolak balik
(AC).
- Mengobservasi gangguan (noise) sebuah sinyal.
I.2
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

Sebuah osscilloscope mengandung beberapa kontrol yang membantu didalam


menganalisa sebuah gelombang yang ditampilkan pada grid grafis (graphical grid) yang
diebut dengan Graticule. Graticule, seperti ditunjukkan pada gambar 1, tampilan layar dibagi
menjadi beberapa bagian baik pada sisi horizontal dan vertikal. Dengan pembagian tersebut
dapat mempermudah untuk menentukan parameter-parameter kunci pada bentuk gelombang.
Biasanya terdapat 10 bagian pada horizontal dan 8 bagian pada vertikal.
Sebuah Oscilloscope digital memperoleh sebuah gelombang dengan pengkondisian
sinyal input didalam Amplifier vertikal (vertical amplifier), yaitu Sampilng, pengubahan dari
analog ke digital, menyiman data digital didalam memory, Rekonstruksi, dan menampilkan
pada layar, seperti ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2.2 : Contoh Block Diagram jenis Oscilloscope digital


2.1 Pengaturan awal (Initial Setup)
Langkah berikut ini akan menggambarkan bagaimana secara otomatis untuk
menghasilakan sebuah tampilan yang stabil dengan menggunakan gelombang kotak 1 Khz, 5
v pp.
 Hidupkan Oscilloscope dengan menekan tombol daya (power button).
 Tekan tombol Default-setup untuk mengatur agar Oscilloscope berada pada keadaan
awal.
 Hubungkan probe ke input chanel 1. Untuk menghubngkan sebuah probe yang
menggunakan konektor BNC, maka dorong dan putar konektor probe tersebut searah
jarum jam sehingga terkunci.
 Hubungkan ujung probe pada konektor Probe Comp. Konektor ini menyediakan
sebuah gelombang kotak 1KHZ yang digunakan untuk menampilkan kerja
oscilloscope.
I.3
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

Gambar 2.3 Tampilan gelombang kotak (Autoset)


 Tekan tombol Autoset sehingga Oscilloscope secara otomatis mengatur besaran
vertikal, horizontal, dan trigger nya untuk keperluan kestabilan tampilan.
 Jika tampilan gelombang kotak tersebut jelek, maka putarlah secara perlahan
“adjustment tool” pada probe sehingga tampilan atas gelombang kotak tersebut
lurus/rata tanpa cacat (overshoot).

2.2 Passive Probe


Probe ini terdiri atas kabel, konenektor, resistor, dan kapasitor. Pada probe jenis ini
tidak memiliki komponen aktif misalnya transistor atau amplifier, sehingga tidak diperlukan
sumber daya. Rangkaian probe jenis passiv ini ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 2.4 Skema Passive probe

Keuntungan dari jenis probe passiv adalah :


- Harga relatif tidak mahal.
- Secara mekanis tampilannya lebih besar (Mechanically rugged)
- Rentang dinamiknya lebar
- Resistansi masukannya besar
I.4
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

Kerugian utama dari jenis probe passiv adalah input kapasitansi besar.
Pada umumnya sebuah probe memiliki bandwidth yang relatif besar dan memiliki
faktor attenuasi 10X. Gambar 4 menunjukkan contoh jenis probe passive buatan Tekronix
(TPPP021) yang memiliki attenuasi 10X, bandwidth 200MHZ (DC to 200MHZ), Kapasitansi
masukan < 12 pf (typical), resistansi masukan 10 MΩ±1.5%, dan panjang 1.5 m.

Gambar 2.5 : Passive Probe tipe Tektronix TPP0201 (Textronix)

2.3 Sudut fashe :


Didalam rangkaian RC, Kapasitansi akan menyebabkan sebuah beda fashe antara
tegangan dan arus, dan besarnya beda fashe tersebut tergantung pada nilai tahanan dan
kapasitansinya. Seperti ditunjukkan pada gambar 2.6 dibawah ini :

Gambar 2.6 Rangkaian RC seri

Jika besarnya R =47 ohm dan XC = 100 ohm, maka impedansi dan sudut fhase pada
gambar 2.7 adalah sebagai berkut :
I.5
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

VR

R ϴ

Vin C Vout
ø

Vout Vin

Gambar 2.7 Sudut fashe Ɵ dan Ø pada RC-seri

= 3.53 KΩ

3. Gambar rangkaian Percobaan:


S CH1
OSC

Vin R=330K
10V

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan 1


I.6
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

CH1
S
CH2
OSC

R=330K

Vin
10V C=100nF

Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan 2

CH1
S
CH2
OSC
C=100nF

Vin R=330K
10V

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan 3

S CH1

OSC

R=330K
Vin
10V

C=100nF
CH2

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan 4


I.7
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

4. Alat dan bahan yang digunakan


No. Nama Alat Jumlah
1. Oscilloscope 2/4 channel + Probe 1
2. Saklar 1
3. Function Generator 1
4. Transformator Experimental 72577 1
5. Resistor 330K, 100K 1
6. Kapsitor 100nF 1

5. Langkah Kerja :
5.1 Mengukur besaran pada tampilan Oscilloscope
5.1.1. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.1
5.1.2. Atur tegangan sumber ac hingga 10 V (rms).
5.1.3. Berdasarkan Volt/div dan time/div pada oscilloscope, tentukan nilai :
Vm,Vmin,Vrms,Vav, T, dan f.
5.1.4. Gambarkan bentuk gelombang yang tampil pada oscilloscope.

5.2 Mengukur sudut fashe


5.2.1 Buat rangkain seperti pada gambar 3.2.
5.2.2 Atur tegangan sumber ac hingga 10 V (rms)
5.2.3 Letakkan prob Oscilloscope sesuai dengan gambar 3.2
5.2.4 Berdasarkan gambar 3.2 gambarkan bentuk gelombang pada tampilan
oscilloscope, dan tentukan beda fashe antara tegangan ouput dan tegangan
sumber (Vin).
5.2.5 Ubahlah besaran tahanan pada gambar 3.2 menjadi 100 KΩ. Dan ulangi langkah
percobaan 4.
5.2.6 Analisa hasil percobaan rangkaian 3.2 dengan membandingkan besaran sudut
fashe yang terlihat pada tampilan oscilloscope dan secara perhitungan.
5.2.7 Ulangi langkah 1-5 untuk gambar rangkaian 3.3, 3.4, dan 3.5
5.2.8 Buat Analisa dan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan tersebut.

6. Jawablah pertanyaan berikut ini :


6.1 Didalam pengukuran dengan probe dikenal dengan istilah Attenuation (misalnya 10X).
Jelaskan arti 10X tersebut.
6.2 Sebuah probe memiliki Bandwidth tertentu (misanya 70 MHZ). Jelaskan arti dari 70
MHZ tersebut.
I.8
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

A. Performance Terms and Considerations

Attenuation

Attenuation is the ratio of the probe’s input signal amplitude to the output signal amplitude,
usually measured at DC. Many probes are called “10X” probes, meaning that the signal
applied to the oscilloscope is 1/10th of the actual input signal amplitude. It is therefore
important that the oscilloscope know the probe’s attenuation and account for it in its
measurements.
Bandwidth

Real probes have finite bandwidth. Bandwidth is the frequency at which the displayed
amplitude of a sine wave is decreased by 3 dB or about 30%.

Figure 1: At frequencies beyond the 3 dB point, signal amplitudes


become overly attenuated and measurement results may be
unpredictable.

To ensure a sine wave amplitude error of not more than 3%, the bandwidth of the oscilloscope
and probe combination should be at least five times that of the circuit being tested. This is
sometimes referred to as the “five times rule”.
oscillosco pe bandwidth  5th harmonic of signal

probe bandwidth  oscillosco pe bandwidth

Example: If the signal of interest is 100 MHz, the oscilloscope bandwidth and probe bandwidth should both be
greater than 500 MHz.

Rise Time

Bandwidth and rise- or fall-time have an inverse relationship. The rise time of the
measurement system (probe and oscilloscope combination) should be less than one fifth of
the rise- or fall-time of the measured signal – another “five times rule”. This should ensure an
error of no more than 3% in the measured rise- or fall-time.
signal rise time
measurement system rise time 
5
I.9
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Lab.Teknik Listrik NO. JOB Semester : 2
Jurusan Teknik 6 Waktu : 6 Jam
Elektro
PENGOPERASIAN OSCILLOSCOPE DAN SUDUT PHASE

measurement system rise time  oscillosco pe rise time2   probe rise time2
Example: If the signal of interest has a rise time of 50 nsec, then the measurement system
rise time should be faster than 10 nsec. If the oscilloscope has a rise time of 2 nsec, then the
probe rise time should be faster than 9.8 nsec.
Linear Phase

Bandwidth limitations also affect the shape of signals by delaying different frequency
components by different amounts of time. These variations cause distortions of complex
signals, especially pulses.
Key Points to Remember

1. Attenuation is the ratio of the probe’s input signal amplitude to the output signal amplitude.
2. The bandwidth of both the oscilloscope and probe should be at least five times that of the
circuit being tested to ensure a sine wave amplitude error of not more than 3%.
3. The rise time of the measurement system should be less than one fifth of the rise- or fall-
time of the measured signal to ensure an error of no more than 3% in the measured result.
4. Bandwidth limitations also affect the shape of signals by delaying different frequency
components by different amounts of time.
Exercise

1. If you need to measure a 25 MHz sine wave, what is the minimum bandwidth probe and
oscilloscope you should use?

2. If you measure a +5 V signal with a 10X probe, what will the signal amplitude be at the
oscilloscope input?

Anda mungkin juga menyukai