Anda di halaman 1dari 7

MOMEN INERSIA

(M5)

Raihan Taufiqurrahmana, Fhatihatul Rahmib,Muhammad Irfanb, Alfin Prima Adjieb

a
Teknik Mesin ,Teknik, Rabu dan I, Universitas Andalas
b
Laboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas

e-mail: raihantaufiqurrahman1234@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum momen inersia yang bertujuan untuk menentukan momen inersia
batang di sumbu putar yang berbeda dan piringan menggunakan metode osilasi. Percobaan
pertama, menentukan konstanta pegas. Kedua, menentukan momen inersia diri alat momen
inersia. Ketiga, menentukan momen inersia batang yang di putar di tengah. Keempat,
menentukan momen inersia batang yang di putar di pinggir. Kelima, menentukan momen inersia
piringan yang di putar di sumbu piringan. Hasil yang didapatkan pada praktikum momen
inersia ini yaitu pada percobaan momen inersia diri alat momen inersia didapatkan hasil dari
yaitu 1,603 × 10-9 kgm2. Pada praktikum momen inersia batang yang diputar di tengah
didapatkan hasil dari yaitu 1,285 × 10-3 kgm2. Pada praktikum momen inersia piringan yang di
putar pada sumbu piringan didapatkan hasil dari yaitu 3,816 × 10-3 kgm2. Hasil nilai momen
inersia yang didapatkan pada praktikum tidak berbeda jauh dari literatur.

Kata kunci : batang, bolak-balik, momen inersia, simpangan, waktu.

I. PENDAHULUAN juga sulit dihentikan jika momen inersianya


besar. Gaya dinyatakan sebagai pengaruh
lingkungan dan massa sebagai
Dalam gerak lurus, massa memengaruhi kerenggangan suatu benda untuk
gerakan benda. Massa adalah kemampuan dipercepat bila dikenai gaya, sifat ini sering
suatu benda untuk mempertahankan disebut inersia (kelembaman). Kenyataan
kecepatan geraknya. Apabila benda bahwa tanpa gaya luar suatu benda akan
bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, tetap diam atau tetap bergerak lurus
benda sulit dihentikan jika bermassa besar. beraturan sering dinyatakan dengan
Dalam gerak rotasi, " massa " benda tegar memberikan suatu sifat pada benda yang
dikenal dengan julukan Momen Inersia. disebut inersia (kelembaman)3
Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip
dengan massa dalam gerak lurus. Kalau
massa dalam gerak lurus menyatakan Rumus momen inersia:
ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan linear, maka I =kM R2 (1)
Momen Inersia dalam gerak rotasi
menyatakan ukuran kemampuan benda Keterangan:
untuk mempertahankan kecepatan sudut2 dan I = Momen inersia (kg/m3)
3.
Semakin besar Momen inersia suatu k = Konstanta
benda, semakin sulit membuat benda itu M = Massa(kg)
berputar . Sebaliknya, benda yang berputar R = Jari-jari(m)
Sifat-sifat benda tegar Suku pertama di atas tidak muncul karena
adalah tidak berubah bentuknya setelah v dianggap konstan, sehingga dv/dt sama
diberikan suatu gaya. Pada benda tegar, dengan nol. Suku terakhir dapat diubah
setiap titik harus selalu berada pada jarak menjadi -ur (v 2 /r )- sehingga persamaan
yang sama dengan titik-titik lainnya tersebut sekarang dapat dituliskan sebagai
sehingga bentuknya hampir selalu
lingkaran. Benda tegar yang sedang
a=uθ ar −ur a R
berputar memiliki momen kelembaman,
percepatan linear dan percepatan sudut. 3
Dengan a T =dv / dt dana R =v 2 /r . Suku
Seringkali selama pergerakannya kecepatan pertama (uθ aT ) adalah komponen vektor a
sebuah benda berubah, baik arah atau besar yang menyinggung lintasan partikel dan
ataupun kedua-duanya. Dalam hal ini timbul akibat perubahan besar kecepatan
dikatakan bahwa benda mengalami melingkar tersebut. Suku ini dan a T disebut
percepatan. Percepatan sebuah partikel
adalah laju (rate) perubahan kecepatan percepatan tangensial. Suku kedua, (ur a R )
terhadap waktu.3 Percepatan rata-rata á adalah komponen vektor a yang berarah
selama gerak dari A ke B didefinisikan radial ke dalam menuju pusat lingkaran,
sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan timbul dari perubahan arah kecepatan gerak
selang waktunya.3 melingkar. Suku ini dan a R disebut
Rumus dari percepatan rata-rata: percepatan sentripetal3

v 2−v 1 ∆ v Besar percepatan sesaatnya:


á= =
t 2−t 1 ∆ t
(2) a=√ ar2 + aR2 (3)

Keterangan: Komponen radial percepatan:


á =percepatan(m/s2)
v=kecepatan(m/s) v2 2
t=waktu(s) aR= =ω r (4)
r
Besaran á adalah vektor, karena diperoleh Keterangan:
dari pembagian sebuah vektor ∆ v . Jadi ω =kecepatan sudut(rad/s)
percepatan ditentukan oleh besar dan arah. r=jari jari(m)
Sekarang akan ditinjau hal yang lebih v=kecepatan(m/s)
umum, yaitu gerak melingkar dengan laju v
yang tidak konstan; di sini pun akan Hubungan sudut dalam satuan derajat dan
digunakan cara vektor dalam koordinat radian1
polar.
1rad=57,30° (5)
Vektor kecepatan yaitu:
1 putaran=2 π rad=360 ° (6)
v=uθ v 1 rad=derajat (2 π .360) (7)

Momen inersia benda dan letak sumbu


Bedanya, uθ dan v berubah terhadap waktu. putarnya berbeda konstantanya seperti
Dengan rumus turunan dari suatu pada tabel di bawah.
perkalian, percepatan gerak dapat
dinyatakan sebagai Tabel 1. Rumus momen inersia pada benda dan
letak sumbu putar berbeda
dv dv d uθ
a= =uθ +v Nama benda Letak sumbu Momen
dt dt dt putar Inersia
Batang Tengah (pusat 1 ¿ ∫ R2 dm
(Panjang L) massa) M L2
12 rdθdt
Batang Ujung 1 ¿ ∫ R2 M
(Panjang L) ML2 v
3 R 2π t
M
3
Piringan (jari- Tengah (pusat 1 ¿ ∫ R dR ∫ dθ∫ dt
jari R) massa) MR2 0 0 0 v
2
R4 M
¿ 2 πt
Turunan momen inersia benda pada: 4 V
4
R M
a.Batang panjang diputar ditengah ¿ 2 πt 2
4 πR t
1
I= ∫ r 2 dm ¿ MR2 (10)
2
¿ ∫ r 2 λdx Momen inersia diri alat momen inersia
1
L k 2
3 Io= ¿ (11)
=λ ∫r 2
dx 4 π2
1
L
3 keterangan:
M 1 1 3 3 Io=momen inersia diri(kg/m2)
¿
L 3 [( ) ( ) ]
2
L −
−1
2
To=perioda diri(s)
K=konstanta
1 M L3 L3 π=3,14
= +
3 L 8 8 ( ) Momen inersia benda yang terpasang pada
1 M 2 L3
¿
3 L 8 ( ) alat momen inersia:

1 L3 1 T2
¿ M
3 L 4
I=( ¿
2 )
−1 Io (12)

1
¿ M L2 (8) keterangan:
12
Io=momen inersia diri(kg/m2)
b.Batang panjang diputar diujung To=perioda diri(s)
T=waktu(s)
I =Ipm+ M d2
I=momen inersia(kg/m2)
1 L 2
¿
12
ML2+
2 ()
1 L2 II. METODE PENELITIAN
2
¿ M L +M
12 4 2.1. Alat dan Bahan
2 2
L 1 L
¿ M+ M
4 3 4 Pada praktikum ini alat yang digunakan
L 12 adalah alat momen inersia sebagai landasan

2
=
4
M +1
3 ( ) gerak benda, gerbang cahaya sebagai
pendeteksi gerak benda, neraca sebagai
L M 4 penimbang massa, jangka sorong sebagai
¿ s (9)
4 3 pengukur diameter benda, benang nilon
sebagai pengait beban, perangkat beban 50
gram dan 100 gram sebagai objek
c.Piringan diputar ditengah percobaan, dan pencacah waktu sebagai
pendeteksi waktu gerak benda.
I =M R 2
2.2. Prosedur Percobaan ditegakkan dan gerbang cahaya dipasang di
dasar statif. Posisinya diatur sehingga jarum
A. Menentukan konstanta pegas penunjuk alat momen inersia dapat
melintasi gerbang cahaya yang telah
Pada percobaan ini, massa ditimbang, dihubungakan dengan alat pencacah waktu,
jarum penunjuk simpangan harus selanjutnya batang dipasang dengan cara
dipastikan berada pada keadaan nol, dimasukkan pada lubang yang terdapat alat
kemudian salah satu beban digantungkan momen inersia sehingga posisi batang
pada benang, simpangan yang terbentuk berada di tengah, lalu alat pencacah waktu
dicatat sebagai θ1 pada Tabel 2. Beban dinyalakan, fungsi CYCLE dipilih dengan
ditambahkan pada percobaan berikutnya menekan tombol FUNCTION. Tombol CH
dan simpangan yang terbentuk dicatat OVER ditekan sebanyak enam kali,
sebagai θ2, percobaan dilakukan sebanyak kemudian dudukkan silinder disimpangkan
delapan kali. Lalu, berdasarkan data sampai 180o, kemudian dilepaskan
pengukuran pada Tabel 2, perhitungan torsi sehingga terjadi gerak osilasi dan waktu
τ diisi untuk setiap gaya yang bekerja pada yang diperlukan untuk melakukan gerakan
alat momen inersia, (jari-jari dudukkan bolak-balik tersebut dicatat pada tabel 4.
silinder r=4,50 cm). Satuan simpangan θ t
diubah ke dalam satuan rad, selanjutnya Selanjutnya tombol FUNCTION ditekan
dibuat grafik hubungan torsi τ (sumbu y) satu kali untuk men-nolkan tampilan layar,
terhadap simpangan θ. lalu langkah diulangi dan dicatat
waktunya, kemudian waktu rata-rata
dihitung dan periode osilasi T ditentukan,
selanjutnya momen inersia batang dihitung
menggunakan persamaan 8, lalu
B. Menentukan momen inersia dari alat menggunakan persamaan pada tabel 1
momen inersia berdasarkan data tabel no.4, terakhir hasil
dibandingkan dan dihitung kesalahan
Pada percobaan ini, alat ditegakkan terlebih relatifnya, dibuat analisisnya.
dahulu dan gerbang cahaya dipasang di
dasar statif, lalu dihubungkan dengan alat D. Momen Inersia Batang yang Diputar di
pencacah waktu yang hendak dinyalakan, Pinggir
fungsi CYCLE dipilih dengan menekan
FUNCTION. Tombol CH OVER ditekan Pertama, alat ditegakkan dan gerbang
sebanyak enam kali untuk membatasi cahaya dipasang pada dasar statif,
pengamatan sebanyak enam kali getaran, kemudian gerbang cahaya dihubungakan
selanjutnya dudukan silinder disimpangkan dengan alat pencacah waktu, selanjutnya
sampai 180o. Lalu, dilepaskan sehingga batang dipasang dengan cara dimasukkan
terjadi gerak bolak-balik dan waktunya (t1) pada lubang di alat momen inersia, lalu alat
dicatat pada tabel 3, lalu tombol pencacah waktu dinyalakan, fungsi CYCLE
FUNCTION ditekan satu kali untuk men- dipilih dengan menekan tombol
nolkan tampilan layar, kemudian langkah FUNCTION. Tombol CH OVER ditekan
diulangi dan dicatat waktunya sebagai t2,t3, sebanyak enam kali, kemudian dudukkan
…,t8, selanjutnya waktu rata-rata dihitung
silinder disimpangkan sampai 180o, lalu
dan ditentukan perioda osilasi t 0, terakhir dilepaskan sehingga terjadi gerak osilasi
momen inersia dari alat dihitung dan waktu yang diperlukan untuk
menggunakan persamaan 10. melakukan gerakan bolak-balik sebanyak
enam kali tersebut dicatat pada tabel 5.
C. Momen Inersia Batang yang Diputar di
Tengah Selanjutnya tombol FUNCTION ditekan
satu kali, untuk men-nolkan tampilan layar,
Pada percobaan ini, massa ditimbang dan lalu langkah diulangi dan dicatat
panjang batang diukur. Hasil pengukuran waktunya, kemudian waktu rata-rata
dicatat pada tabel 4, lalu alat inersia dihitung dan periode osilasi T ditentukan.
selanjutnya momen inersia batang dihitung 3 0,3 130
menggunakan persamaan 8, lalu dihitung 4 0,4 166
menggunakan persamaan pada tabel 1
berdasarkan data tabel no.5, terakhir hasil 5 0,5 203
dibandingkan, dihitung, dan dianalisa 6 0,6 243
kesalahan relatifnya.
7 0,7 280
E. Momen Inersia Piringan yang Diputar di
8 0,8 325
Sumbu Piringan

Pada percobaan ini, massa piringan


ditimbang, diameter dan jari-jari piringan
diukur, hasilnya dicatat pada tabel 6, lalu
y=0,065x-0,012
alat inersia ditegakkan dan gerbang cahaya 0.4
dipasang di dasar statif. Posisinya diatur 0.35
sehingga jarum penunjuknya dapat 0.3
melintasi gerbang cahaya, kemudian 0.25
gerbang cahaya dihubungakan dengan alat 0.2
pencacah waktu, piringan pun dipasang 0.15
0.1
pada alat momen inersia, alat pencacah
0.05
waktu dinyalakan.
0
0.84 1.57 2.26 2.9 3.54 4.23 4.88 5.66
Fungsi CYCLE dipilih dengan menekan
tombol FUNCTION. Tombol CH OVER Gambar 2. Hubungan antara torsi τ
ditekan sebanyak enam kali, kemudian terhadap simpangan Ɵ
dudukkan silinder disimpangkan sampai
180o, kemudian dilepaskan sehingga terjadi Berdasarkan hasil pengukuran penentuan
gerak osilasi dan waktu yang diperlukan simpangan dengan massa digantungkan
untuk melakukan gerakan bolak-balik pada katrol sebagaimana pada tabel 2, di
sebanyak enam kali tersebut dicatat pada dapatkan nilai simpangan dalam bentuk
tabel 8, selanjutnya tombol FUNCTION derajat. Nilai simpangan ini terus
ditekan satu kali, untuk men-nolkan bertambah besar seiring dengan
tampilan layar, lalu Langkah diulangi dan bertambahnya massa.
dicatat waktunya, kemudian waktu rata-
rata dihitung dan periode osilasi T
ditentukan, selanjutnya momen inersia B. Menentukan Momen Inersia Diri Alat
piringan dihitung menggunakan persamaan Momen Inersia
pada tabel 1 berdasarkan data pada tabel 6,
Tabel 3. Penentuan periode diri alat
terakhir hasil dibandingkan, dihitung, dan
momen inersia
dianalisa kesalahan relatifnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Ke- Waktu 6
Getaran
3.1 Analisis Hasil Pengukuran
t1 1,869 s

A. Menentukan konstanta pegas t2 1,873 s

Tabel 2. Penentuan simpangan t3 1,875 s

Percobaan Massa Simpangan t4 1,869 s

t5 1,869 s
ke- (Kg) (o )
t6 1,869 s
1 0,1 48
t7 1,868 s
2 0,2 90
t8 1,868 s
pada tabel 4,didapatkan nilai waktu rata-
rata 5,625 s dan periode diri (T) 0,937 s.
trata-rata 1,87 s Untuk menghitung momen inersia pada
Periode diri T0 0,312 s bagian ini maka di perlukan data pada
periode diri awal (T0) yang ada pada tabel 3
dan periode diri (T) yang ada pada tabel 4,
dengan menggunakan persamaan (11).
Berdasarkan hasil pengukuran untuk
menentukan periode dari nilai alat momen
inersia sebagaimana yang terdapat pada
tabel 4,didapatkan hasil waktu rata-rata 1,87 D. Momen Inersia Batang yang Diputar di
s dan periode diri waktu awal (T 0) 0,312 s. Pinggir
Periode diri awal (T0) itu digunakan untuk Tabel 5. Penentuan periode batang
menghitung besarnya momen inersia
sebagaimana di dalam persamaan (10). Waktu Ke- Waktu 6
Getaran

t1 10,73 s

t2 10,73 s

t3 10,73 s

t4 10,72 s

t5 10,72 s

t6 10,73 s

t7 10,73 s

t8 10,73 s
C. Momen Inersia Batang yang Diputar di
Tengah trata-rata 10,73 s

Tabel 4. Penentuan periode batang Periode diri T 1,788 s

Waktu Ke- Waktu 6


Getaran
Berdasarkan hasil pengukuran penentuan
t1 5,624 s periode batangyang terdapat pada tabel 5,
t2 5,625 s di dapatkan nilai waktu rata-rata 10,73 s
dan periode diri (T) 1,788 s. Untuk
t3 5,625 s menghitung momen inersia pada bagian ini
t4 5,624 s
maka di perlukan data pada periode diri
awal (T0) yang ada pada tabel 3 dan periode
t5 5,624 s diri (T) yang ada pada tabel 5, dengan
t6 5,625 s
menggunakan persamaan (11).

t7 5,626 s

t8 5,625 s E. Momen Inersia Piringan yang Diputar di


Sumbu Piringan
trata-rata 5,625 s

Periode diri T 0,937 s


Tabel 6. Penentuan periode piringan
Waktu Ke- Waktu 6
Getaran
Berdasarkan hasil pengukuran dengan t1 9,322 s
batang yang di masukan ke lubang alat
momen inersia sebagaimana yang terdapat t2 9,322 s
t3 9,323 s kepada bapak Ardian Putra, M. Si. selaku
t4 9,322 s Kepala Laboratorium Fisika Dasar
Universitas Andalas, Alfin Prima Adjie
t5 9,322 s
selaku Koordinator Umum, Muhammad
t6 9,324 s Irfan selaku Koordinator Alat, Disti Nabila
Suci dan Fhatihatul Rahmi selaku
t7 9,324 s
Koordinator Jurusan, Fhatihatul Rahmi
t8 9,322 s selaku asisten pembimbing dalam penulisan
trata-rata 9,322 s dan penyelesaian jurnal. Terimakasih
kepada anggota kelompok yang telah
Periode diri T 1,554 s
membantu dalam proses pembuatan jurnal
ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Akhir kata, semoga jurnal ini
Berdasarkan hasil pengukuran penentuan bermanfaat dan bisa dipahami.
periode piringan yang terdapat pada tabel 6,
di dapatkan nilai waktu rata-rata 9,322 s dan
periode diri piringan (T) 1,554 s. Untuk
menghitung momen inersia pada bagian ini PADANG, 24 OKTOBER 2019
maka di perlukan data pada periode diri
awal (T0) yang ada pada tabel 3 dan periode
diri (T) yang ada pada tabel 6, dengan
menggunakan persamaan (11). KELOMPOK 5

IV. KESIMPULAN V. DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan percobaan yang telah 1. Giancolli, Douglas C. 1989.Fisika Dasar 1
dilakukan, didapatkan hasil percobaan Edisi Kelima. Jakarta ,Erlangga.
pertama dengan nilai konstanta (k) sebesar
0,065. Dan untuk hasil percobaan kedua, 2. Tripler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga
didapatkan nilai momen inersia sebesar Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
1,603 × 10-9 Kgm2. Sementara itu, untuk
hasil percobaan ketiga, diperoleh nilai 3. Halliday, David. and Robert Resnick.
momen inersia batang diputar di tengah Fisika Dasar Edisi Kelima Jilid 1.
sebesar 1,285 × 10-3 Kgm2. Untuk momen Jakarta. Erlangga.
inersia batang diputar di pinggir
didapatkan hasilnya sebesar 4,56 × 10 4. Banjarnahor, Hendra. 2012. Sistem
Pengukuran Momen Inersia Benda Pejal
Kgm2. Dan untuk hasil percobaan terakhir,
momen inersia piringan diputar di tengah Dengan metode Osilasi Harmonik Berbasis
Mikrokontroler. Skripsi S-1, Jurusan Fisika
sebesar 3,390 × 10-3 Kgm2.
FMIPA UI.

V. UCAPAN TERIMA KASIH 5. Surya, Yohannes. 2010. Mekanika dan


Fluida 2. Jakarta. PT Kandel.

Pertama-tama, kami ucapkan rasa syukur


kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehata dan kekuatan
sehingga kami bisa menyelesaikan jurnal
ini. Kemudian kami ucapkan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai