Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 11 :

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

A. PENGANTAR
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Kesetimbangan Benda Tegar”. Setelah mempelajari bab
ini, mahasiswa diharapkan:
1. menjelaskan pengertian kesetimbangan benda,
2. mengetahui dan menjelaskan syarat kesetimangan benda
3. mengetahui dan menjelaskan mengenai titik berat
4. menjelaskan berbagai macam jenis kesetimbangan dan penyelesaian soal

B. DESKRIPSI MATERI
1. Kesetimbangan Benda Tegar
Sebuah benda dikatakan dalam keadaan setimbang apabila benda dalam keadaan diam
atau pusat massanya bergerak dengan kecepatan tetap.
a. Syarat Kesetimbangan
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Berdasarkan Hukum I Newton, kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan
resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
a) Benda yang diam disebut kesetimbangan statik.
v0 dan   0
F  0 dan   0
contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
b) Benda yang bergerak lurus beraturan disebut kesetimbangan dinamik.
Setimbang dinamik (benda bergerak translasi atau rotasi).
a. Setimbang translasi → benda bertranslasi dengan v konstan.
Keseimbangan translasi apabila benda tak mempunyai percepatan linier ( a = 0 )
F=0
dapat diurai ke sumbu x dan y
 Fx = 0 dan  Fy = 0
 Fx = Resultan gaya pada komponen sumbu x.
 Fy = Resultan gaya pada komponen sumbu y.

Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :


- Diam
- Bergerak lurus beraturan.
b. Setimbang rotasi (untuk benda tegar) → benda berotasi dengan ω konstan.
Keseimbangan rotasi, apabila benda tidak memiliki percepatan anguler atau
benda tidak berputar (    0 = 0 )
  0
Benda yang mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
- Bergerak melingkar beraturan
contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron
mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
c. Setimbang translasi dan rotasi
Keseimbangan translasi dan rotasi, apabila benda mempunyai kedua syarat
keseimbangan yaitu :
F=0
  0
Contoh:

1. Lihat gambar disamping!


Balok kayu sepanjang 16 m dan berat 600 N
berada di atas dua buah tiang penyangga A dan
B. Besar beban yang dirasakan oleh titik A
(dalam N) adalah…
Jawab:
 B
0
w  r  FA  rA  0
600  6  FA  8
FA  450 N
2. Perhatikan gambar di samping! Batang homogen AB
panjangnya 60 cm dengan massa 20 kg, dan BC
adalah tali. Jika, massa beban 40 kg maka besarnya
tegangan pada tali adalah…(g= 10 m/s2)
Pembahasan :
Diketahui : AB=60 cm=0,6 m
mAB=20 N
mB=40 kg
 =30°

Ditanyakan: T=…?
Dijawab:
 

     

    

    

  N

b. Titik Berat
Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem
benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi
sebagai titik yang terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel benda itu
sehingga akan menghasilkan resultan momen gaya nol. Titik berat merupakan titik di
mana gaya berat bekerja secara efektif.
Penentuan titik berat untuk benda-benda homogen yang memiliki bentuk teratur,
sehingga memiliki garis atau bidang simetris, maka titik berat benda terletak pada garis
atau bidang simetri tersebut. Apabila benda tidak homogen atau tidak beraturan,
penentuan titik beratnya adalah sebagai berikut. Aggaplah benda berupa kumpulan titik-
titik massa, yaitu m1, m2, m3,dan seterusnya yang terletak pada koordinat (x1, y1), (x2, y2),
(x3, y3), dan seterusnya. Titik berat benda terhadap sumbu-x adalah
(m1 + m2 + m3 + ...) gx0 = m1 gx1 + m2 gx2 + m3 gx3 + ...
Titik berat benda terhadap sumbu-y adalah
(m1 + m2 + m3 + ...) gy0 = m1 gy1 + m2 gy2 + m3 gy3 + ...
maka momen gaya berat benda terhadap sumbu-x adalah
m1 x1  m2 x2  m3 x3  ...
x0 
m1  m2  m3
n

m x i i
x0  i 1
n

m
i 1
i

Untuk sumbu-y, momen gaya berat benda tersebut adalah


m1 y1  m2 y2  m3 y3  ...
y0 
m1  m2  m3
n

m y i i
y0  i 1
n

m
i 1
i

Titik berat untuk benda-benda homogen menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3
antara lain:
a) Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.

x0 
 x n n
y0 
 y n n

 n  n

 x1   x2   x3  ...   xn  y1   y2   y3  ...   yn
x0  1 2 3 n
y0  1 2 3 n

1  2  3  ...  n 1  2  3  ...  n
Tabel titik berat benda teratur berbentuk garis
Nama benda Gambar benda letak titik keterangan
berat
1. Garis lurus
x0 = 12 l z = titik
tengah garis
2. Busur
tali busur AB
lingkaran y0  R 
busur AB

R = jari-jari lingkaran

3. Busur
setengah 2R
y0 
lingkaran 

Contoh:
20 N
Perhatikan gambar diagram di samping! Resultan
8N
kedua gaya sejajar terletak pada ....

Pembahaan:

-1 0 3

Diketahui : F1= 8 N
F2=20 N
X1=-1
X2=3
Ditanyakan: X0=…?
Dijawab:
F1 x1  F2 x2
x0 
F1  F2

8  1  20  3

8  20

= 1,86 m
b) Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan
lain-lain.

x0 
A xn n
y0 
A  y
n n

A n A n

A1  x1  A2  x2  A3  x3  ...  An  xn A1  y1  A2  y2  A3  y3  ...  An  yn
x0  y0 
A1  A2  A3  ...  An A1  A2  A3  ...  An

Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik berat
1. Bidang segitiga
y0 = 13 t

2. Jajaran
genjang,Belah y0 = 12 t
ketupat, Bujur
sangkar, Persegi
panjang
3. Bidang juring tali busur AB
y0  32 R 
busur AB
lingkaran
R = jari-jari lingkaran

4. Bidang setengah
lingkaran 4R
y0 
3

R = jari-jari lingkaran
Contoh:
Perhatikan sebuah gambar bentuk huruf F berikut! Y 4 cm
letak koordinat titik beratnya adalah… 1 cm
1,5 cm
Pembahasan :
10 cm 1 cm
1,5 cm
Ditanyakan: (Xo, Yo) =…?
Dijawab: 1 cm
X
A1 = 10 cm2, X1 = 0,5, Y1 = 5
A2 = 1,5 cm2, X2 = 1,75, Y2 = 7
A3 = 3 cm2, X3 = 2,5, Y3 = 9,5
Mencari Xo
Xo = (A1X1 + A2X2 + A3X3) / A1 + A2 + A3
Xo = (10.0,5 + 1,5.1,75 + 3. 2,5) / 10 + 1,5 + 3
Xo = (5 + 2,625 + 7,5) / 14,5
Xo = 15,125 / 14,5
Xo = 1,043 cm
Mencari Yo
Yo = (A1Y1 + A2Y2 + A3Y3) / A1 + A2 + A3
Yo = (10.5 + 1,5.7 + 3. 9,5) / 10 + 1,5 + 3
Yo = (50 + 10,5 + 28,5) / 14,5
Yo = 89 / 14,5
Yo = 6,137 cm
Jadi, koordinat titik berat (Xo, Yo) adalah (1,043 , 6,137)

c) Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan
lain-lain

x0 
V  x
n n
y0 
V  y
n n

V n V n

V1  x1  V2  x2  V3  x3  ...  Vn  xn V1  y1  V2  y2  V3  y3  ...  Vn  yn
x0  y0 
V1  V2  V3  ...  Vn V1  V2  V3  ...  Vn
Tabel titik berat benda teratur berbentu bidang ruang homogen
Nama benda Gambar benda Letak titik Keterangan
berat
1. Bidang kulit z1 = titik berat
prisma z pada titik bidang alas
tengah z2 = titik berat
garis z1z2 bidang atas
y0 = 1
2 l l = panjang
sisi
tegak.
2. Bidang kulit t = tinggi
silinder. y0 = 1
2 t silinder
(tanpa tutup ) A = 2  R.t R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
3. Bidang Kulit
limas T’z = 13 T’ T’T = garis

T tinggi ruang

4. Bidangkulit
kerucut zT’ = 1
3 T T T’ = tinggi

T’ kerucut
T’ = pusat
lingkaran
alas
5. Bidang kulit
setengah bola. y0 = 1
2 R R = jari-jari
Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen
Nama Gambar benda Letak titik berat Keterangan
benda
1. Prisma z pada titik z1 = titik berat
beraturan. tengah garis z1z2 bidang alas
y0 = 1
2 l z2 = titik berat

V = luas alas bidang atas

kali tinggi l = panjang


sisi tegak
V = volume
prisma
2. Silinder
Pejal y0 = 1
2 t t = tinggi

V =  R2 t silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
3. Limas T T’ = t =
pejal y0 = 41 T T’ tinggi
beraturan = 41 t limas beraturan

V= 1
3 LA  t

4. Kerucut t = tinggi
pejal y0 = 41 t kerucut

V= 1
 R2 t R = jari-jari
3
lingkaran
alas
5. Setengah
bola pejal y0 = 83 R R = jari-jari
bola.

3. Macam-macam Kesetimbangan
a) Kesetimbangan labil/goyah
Kesetimbangan labil adalah keseimbangan pada suatu benda
di mana setelah gangguan yang diberikan/dialami benda
dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi keseimbangan
semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan pada suatu

Gambar 5. Kesetimbangan labil benda. Keseimbangan labil dipandang sebagai keseimbangan


yang dimiliki benda jika gangguan yang dialaminya
menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).

b) Kesetimbangan stabil/mantap
Kesetimbangan stabil adalah keseimbangan suatu benda di
mana setelah gangguan yang diberikan pada benda
dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan
semula. Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai
Gambar 6. Kesetimbangan stabil
keseimbangan yang dimiliki benda jika gangguan yang
dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).

c) Kesetimbangan indeferen/netral

Kesetimbangan netral adalah keseimbangan pada suatu


benda di mana setelah gangguan yang diberikan tidak

Gambar 7. Kesetimbangan netral


mengubah posisi benda. Keseimbangan indiferen dapat
dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan
perubahan titik beratnya (energi potensialnya).
4. Kesetimbangan Tiga Gaya
Apabila terdapat tiga gaya yang bekerja pada satu titik partikel dan partikel tersebut
berada dalam keadaan setimbang, yang ditunjukkan seperti gambar 8.
Berlaku hubungan sebagai berikut :
F1 F2 F3
 
sin 1 sin 2 sin 3

Dengan 1 , 2 , dan 3 adalah sudut apit antara dua gaya


yang berdekatan.

Gambar. Kesetimbangan 3 gaya

Contoh:
Lihat gambar!
Diketahui pada sebuah benda bekerja
gaya F1=15 N. Jika sudutnya
masing-masing yaitu 120°,90°, dan
150° maka gaya F3 dan F3 yang
bekerja adalah …

Pembahasan : Dijawab:
Diketahui : F1=15 N
 
  
 = 120°

 =90°  

 = 150°
 dan 
Ditanyakan: FA=…?
C. LATIHAN SOAL

1. Perhatikan gambar di samping! Batang homogen AB C


panjangnya 40 cm dengan berat 20 N, massa orang
adalah 20 kg dan BC adalah tali. Jika CA panjangnya
30 cm dan orang berada 20 cm dari titik A, maka A B
besarnya koefisien gesek pada titik B adalah…

2. Benda bidang homogen pada gambar di bawah mempunyai


ukuran AB = BC = 13 cm. Koordinat titik beratnya

terhadap titik E adalah...cm.

3. Seutas tali ABCD digantungkan pada titik A dan D.Pada


titik B digantungkan beban seberat 18 N, sedangkan pada
titik C digantungkan beban seberat W. Jika terhadap
horizontal, sudut yang dibentuk antara AB 53°, BC 0°, CD
37°. Tentukan besar W agar system dalam kesetimbangan.

D. REFERENSI
Giancoli, Douglas C. 1996. Physics (3rd Edition). New York: Prentice Hall, Inc.

Serway, Raymond A. 2000. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. Virginia:
Saunders College Publishing.

Young, H.D. and Freedman, Roger A. 2000. University Physics (Tenth Edition). New York:
Addison Wesley Longman, Inc.

Anda mungkin juga menyukai