Anda di halaman 1dari 6

Alia Salsabila/03

220321603900/AB
Fisika Dasar III
APLIKASI YANG MELIBATKAN PARTIKEL BERMUATAN BERGERAK DALAM MAGNET

• Velocity Selector

medan listrik seragam diarahkan ke kanan seperti pada gambar di atas, dan medan
magnet masuk ke dalam bidang tegak lurus dengan medan listrik. Ketika partikel positif q
bergerak dengan laju sebasar v ke atas, Gaya magnet qv X B ke kiri, dan Gaya listrik qE ke
kanan. Jika besar kedua gaya tersebut sama qE=qvB maka gaya tersebut hilang. Dari
persamaan tersebut, ditemukan kecepatan partikel yang bergerak yaitu
𝐸
𝑣=
𝐵
Hanya partikal yang memiliki kecepatan itulah yang dapat lolos tanpa dibelokkan melalui
medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus. Ketika kecepatannya lebih besar
maka gaya maka gaya magnet yang akan lebih besar yang mengakibatkan partikel
dibelokkan ke kiri. Sebaliknya jika kecepatannya lebih kecil maka gaya listrik yang lebih
besar sehingga dibelokkan ke kanan.
• The mass spectrometer

Memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan. Salah satu versi
alat ini disebut dengan Brainbridge mass spectrometer, yang cara kerjanya pertama
yakni iso masuk velocity selector, kemudian masuk medan magnet seragam B0, ion-ion
digambarkan bergerak setengah lingkaran sebelum menyentuh detector P. jika ion itu
bermuatan positif, maka dibelokkan ke kiri. Sedangkan jika bermuatan negative maka
dibelokkan ke kanan. Perbandingan massa terhadap muatan adalah
𝑚 𝑟𝐵0
=
𝑞 𝑣
Atau
𝑚 𝑟𝐵0 𝐵
=
𝑞 𝐸
Pada 1897, memvariasi teknik ini untuk mengukur rasio 𝑒/𝑚𝑒 untuk elektron. Electron
dipercepat dari katoda dilewatkan celah kemudian masuk daerah bermedan listrik dan
magnet sehingga tidak dibelokkan. Ketika medan magnet dimatikan maka medan listrik
menghasilkan defeksi sinar yang direkam pada layar fluoresen. Dari besar defleksi dan
nilai E dan B yang terukur, rasio muatan terhadap massa dapat ditentukan.

• The Cyclotron

Alat ini dapat mempercepat partikel bermuatan sampai kecepatan yang sangat tinggi.
Partikel yang dihasilkan digunakan untuk memborbardir inti atom sehingga menghasilkan
reaksi nuklir yang cukup menarik untuk para peneliti. Sejumlah rumah sakit menggunakan
alat ini untuk memproduksi zat radioaktif untuk diagnosis dan pengobatan.
Cara kerja alat ini adalah pertama ion positif dilepas dari P kemudian bergerak setengah
lingkaran dalam waktu T/2, kemudian polaritas listrik dibalik dan beda potensial antara
D1 dan D2 ditingatkan maka ion bergerak dengan jari-jari yang lebih besar. Demikian
seterusnya sampai menacapai kelajuan yang sangat tinggi. Persamaan energi kinetic ion
yang keluar dari cyclotron dalam radius R dees adalah
1 2
𝑞2𝐵2𝑅2
𝐾 = 𝑚𝑣 =
2 2𝑚
THE HALL EFFECT

Pada 1879, Edwin Hall menemukan bahwa pada konduktor berarus listrik yang berada dalam
medan magnet akan terdapat beda potensial yang tegak lurus pada arus dan medan magnet.
Fenomena ini desebut dengan the Hall effect. Seperti gambar di atas, sebuah konduktor datar
yang berarus litrik I dengan arah x positif dan terdapat medan magnet B dengan arah y positif,
muatan negative bergerak ke arah negative sumbu x sehingga mendapat gaya magnet ke atas
dan terkumpul di sisi atas konduktor. Muatan negative tidak dbelokkan lagi saat gaya magnet
dan gaya listrik setimbang. Timbulah beda potensial karena kumpulan muatan negative di tepi
atas konduktor. Voltmeter sensitif dapat mengukut beda potensial yang dikenal sebagai
tegangan Hall DVH yang dihasilkan konduktor.
s
Penurunan persamaan tegangan hall, harus memperhatikan gaya magnet sehingga persamaan
Medan Hall yakni
𝑞𝑣𝑑 𝐵 = 𝑞𝐸𝐻
𝐸𝐻 = 𝑣𝑑 𝐵
Jika d adalah lebar konduktor maka tegangn Hall adalah
∆𝑉𝐻 = 𝐸𝐻 𝑑 = 𝑣𝑑 𝐵𝑑
Kerapatan pembawa muatan n
∆𝑄
𝐼𝑎𝑣𝑔 = = 𝑛𝑞𝑣𝑑 𝐴
∆𝑡
Kecepatannya
𝐼
𝑣𝑑 =
𝑛𝑞𝐴
Dimana A adalah luas penampang konduktor maka
𝐼𝐵𝑑
∆𝑉𝐻 =
𝑛𝑞𝐴
Karena 𝐴 = 𝑡𝑑 diamana t adalah ketebalan konduktor maka
𝐼𝐵 𝑅𝐻 𝐼𝐵
∆𝑉𝐻 = =
𝑛𝑞𝑡 𝑡
Dimana 𝑅𝐻 = 1/𝑛𝑞 yang desebut dengan the Hall coefficient. Persamaan ini menunjukkan
bahwa konduktor yang dikalibrasi dengan baik dan benar dapat digunakan untuk mengukur
besarnya medan magnet yang tidak diketahui.
Pada sebagian besar logam, muatan elekctron yang dibawa da kerapatan pembawa muatan
ditentukan dari pengukuran Hall Effect sesuai dengan nilai yang dihitung seperti lithium (Li),
sodium (Na), copper (Cu), dan silver (Ag) yang atomnya masing-masing melepaskan satu electron
untuk pembawa arus. Dalam hal ini, n kurang lebih sama dengan jumlah electron penghantar
persatuan volume. Akan tetapi model klasik ini tidak berlaku untuk logam seperti besi (Fe),
bismut (Bi), dan cadmium (Cd) atau untuk semikonduktor.

Anda mungkin juga menyukai