PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh
Kelompok 1
1. Restu Ade Sanjaya NPM 02.18.140
2. RM. Arivai Umar NPM 02.18.138
3. Putri Ayu Wulandari Pratiwi NPM 02.18.136
4. Putri Syifa 02.18.135
Diajukan oleh
KELOMPOK 1
1. RESTU ADE SANJAYA NPM 02.18.140
2. RM. ARIVAI UMAR NPM 02.18.138
3. PUTRI AYU WULANDARI PRATIWI NPM 02.18.136
4. PUTRI SYIFA 02.18.135
Pembimbing Mengetahui,
Ketua Program Studi
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
ii
KATA PENGANTAR
Semoga bantuan bapak dan ibu saudara/I yang telah diberikan kepada kami,
akan mendapat balasan dari Allah Yang Maha Esa, dan akhirnya penulis berharap
mudah-mudahan skripsi ini ada manfaatnya
iii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
HALAMAN PENGESAHAAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Maksud dan Tujuan Penelitian........................................................ 5
E. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
iv
1. Data Primer.............................................................................. 92
2. Data Sekunder.......................................................................... 94
G. Teknik Analisis Data........................................................................ 95
H. Rencana Pengujian Keabsahan Data................................................ 95
1. Uji Kualitas Data...................................................................... 95
2. Pengujian Hipotesis................................................................. 99
I. Sistematika Penulisan....................................................................... . 101
J. Jadwal Penelitian............................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 104
LAMPIRAN..................................................................................................... 107
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai tujuan yang diinginkan. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut salah
yang dapat memberikan peranan dan sumbangan yang berarti melalui penyediaan
masyarakat bagi kas Negara dan selain itu berfungsi untuk mengatur struktur
ekonomi. Salah satu sumber dana berupa pajak yang dimaksud adalah Pajak
1
2
penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) merupakan pajak pusat yang objeknya berada di daerah. Hasil
penerimaan PBB merupakan penerimaan Negara (dalam hal ini Pemerintah Pusat)
Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.
Sarana administrasi lain ini dapat berupa BPN atas pembayaran dan penyetoran
pajak melalui sistem pembayaran pajak secara elektronik atau dengan datang
langsung ke Bank Persepsi, SSPCP atas pembayaran dan penyetoran PPh Pasal
22 impor, PPN impor, dan PPnBM impor serta PPN Hasil Tembakau Buatan
Dalam Negeri, Bukti Pbk atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui
dinyatakan sah, dalam hal telah divalidasi dengan NTPN. Dikecualikan dari
ketentuan ini, Bukti Pbk dinyatakan sah dalam hal telah ditandatangani oleh
dilakukan oleh Wajib Pajak diakui sebagai pelunasan kewajiban sesuai dengan
tanggal bayar yang tertera pada BPN atau tanggal bayar berdasarkan validasi
MPN pada SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP.
3
Penjelasan Pasal 3 ayat (3a) Undang-Undang KUP yang dapat membayar PPh
Pasal 25 untuk beberapa Masa Pajak dalam satu SSP) 1 (satu) jenis pajak, 1 (satu)
Masa Pajak atau Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak, dan 1 (satu) surat
ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak PBB atau Surat
Pajak Bumi dan Bangunan akan dibagi untuk Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) memiliki peran yang cukup besar bagi
penanganan dan perhatian yang serius dari semua pihak. Baik mengenai petugas
Palembang. Pelaksanaan wajib pajak bumi dan bangunan di kota Palembang yang
tersebut diatur dalam Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 3 Tahun 2011
Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan, dan berdasarkan suarat edaran
4
Stimulus Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Tahun 2019 di Kota Palembang
bahwa segera dilakukan penarikan kembali SPPT Tahun 2019 dengan ketetapan
kesadaran dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga banyak
wajib pajak yang belum membayar PBB. Oleh karena itu Dinas Pendapatan
PALEMBANG”.
5
B. Identifikasi Masalah
adalah :
C. Perumusan Masalah
Kota Palembang?
Bangunan (PBB)?
implementasi Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan
6
Palembang.
E. Kegunaan Penelitian
A. Landasan Teori
1. Implementasi Kebijakan
a) Pengertian Implementasi Kebijakan
kebijakan.
kebijakan itu sendiri. Hal ini sesuai pula dengan apa yang diungkapkan
sebagai suatu proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu
7
8
1.a) Komunikasi
Konsistensi.
1.b) Sumberdaya
1.c) Disposisi
Fragmentasi.
atau tidaknya pencapaian tujuan. Hal ini dipertegas oleh Chief J.O
impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau
tidak diimplementasikan.
10
2. Peraturan Daerah
a) Pengertian Perda
Salah satu kewenangan yang sangat penting dari suatu daerah yang
pembuatan peraturan Negara. Dengan dengan kata lain tata cara mulai
segala peraturan yang tertulis yang di buat oleh penguasa (baik pusat
menampung kondisi khusus daerah dan atau penjabaran lebih lanjut dari
berupa ancaman pidana paling lama 6 bulan kurungan penjara dan denda
istilah otonomi berasal dari penggalan dua kata bahasa Yunani, yakni
dan dapat dibatalkan atau batal demi hukum bila dibuat oleh
perundang-undangan.
14
2.g) Keterbukaan
masyarakat.
pengambilan keputusan.
berdasarkan Pancasila.
tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum peraturan
Perda
a) Landasan Filosofis
cita-cita kesusilaan.
b) Landasan Sosiologis
dimasyarakat.”
c) Landasan Yuridis
lebih tinggi.
Perundang-Undangan
perundang-undangan.
c) Pengusulan.
d) Pembahasan.
20
e) Pengesahan.
f) Pengundangan.
g) Penyebarluasan.
b) Ketetapan MPR-RI
c) Undang-Undang
e) Peraturan Pemerintah
f) Keputusan Presiden
g) Peraturan Daerah
(Ibid :15-16):
undang-undang.
d) Peraturan pemerintah.
21
e) Peraturan presiden.
bersangkutan.
a) Penamaan
b) Pembukaan
MAHA ESA”.
23
Kepala Daerah.
“Menimbang”
c) Batang Tubuh
daerah tersebut.
d) Penandatanganan
(Ibid :49-55).
3. Pajak
a) Pengertian Pajak
negara asing yang telah menetap di Indonesia selama 183 hari secara
pemerintah dalam hal ini kantor pelayanan pajak dimana wajib pajak
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
ekonomi, segi hokum, segi sosiologi, dan lain sebagainya. Hal ini juga
ekonomi.
pemerintah.
negara asing yang telah menetap di Indonesia selama 183 hari secara
dibayar, dan dilaporkan sendiri oleh wajib pajak ke pemerintah dalam hal
ini kantor pelayanan pajak dimana wajib pajak terdaftar atau berdomisili.
wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
kepentingan rakyat.
wajib yang harus dibayarkan oleh rakyat kepada negara, dalam hal
pajak.
29
perlawanan.
a.4) Tiada mendapat kontra prestasi atau timbal balik yang langsung
ditunjuk
yang di bayar.
pajak tidak hanya dinikmati oleh pembayar pajak saja akan tetapi
negeri.
fungsi mengatur pajak yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau
mendorong investasi.
sumber penerimaan negara terbesar saat ini yaitu mencapai 80% dari
berikut:
32
3. Stelsel campuran
telah disetor wajib pajak melebihi dari yang seharusnya, maka wajib
berikut :
berikut :
antara rakyat dan negara. Salah satu hak dari negara adalah
pembebanan pajaknya.
berikut:
Pajak Penghasilan.
PPN.
dikelompokkan menjadi:
18 Tahun 2000.
oleh fiskus.
d) Penerimaan Pajak
negara terbesar saat ini yaitu mencapai 80% dari penerimaan negara.
digolongkan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Dari kedua jenis
pajak tersebut, yang akan diuraikan berikut ini hanyalah jenis-jenis pajak
Negara (APBN). Jenis pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dalam
41
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
dari suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh pengusaha kena
(2010) adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan tubuh bumi
42
teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau
bangunan.
(regulator).
d.7) Cukai
tergantung dari jumlah barang yang kena cukai, tarif cukai dan harga
dalam negeri.
cepat tercapai, peran pajak bumi dan bangunan daerah sangat vital dan
tidak taat membayar pajak. Hal tersebut di akibatkan para wajib pajak
pajak bumi dan bangunan cepat terealisasi dengan baik, dan paling tidak
pendapatannya sendiri.
Peran pajak (PBB) dalam suatu negara dapat dikatakan sebagai basis
apabila basis material dan darah kehidupan ini “pajak” bisa berjalan
akan tercipta suatu negara yang sejahtera. Pajak dibayar, negara tegak;
itu sendiri, namun kendalanya selama ini pajak masih di andalkan untuk
dalam APBN.
masyarakat tidak bisa terjamin dan masih banyak rakyat yang hidup
Pajak bumi dan bangunan dalam hal ini juga dapat merangsang
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas
sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai
pengenaan pajak dalam PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
diperoleh dari perkalian tarif (0,5%) dengan NJOP. Nilai Jual Kena Pajak
ditetapkan sebesar 20% dari NJOP (jika NJOP kurang dari 1 miliar
rupiah) atau 40% dari NJOP (jika NJOP senilai 1 miliar rupiah atau
Wajib pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak
persepsi, bank yang tercantum dalam SPPT PBB tersebut, atau melalui
ATM, melalui petugas pemungut dari pemerintah daerah serta dapat juga
disingkat PBB yaitu pajak paksa atas harta tetap yang diberlakukan
secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh
ada di Indonesia.
atau mempunyai hak atas objek, menguasai atau memperleh manfaat dari
Inspeksi tempat letak objek kena pajak, Wajib pajak telah menerima
lambat bulan Juni tahun takwim atau satu bulan setelah menyerahkan
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), maka wajib pajak PBB dapat
dan mintalah bukti pembayarn lembar asli sebagai tanda lunas PBB.
51
Jika anda membayar lewat Pos dan Giro, belilah formulir Giro
Jika letak objek pajak tidak berada atau jauh dari tempat tinggal
SPPT.
tetapi sudah melewati batas waktu yang telah ditentukan maka akan
yang telah ditetapkan adalah dengan Surat Tagihan Pajak (STP). Jjika
dalam waktu 30 hari setelah STP terbit belum ada pembayaran dari wajib
pajak dapat diterbitkan Surat Paksa (SP) sesuai dengan pasal 13.
secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh
manfaat atas bumi, dan atau memiliki menguasai dan atau memperoleh
Subyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang
PBB. Subyek PBB baru akan melunasi utang PBB apabila subyek PBB
tersebut secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan bangunan dan
54
atau memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan (Richard Burton dan
Wirawan).
adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak
Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan
Subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang secara
nyata:
bangunan.
Yang menjadi subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan bangunan.
Jangkauan subjek dalam UU PBB sangat luas, karena meliputi orang atau
yang menjadi subjek pajak belum tentu menjadi wajib pajak. Sebab
subjek pajak akan /baru menjadi wajib pajak apabila sudah memenuhi
dikenakan pajak. Yang berarti subjek pajak mempunyai hak atas objek
pajak akan tetapi bukan merupakan wajib pajak. Yang berarti dia akan
untuk tidak mengenakan atas rumah /bangunan milik subjek pajak yang
kurang mampu. Jika suatu objek pajak belum diketahui secara pasti siapa
pajak.
56
f.2) Jika objek pajak masih dalam sengketa, maka orang /badan yang
pajak.
f.4) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik
f.5) Persekutuan.
f.7) Firma
f.8) Kongsi
f.9) Koperasi
f.11) Lembaga
kewajiban untuk membayar pajak menjadi wajib pajak. Dalam hal tas
Bangunan.
bumi yang ada di bawahnya. Apa yang disebut “permukaan bumi” di sini
tak lain adalah tanah itu sendiri yang meliputi perairan. Sedangkan
“tubuh bumi” adalah apa-apa yang berada di dalam bumi dan yang
berada di bawah air. Apa yang disebut dengan air (perairan) disini
Indonesia. Jadi yang menjadi objek Pajak Bumi dan bangunan itu adalah
tanah, air (perairan) dan tubuh bumi. Contoh : sawah, ladang, kebun,
berada di atas tanah orang lain sehingga pemilik bangunan terpisah dari
horizontal” yang bertumpu pada hukum adat. Masalah ini sering terjadi
tingkat dimiliki oleh orang lain. Yang sekarang lebih kita kenal dengan
bangunan.
PBB adalah bumi dan atau bangunan. Pengertian bumi adalah permukaan
konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah
adalah benda tidak bergerak yaitu berupa bumi dan atau bangunan.
purbakala atau yang sejenis dengan itu, merupakan hutan lindung, hutan
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yangbelum dibebani suatu hak
internasional.
jenis.
dan Bangunan.”
nilai jual objek pajak (NJOP) yang besarnya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan setiap tiga tahun. Nilai jual objek pajak adalah harga
rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara
62
wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, nilai jual objek
sejenis atau nilai perolehan baru nilai jual objek pajak pengganti.
adalah tersedianya data jual beli atau harga sewa yang wajar.
cara, yaitu :
a. Penilaian massal
b. Penilaian individual
pedesaan.
pengurangan PBB.
65
h.1)Pendataan
assessment, yakni jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak
Oleh karena itu, pendataan objek dan subjek PBB dilakukan oleh
pajak, pencocokan informasi gratis yang ada pada peta kerja dengan
objek PBB di lapangan, serta pencocokan data objek dan subjek PBB
antara yang terdaftar dengan yang ada di lapangan. Perlu ada kerja
sama yang baik antara Kantor Pajak dan Pemerintah daerah agar
objek dan subjek PBB yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan PBB
ada di lapangan.
h.2)Penilaian
ayat (3) UU PBB : “nilai jual objek pajak adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak
sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak
Gambar 2.1.
Metode Penentuan Nilai Properti PBB
Nilai Properti
Dihitung biaya
komponen
Ditentukan melalui
pembuatan
perbandingan data
bangunan
pasar
dikurangi
penyusutan
Gambar 2.2
Proses Penentuan NJOP Bumi
Data Pasar Penyesuaian atas jenis data dan waktu estimasi nilai
pasar penyesuaian atas lokasi dan faktor lain NJOP Klasifikasi NIR
Gambar 2.3
Proses Penentuan Nilai Bangunan
terutang atas suatu objek pajak. Klasifikasi tanah dan bangunan yang
h.3)Pengenaan
tarif, Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), Nilai Jual Objek Pajak Tidak
1. Tarif PBB
yang ditetapkan sebesar 0,5% dari Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).
perhutanan.
banding.
merupakan batas NJOP atas bumi dan atau bangunan yang tidak
pembayaran (bank atau kantor pos dan giro tempat pembayaran yang
banking/fasilitas lain.
seluruh Indonesia, tidak terikat pada hari kerja dan jam operasional
bank untuk pembayaran PBB, dan terhindar dari antrian di bank pada
berikut:
sebagai berikut:
Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan; dan harus
dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak STP diterima Wajib Pajak.
Sekaligus.
77
dihentikan.
berikut :
diterima.
lingkungan.
dipenuhi.
perusahaan.
2. Wajib Pajak orang pribadi atau badan dalam hal objek pajak
B. Kerangka Pemikiran
Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami adalah merupakan salah satu
kecamatan yang ada di Kota Palembang dan menjadi obyek penelitian ini,
pengelolaan pajak Bumi dan Bangunan (PBB), padahal penerimaan pajak Bumi
kebijakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam pengelolaan pajak Bumi dan Bangunan
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Mempengaruhi
Kesadaran Kepatuhan
Wajib Pajak Wajib Pajak
(X) (Y)
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu
Nama, Judul dan Persamaan Perbedaan
No Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian
1 Ni Ketut Nuari Kualitas pelayanan Sama-sama Penggunaan
Shanti (2016) fiskus berpengaruh menggunakan kualitas
terhadap Kepatuhan varibel Y pelayanan dan
pengaruh kualitas Wajib Pajak Kepatuhan pemahaman
pelayanan dan wirausahawan, terhadap peraturan
pemahaman pemahaman wajib pajak. perpajakan
peraturan perpajakan peraturan sebagai
terhadap Kepatuhan Perpajakan juga Kesamaan variabel X
Wajib Pajak mempengaruhi dalam teori
wirausahawan dalam Kepatuhan Wajib yang Perbedaan
membayar pajak Pajak wirausahawan digunakan. lokasi dan
84
Sama-sama
menggunakan
data primer
melalui
kuesioner
3 Pasca Rizki Dwi Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
Ananda (2015) menjelaskan bahwa peneliti lokasi dan
sosialisasi terdahulu waktu
Pengaruh sosialisasi perpajakan memiliki dengan penelitian.
perpajakan, tarif pengaruh signifikan peneliti
pajak, dan terhadap Kepatuhan sekarang Perbedaan
pemahaman Wajib Pajak sebesar adalah penggunaan
perpajakan terhadap 0,413 dan samasama sosialisasi
Kepatuhan Wajib pemahaman menggunakan perpajakan,
Pajak (studi kasus perpajakan memiliki variabel tarif pajak dan
pada UMKM yang pengaruh signifikan Kepatuhan pemahaman
terdaftar sebagai terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pajak sebagai
Wajib Pajak di KPP Wajib sebagai variabel X.
85
Perbedaan
dalam
penggunaan
uji keabsahan
data.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang
2. Waktu Penelitian
hasil penelitian.
B. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:4) menyatakan bahwa “metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
87
88
pegawai.
2. Sampel
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
S2, masa kerja 0 sampai lebih dari 10 tahun, berusia 20 sampai lebih dari
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
= 30 Orang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Wajib Pajak.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Memberikan retitusi
kepada wajib pajak
Ketepatan waktu
(Widodo 2010:68-
dalam membayar
70)
pajak
Ketepatan waktu
pelaporan pembayaran
pajak
Membayar pajak
dengan jujur
Melaporkan
pembayaran pajak
dengan jujur
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:97),”Instrumen penelitian adalah suatu alat
Menurut Siregar (2013:15), Data adalah bahan mentah yang perlu diolah
terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data
mengenai kinerja yang dilihat dari disiplin kerja dan kepuasan kerja.
yaitu :
a. Wawancara
b. Kuesioner
Tabel 3.2
Skala Likert
No Jenis Jawaban Bobot / Nilai
2. Tidak Setuju 2
3. Netral 3
4. Setuju 4
5. Sangat Setuju 5
Palembang.
94
c. Observasi
d. Dokumentasi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik
penelitian ini data data sekunder yang digunakan berasal dari penelitian
1. Metode kualitatif
2. Metode kuantitatif
bersifat kuantitatif.
pendekatan peneliti. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
a. Uji Validitas
Tabel 3.3
Uji Validitas
Category Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber : Barker et.al, 2002:70
Keterangan :
2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka
b. Uji Reliabilitas
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi
masing-masing responden.
Keterangan :
kedua.
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas
Category Validity
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber : Barker et.al, 2002:70
jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
2. Pengujian Hipotesis
sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Disiplin Kerja
probabilitas <0,05.
kepercayaan.
Y’ = a + bX
101
d. Uji T
I. Sistematika Penulisan
Penulis proposal skripsi terdiri dari tiga bab, dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini terdapat sub-sub bab yaitu 1) Lokasi dan Waktu
2) Pembahasan.
103
Bab VI : Penutup
2) Saran.
J. Jadwal Penelitian
Tabel 3.5
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Oktober
2 Penyusunan Penelitian
3 Bimbingan Penelitian
4 Seminar Proposal
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Richard dan Ilyas, Wirawan B., 2004, Hukum Pajak, Jakarta, Penerbit
Salemba Empat.
Early Suandy. 2000. Hukum Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Ida Zuraida, 2013, Teknik Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah, Sinar Grafika, Jakarta.
Irawan Soejito, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Bina Aksara, Jakarta, 1989.
104
105
Meliala, T.S. Fransisca, Widianti Oetomo. 2010. Perpajakan dan Akuntansi Pajak,
(edisi 7), Jakarta : Semesta Media.
Nukila Evanty dan Nurul Ghufron, 2014, Paham Peraturan Daerah Berspektif Hak
Asasi Manusia, Rajawali Press, Jakarta.
Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perkotaan Palembang.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1985 tentang pajak bumi dan
bangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.
12 Tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan.
106