Anda di halaman 1dari 42

STRATEGI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DALAM MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

KABUPATEN CIAMIS

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melaksanakan penelitian


pada Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh

Oleh:

BIMA ADITYA NUGRAHA

NIM.3504190169

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2022
LEMBAR PERSETUJUAN KETUA PROGRAM STUDI

STRATEGI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


DALAM MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
KABUPATEN CIAMIS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
BIMA ADITYA NUGRAHA
NIM.3504190169

Disahkan pada tanggal : ………………………...

Mengetahui
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing Proposal

Wawan Risnawan, S.E., S.IP., M.Si. Eet Saeful Hidayat, S.IP., M.Si
NIDN. 04131107401 NIDN. 0425027003
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN KETUA PROGRAM STUDI........................................... 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3. Tujuan ................................................................................................. 5
1.4.1. Kegunaan Teoritis................................................................................. 5
1.4.2. Kegunaan Praktis .................................................................................. 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 7
2.2. Landasan Teori................................................................................. 12
2.2.1. Tinjauan Strategi ................................................................................ 12
2.2.2. Strategi Organisasi ............................................................................. 19
2.2.3. Pengertian Keterbukaan Informasi Publik ......................................... 22
2.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 25
2.4. Proposisi ............................................................................................ 28
BAB III............................................................................................................................. 29
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 29
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 29
3.2 Operasionalisasi Konsep .................................................................. 29
3.3 Data dan Sumber Data .................................................................... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 32
3.4.1. Observasi ............................................................................................ 32
3.4.2. Wawancara ........................................................................................ 33
3.4.3. Dokumentasi ...................................................................................... 33
3.5 Teknik Pengolahan/Analisis Data ................................................... 34
3.6 Jadwal Penelitian.............................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 36

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 28

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ...................................................... 11


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian................................................................................... 35

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia adalah negara memiliki ratusan kepulauan yang

membentang dari Sabang sampai Merauke, yang mengakibatkan adamya

ketidak seimbangan informasi di masyarakat. Saat ini informasi adalah

kebutuhan bagi setiap orang karena informasi dapat mempengaruhi

pengetahuan, pola sikap dan pola pikir dalam masyarakat. Adanya

Informasi publik dikarenakan adanya komunikasi antara sesama manusia,

selain itu dengan keterbukaan informasi juga dapat mengoptimalkan

pengawasan masyarakat terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan negara

atau badan publik, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan

kepentingan diperlukan pengelolaan.

Pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk

mendorong partisipasi rakyat dan memajukan tujuan pemerintahan yang

transparan, efektif, efisien dan bertanggung jawab. Adanya UU No. 14

tahun 2008 di Indonesia menjadi sarana dalam mengoptimalkan

pengawasan publik dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan

publik. Informasi sendiri merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi

pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian

penting bagi ketahanan nasional UU No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik atau yang lebih dikenal dengan UU KIP merupakan

landasan adanya transparansi informasi yang berada di badan publik. UU

1
2

ini mengatur empat hal pokok diantaranya yaitu : 1) hak setiap orang untuk

memperoleh informasi, 2) kewajiban badan publik menyediakan dan

melayani permintaan informasi secara cepat, tepat, proporsional dan

sederhana, 3) pengecualian bersifat ketat dan terbatas, 4) kewajiban badan

publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan informasi.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia khususnya di

Kabupaten Ciamis hanya sebagian kecil informasi yang dapat diakses oleh

masyarakat melalui media cetak maupun media elektronik yang memang

disediakan oleh pemerintah daerah. Salah satu perangkat penting untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) adalah dengan

inovasi e-government merupakan pemanfaatan teknologi informasi yang

dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan pilihan pada masyarakat

untuk mengakses informasi secara mudah guna meningkatkan transparansi.

Serta berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 42 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang

selanjutnya disingkat SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan

layanan kepada pengguna SPBE.

Dalam upaya mewujudkan keterbukaan informasi publik, Dinas

Komunikasi dan Informatika kabupaten Ciamis telah memiliki beberapa

strategi dalam mewujudkan keterbukaan informasi, contohnya seperti

pengelolaan website yang berisikan informasi publik dan berfungsi sebagai

media forum. Website resmi milik Dinas Komunikasi dan Informatika


3

Kabupaten Ciamis mulai dikelola pada tahun 2020, dengan website tersebut

diharapkan dapat mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi yang

terpercaya berkaitan dengan seluruh kegiatan dan penyelenggaraan

pemerintahan, website tersebut merupakan salah satu media bagi

masyarakat dalam mengakses pusat informasi secara mudah dan cepat.

Selain berisikan informasi publik dalam website resmi milik Dinas

Komunikasi dan Informatika juga terdapat laman menuju 9 aplikasi/website

yang sudah bekerja dari tahun 2020 dan hingga saat ini dalam tahap

pengembangan. Akan tetapi dalam prakteknya pengelolaan website

tersebut masih kurang maksimal, dapat dilihat dari masih minimnya

masyarakat yang mengetahui tentang penyelenggaran pemerintahan. Selain

strategi itu Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki beberapa program

dan aplikasi yang mendukung keterbukaan informasi dan pelayanan publik

seperti Ciamis Sadata. Meskipun dengan banyaknya program yang

dikembangkan oleh dinas komunikasi dan informatika kabupaten ciamis,

ternyata masih banyak masyarakat yang mengeluh karena belum dapat

mengakses informasi secara maksimal, serta masih minimnya intensitas

dalam penyebaran informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan

kepada masyarakat, masih kurangnya keterbukaan informasi mengenai apa

yang telah dilaksanakan oleh pemerintah mengakibatkan tidak terpenuhinya

kebutuhan masyarakat akan informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan.
4

Berdasarkan hasil observasi awal dan pada portal website Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis, strategi keterbukaan

informasi publik oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis

dipandang belum berjalan dengan optimal. Hal ini ditandai dengan temuan

peneliti atas beberapa fenomena, diantaranya sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kompetensi pegawai dalam mengelola IT, dilihat dari

adanya pegawai yang kurang memenuhi kompetensi dalam pengoprasian

berbasis teknologi, serta kurangnya regenerasi pegawai yang ada di Dinas

Komunikasi dan Informatika kabupaten Ciamis.

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung di bidang statistika, dapat

dilihat dengan masih kurangnya fastilitas pendukung seperti, masih kurang

kuatnya jaringan internet, jumblah spesifikasi PC atau laptop yang

memadai.

3. Masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat terkait adanya website

resmi Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Ciamis. Hal tersebut

ditandai dengan adanya kecenderungan masyarakat yang tidak mengetahui

adanya website resmi berisikan informasi publik.

Berdasarkan fenomena – fenomena yang dijelaskan, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi yang terfokus pada

keterbukaan informasi publik dengan judul “STRATEGI DINAS

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM MEWUJUDKAN

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN CIAMIS”.


5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Strategi Dinas Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan

keterbukaan informasi publik di Kabupaten Ciamis?”

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Dinas

Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik

di kabupaten Ciamis.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

Manfaat secara teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu

untuk memperkaya ilmu pengetahuan peneliti dengan menerapkan teori-

teori kedalam praktik langsung di lapangan yang telah didapatkan selama

masa perkuliahan sebagai media atau sarana yang digunakan untuk

mengembangkan pengetahuan dalam pembuatan karya ilmiah dan

memperkaya ilmu pengetahuan bagi para pembaca tentang bagaimana cara

untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik di Kabupaten Ciamis.

Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi di perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Galuh dan menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya


6

1.4.2. Kegunaan Praktis

Sedangkan manfaat secara praktis yang diharapkan dalam penelitian ini

yaitu bagi instansi terkait diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

informasi dan mampu memberikan manfaat atau tambahan pemikiran

terhadap pihak Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis dan

menjadi bahan informasi bagi masyarakat agar dapat mengetahui strategi

dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik oleh Dinas Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Ciamis. Bagi Universitas Galuh diharapkan

dapat menambah kepustakaan pada Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Adanya tinjauan penelitian terdahulu memiliki peranan penting dalam

penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai

sumber referensi dalam pembuatan suatu karya ilmiah. Adapun hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Taufiqurrakhman, tahun 2022. “Strategi Keterbukaan Informasi Publik

Dalam Meningkatkan Kepercayaan Publik Kepada Pemerintah Daerah”

(Studi Di Dinas Kominfo Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat).

Institut Pemerintahan Dalam Negeri, ditrebitkan pada E-Jurnal

Administrasi Pemerintahan Daerah FMP, Institut Pemerintahan Dalam

Negeri.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh prinsip pelayanan yang

mencakup: mudah transparan, dan tepat waktu bukan sekedar slogan,

melainkan benar-benar menjadi kenyataan. Selama ini upaya perbaikan

layanan dilakukan dengan belum melibatkan assessment kebutuhan

perbaikan terlebih dahulu, sehingga perbaikan layanan terkesan dalam

bentuk tindakan-tindakan sporadik yang biasa saja tidak sesuai dengan

kebutuhan, untuk itu pelaksanaan survey kepuasan masyarakat sebagai

bagian dari assessment atas kebutuhan perbaikan menjadi hal yang tidak

hal perlu dilakukan melainkan hal penting.

7
8

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan

mendeskripsikan mengenai Stragtegi Keterbukaan Informasi Publik yang

diukur dari aspek pengamatan lingkungan, Formulasi strategi,

implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol pada Kantor Dinas

Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Mamuju Provinsi

Sulawesi Barat.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

dengan pendekatan induktif, dimana penulis memperoleh data dengan

cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil atau temuan dari

penelitian ini adalah Kinerja Dinas Kominfo dalam keterbukaan

informasi publik di Kabupaten Mamuju sudah cukup optimal. Hal ini

dilihat dari Pengamatan lingkungan dari sisi internal, kesadaran pegawai

dalam keterbukaan informasi sudah dikategorikan bagusini ditandai

dengan para pegawai di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian

sudah melakukan penyebaran informasi dengan cukup baik dan

transparan Formulasi strategi yang juga dilakukan oleh Dinas Kominfo

sudah cukup baik namun belum optimal ini ditandai dengan Dinas

Kominfo dalam mewujudkan visi dan misinya selalu bekerja dengan

maksimal Implementasi strategi Dinas Kominfo telah menyebarkan

informasi termasuk di daerah blind spot yang ada di Kabupaten Mamuju

dengan menggunakan pesawat radio. Evaluasi dan kontrol, Dinas

Kominfo belum bekerja optimal ini dikarenakan dengan adanya

kekurangan seperti yang ada pada saat ini. Maka dari itu, keterbukaan
9

informasi publik bisa dikategorikan sudah optimal. Hal ini dilihat dari

pengamatan lingkungan yang jelas, formulasi strategi yang baik dan

implementasi strategi yang sudah bagus, serta evaluasi dan kontrol yang

sudah baik, Namun masih kekurangan alat/ sarana dalam melakukan

pelayanan serta SDM yang kurang mumpuni.

Adapun perbedaannya yaitu fokus penelitian dalam hasil penelitian

terdahulu meneliti tentang Strategi Keterbukaan Informasi Publik Dalam

Meningkatkan Kepercayaan Publik Kepada Pemerintah Daerah,

sedangkan yang akan peneliti lakukan tentang Strategi Dinas Komunikasi

dan Informatika dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik

2. Penelitian Luqman Syafiq Sutamlaya, Iman Surya, Anwar Alaydrus,

2018. “Strategi Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Kalimantan

Timur Dalam Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik di Provinsi

Kalimantan Timur’’. Diterbitkan dalam e-Journal Ilmu Pemerintahan,

volume 6, nomor 4 (2018). Universitas Mulawarman , Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Dinas

Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Timur Dalam

Mewujudkan Keterbukaan Informasi Publik di Provinsi Kalimantan

Timur. Fokus penelitian ini adalah : 1. Strategi Dinas Komunikasi dan

Informasi Provinsi Kalimantan Timur dalam Mewujudkan Keterbukaan

Informasi Publik di Provinsi Kalimantan Timur untuk mengukur


10

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi

dengan merumuskan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang

paling dominan digunakan dalam perumusan strategi. 2. Alternatif

strategi yang dapat dilakukan dalam mewujudkan keterbukaan informasi

publik di Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif yang memadukan input data

kualitatif dan kuantitatif. Karena pada penelitian ini menghasilkan input

data kualitatif dengan bantuan kuesioner, namun dalam analisisnya, data

kualitatif tersebut diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan

analisis SWOT, dimana dalam hasil analisis nya kemudian disimpulkan

kembali melalui penjabaran hasil analisis berbentuk kuantitatif. Hasil dari

penelitian menunjukan Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi

Kalimantan Timur mempunyai posisi yang sangat strategis untuk

mendukung perkembangan memperoleh keunggulan strategi, strategi

Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Timur terletak

pada kuadran I, artinya pada posisi ini keterbukaan informasi publik pada

Dinas Informasi dan Komunikasi sangat mendukung untuk dilakukan

strategi pertumbuhan agresif untuk mendapatkan keunggulan di Dinas

Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Timur agar dapat

bersaing dengan SKPD – SKPD lain dalam mewujudkan keterbukaan

informasi publik.
11

Adapun perbedaannya yaitu teori yang digunakan dalam penelitian

terdahulu menggunakan teori menurut Rangkuti (2017:83-84), sedangkan

yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT

menurut Nur'aini (2020:13).

Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu

Judul
No Nama Peneliti Perbedaan Persamaan
Penelitian
Muhammad Strategi Perbedaannya yaitu Persamaan
Taufiqurrakhman Keterbukaan
fokus penelitian dengan penelitian
A. Waris Informasidalam hasil ini dengan
Publik Dalam
penelitian , peneliti penelitian
Meningkatkan
terdahulu lebih sebelumnya
Kepercayaan
memfokuskan pada terletak pada
Publik peningkatkan lokus penelitian.
Kepada kepercayaan publik
1. Pemerintah
kepada pemerintah
Daerah. daerah, sedangkan
yang akan peneliti
lakukan tentang
strategi Dinas
Komunikasi dan
Informatika dalam
mewujudkan
keterbukaan
informasi publik.
Luqman Syafiq Strategi Dinas Perbedaannya yaitu Persamaan
Sutamlaya Komunikasi teori yang digunakan dengan penelitian
Dan Informasi dalam penelitian ini dengan
Provinsi terdahulu penelitian
2. Kalimantan menggunakan teori sebelumnya
Timur Dalam menurut Rangkuti terletak pada
Mewujudkan (2017:83-84), lokus penelitian,
Keterbukaan sedangkan yang akan dan dalam
Informasi digunakan dalam penggunaan
12

Publik di penelitian ini sistem analisis


Provinsi menggunakan SWOT.
Kalimantan analisis SWOT
Timur menurut Nur'aini
(2020:13).

2.2. Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian penting dalam penelitian kualitatif

mengingat bahwa penelitian kualitatif harus berlandaskan pada teori sehingga

teori yang peneliti uraikan di bawah ini hanya teori yang memiliki relevansi

dengan penelitian ini. Teori yang tidak memiliki relevansi dengan penelitian

ini maka sebisa mungkin akan peneliti kurangi atau bahkan peneliti hindari.

2.2.1. Tinjauan Strategi

2.2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi oleh Nilasari (2014:3) mengatakan bahwa kata strategi

berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jenderal atau

panglima. Strategi diartikan sebagai ilmu kejendralan atau ilmu

kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara

penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang.

Strategi lebih bersifat dinamis karena merupakan sebuah proses

sehingga mengikuti perubahan yang terjadi. Taktik lebih bersifat tetap

karena dilakukan pada suatu waktu saja. Selain itu strategi juga

memiliki pilihan alternatif yang lebih banyak daripada taktik.


13

Definisi khusus dari strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan.

Kata "strategi" dalam kamus besar bahasa Indonesia menurut

Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas, mempunyai beberapa

arti, antara lain:

a. Ilmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa


untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan
damai.
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam kondisi perang atau dalam kondisi yang menguntungkan.
c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2018:2) Kata strategi

berasal dari Kata strategos dalam Yunani merupakan gabungan dari

stratus atau tentara dan ego atau pemimpin, suatu strategi mempunyai

dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju, jadi pada

dasarnya strategi merupakan rencana jangka panjang, diikuti tindakan

yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah

"kemenangan". Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan

berintegritas yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan

utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi.

Menurut Muljono (2012:15) berpendapat bahwa:


14

"Strategi adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi


sumber daya dan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan
dan membantu organisasi mencapai sasaran".

Intinya strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang

berbeda, dan dengan adanya sebuah strategi merupakan hal yang

dianggap penting karena strategi salah satu faktor pendukung

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi, strategi juga dapat

dikatakan sebagai pola tujuan, program tindakan, kebijakan maupun

kepuasan dan alokasi sumber daya yang tersedia.

Rachmat (2014:14), menyatakan bahwa Strategi adalah

sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan

nilai yang unik. Adapun ahli yang menegaskan strategi terdiri atas

aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan- pendekatan

bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan sesuai target. Strategi

sebenarnya didasarkan pada analisis yang terintegrasi dan holistik.

Artinya, setelah strategi disusun, semua unsur yang ada dalam

organisasi sudah perspektif jangka panjang, strategi dirumuskan untuk

merealisasikan visi dan misi korporasi.

Menurut Taufigrokhman (2016:21) pengertian strategi secara

umum yaitu, suatu proses yang menentukan adanya perencanaan

terhadap para top manajer yang unggul berarah pada tujuan jangka

panjang perusahaan yang disertai dengan penyusunan akan upaya

bagaimana agar mencapai tujuan diharapkan.


15

Menurut Chandler (Taufigrokhman,2016:38) mengatakan

bahwa

"strategi adalah suatu penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka


panjang dari suatu organisasi (perusahaan) serta pengadopsian
seperangkat tindakan serta alokasi sumber - sumber yang perlu untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut"

2.2.1.2. Tahapan-tahapan Strategi

Sedarmayanti (2018:11-12) mengemukakan tiga tahapan

manajemen strategi, yaitu:

1. Perumusan strategi
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi, misi,
identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi,
kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan
tujuan jangka panjang, pencarian strategi alternatif, dan
pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan
2. Penerapan strategi
Penerapan strategi mengharuskan perusahaan menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang telah
dirumuskan dapat dijalankan.
3. Penilaian strategi
Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen
strategi. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar, yaitu :
1) Peninjauan lang faktor eksternal dan internal yang menjadi
landasan bagi strategi saat ini;
2) Pengukuran kinerja; dan
3) Pengambilan langkah korektif.

Selanjutnya, Susanto (2014:3) mengemukakan bahwa

manajemen strategi terdiri dari 9 (sembilan) tugas penting, yaitu :

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum


tentang tujuan, filosofi, dan sasaran.
2. Melakukan analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas
internal perusahaan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, baik kompetisi dan
faktor-faktor kontekstual umumnya.
4. Menganalisis opsi-opsi perusahaan dengan menyesuaikan
sumber daya yang dimilikinya dengan lingkungan eksternalnya.
16

5. Mengenali opsi-opsi yang paling diinginkan dengan


mengevaluasi setiap opsi berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi besar
yang mampu mencapai hasil yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek
yang sesuai dengan pilihan seperangkat sasaran jangka panjang
dan strategi besar.
8. Menerapkan pilihan-pilihan strategi melalui pengalokasian
sumber daya yang dianggarkan, dimana kesesuaian tugas-tugas,
karyawan, struktur, teknologi, dan sistem imbalan ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi
pengambilan keputusan di masa depan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen strategi memiliki 3 (tiga) tahapan, yaitu mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi. Selain itu,

manajemen strategi juga berperan sangat penting dalam menganalisis

dan mengenali atau menerapkan opsi-opsi yang sesuai dengan

kelebihan dan kekurangan organisasi atau perusahaan

2.2.1.3. Manajemen Strategi

Nawawi dalam Sedarmayanti (2018:3) manajemen strategi

merupakan perencanaan berskala besar (perencanaan strategi yang

berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi) dan ditetapkan

sebagai keputusan tertinggi (keputusan mendasar dan prinsipil), agar

memungkinkan organisasi berinterakasi secara efektif (misi) dalam

usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk

menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) berkualitas,

diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (strategi) dan berbagai

sasaran (tujuan operasional) organisasi.


17

Menurut David dalam Yunus (2018:4) manajemen strategi

merupakan seni atau ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan

mengevaluasi lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat

mencapai tujuan. Adapun menurut Katchen manajemen strategi sebagai

analisis, keputusan dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk

menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa manajemen

strategi merupakan ilmu atau seni untuk merencanakan, menerapkan

dan mengevaluasi untuk mempertahankan keunggulan maupun untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi

2.2.1.4. Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini

dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi.

Adapun definisi strategi menurut Chandler (dalam Sedarmayanti,

2018:4) menyebutkan bahwa "strategi adalah tujuan jangka panjang

dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber

daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut."

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep

lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang

disusun. Kemudian, Sedarmayanti (2018:4-5) mengemukakan konsep

tersebut :
18

a. Distinctive competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan


agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan
pesaingnya. Menurut Day dan Wensley (1998) dalam Sedarmayanti
(2018:4-5) identifikasi distinctive competence dalam organisasi
meliputi :
1. Keahlian tenaga kerja.
2. Kemampuan sumber daya.
Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan dapat unggul
dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive advantage, keunggulan bersaing disebabkan pilihan
strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar.
Jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan
yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis,
yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah,
bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini, Porter dalam
Sedarmayanti (2018:4-5) menyatakan terdapat tiga strategi generik,
yaitu:
1. Strategi diferensiasi, cirinya adalah perusahaan mengambil
keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap
suatu produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan
produk lain. Dengan demikian, diharapkan calon konsumen
mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu.
2. Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh, cirinya adalah
perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada
pelanggan, dengan cara memfokuskan harga jual produk yang
murah, sehingga biaya produksi, promosi, riset dapat ditekan,
bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk
dari perusahaan lain.
3. Strategi fokus, cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan
pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing
dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya
menyeluruh/diferensiasi.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa dari kedua konsep tersebut terdapat perbedaan antara distinctive

competence dan competitive advantage. Distinctive competence

merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat

melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya, yang

terdiri dari 2 (dua) identifikasi yaitu keahlian tenaga kerja dan


19

kemampuan sumber daya. Sedangkan, competitive advantage

merupakan strategi yang dilakukan perusahaan agar dapat bersaing

untuk merebut peluang pasar, terdapat 3 (tiga) strategi generik yaitu

strategi diferensiasi, strategi kepemimpinan biaya menyeluruh dan

strategi fokus.

Kemudian, Hill dan Jones (Susanto, 2014:29) meninjau strategi

dari dua sisi, yaitu:

1. Pendekatan tradisional
Strategi dipandang sebagai pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan utama perusahaan, kebijakan-kebijakan
dan tahapan tindakan-tindakan yang mengarah pada keseluruhan
yang bersifat kohesif atau saling terkait.
2. Pendekatan baru
Strategi merupakan pola di dalam arus keputusan atau Tindakan.

2.2.2. Strategi Organisasi

Menurut Slamet Riyanto (2021:1) manajemen strategi diartikan sebagai

sebuah perencanaan, pemantauan, analisis dan penilaian yang berkelanjutan

dari semua aktivitas yang dilakukan organisasi dalam mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen strategi dipengaruhi oleh

lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal

organisasi. Lingkungan akan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan

penilaian dan penyusunan strategi organisasi.

Pengelolaan strategi akan membantu organisasi mengambil keputusan

logis dan mengembang tujuan baru dengan cepat. Dengan demikian

manajemen strategisdapat membantu organisasi merencanakan masa

depannya.
20

2.2.2.1. Analisis SWOT (Strength. Weakness, Opportunities,

Threats)

Menurut Nur'aini (2020:7) analisis SWOT merupakan sebuah

instrumen perencanaan strategis klasik yang memberikan cara

sederhana untuk memperkirakan cara terbaik dalam menentukan

sebuah strategi. Pendekatan analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities) sekaligus dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Dengan demikian hasil dari

analisis dapat membentuk perencanaan strategi berdasarkan hasil

analisis terhadap faktor – faktor strategis organisasi.

2.2.2.2. Faktor – faktor Analisis SWOT

Nur'aini (2020:13) mengemukakan Analisis SWOT terdiri dari

4 faktor, yaitu:

1. Kekuatan (Strengths)

Kekuatan merupakan suatu kompetensi khusus atau

keunggulan yang terdapat dalam organisasi itu sendiri. Faktor

kekuatan merupakan nilai plus atau keunggulan sebuah organisasi.

Hal tersebut mudah dan terlihat apabila sebuah organisasi memiliki

hal khusu yang lebih unggul serta dapat memuaskan stakeholders

mau pelanggan.

2. Kelemahan (Weaknesses)
21

Kelemahan merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang

menjadi kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh

organisasi. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana

prasarana, kualitas atau kemampuan karyawan yang ada dalam

organisasi, lemahnya kepercayaan konsumen, dan lain-lain. Oleh

karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera

dibenahi oleh para stakeholder dalam suatu perusahaan antara lain

yaitu :

a) Lemahnya SDM (Sumber Daya Manusia) dalam organisasi.

b) Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib.

c) Kurangnya sensitivitas dalam menangkap peluang yang ada,

sehingga kecenderungan membuat organisasi mudah puas

dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.

d) Output pada produk yang belum sepenuhnya bersaing

dengan produk perusahaan yang lainya.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan diluar organisasi

yang sifatnya menguntungkan bahkan dapat jadi senjata untuk

memajukan sebuah organisasi/perusahaan. Peluang sendiri dapat

dikategorikan dalam tiga tingkatan, sebagai berikut:

a) Low

b) Moderate

c) Best
22

4. Ancaman (Threats)

Ancaman ini merupakan kondisi eksternal yang dapat

mengganggu kelancaran berjalannya sebuah organisasi atau

perusahaan. Ancaman dapat meliputi hal-hal dari lingkungan yang

tidak menguntungkan bagi sebuah organisasi. Ancaman bisa dilihat

dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan

kemungkinan terjadinya (probability of occurrence). Ancaman

dikategorikan dalam tingkatan sebagai berikut :

a) Ancaman utama (major threat)

b) Ancaman moderate (moderate threat)

c) Ancaman tidak utama (minor threat)

2.2.3. Pengertian Keterbukaan Informasi Publik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterbukaan memiliki

arti hal terbuka yang menjadi dasar utama dalam berkomunikasi.

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik yang dikutip oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika (2010:5), mendefinisikan informasi sebagai berikut :

“Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda


yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non-
elektronik.”

Kemudian Pasal 1 angka 2 Undang-Undang KIP menjelaskan bahwa

yang dimaksud Informasi Publik adalah:


23

“Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,


dikirim, dan/atau diterima oleh sesuatu badan publik yang berkaitan
dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Negara dan/atau
penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-
Undang ini serta informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik”

Menurut Erdianto, Aryani & Karanikolas, (2012:11) Informasi

merupakan alat yang penting bagi pemerintahan untuk membuat suatu

pengawasan. Secara konseptual, masyarakat memiliki hak atas informasi yang

berkenaan dengan suatu organisasi publik yang dibiayai oleh rakyat dan

diawasi oleh pejabat publik tersebut. Hak rakyat atas informasi yang kemudian

mendorong keterbukaan informasi sebagai kewajiban negara terhadap

rakyatnya.

Fauzi (2013:2) mengatakan bahwa informasi merupakan hasil dari

pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa

menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau

arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi

orang tersebut.

Menurut Hasan (2010:118) berkembangnya semangat keterbukaan

dalam masyarakat setidaknya dipandu oleh kecanggihan sistem komunikasi

dan informasi dimana masyarakat dengan mudah mengakses berbagai

permasalahan, khususnya bidang pemerintahan dari berbagai belahan dunia

yang secara tidak langsung membuka mata dan telinga bagaimana negara lain

mengelola dan memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Hak untuk

mendapatkan informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan

informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara yang baik dan bahwa
24

keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan

pengawasan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada

kepentingan publik dan bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah

satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi maka dianggap

penting untuk menerbitkan undang-undang tentang keterbukaan informasi

publik. Menjamin keterbukaan informasi publik dalam sebuah undang-undang

berarti memastikan bahwa pemerintah semakin terbuka dan akuntabel

(demokratis).

Menurut Subagiyo (2014:46) pemerintah dikatakan demokratis apabila

setiap pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak

(publik) selalu dilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat yang akan

terkena dampak dari keputusan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah yang

demokratis menjamin ketersediaan informasi publik dan akses terhadap

informasi publik tersebut karena menyadari hanya dengan bekal informasi

yang cukuplah masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Keterbukaan informasi lahir atas dasar tuntutan demokrasi dan

transparansi yang diusung pasca jatuhnya masa reformasi pada tahun 1998.

Eksistensi hak masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh informasi

pemerintah secara terbuka dan transparan kemudian mendorong pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik sebagai payung hukum. Tujuan dari Keterbukaan Informasi

Publik tersebut adalah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) melalui prinsip akuntabilitas, transparansi dan supremasi


25

hukum serta melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap proses kebijakan

publik (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2010:3).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Keterbukaan Informasi Publik adalah suatu kebijakan negara yang

wajib diimplementasikan oleh badan-badan publik dengan menyediakan

informasi secara transparan dan terbuka kepada masyarakat sesuai dengan yang

tertuang pada Undang- Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik.

2.3. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dengan adanya masalah terkait strategi Dinas

Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik

di kabupaten Ciamis.

Menurut Sedarmayanti (2018:2) Kata strategi berasal dari Kata strategos

dalam Yunani merupakan gabungan dari stratus atau tentara dan ego atau

pemimpin, suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran

yang dituju, jadi pada dasarnya strategi merupakan rencana jangka panjang,

diikuti tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang

umumnya adalah "kemenangan". Strategi adalah rencana yang disatukan, luas

dan berintegritas yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan utama dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.


26

Menurut Hasan (2010:118) berkembangnya semangat keterbukaan dalam

masyarakat setidaknya dipandu oleh kecanggihan sistem komunikasi dan

informasi dimana masyarakat dengan mudah mengakses berbagai

permasalahan, khususnya bidangpemerintahan dari berbagai nelahan dunia

yang secara tidak langsung membuka matadan telinga bagaimana negara lain

mengelola dan memajukan kesejahteraanmasyarakatnya. Hak untuk

mendapatkan informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan

informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara yang baik dan bahwa

keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan

pengawasan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada

kepentingan publik dan bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah

satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi maka dianggap

penting untuk menerbitkan undang-undng tentang keterbukaan informasi

publik. Menjamin keterbukaan informasi publik dalam sebuah undang-undang

berarti memastikan bahwa pemerintah semakin terbuka dan akuntabel

(demokratis).

Keterkaitan strategi dengan keterbukaan informasi publik merupakan

sebuah usaha dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik melalui

perencanaan yang baik. Untuk memperkirakan cara terbaik dalam menentukan

sebuah strategi diperlukan pendekatan analisis SWOT yang didasarkan pada

logika serta dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities) sekaligus dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats). Dengan demikian hasil dari analisis dapat membentuk


27

perencanaan strategi berdasarkan hasil analisis terhadap faktor – faktor

strategis organisasi (Nur’aini 2020:7).

Nur'aini (2020:13) mengemukakan Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor,

yaitu:

1. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan merupakan suatu kompetensi khusus atau keunggulan
yang terdapat dalam organisasi itu sendiri. Faktor kekuatan merupakan
nilai plus atau keunggulan sebuah organisasi. Hal tersebut mudah dan
terlihat apabila sebuah organisasi memiliki hal khusu yang lebih unggul
serta dapat memuaskan stakeholders mau pelanggan.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi
kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh organisasi.
Kelemahan ini dapat berupa kelamahan dalam sarana prasarana, kualitas
atau kemampuan karyawan yang ada dalam organisasi, lemahnya
kepercayaan konsumen, dan lain-lain
3. Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan diluar organisasi yang
sifatnya menguntungkan bahkan dapat jadi senjata untuk memajukan
sebuah organisasi/perusahaan
4. Ancaman (Threats)
Ancaman ini merupakan kondisi eksternal yang dapat mengganggu
kelancaran berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. Ancaman
dapat meliputi hal-hal dari lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
sebuah organisasi. Ancaman bisa dilihat dari tingkat keparahan
pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurrence).
Maka berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan sebagai

berikut:
28

INPUT

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis dalam Mewujudkan


Keterbukaan Informasi Publik belum berjalan secara optimal

PROSES

Nur'aini (2020:13) mengemukakan Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor, yaitu:


1. Kekuatan (Strengths)
2. Kelemahan (Weaknesses)
3. Peluang (Opportunities)
4. Ancaman (Threats)

OUTPUT
Strategi Dinas Komunikasi dan Informatika dalam mewujudkan keterbukaan
informasi publik di Kabupaten Ciamis dapat berjalan secara optimal.

Gambar 3. 1

Kerangka Pemikiran

2.4. Proposisi

Strategi dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik oleh Dinas

Komunikasi dan Informatika kabupaten Ciamis, dengan menggunakan

analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) diharapkan

dapat berjalan secara optimal.


29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah metode

penelitian Kualitatif. Menurut Siyoto S dan Sodik (2015:14) Metode penelitian

kualitatif yang dimaksud adalah untuk mendapat pemahaman yang bersifat

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis daya

bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Ulber Silalahi (2018:27) mengemukakan bahwa metode

penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

menyajikan suatu gambar yang terperinci tentang suatu situasi khusus, setting

social, atau hubungan.

3.2 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep merupakan cara tertentu yang digunakan untuk

meneliti dan mengoperasikan konsep, sehingga memungkinkan bagi peneliti

yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konsep yang lebih baik.

Dalam penelitian ini operasionaliasi konsep yang digunakan yaitu menurut

Nur'aini (2020:13) mengemukakan Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor, yaitu:


30

1. Kekuatan (Strengths), dengan indikator sebagai berikut:

a. Adanya memanfaat kekuatan internal sebagai alat untuk

mewujudkan keterbukaan informasi publik

b. Mengetahui sumber kekuatan agar dapat ditingkatkan

2. Kelemahan (Weaknesses), dengan indikator sebagai berikut:

a. Mengetahui kelemahan dalam organisasi

b. Mengetahui faktor penghambat dalam perancangan strategi

3. Peluang (Opportunities), dengan indikator sebagai berikut:

a. Adanya pengamatan peluang dalam perumusan strategi

b. Adanya kemampuan dalam membaca peluang agar strategi yang

dirancang dapat berjalan dengan baik

4. Ancaman (Threats), dengan indikator sebagai berikut:

a. Adanya alternatif strategi untuk mengantisipasi ancaman,

b. Adanya analisis terhadap ancaman yang akan datang

3.3 Data dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (2014:157) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata – kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. berkaitan dengan hal itu pada bagian

ini jenis datanya dibagi ke dalam kata - kata dan tindakan, sumber data tertulis,

foto, dan statistik. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau

pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan

melihat, mendengar, dan bertanya. Berdasarkan sumbernya, data dibagi

menjadi:
31

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpul secara langsung dari

sumbernya yang diperoleh sendiri oleh lembaga yang bersangkutan. Metode

yang digunakan untuk pengumpulan data primer yaitu dengan melalui cara

survei dan observasi (Ruslan, 2010:138)

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga

sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

langsung (Siyoto S dan Sodik, M. A, 2015:58). Data primer dapat berupa

opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian.

Data Primer yang diperoleh pada penelitian ini dari Diskominfo Kabupaten

Ciamis. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai Informan diantaranya

sebagai berikut.

1. Kepala Bidang Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ciamis

(1 Orang)

2. Kepala Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi

Diskominfo Ciamis (1 Orang)

3. Kepala Bidang Statistik Diskominfo Ciamis (1 Orang)

4. Staf dan Pegawai Bidang Statistik (1 orang)

5. Perwakilan dari pihak media (3)


32

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain (Siyoto S dan Sodik, M. A,

2015:58). Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari

media web, jurnal, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

keterbukaan informasi publik dan Diskominfo

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang benar, mampu menghasilkan data yang

memiliki kredibilitas tinggi. Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan

data kualitatif :

3.4.1. Observasi

Peneliti memiliki peran yang aktif dalam situasi lingkungan tertentu.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap informan penelitian dan kemudian

peneliti secara aktif melakukan wawancara dengan informan untuk

memperoleh informasi dan data lengkap (Ruslan, 2010:36). Maka penelitian

ini dilakukan langsung di kantor Diskominfo Kabupaten Ciamis sehingga

peneliti bisa melakukan observasi sekaligus wawancara langsung kepada

narasumber
33

3.4.2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan,

dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu, Moleong

(2014:186).

Teknik wawancara dalam pelaksanaannya memberikan kebebasan

untuk menemukan sumber masalah secara lebih terbuka. Dimana, orang

yang diajak wawancara akan diminta pendapat dan ide-idenya. Wawancara

akan dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dan narasumber

yakni kepada Pegawai Dinas Kominfo Kabupaten Ciamis

3.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi berguna sebagai pelengkap dari pengguna teknik

pengumpulan data dengan observasi maupun wawancara. Dokumentasi

merupakan sebuah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya berharga dari seseorang. Hal

ini ditempuh peneliti guna memperoleh data mengenai strategi diskominfo

dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik. Dokumentasi yang

dilakukan peneliti adalah berupa pengambilan foto terhadap narasumber

yang telah diwawancarai sehingga bisa menjadi bukti bahwa peneliti telah

melakukan wawancara
34

3.5 Teknik Pengolahan/Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:244) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menyebarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui tahapan;

reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau verifikasi.

(Sandu Siyoto, dkk 2015:122)

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman bahwa penyajian data adalah sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan.

c. Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisis data.

Pada bagian in peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah

diperoleh.
35

3.6 Jadwal Penelitian

Penelitian ini bertempat di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Ciamis dengan estimasi penelitian selama 9 bulan. Adapun tahapan – tahapan

jadwal penelitian yang peneliti sajikan melalui tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

2022 2023
Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Mini
Observasi
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Seminar
Usulan
Penelitian
Penelitian
Pengumpulan
Data
Penyusunan
Skripsi
Ujian Sidang
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
BUKU – BUKU
Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., Hardani, & Istiqomah, R.
R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta:
CV. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta.
Lembaga Bantuan HukumS(LBH) Masyarakat kerjasama Yayasan TIFA.
2010. Mengenal Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.
Jakarta:Pelitaraya Selaras.
Manap, H. Abdul. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Muljono, Djoko. (2012). Buku Pintas Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.
Yogyakarta : Andi
Nur'aini, Fajar. 2020. Teknik Analisis SWOI. Yogyakarta: ANAK HEBAT
INDONESIA.
Rachmat (2014). Manajemen Strategi Edisi.1. Bandung: Pustaka Setia
Sedarmayanti. (2018). Manajemen Strategi Bandung : PT Refika Aditama
Senja Nilasari; Arini R.. (2014). Manajemen strategi itu gampang / Senja Nilasari
; editor, Arini R.. Jakarta :: Dunia Cerdas,.
Silalahi;, Ulber. 2018. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. literasi media
publishing.
Susanto, AB. 2014. Manajemen Strategik Komprehensif. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Taufigrokhman. 2016. Manajemen Strategik. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
Yunus, Eddy. 2016. Manajemen Strategi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi

ARTIKEL
A WARIS, M. T. (2022). STRATEGI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN PUBLIK KEPADA
PEMERINTAH DAERAH (Studi Di Dinas Kominfo Kabupaten Mamuju
Provinsi Sulawesi Barat) (Doctoral dissertation, IPDN JATINANGOR).
Huddin, M. MANAJEMEN STRATEGI ANALISIS SWOT DALAM MENGHADAPI
PERSAINGAN BISNIS PADA BMT NU PUSAT GAPURA SUMENEP.
Mulyadi, (2014), Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard, UPP STIM YKPN, Yogyakarta
Rivai, Abdul dan Darsono, Prawironegoro, (2015), Manajemen Strategis : Kajian
Keputusan Manajerial Bisnis Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis,
Ekonomi, Sosial, dan Politik, Mitra Wacana Media, Bogor
Sutamlaya, L. S., Surya, I., & Alaydrus, A. (2018). STRATEGI DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DALAM MEWUJUDKAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PERATURAN PEMERINTAH
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 / PER / M.KOMINFO / 2
/ 2010 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi
Peraturan Bupati Ciamis 42 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana KemenPANRB. (2021). Laporan
Hasil Evaluasi Pemerintah Kabupaten Ciamis. Jakarta : KemenPANRB

Anda mungkin juga menyukai