Anda di halaman 1dari 4

REFORMASI BIROKRASI DI PENGADILAN NEGERI BAUBAU

Reformasi birokrasi adalah upaya melakukan pembaharuan dan


perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan dan sumber daya manusia.

Roadmap reformasi birokrasi artinya rencana kerja rinci yang


mengambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Quick wins artinya langkah inisiatif yang mudah dan cepat dicapai untuk
mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi birokrasi. Quick
wins dipilih dari salah satu atau kombinasi beberapa area perubahan
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing instansi,
khususnya pada program peningkatan kualitas pelayanan publik.

Quick wins yang telah dilaksanakan oleh MA:

 Transparansi putusan.

 Pengembangan teknologi informasi.

 Pengelolaan PNBP.

 Kode etik hakim.

 Analisa pekerjaan dan evaluasi pekerjaan.

SASARAN

1. Terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel ;

2. Terciptanya birokrasi yang efektif dan efisien ;

3. Terciptanya birokrasi yang memiliki pelayanan public yang


berkualitas ;

1
DASAR HUKUM

- UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunanan Jangka


Panjang Nasional 2005-2025

- Perpres No.2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional 2015-2019

- Perpres No.81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi


2010-2025

- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi No.14 tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah

- Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 194 tahun 2014


tentang Pembentukan Tim Pembaharuan Peradilan

8 area perubahan Reformasi Birokrasi:

No. Program Target

1. Manajemen  Meningkatnya komitmen pimpinan dan


perubahan pegawai dalam melakukan reformasi
birokrasi

 Terjadinya perubahan pola pikir dan


budaya kerja

 Menurunnya risiko kegagalan yang


disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan

2. Penataan  Pemahaman tentang peraturan


peraturan perundang-undangan
peraturan
perundang-  Evaluasi peraturan perundangan-
undangan undangan

2
 Tidak terjadi contempt of court

3. Penataan dan  Menurunnya tumpang tindih tugas pokok


penguatan dan fungsi internal diantara aparatur
organisasi Pengadilan Negeri Baubau

 Meningkatnya kapasitas aparatur dalam


melaksanakan tugas pokok dan fungsi

4. Penataan  Meningkatnya penggunaan teknologi


Tatalaksana informasi dalam proses penyelenggaraan
manajemen

 Meningkatnya efisiensi dan efektivitas


kinerja aparat Pengadilan Negeri Baubau

 Terwujudnya kemudahan dalam


mendapatkan informasi di Pengadilan
Negeri Baubau

5. Penataan Sistem  Meningkatnya profesionalisme SDM


Manajemen SDM aparatur Pengadilan Negeri Baubau
Aparatur
 Meningkatnya efektivitas manajemen
SDM aparatur

 Meningkatnya ketaatan yang terukur dan


akuntabel pada aparatur

 Meningkatnya disiplin SDM

 Meningkatnya tranparansi dan keakuratan


data aparatur Pengadilan Negeri Baubau

6. Penguatan  Terhindarnya penyalahgunaan wewenang


Pengawasan oleh aparatur Pengadilan Negeri Baubau

 Meningkatnya kehandalan pengelolaan


keuangan Negara dan status opini BPK
terhadap pengelolaan keuangan negara

 Menurunnya kepatuhan terhadap


pengelolaan keuangan Negara di
Pengadilan Negeri Baubau

7. Penguatan  Meningkatnya kinerja dan akuntabilitas


Akuntabilitas

3
Kinerja aparatur Pengadilan Negeri Baubau

8. Peningkatan  Meningkatnya kualitas pelayanan publik


Kualitas kepada masyarakat (lebih cepat, lebih
Pelayanan Publik murah, lebih aman dan lebih mudah
dijangkau)

 Meningkatnya unit pelayanan yang


memperoleh standarisasi pelayanan
internasional

 Meningkatnya indeks kepuasan


masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik di Pengadilan Negeri
Baubau

Baubau, Maret 2017


Ketua Pengadilan Negeri Baubau

JOKO SAPTONO, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai