Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Seni Rupa Indonesia

Sebelumnya, Eropa dianggap sebagai pelopor seni rupa karena


ditemukannya berbagai benda seni kuno di sana. Namun kemudian
pernyataan tersebut diragukan, karena beberapa temuan benda dan karya
seni yang lebih tua di benua Afrika dan Asia Tenggara. Salah satu temuan
karya tertua itu adalah lukisan di gua Sulawesi yang berada di Indonesia.

Hingga saat ini diperkirakan lukisan gua tersebut adalah lukisan tertua di
dunia. Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang akan kita bahas
pertama disini, yaitu Seni Rupa Prasejarah.

Sejarah Seni Rupa Prasejarah

Pembagian seni rupa prasejarah di Indonesia dibedakan atas dua periode,


yaitu zaman batu dan zaman perunggu. Pembabakan tersebut didasarkan
atas kemampuan teknik dan teknologi masyarakat prasejarah tersebut.
Terutama dalam menciptakan alat-alat yang diperlukan dalam mendukung
kelangsungan hidupnya.

Hal ini ditunjukkan dengan bukti artefak-artefak yang mereka tinggalkan.


Zaman batu atau disebut juga zaman Megalitik yang terdiri dari:

1. zaman batu tua (Paleolitik),


2. zaman batu tengah (Mesolitik), dan
3. zaman batu muda (Neolitik).

Kehidupan Zaman Prasejarah

Manusia hidup di masa Prasejarah dalam jangka waktu yang sangat


panjang. Pada masa ini hidup manusia belum terlalu bergantung ke
peralatan (gawai) seperti sekarang. Namun manusia sudah mulai membuat
alat-alat yang dapat membantu menjalani kehidupnya di dunia.
Tentunya, alat-alat yang dibuat masih sederhana dan menyerupai bentuk
bahan mentahnya. Misalnya alat untuk mencari umbi-umbian sebagai
bahan makanan atau alat untuk berburu. Alat-alat tersebut dibuat
menggunakan batu yang di pecahkan, tulang binatang yang diasah, dsb.

Kehidupan manusia pada masa ini juga belum sepenuhnya menetap,


mereka masih berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya
tergantung pada situasi dan kondisi setempat atau biasa disebut dengan
istilah nomaden. Jika tempat tinggal mereka sudah tidak subur lagi atau
buruan di sana habis, maka mereka akan pindah dan mencari tempat
tinggal baru.

Tempat singgah yang digunakan di masa ini hanyalah sebatas gua atau
dataran terbuka yang terbebas dari ancaman binatang buas. Di masa
nomaden ini sering terjadi hal yang tidak diinginkan, terutama untuk anak-
anak dan wanita. Sering di temukan rangka manusia yang terpisah jauh
dari temuan lainnya, yang berarti adalah beberapa korban dalam perjalanan
jauh ketika berpindah.

Sayangnya manusia prasejarah belum mampu membuat rumah sebagai


tempat tinggal tetap yang aman. Sehingga pada umumnya mereka tinggal
di gua untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ketika mulai menetap di gua inilah, aktivitas manusia dalam membuat


berbagai karya juga mulai bertambah, seiring kebutuhan yang meningkat
untuk menciptakan alat-alat pertanian sederhana, ritual, dsb. Pada akhirnya
manusia mulai menemukan logam dan mengetahui cara mengolahnya.
Bahkan lama-kelamaan logam mulai menggeser kedudukan batu, yang
pada akhirnya hanya berfungsi sebagai benda pusaka saja dan kehilangan
nilai praktis.

Karya Seni Rupa Prasejarah

Salah satu peninggalan yang paling kuno dari kesenian Indonesia adalah
lukisan pada dinding gua-gua, seperti yang ditemukan di Papua, di
Kepulauan Kei dan Seram hingga di Sulawesi Selatan. Lukisan-lukisan
tersebut antara lain berupa cap telapak tangan dan telapak kaki, gambar-
gambar manusia yang sederhana, gambar-gambar binatang seperti babi
hutan, cecak, kadal, kura-kura, kerbau, dan lain sebagainya.

Di beberapa gua di Indonesia yang telah disebutkan di atas terdapat


bahkan terdapat gambar telapak tangan dengan jari terpotong (tidak utuh).
Ada pula gambar seekor binatang yang tampak sedang diburu dengan
menggunakan tombak. Van Heekeren, seorang arkeolog yang meneliti gua-
gua di dekat Maros Sulawesi Selatan menyatakan bahwa lukisan babi hutan
tertombak panah maupun ratusan gambar tangan yang terdapat di sana
diduga telah ada sejak tahun 2000 sebelum Masehi, bersamaan dengan
berkembangnya kebudayaan Toala.

Anda mungkin juga menyukai