Anda di halaman 1dari 7

10 Peninggalan Zaman Praaksara di Indonesia

Beserta Gambar
Pada zaman praaksara, manusia tetap dapat menggunakan pikirannya dalam
memenuhi kehidupannya sehari hari seperti membuat perkakas atau peralatan bertahan
hidup, meskipun di masa itu belum mengenal adanya tulisan. Perkakas dan peralatan
tersebutlah yang menjadi bentuk peninggalan zaman praaksara yang ditemukan para
arkeolog. Peninggalan masa praaksara tidak hanya itu saja, tetapi juga berbentuk
kepercayaan, seni dan budaya yang pada saat itu dipercaya oleh manusia.

Peninggalan peninggalan zaman praaksara banyak ditemukan pada zaman batu seperti
kebudayaannya. Zaman batu tersebut memiliki beberapa kebudayaan yang dapat dibagi
menjadi beberapa jenis seperti kebudayaan Neolitikum (zaman batu muda), kebudayaan
Paleolitikum (zaman batu tua), dan kebudayaan Mesolitikum (zaman batu madya).
Berikut penjelasan selengkapnya:

Kebudayaan Paleolitikum (Zaman Batu Tua)


Paleolitikum menjadi jaman pertama manusia mengenal peradaban. Pada zaman batu
tua inilah mulai ditemukan alat-alat yang mampu mempermudah kehidupan manusia.
Misalnya kapak yang fungsinya untuk berburu, memotong kayu, dan lain sebagainya.

Peninggalan zaman praaksara yang pertama terdapat pada masa batu tua
(Paleolitikum). Pada masa ini terdapat beberapa bentuk peninggalan hasil kebudayaan
yang berupa peralatan. Adapun bentuk bentuk peninggalan kebudayaan Paleolitikum
(zaman batu tua) yaitu sebagai berikut:

Kapak Perimbas

Gambar Kapak Perimbas


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua yang pertama berupa kapak
perimbas. Kapak ini berasal dari batu dimana tidak menggunakan tangkai. Kapak
perimbas dimanfaatkan dengan cara digenggam. Kemudian perimbas berfungsi sebagai
alat memotong kayu, memecah tulang hewan buruan dan menguliti binatang. Di daerah
Indonesia banyak sekali ditemukan kapak ini karena masih tergolong dalam kebudayaan
Pacitan. Pada masa itu, manusia purba berjenis Pithecantropus masih menggunakan
kapak genggam dan kapak perimbas dalam kehidupan sehari hari.
Kapak Genggam

Gambar Kapak Genggam


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa kapak genggam.
Bentuk kapak genggam pada masa ini hampir menyerupai kapak perimbas dan kapak
penetak. Tetapi bentuk kapak genggam jauh lebih kecil diantara kedua kapak tadi.
Kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk memotong daging hewan buruan,
membelah kayu, menggali umbi umbian dan sebagainya. Kapak genggam ditemukan
Ralph von Koenigswald pada tahun 1935 di Punung, Pacitan, Jawa Timur. Karena
penemuannya berada di Pacitan maka dinamakan dengan Kebudayaan Pacitan.

Flakes (Alat Alat Serpih)

Gambar Flakes (Alat Alat Serpih)


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa flakes atau alat
alat serpih. Peninggalan ini berguna untuk memotong daging, sebagai pisau, dan alat
penusuk yang terbuat dari pecahan batu kecil. Penemuan alat alat serpih banyak berada
di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Untuk itu alat alat serpih masih tergolong
dalam Kebudayaan Ngandong.
Perkakas dari Tanduk dan Tulang

Gambar Perkakas dari Tanduk dan Tulang


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa perkakas dari
tanduk dan tulang. Penemuan perkakas ini banyak berada di sekitar Ngandong, Ngawi,
Jawa Tengah. Perkakas dari tanduk dan tulang tersebut berguna untuk mata tombak,
alat penusuk maupun pengorek. Peninggalan ini termasuk kebudayaan Ngandong
sesuai dengan penelitian para arkeologis. Pada masa itu, manusia purba berjenis Homo
Wajakensis dan Homo Soloensis masih menggunakan alat alat dari tanduk dan tulang
serta alat alat serpih dalam kehidupan sehari hari.

Kebudayaan Mesolitikum (Zaman Batu Madya)


Peninggalan zaman praaksara selanjutnya terdapat pada masa batu madya
(Mesolitikum). Tanda kebudayaan batu madya dapat ditunjukkn dalam bentuk
penghalusan perkakas yang akan dibuat. Kebudayaan mesolitikum di Indonesia hampir
sama dengan kebudayaan zaman Indochina yang terdapat di daerah Tonkin, Vietnam
sesuai dengan penelitian para arkeologis. Asal mula kebudayaan batu madya menurut
perkiraan dari kebudayaan Hoabind dan Bascon. Untuk itulah nama lain dari
kebudayaan mesolitikum ialah Kebudayaan Bascon Hoabind. Adapun bentuk bentuk
peninggalan kebudayaan mesolitikum (zaman batu madya) yaitu sebagai berikut:

Pebble (Kapak Sumatra)

Gambar Pebble (Kapak Sumatra)


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya yang pertama berupa pebble
atau kapak sumatra. Kapak sumatra berbentuk bulat dan berasal dari pembelahan batu
kali menjadi dua bagian. Penemuan jenis kapak ini banyak berada di antara Medan dan
Langsa (Aceh) atau lebih tepatnya di Sepanjang Pantai Timur Sumatra.

Hache Courte (Kapak Pendek)

Gambar Hache Courte (Kapak Pendek)


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Hache
Courte atau kapak pendek. Jenis kapak ini masih termasuk kapak genggam pendek
yang berbentuk setengah lingkaran. Penemuan kapak ini berada di Sepanjang Pantai
Timur Pulau Sumatra.

Kjokkenmoddinger
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa
Kjokkenmoddinger. Menurut bahasa Denmark, kata Kjokkenmoddinger dapat dibagi
menjadi kata Kjokken yang artinya “Dapur” dan Modding yang berarti “Sampah”. Maka
dari itu Kjokkenmoddinger dapat diartikan sebagai sampah dapur yang selama beribu
ribu tahun lamanya menumpuk seperti kulit kerang dan kulit siput sehingga membentuk
bukit kecil yang tingginya beberapa meter. Di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra
banyak ditemukan fosil dapur sampah tersebut.
Abris sous roche

Gambar Abris sous roche


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Abris sous
roche. Abris sous roche ialah ceruk atau gua batu karang yang berguna bagi manusia
purba untuk tempat tinggal.

Lukisan di Dinding Gua

Ilustrasi Lukisan di Dinding Gua


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa lukisan di
dinding gua. Biasanya dalam abris sous roche banyak ditemukan lukisan seperti ini.
Lukisan tersebut berisi gambaran cap tangan yang warnanya merah dan hewan buruan.
Penemuan lukisan di dinding gua banyak berada di Gua Raha, Leang Leang, Pulau
Muna, Danau Sentani, Sulawesi Selatan, Papua dan di Sulawesi Tenggara.
Kebudayaan Neolitikum (Zaman Batu Muda)
Peninggalan zaman praaksara selanjutnya terdapat pada masa batu muda (Neolitikum).
Manusia pada masa ini mengalami kemajuan dalam kebudayaannya seperti alat alat
yang dihasilkannya. Pembuatan alat tersebut masih dari batu namun terdapat sentuhan
tangan manusia. Maka dari itu mengandung sentuhan pendek rasa seni, lebih halus dan
lebih diasah. Adapun bentuk bentuk peninggalan kebudayaan neolitikum (zaman batu
muda) yaitu sebagai berikut:

Kapak Persegi

Gambar Kapak Persegi


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda yang pertama berupa kapak
persegi. Pembuatan kapak persegi berasal dari batu persegi. Jenis kapak ini berguna
untuk menggarap tanah, upacara, dan mengerjakan kayu. Kebudayaan di masa ini
banyak menyebut kapak persegi sebagai “Beliung Persegi Banyak” yang penemuannya
berada di Nusa Tenggara, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.

Kapak Lonjong

Gambar Kapak Lonjong


Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa kapak lonjong.
Bentuk kapak ini berupa lonjong, maka dari itu dinamakan dengan kapak lonjong. Ada
kapak lonjong yang berukuran pendek, besar maupun kecil. Jenis kapak ini berguna
untuk memotong pohon atau kayu dan menggarap sawah seperti mencangkul.
Penemuan kapak lonjong banyak berada di Sulawesi Utara, Maluku dan Papua.
TUGAS IPS

KLIPING 10 PENINGGALAN ZAMAN PRAAKSARA

DI INDONESIA BESERTA GAMBAR

OLEH:

LEWI THAMRIN

KELAS :VII.1

SMPN 11 PEKANBARU

Anda mungkin juga menyukai