Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HISTORIOGRAFI

“Perkembangan Historiografi Barat Abad Renaissance”

Dosen Pengampu :

Rahmuliai Fithriah, S. Pd., M. Hum.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Anggota Kelompok :

1. Aisyah Khalila Dano (21046093)


2. Avelza Andana (21046056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehatnya, sehingga makalah historiografi ini dapat diselesaikan. Makalah ini di susun
guna untuk penugasan dalam diskusi mata kuliah historiografi. Kami menyadari
makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan
nya dalam hal penulisan, Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 4 Maret 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3

A. Latar Belakang........................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5

A. Historiografi Barat Pada Masa Renaissance ........................................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11

B. Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari masa ke masa kepenulisan sejarah mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu. Pada abad pertengahan dimana seluruh kegiatan ilmu
pengetahuan terhenti. Orang-oramg lebih ketimbang mempercayai dogma
atau perintah Tuhan yang diserukan dari gereja-gereja. Segala perintah
yang diturunkan oleh gereja adalah suatu kemutlakan. Perkembangan ilmu
pengetahuan terhenti, bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa
ilmu pengetahuan adalah bagian dari sihir yang dilarang oleh gereja.
Karena adanya revolusi agama yang dibawa oleh Martin Luther,
pembaharuan mengenai agama, terjadilah sebuah abad pembaharuan yang
membawa perubahan tidak hanya dari segi agama saja. Akan tetapi
perubahan tersebut ikut memengaruhi sosial budaya, politik, individu, dan
ilmu pengetahuan. Abad ini disebut dengan renaisaance atau kelahiran
kembali. Pada abad ini ilmu pengetahuan yang semulanya terhenti kembali
berkembang dan mengalami kemajuan. Salah satunya yaitu historiografi
atau kepenulisan sejarah. Kepenulisan sejarah pada masa renaissance ini
dipengaruhi oleh bebera faktor, seperti adanya paham humanism, adanya
pengaruh sejarah dan politik, dunia baru, konik negara-atau kota dan
sebagainya.
Makalah ini akan memberikan pemahaman kepada pembaca
mengenai perkembangan historiografi pada abad 19 pada masa renaissance.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan historiografi Barat khususnya abad ke-19
pada masa renaissance ?

3
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, menjelaskan
perkembangan dari historiografi Barat khususya abad ke-19 pada masa
renaissance?

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Historiografi Barat Pada Masa Renaissance
Lahirnya zaman baru ini, dikatakan sebagai kebagkitan kembali zaman
klasik dari Yunani dan Romawi kuno. Renaissans ini banyak memengaruhi
tatanan kehidupan masyarakat. Seperti tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan
dan kemandirian dalam individu, lalu perkembangan ilmu pengetahuan yang
kian melesat, tidak terkecuali perkembangan historiografi di Eropa pada masa
itu. Berikut beberapa bentuk atau pengaruh dari berkembangnya kepenulisan
sejarah di Eropa pada masa Renaissance.
1. Humanisme
Pada masa renaissan ini mulai berkembang pendekatan humanistic
terhadap sejarah. Humanisme yakni cara berfikir yang terfokus pada sebab
atau pengaruh manusia di dunia, bukan seputar pengaruh yang ditujukan
oleh Tuhan. Pada masa sebelumnya, pendekatan yang digunakan pada
sejarawan hanya terpusat pada kuasa Tuhan atau hal-hal yang
berhubungan erat dengan agama atau gereja. Adanya humanism ini,
mengubah pendekatan terhadap sejarah yang dimana mereka mempelajari
peristiwa-peristiwa individu atau orang-orang. Pergesara fokus tersebut
ikut merubah tujuan penulisan sejarah. Jika di abad pertengahan penulisan
sejarah sering kali mendeskripsikan perkembangan waktu dalam istilah
teologi Kristen atau seputar ketuhanan. Pada masa renaissans, dengan
humaisme, tujuan pragmatis sejarah berbeda dengan tujuan sejawaran
teologis karena penekanannya pada masalah-masalah praktis, etika, dan
moral dibandingkan pada contoh-contoh intervensi ilahi dalam urusan
manusia (Ferguson). Meskipun begirtu sejarawan humanisme tetap
menghubungkan pendekatan sejarah humanism mereka dengan padangan
agama mereka.

5
Salah satu contoh sejarawan humanis awal yakni Francesco
Petrarch. Petrarch memiliki beberapa karyanya seperti On Famous Men,
Africa, dan Italia Mia. Ia memandang abad pertengahan sebagai zaman
kemunduran. Petrarch dalam menulis sejarah, mencoba mendeskripsikan
model “Political and moral instruction” atau “instruksi politik dan moral”.
Hal ini mencerminkan pandangan tradisional tentang tujuan sejarah, yaitu
memberikan contoh-contoh dari masa lalu yang dapat mengajarkan orang-
orang masa kini. Dalam bukunya yang berjudul Africa, ia tidak hanya
membahas isu-isu politik, tetapi juga pelanggaran moral individu. Selain
fokusnya dengan penggunaan sejarah, ia juga berkonstribusi terhadap
semakin fokusnya kritik sumber.
2. Kronik Negara-Kota
Salah satu bentuk penulisan sejarah pada abad pertengahan yaitu
kronik. Yang dimana tujuan dari bentuk penulisan ini menceritakan apa
yang terjadi tanpa adanya penambahan interpretasi atau usaha mencari
tahu akan sebab-akibat. Kronik ini menjadi suatu alat yang penting pada
masa renaissans. Di masa ini, bentuk kronik terutama dikaitkan dengan
negara-negara kota yang tengah berkembang. Banyak dari kronik ini
dimulai dengan mitos asal-usul kota mereka, para penulis sering kali
mengaitkan diri mereka dengan zaman Romawi kuno.
Masih adanya ikatan yang kuat antara tradisi kronik pada masa
renaissan dengan bentuk penulisan sejarah abad pertengahan. Khususnya,
kronik renaissans sering kali berupaya peristiwa-peristiwa lokal dan
individu ke dalam sejarah universal yang sudah mapan (Kokrane). Roma
masih terus dipandang sebagai cita-cita yang harus diperjuangkan,
sehingga keberhasilhan menegosiasikan diri dengan Roma kuno
memberikan legitimasi kepada negara-negara kota yang bersaing untuk
mendapatkan kekuasaan dan otoritas.
Terdapat perubahan yang signifikan pada penulisan sejarah negara-
kota pada zaman Renaissans. Meskipun kroik-kronik masih berfokus pada

6
deskripsi fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi. Terjadi pergeseran
terhadap penulisan sejarah meskipun masih ada campur hal-hal yang
menyinggung ilahi atau supernatural, sebagian besar tulisannya memiliki
fokus humanis. Hal ini berlaku bagi penulisan sejarah bagian-bagian
kronik yang membahas atau menceritakan peristiwa-peristiwa
kontemporer.
Giovanni Villani merupakan salah satu penulis kronik negara-kota
yang terkenal. Seperti karyanya Nuova Cronica, atau New Cronicles yang
memusatkan perhatian pada kotanya sendiri, Florence. Selama masa
hidupnya, Florence saat itu terpecah secara politik menjadi Guelph dan
Ghibelline dan terkena dampak penyebaran wabah. Villani memasukkan
dalam kroniknya landasan mitos Caesar di Florence tersebut. Villani
menulis bahwa “Setelah kota Fiesole dihancurkan, Caesar dengan
pasukannya turun ke dataran di tepi sungai Arno, tempat Fiorinus dan para
pengikutnya dibunuh oleh Fiesola, dan di tempat ini mulai membangun
sebuah kota”. Ketika karyanya mendekati masanya, Villani
menggambarkan asal mula perpecahan politik Florence, bencana alam, dan
membahas perkembangan budaya kota. Perkembangan ini mencakup,
kemenangan arsitektur, mata uang florin, dan karier Dante sezamannya,
yang membawa kehormatan bagi kotanya” (Kelley). Penyertaan budaya
yang disengaja oleh Villani ke dalam catatannya menggambarkan
perubahan dalam cara pendekatan sejarah. Hingga saat ini, hanya ada
sedikit gambaran eksplisit mengenai budaya dalam dokumen sejarah dan
hal ini menandai adanya perubahan yang dianggap cukup signifikan untuk
dicatat.
3. Sejarah Politik dan Hukum
Sebagian besar penulisan sejarah pada masa Renaisans berfokus
pada studi sejarah politik dan militer. Para sarjana yang mempelajari
sejarah politik dan militer mendekati subjek dari perspektif

7
humanistik. Fokus dari karya-karya ini sering kali tertuju pada peristiwa-
peristiwa tertentu dan individu-individu yang mempengaruhinya.
Peran sejarawan adalah menggambarkan kebenaran masa
lalu. Kebenaran-kebenaran ini dipandang sebagai teladan, dan memahami
kebenaran-kebenaran tersebut dapat berdampak pada masa kini karena
sifat peristiwa-peristiwa sejarah yang berulang. (Baker). Karena fokusnya
pada sejarah dunia politik dan bagaimana hal ini dapat diterapkan pada
permasalahan kontemporer, beberapa pakar sejarah politik dan hukum
bekerja secara langsung dengan pemerintah mereka. Machiavelli
mempunyai posisi bekerja dengan milisi Florentine, Guicciardini menjadi
gubernur Bologna, dan Chastellain menerima penunjukan resmi sebagai
ahli sejarah di Perancis. Kombinasi unsur-unsur humanis sejarah dan fokus
pada politik memungkinkan sejarah berkembang menjadi sebuah profesi
dibandingkan sebelumnya.
Niccolò Machiavelli, seorang Florentine, adalah salah satu sarjana
yang mencontohkan minat terhadap sejarah politik. Machiavelli
memegang posisi resmi di pemerintahan dan memimpin milisi. Namun,
setelah kekalahan militer, ia dicopot dari jabatannya. Dia menulis banyak
karya, yang paling terkenal adalah The Prince, yang membahas aksioma
politik. Lalu ada Discourses on Livy, di mana Machiavelli
mencari jawaban atas banyak pertanyaan politik dan sosial dari sejarawan
Roma, Livy. Dan karya lainnya yaitu History of Florence. Machiavelli
percaya bahwa studi sejarah penting untuk ilmu politik dan untuk
membuat kebijakan yang efektif. Ia tahu bahwa bidang keilmuwan lain
seperti hukum dan kedokteran juga mendapat manfaat dari pengetahuan
sejarah, dan politik juga seharusnya demikian. Dalam karyanya sendiri, dia
menggunakan pengetahuan sejarah ini untuk mengambil pelajaran politik
yang luas, yang dia yakini jika diterapkan, dapat membantu memberikan
instruksi dan membimbing para pemimpin politik. Dengan menggunakan
peristiwa-peristiwa di Florence dan Roma, ia membahas masalah

8
pertikaian antar kelas, dan dari diskusi ini ia menarik kesimpulan, yang
menurutnya dapat diterapkan pada semua politik. Ia juga menyatakan
kegunaan sejarah dalam karya Discourses nya, “Siapa pun yang
memikirkan masa lalu dan masa kini akan dengan mudah mengamati
bahwa semua kota dan semua orang selalu dan telah digerakkan oleh
hasrat dan nafsu yang sama; sehingga mudah, dengan mempelajari masa
lalu secara tekun, untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa
depan.” (Kelley). Dalam tulisannya tentang masa lalu Florence,
Machiavelli menggunakan sumber-sumber humanis dan
kronik. Penggunaan atas sumber-sumber ini agak subjektif karena ia
membentuk narasi sejarahnya agar sesuai dengan gagasan politiknya.
Sejarawan lain yang berfokus pada politik dan militer adalah
Francesco Guicciardini. Ketertarikan Guicciardini pada subjek ini berasal
dari kerusuhan pada masanya, invasi tahun 1494. Charles VIII dari
Perancis telah menginvasi dan merebut Napoli, namun kemudian diusir
oleh Maximilian I dari Spanyol dan Paus. Seperti Machiavelli,
Guicciardini tertarik memahami perubahan politik melalui studi
sejarah. Dia menganalisis invasi tersebut secara rinci, dan menggunakan
sumber arsip. Guicciardini punya peranan penting dalam kelanjutan
perkembangan humanisme karena ia memfokuskan sebagian besar
pekerjaan dan penelitiannya pada karakter individu-individu utama yang
terlibat. Dalam karyanya The History of Italy, ia menghabiskan banyak
waktu untuk menjelaskan latar belakang dan temperamen masing-masing
individu yang terlibat.
Guicciardini menaruh perhatian besar pada individu-individu ini
saat ia menciptakan narasinya, menjelaskan secara rinci tentang watak,
ikatan keluarga dan politik, serta motif mereka. Hasl tersrbut yang menjadi
hal yang membedakan Guicciardini dari Machiavelli dengan sejarawan
lainnya pada masa itu. Ia menjelaskan sejarah bukan dengan teori yang
luas dan inklusif, namun dengan memahami berbagai hal pada tingkat

9
individu. Dengan cara ini, Guicciardini menulis dengan pendekatan yang
hampir sama seperti yang dilakukan Thucydides.
4. Sejarah Budaya
Meskipun sebagian besar penulisan sejarah pada masa Renaisans
berfokus pada sejarah politik dan militer dalam tradisi Thucydidean,
terdapat juga beberapa perkembangan dalam bidang sejarah budaya. Jauh
lebih banyak kebudayaan yang dimasukkan dalam kanon sejarah barat. Di
antara kelompok-kelompok yang sebelumnya tidak menjadi bagian dari
lingkup sejarah barat adalah Yahudi, Babilonia, India, Persia, Mesir, dan
Cina. Hingga saat ini, intelektualisme jaman dahulu merupakan cita-
citanya, namun pada masa Renaisans, gagasan 'kemajuan' sejarah mulai
muncul. Para sarjana percaya bahwa akal budi dan intelektualisme hadir di
era Modern, dan keyakinan ini membantu memperluas studi sejarah
budaya, dan “Bangsa Modern harus mengikuti alur penyelidikan dan
pemikiran mereka sendiri.” (Kelley, 156). Daripada hanya berfokus pada
subjek dan era yang terkait dengan Roma, studi sejarah diperluas untuk
mencakup budaya-budaya yang secara tradisional tidak menjadi bagian
dari pemikiran sejarah.
Karya sejarah Polydore Vergil membantu mengembangkan bidang
sejarah budaya yang semakin luas. Vergil menempuh pendidikan di
Universitas Padua dan ditahbiskan pada tahun 1496. Salah satu karyanya
adalah De Rerum Inventoribus, sebuah pendekatan ensiklopedis humanis
terhadap sejarah yang mencakup seluruh rangkaian studi humanis. Tema
karya ini mencakup subjek sejarah tradisional seperti struktur politik,
hukum, dan agama. Namun, topik ini juga mencakup topik-topik yang
secara tradisional tidak dimasukkan dalam penulisan sejarah seperti
pernikahan, lukisan, perdagangan, dan teknologi. (Vergil, 4-7). Vergil
mendekati sejarah secara luas, sebagai cara untuk mengatur dan
menafsirkan budaya manusia.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada abad pertengahan dalam perkembangannya dipengaruhi kuat oleh
agama, karena itu pembahasan sejarah lebih menitikberatkan kepada
teosentrisme (tuhan). Kemudian lahirlah zaman baru atau zaman pencerahan.
Dimana pengetahuan dan ilmu berkembang bebas. Begitu juga adanya
perubahan dari kepenulisan sejarah atau historiografi. Pada masa ini
pendekatan humanism ikut memengaruhi historiografi sejarah. Orang-orang
tidak lagi menceritakan kuasa Tuhan atau doktrin gereja, melainkan mulai
mencari akan makna tentang manusia. Cara berfikir yang terfokus pada sebab
atau pengaruh manusia di dunia. Salah satu contoh sejarawan humanis awal
yakni Francesco Petrarch. Petrarch memiliki beberapa karyanya seperti On
Famous Men, Africa, dan Italia Mia.
Salah satu bentuk penulisan sejarah pada abad pertengahan yaitu
kronik. Yang dimana tujuan dari bentuk penulisan ini menceritakan apa yang
terjadi tanpa adanya penambahan interpretasi atau usaha mencari tahu akan
sebab-akibat. Khususnya, kronik renaissans sering kali berupaya peristiwa-
peristiwa lokal dan individu ke dalam sejarah universal yang sudah mapan.
Giovanni Villani merupakan salah satu penulis kronik negara-kota yang
terkenal. Seperti karyanya Nuova Cronica, atau New Cronicles yang
memusatkan perhatian pada kotanya sendiri, Florence.
Sebagian besar penulisan sejarah pada masa Renaisans berfokus pada
studi sejarah politik dan militer. Para sarjana yang mempelajari sejarah politik
dan militer mendekati subjek dari perspektif humanistik. Fokus dari karya-
karya ini sering kali tertuju pada peristiwa-peristiwa tertentu dan individu-
individu yang mempengaruhinya. Contohya Machiavelli dan Guicciardini.

11
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
historiografi. Semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya untuk mengetahui
tentang perkembangan historiografi barat khususnya pada abad renaissance.
Kami sebagai penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang
membangun, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih banyak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Herschel.1961. The Race of Time. U.S.A., University of Toronto Press.

Cochrane, Eric. 1981. Historians and Historiography in the Italian Renaissance.


Chicago, University of Chicago Press.

Ferguson, Wallace K. 1948. The Renaissance in Historical Thought. New York,


Houghton Mifflin Company.

Kelley, Donald R.. 1988. The Faces of History. London & New Haven, Yale
University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai