Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HISTORIOGRAFI EROPA KUNO, ABAD PERTENGAHAN DAN MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Historiografi

Dosen pengampu : Ilham Pamungkas, M.Pd

Disusun Oleh :

Zulfitri Azizah 2108104038

Muhammad Fauzan Alghifari 2108104041

Novi Puspitasari 2108104051

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Historiografi Eropa Kuno,
Abad Pertengahan dan Modern" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas terstruktur mata kuliah Historiografi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan mengenai Perekembangan Historiografi dari waktu ke waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ilham Pamungkas, M.Pd selaku


dosen pengampu dari mata kuliah Historiografi yang telah memberikan tugas kelompok
membuat makalah sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis dan para
mahasiswa lainnya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 04 Maret 2024

Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

A. Historiografi Eropa ................................................................................................ 3

B. Ciri Historiografi Eropa ......................................................................................... 8

C. Sejarawan Eropa dan Karyanya ............................................................................ 10

BAB III ......................................................................................................................... 16

PENUTUP ..................................................................................................................... 16

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 16

B. SARAN .............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Historiografi merupakan usaha penulisan sejarah untuk merekonstruksi masa


lampau. Dengan historiografi dapat melihat suatu perkembangan peradaban manusia,
termasuk di dalamnya menggugah kreatifitas manusia untuk mengembangkan
peradaban. Ada yang mengatakan bahwa historiografi adalah sejarah dari sejarah.
Dengan ilmu historiografi akan dibahas hasil-hasil dari penulisan sejarah, dari sejak
manusia menghasilkan suatu karya sejarah bagaimanapun sederhana bentuknya, seperti
cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya sampai pada karya sejarah modern.

Karya sejarah yang akan dipelajari dalam historiografi adalah sejak manusia
menghasilkan karya sejarah bagaimanapun sederhananya. Dalam masyarakat yang
masih sangat sederhana atau tradisional misalnya, bahwa historiografi itu merupakan
ekspresi cultural dan pantulan dari keprihatinan dari suatu kelompok sosial yang
menghasilkannya. Historiografi itu tidak dalam bentuk tulisan, akan tetapi masih dalam
bentuk karya sastra lsan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Dalam perkembangannya historiografi memuat teori dan metodologi sejarah. Segala
sesuatu pastilah berasal dari yang paling rendah, begitu pula historiografi Eropa yang
diawali dari historiografi kuno.

Historiografi Eropa Kuno jauh berbeda dari historiografi tradisional seperti


yang terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain. Hal in dikarenakan dalam
historiografi Eropa kuno tidak mengutamakan mitos dan theogoni. Sejarah historiografi
Eropa akan dilihat sebagai gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh
kebudayaan (culture bound) zamannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perkembangan Historiografi di Eropa?


2. Bagaimana ciri Historiografi Eropa Kuno, Abad Pertengahan dan Modern?
3. Bagaimana pemikiran setiap tokoh dan apa saja karyanya mengenai
Historiografi Eropa Kuno, Abad Pertengahan dan Modern?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Historiografi Eropa dari waktu ke waktu
2. Untuk mengetahui ciri Historiografi Eropa Kuno, Abad Pertengahan dan
Modern
3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran setiap tokoh dan karya yang
dihasilkan mengenai Historiografi Eropa Kuno, Abad Pertengahan dan
Modern?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Historiografi Eropa

1. Historiografi Eropa Kuno

Historiografi Yunani dan Romawi merupakan dasar dari historiografi Eropa


kuno. Historiografi Eropa kuno jauh berbeda dengan historiografi tradisional
seperti yang terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain. Hal ini dikarenakan
dalam historiografi Eropa kuno tidak mengutamakan mitos dan theogoni. Orang-
orang Yunani lebih mengutamakan rasionalis dan demokrasi. Dan yang jelas
bahwa historiografi Eropa Kuno berorientasi pada perkembangan. Dalam
historiografi Eropa kuno mengakar kuat rasa patriotisme sehingga tulisannya pun
banyak mengangkat tentang perang dan kejayaan suatu imperium.

Sebelum adanya historiografi Eropa kuno, suatu sejarah pada awalnya


berbentuk lisan atau yang lebih dikenal dengan tradisi lisan. Akan tetapi setelah
manusia mengenal tulisan maka penyampaian sejarah ini pun berubah menjadi
tradisi tulis. Penulisan awalnya masih berbentuk puisi atau syair. Bentuk ini
kemudian berubah menjadi prosa setelah adanya usaha penulisan sejarah oleh
Herodotus.

Historiografi Eropa kuno yang berbentuk puisi dan syair tadi merupakan
karya yang diperkenalkan oleh Homer. Dalam karya Homer ditulis berdasarkan
cerita-cerita lama, seperti halnya menceritakan tentang kehancuran Troya pada
1200 SM. Tulisan tersebut banyak mengandung informasi mengenai kebudayaan-
kebudayaan dan masyarakat pada saat itu. Tulisan sejarah yang berkembang
menjadi prosa dan diciptakan oleh Herodotus tersebut berkembang pada abad ke-
6 SM tepatnya di Ionia. Hal ini dikarenakan pada waktu itu adanya kebebasan
ekspresi untuk masyarakat. Sedangkan dalam kebudayaan muncul filsafat
spekulatif yang mempersoalkan asal usul dan struktur dunia.

Tulisan sejarah berkembang lagi menjadi sebuah karya dokumen pada masa
Thucydides. Selain itu dalam karyanya digunakan sebuah metode yaitu metode
3
kritis untuk melakukan kritik terhadap sumber sehingga didapatkan sebuah karya
yang akurat dan obyektif. Lalu ada Livy dan Tacitus yang menuliskan sejarah
dengan lebih gelap dan kritis.

Perkembangan historiografi di zaman klasik ini memberikan landasan yang


kuat bagi disiplin sejarah di Barat. Karya-karya seperti Herodotus, Thucydides,
Livy, dan Tacitus memberikan contoh-contoh awal dari berbagai pendekatan
terhadap penulisan sejarah, dari narasi berpusat pada peristiwa hingga analisis
kritis terhadap kekuatan politik dan sosial yang mempengaruhi sejarah. Selain itu,
karya-karya ini juga memberikan inspirasi bagi sejarawan masa depan dalam
mengembangkan metodologi dan teori-teori sejarah yang lebih maju.

2. Historiografi Eropa abad pertengahan

Memasuki abad pertengahan, penulisan sejarah di Eropa pada umumnya


diwarnai hal-hal yang bersifat keagamaan. Sampai abad ke sebelas masehi,
penulisan sejarah banyak dipengaruhi oleh pandangan sejarah Agustinus (354-430
M), menurutnya eksistensi benda-benda termasuk manusia diciptakan sesuai
dengan jiwa keabadian Tuhan. Di masa ini banyak sekali lahir sejarawan yang
mempunyai pandangan sejarah seperti itu, sebagai akibat dominasi gereja seluruh
aspek kehidupan manusia pada saat itu. Historiografi abad pertengahan, atau
penulisan sejarah pada periode ini, memiliki beberapa faktor yang mendorong
kemunculannya:

1) Kekaisaran Romawi: Runtuhnya Kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M


meninggalkan kekosongan dalam hal pencatatan sejarah. Para biarawan di
biara-biara Kristen mulai mengisi kekosongan ini dengan menulis sejarah
gereja dan para pemimpinnya.

2) Kekristenan: Agama Kristen memiliki pengaruh besar pada historiografi abad


pertengahan. Para sejarawan Kristen menulis sejarah untuk menunjukkan
bagaimana Tuhan telah bekerja dalam sejarah manusia.

3) Kebangkitan Nasionalisme: Pada abad ke-10 dan 11, muncul rasa


nasionalisme di Eropa. Hal ini mendorong para sejarawan untuk menulis
sejarah bangsa mereka sendiri.
4
4) Tradisi Lisan: Sebelum abad ke-12, banyak sejarah yang ditransmisikan secara
lisan. Tradisi ini mulai memudar ketika para sejarawan mulai menuliskan
sejarah.

Pada Abad Pertengahan banyak karya sejarah yang ditulis pada masa ini
dipengaruhi oleh kepentingan politik penguasa saat itu, dengan menyajikan narasi
yang memuja dan membenarkan kekuasaan mereka. Contohnya adalah "History of
the Franks" karya Gregory of Tours, yang menekankan peran Gereja dan
keterlibatan ilahi dalam sejarah Franka.

Selama Abad Pertengahan juga terjadi pergeseran dari pendekatan sejarah


yang lebih objektif menuju narasi yang lebih legendaris dan mitologis. Banyak
kisah-kisah sejarah dari periode ini dicampur dengan unsur-unsur mitos dan
legenda, membuatnya sulit untuk membedakan antara fakta dan fiksi.
Perkembangan historiografi Eropa pada Abad Pertengahan juga dipengaruhi oleh
kegiatan cendekiawan dan penulis Muslim dan Yahudi yang tinggal di wilayah-
wilayah yang dikuasai oleh Kekhalifahan Islam dan negara-negara Yahudi.
Mereka memelihara warisan intelektual klasik dan memberikan kontribusi penting
terhadap penyelidikan sejarah dan pemikiran sejarah di Eropa.

3. Historiografi Eropa masa Renaissance dan Modern

Pada masa Renaissance, perkembangan historiografi di Eropa mengalami


perubahan yang sangat signifikan. Renaissance, yang berlangsung sekitar abad ke-
14 hingga ke-17, merupakan periode penting dalam sejarah Eropa yang ditandai
oleh kebangkitan minat terhadap pengetahuan klasik, kebangkitan intelektual, dan
pergeseran paradigma dalam berbagai bidang, termasuk sejarah.

Perkembangan historiografi Eropa pada zaman Renaissance mencakup


pembaruan pendekatan penulisan sejarah yang lebih kritis dan realistis. Sebelum
zaman Renaissance, masyarakat Eropa menggunakan sudut pandang teologis
(keagamaan) untuk memahami segala sesuatu. Namun pada masa Renaissance,
masyarakat mulai menggunakan nalar dan pendekatan humanisme yang
memposisikan manusia sebagai tolok ukur dari semuanya, baik untuk sains, seni,
budaya, dan lain sebagainya.

5
Salah satu aspek utama dalam perkembangan historiografi Renaissance
adalah revivalisme klasik. Manusia pada masa ini kembali meneliti dan
menghargai sumber-sumber klasik seperti tulisan-tulisan Romawi dan Yunani.
Mereka mulai mengakses teks-teks kuno yang telah lama terlupakan dan
menyelidiki kembali karya-karya sejarah dari periode-periode sebelumnya. Ini
memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan historiografi baru yang
didasarkan pada pemahaman yang lebih mendalam tentang masa lalu klasik.

Tokoh-tokoh Renaissance seperti Francesco Petrarch memainkan peran


penting dalam memperkenalkan pendekatan baru terhadap sejarah yang lebih
humanis. Petrarch menganjurkan pendekatan yang lebih subjektif terhadap sejarah,
menekankan pentingnya memahami pikiran dan perasaan manusia dalam konteks
sejarah. Pandangan ini berkontribusi pada munculnya narasi sejarah yang lebih
individualistik, yang menekankan peran tokoh-tokoh penting dan peristiwa-
peristiwa penting dalam menentukan jalannya sejarah. Lalu ada Machiavelli,
Pemikiran Machiavelli menyoroti pentingnya analisis politik dan realisme dalam
memahami sejarah, yang mengarah pada penekanan pada kekuasaan dan
kepentingan politik dalam penulisan sejarah.

Pencetakan teknik baru juga berperan penting dalam perkembangan


historiografi Renaissance. Penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada
abad ke-15 memungkinkan reproduksi massal teks-teks klasik dan karya-karya
sejarah, memperluas aksesibilitasnya ke seluruh Eropa. Hal ini membantu
mempercepat penyebaran ide-ide baru dan mendorong perkembangan budaya
intelektual di seluruh benua.

Secara keseluruhan, masa Renaissance menandai titik balik penting dalam


sejarah Eropa, tidak hanya dalam bidang seni dan sastra, tetapi juga dalam
pengembangan historiografi. Revivalisme klasik, pendekatan humanis, metode
kritis dan analitis, serta kemajuan teknologi cetak semua berkontribusi pada
transformasi dramatis dalam cara manusia memahami dan mendokumentasikan
sejarah mereka.

Renaissance sesungguhnya merupakan tonggak sejarah awal zaman modern


dari sejarah Eropa. Pada masa ini ditandai dengan munculnya tokoh pemikir
6
humanis, mereka itu terdiri dari para kaum intelektual, sastrawan, filosof, ilmuan,
seniman dan sebagainya. Dalam perkembanganya Historiografi Eropa modern
muncul empat aliran yaitu, aliran rasionalisme, positivisme, romantisme, dan
sejarah kritis.

a) Aliran Rasionalisme, Dalam penjelasan mengenai Rasionalisme akan


mengambil mengenai penjelasan dari tokoh Rasionalisme yaitu Voltaire,
rasionalisme menolak visi tradisional yang bersumberkan kitab suci, dan
memperjuangkan rasio sebagai interpretasi sejarah secara teologis. Voltaire
juga berpendapat Tuhan telah menarik diri dari dalam pengaturan sejarah,
mungkin Tuhan masih mengaturnya, namun tidak ikut campur dalam proses
sejarah. Menurut voltaire, tujuan dari sejarah itu ditentukan oleh akal manusia,
akal berperan menentukan jalan sejarah. Perkembangan proses sejarah
manusia dalam mencapai kebahagiaan itu ditentukan oleh akal manusia.

b) Aliran Positivisme, Pada saat itu juga berkembang positivisme yang


dipelopori oleh Agustus Comte. Positivisme merupakan aliran pemikiran
(kejiwaan) yang mengajarkan bahwa ilmu harus dapat membuat hukum-
hukumnya. Dengan demikian, hanya ilmu yang dilengkapi dengan hukum-
hukumlah yang berhak diakui sebagai ilmu pengetahuan.

c) Aliran Romantisme, Aliran romantisme muncul karena reaksi terhadap aliran


positivisme dan juga karena didorong gerakan nasionalisme. Dalam sejarah
penulisan sejarah atau Historiografi, istilah romantik lebih berkaitan dengan
sudut pandang politik. Romantik, yaitu visi yang konservatif mengenai negara
dan masyarakat. Penulisan sejarah romantik adalah produk dan produsen dari
historisme. Sedangkan romantik adalah berkaitan dengan kesadaran historis
dan spirit untuk mempelajari dan menulis masa lampau miliknya sendiri
(daerah, negerinya, sukunya atau bangsanya sendiri). Memang belum bisa
ditemukan definisi Historiografi romantik secara pasti, namun karena bentuk
dari ketidaksepakatan dengan aliran positivisme dan rasionalime, aliran
romantik menyatakan tidak benar jika rasio itu merupakan prinsip yang
menentukan segalanya, karena ada faktor yang terlupakan oleh rasionalisme
yaitu sentimen, emosi atau perasaan.

7
d) Metode Sejarah Kritis, Metode Sejarah kritis muncul karena adanya
kecenderungan untuk mengkritisi aliran sebelumnya terutama romantisme
dimana penulisan sejarah dengan romantisme membuat sejarah itu akan terasa
subjektif. Metode Sejarah kritis dipelopori oleh Leopold Von Ranken (1795-
1886), dia memberikan kritikan terhadap sejarawan lama yang beraliran
romntis. Ranken beranggapan bahwa peristiwa-peristiwa yang benar-benar
terjadi lebih menarik dari pada peristiwa yang diromantisir. Oleh karena itu
dia menolak segala hal yang berbau khayalan dalam penulisan sejarah dan
memilih berpegang teguh kepada fakta-fakta. Ranken berkata, "sejarah baru
mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula, cukup banyak dokumen
yang dapat dipercaya". Adanya metode kritis ini, maka sejarah sah sebagai
ilmu sejarah

B. Ciri Historiografi Eropa

1. Ciri Historiografi Eropa Kuno

Ada beberapa ciri khusus historiografi Eropa kuno, (1) Penulisan sejarah pada
masa Eropa kuno ini bersifat perkembangan. Sejarawan yang pada setiap periode
waktunya mengungkapkan pada penulisan sejarahnya dengan orientasi yang
berbeda. Secara perkembangan, Eropa kuno yang ditandai dengan era Yunani dan
Romawi telah menunjukkan pemikiran yang brilian pada perkembangan literatur,
khususnya literature sejarah. (2) Pada orientasinya, peradaban Eropa kuno memang
berkaitan pada mitos-mitos dewanya dan kekuatan supernatural pada cerita-cerita
yang dibawakan, namun hal tersebut tidak mempengaruhi penulisan sejarah pada
masa itu. (3) Tema yang dominan dalam historiografi eropa kuno adalah cerita
kepahlawanan. Orientasi tulisan tersebut dipengaruhi karena pada masa itu
merupakan sekitaran perang dan juga perjuangan imperium besar yang ada pada
masa-masa munculnya peradaban-peradaban kuno di dunia. (4) Berdasarkan
penyajiannya penulisan awal historiografi eropa kuno dalam bentuk puisi atau
syair seperti seperti dalam tulisan Homer. Namun dalam perkembangannya tulisan
tersebut lambat laun berubah menjadi bentuk prosa. Kemudian pada masa
Thucidides berkembang lebih kompleks dengan pengolahan data dengan kritik

8
sumber sehingga menjadi sejarah kritis yang pertama kali. Tulisan tersebut
kemudian dianggap sebagai dokumen.

2. Ciri Historiografi Abad Pertengahan

Historiografi pada Abad Pertengahan memiliki ciri sebagai berikut, (1) Salah
satu ciri utama historiografi Abad Pertengahan adalah fokus pada aspek-aspek
religius, terutama agama Kristen. Banyak karya sejarah pada masa itu menekankan
peran Gereja dan keterlibatan ilahi dalam peristiwa-peristiwa sejarah. Sejarah
dianggap sebagai bagian dari rencana ilahi dan digunakan untuk memperkuat dan
menyebarkan doktrin-doktrin agama. (2) Historiografi Abad Pertengahan sering
kali digunakan sebagai alat legitimasi politik. Banyak karya sejarah dipengaruhi
oleh kepentingan politik penguasa saat itu, dengan menyajikan narasi yang memuja
dan membenarkan kekuasaan mereka. Sejarah sering diubah atau diputar untuk
mengukuhkan klaim kekuasaan atau membenarkan tindakan-tindakan politik. (3)
Pada Abad Pertengahan, terjadi pergeseran dari pendekatan sejarah yang lebih
objektif menuju narasi yang lebih legendaris dan mitologis. Banyak kisah sejarah
dari periode ini dicampur dengan unsur-unsur mitos dan legenda, membuatnya
sulit untuk membedakan antara fakta dan fiksi. Hal ini menciptakan sebuah dunia
sejarah yang dipenuhi dengan keajaiban dan mukjizat. (4) Abad Pertengahan
melihat interaksi yang signifikan antara dunia Eropa dan dunia Islam, terutama
selama periode Perang Salib dan keberadaan Kekhalifahan Umayyah dan
Abbasiyah di Spanyol. Karya-karya sejarah dari cendekiawan Muslim dan Yahudi
mempengaruhi pemikiran sejarah di Eropa, menyediakan akses terhadap warisan
intelektual klasik dan menstimulasi perkembangan historiografi di Eropa.

3. Ciri Historiografi Renaissance dan Modern

Ciri-ciri historiografi pada abad renaissance: (1) Antroprocentrisme yaitu


pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta.
Lingkungan dalam konteks ini hanya sebagai nilai instrumental, sebagai objek
eksploitasi, dan eksperimen untuk kepentingan manusia. (2) Sekuler yaitu
pandangan hidup yang bersifat keduniawian, segala sesuatu diukur atau
berorientasi kepada kehidupan di dunia yang bersifat material. (3) Dissegetigheit,
yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa dalam kehidupan ini yang
9
terpenting adalah justru dunia yang fana ini. semboyannya adalah “carpidiem”
yang berarti petiklah hari ini.

Ciri-ciri historiografi Eropa modern meliputi Politik bukan bagian dari Tuhan
tetapi dari tindakan manusia, Menggunakan metode yang kritis, Menggunakan
teknik penelitian smoothing, Memanfaatkan ilmu yang baru muncul,
Menggunakan pendekatan multi-dimensi, Menulis sejarah dengan cara
konvensional, Menggunakan pendekatan historiografi modern, Menggunakan ilmu
yang lebih modern daripada historiografi tradisional, Menggunakan metode
heuristik harus dikembangkan, dan Menggunakan perspektif yang lebih banyak
tentang kemanusiaan.

C. Sejarawan Eropa dan Karyanya


1. Tokoh-tokoh Historigrafi Eropa Kuno dan karyanya
a) Herodotus, Herodotus adalah pelopor perubahan bentuk penulisan dalam
bentuk syair atau puisi menjadi prosa (logographoi). Selain itu, ia berusaha
menghilangkan kesan mitos pada penulisan sejarahnya. Sehingga beliau
mendapat gelar bapak sejarah. Selain tulisannya merupakan karya sejarah, ia
juga menulis tentang antropologi dan sosiologi. Karya klasik Herodotus,
"History of the Persian Wars", menceritakan tentang perang Yunani dan
Persia pada 478 SM yang dimenangkan oleh Yunani. Dalam buku tersebut
Herodotus berhasil menyakinkan pembaca perlunya dianalisa secara
mendalam masing-masing budaya. Kelemahan dari penulisan Herodotus
yakni kurang daya kritisnya terhadap suatu permasalahan, dapat dilihat dari
tidak adanya seleksi yang dilakukannya dalam penerimaan hal-hal yang
berkaitan dengan dewa-dewa, mitos dan legenda yang ada dalam tulisannya.
Dia juga dianggap tidak patriotis, karena dia tidak hanya memuji Yunani
namun juga Persia. Namun demikian, Herodotus berhasil menulis kisah
nyata, sebagian besar sumbernya didapat dari penyelidikan langsung dan
hasil catatan-catatan perjalanannya dalam mengikuti perang Yunani tersebut
serta dapat dipercaya. Berbeda dengan pendahulu dan teman-teman
sejamannya yang banyak menulis cerita-cerita mitos dan kepahlawanan,
Herodotus lebih tertarik pada sejarah manusia, dalam karyanya dia bisa
dianggap sebagai awal atau perintisan penulisan sejarah ilmiah.
10
b) Thucydides (456-396 SM) sebagai bapak Sejarah Kritis. Selain Herodotus
ada sejarawan Yunani lain yang terkenal yaitu Thucydides. Thucydides
menonjol dalam hal metode penelitiannya maupu kualitas hasil dari
karyanya. Kelebihan Thucydides dibandingkan Herodotus adalah dalam
karyanya yang telah mengembangkan studi mengenai arkeologi (ilmu
purbakala). Disamping itu Thucydides juga melakukan penelitian mengenai
perilaku dari para politis dan orang-orang militer dalam krisis militer.
Dengan mengutamakan aspek-aspek politik dan militer tersebur Thucydides
telah berusaha memperoleh fakta-fakta secara yang lebih kritis dengan
menjauhi semua hal-hal yang berbau mitos. Dia dianggap sebagai sejarawan
yang menggunakan metode kritis pertama di dunia. Ia juga sering disebut
bapak sejarah politik karena tulisannya yang kental dengan aroma militer dan
politik, dan wajar saja karena karirnya selain sebagai sejarawan, dia juga
sebagai jendral dan politisi. Salah satu karya Thucydides yaitu karyanya
tentang perang Athena-Sparta sebagai representasi Demokrasi vs Tirani.
Menurut laporannya, perang tersebut dimenangkan oleh Sparta. Selain itu, ia
menulis Peloponesian War (431-404 SM) dapat dianggap sebagai laporan
perang oleh saksi mata yang tidak memihak. Sekalipun sejarah yang
ditulisnya terbatas pada politik, diplomasi, dan perang, tetapi tetap akurat dan
menghindari penjelasan supernatural. Karya Thucydides memberikan
sumbangan besar dalam ilmu sejarah. Thucydides telah berusaha untuk
menggunakan kritik sumber dan metode sejarah dalam penulisannya.
Thucydides beranggapan bahwa kekuatan dalam penulisan sejarah
tergantung pada data yang akurat dan relevansi dengan menyeleksi berbagai
sumber, sehingga diharapkan tulisannya nanti akan menjadi sebuah karya
sejarah kritis.
c) Polybus (198-117 SM). Polybius adalah sejarawan yang banyak terpengaruh
oleh Thucydides. Ia adalah sejarawan masa peralihan. Ia adalah orang
Yunani yang banyak dibesarkan di Roma karena pada masa-masa itu terjadi
perpindahan kekuasaan dari Yunani ke tangan Roma. Polybius berjasa dalam
mengembangkan metode kritis dalam penulisan sejarah. Jika Herodotus
kebanyakan menulis tentang periode awal Yunani, maka Polybius banyak
menulis tentang perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi. Sama
11
halnya dengan Thucydides, ia juga melihat sejarah itu pragmatis, sejarah
adalah filsafat yang mengajar melalui contoh. Ia banyak menulis sejarah
kontemporer pada waktu itu. Teori besarnya pada sejarah politik adalah
siklus pemerintahan yaitu, monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi,
anarki. Polybius membedakan analisis dalam tiga unsur, yaitu awal (archai),
dalih (Prophaseis) dan sebab (aitiai).
d) Titus Livyus (59SM-17 M). Titus Livius lahir di Padua, tahun 59 SM. Livius
merupakan sejarawan Romawi, sehingga karya-karya yang dihasilkan
berkisar pada imperium Romawi. Karyanya yang terkenal adalah “History of
Rome”. Livius merupakan orang pertama yang menggunakan imajinasi
dalam karya-karyanya. Dalam penulisannya, Livius mengorbankan
kebenaran sejarah demi sebuah retorika, hal ini dikarenakan dia telah menulis
sejarah Romawi sebagai sebuah dunia dengan segala semangat
patriotismenya. Kisah tentang berdirinya kota Roma menjadi campuran
antara fantasi dan fakta.

2. Tokoh-tokoh Historigrafi Eropa Abad Pertengahan dan karyanya


a) Magnus Aurelius Cassiodorus Senator (485-585 M). Seorang negarawan
Romawi, sarjana kuno yang terkenal, dan penulis dalam pemerintahan
Theodoric the Great, raja Ostrogoth. Nama Senator adalah sebuah bagian
darinama keluarganya dan bukan pangkat. Dia mendirikan sebuah
biara Vivarium dimana menjadi tempat ia menghabiskan tahun-tahun
terakhir hidupnya. Cassiodorus dikenang karena sebagian besar hidupnya
diabdikan untuk mendukung pendidikan dalam komunitas Kristen. ia
memandang membaca sebagai tindakan transformatif bagi pembaca.
Dengan pemikiran inilah ia merancang dan mengamanatkan program studi
di Vivarium yang menuntut tata cara membaca dan meditasi yang intens.
Salah satu karyanya, Mazmur menuntut pengajaran disiplin di antara
murid-muridnya. Karya yang lainnya adalah Gothic History yang ia tulis
pada tahun 519M.
b) Procopius (500-565 M). Procopius adalah sejarawan Byzantium yang
terkenal dengan karyanya "Anekdota," yang menjelaskan kejadian-kejadian

12
di wilayah Byzantium, dan "Historia Arcana," yang menjelaskan perang-
perang di wilayah Byzantium.
c) Gregory of Tours. Gregory of Tours (538-594): Gregory of Tours adalah
sejarawan dan teologis yang berasal dari Gaul. Karyanya terkenal adalah
"Historia Francorum," yang merupakan sejarah Frankish dari 411 hingga
594. Historia Francorum ini menjadi sumber utama untuk studi sejarah
Merovingian kingdom. Selain itu, Gregory of Tours juga menulis beberapa
buku lain.

3. Tokoh-tokoh Historigrafi Eropa Renaissance dan Modern


a) Niccholo Machiavelli (1469-1527). Seorang yang mempunyai nama lengkap
Niccolo di Bernardo dei Machiavelli ini adalah seorang sejarawan, diplomat,
filsuf, dan penulis yang terkenal dengan karya besarnya The Prince (Il
Principe) yang ditulis tahun 1513. Ia mendukung tentang Sekularisasi sejarah
yang secara eksplisif mempelajari tingkah laku manusia, ia mulai
meninggalkan orienntasi pada Tuhan dan dewa, serta berpijak pada realitas.
b) Jean Bodin (1530-1596). Hidup setelah Reformasi Protestan dan menulis
dengan latar belakang konflik agama di Prancis. Karyanya yang
berpengaruh adalah The Methodus ad facilem historiarum cognitiem
(Metode untuk memudahkan pengetahuan sejarah). Ia menekankan pada
peran pengetahuan politik dalam menafsirkan tulisan-tulisan sejarah dan
memperluas pandangan tentang “data” historis yang ditemukan pada
kaum humanis sebelumnya, dengan keprihatinannya yang mendesak
terhadap sisi sosial kehidupan manusia.
Ada bebeberapa Tokoh Historiografi Zaman Modern, yaitu:
a) Voltaire (1694-1778). Voltaire merupakan nama samaran dari Francois
Marie Arouet yang lahir pada 1694. Karya pertamanya merupakan sebuah
puisi yang berjudul Hendiade (1728), puisi ini berisi tentang pandangan
mengenai siksaan berdasarkan agama pada abad 16, ini merupakan bentuk
cintanya pada toleransi dan antipatinya terhadap agama. Secara unik Votaire
mewujudkan suasana pencerahan bagi Prancis. Wataknya sangat militan dan
penanya tajam. Ia melancarkan serangan terhadap Raja Luis XV dan gereja
Katolik Perancis. Karyanya surat filsuf saran dengan kritikan dan penuh
13
pujian untuk toleransi. Karyanya yang lain seperti Candile (1759) dan
Philosophical Dictionary (1764), merupakan kritik terhadap teologi Kristen.
Pada tahun 1778 Voltaire meninggal dan dikenang sebagai orang yang
berpihak pada rakyat. Voltaire merupakan tokoh rasionalis, ia seorang
sejarawan yang berpandangan maju dan sekuler, yang hanya mengakui akal
manusia yang dapat menuju kemajuan proses sejarah manusia untuk
mencapai masa depan gemilang.
b) Auguste Comte (1798-1857). Auguste Comte juga disebut sebagai bapak
ilmu Sosial. Dalam sejarahnya Comte membuat periodisasi sejarah menjadi
tiga zaman yaitu zaman teologi, zaman metafisis dan zaman rasionalisme.
Dia mengembangkan teori positivisme, yang menekankan bahwa
pengetahuan yang tepat hanya dapat diperoleh melalui pengamatan yang
akurat dan verifikasi empiris. Karyanya adalah Cours de philosophie positive
yang menjelaskan teori tiga tahap dalam perubahan sosial
c) Immanuel Kant (1724-1804). Kant memiliki karya sebuah esai yang berjudul
'An Idea for a Universal History from the Cosmopolitan Point of View', terbit
pada bulan November 1874. Sejarah yang telah lalu merupakan suatu
paparan tentang ketidakrasionalan manusia dan beliau mengharap akan suatu
Utopia bagi kehidupan yang rasional. Beliau menghubungkan sudut
pandangan zaman kesadaran dengan jaman romantik, seperti juga beliau
mengabungkan rasionalisme dengan empirisme didalam teori ilmu
pengetahuannya. Sejarah yang mengkisahkan tindakan-tindakan manusia,
memperhitungkan tindakan-tindakan itu ditentukan menurut hukum-hukum
alam sebagai kesan sebab akibat, tindakan itu sebagai fenomena yang tunduk
terhadap hukum-hukum alam.
d) Leopold Von Ranken (1795-1886). Leopold Von Ranken adalah sejarawan
Jerman. Ia adalah sejarawan yang memberikan reaksi terhadap aliran
Romantisme, bila di jaman romantik penulisan sejarah banyak dihanyutkan
oleh perasaan dan dibumbui oleh komentar serta keindahan. Oleh karena itu,
kenapa dia menentang romanitisme dalam sejarah, Ranken berpendapat
bahwa perlu dibuangnya bungkus perasaan dalam penulisan sejarah, dengan
penulisan sejarah seperti kejadian yang sesungguhnya. Leopold Von Ranken
pernah berkata 'sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi
14
pula cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya'. Adanya metode kritis
dari Lepold Von Ranken ini, maka sejarah dianggap sah sebagai ilmu sejarah.
Sebagai penghargaan atas karya-karyanya, maka pada tahun 1865 Ranken
dijadikan bangsawan dan berhak memakai 'von' didepan nama kekeluarga.
salah satu karyanya adalah Histories of the Romance and Teutonic People
atau Geschichte der romanischen und germanichen Volker. A critique of
Modern Historikal Writers atau Zur Kritik neuerer Geschichtschreiber

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebelum adanya historiografi Eropa kuno, suatu sejarah pada awalnya
berbentuk lisan atau yang lebih dikenal dengan tradisi lisan. Akan tetapi setelah
manusia mengenal tulisan maka penyampaian sejarah ini pun berubah menjadi
tradisi tulis. Penulisan awalnya masih berbentuk puisi atau syair. Bentuk ini
kemudian berubah menjadi prosa setelah adanya usaha penulisan sejarah oleh
Herodotus. Memasuki abad pertengahan, penulisan sejarah di Eropa pada
umumnya diwarnai hal-hal yang bersifat keagamaan. Sampai abad ke sebelas
masehi, penulisan sejarah banyak dipengaruhi oleh pandangan sejarah Agustinus
(354-430 M), menurutnya eksistensi benda-benda termasuk manusia diciptakan
sesuai dengan jiwa keabadian Tuhan. Perkembangan historiografi Eropa pada
zaman Renaissance mencakup pembaruan pendekatan penulisan sejarah yang lebih
kritis dan realistis, pada masa Renaissance, masyarakat mulai menggunakan nalar
dan pendekatan humanisme yang memposisikan manusia sebagai tolok ukur dari
semuanya, baik untuk sains, seni, budaya, dan lain sebagainya.

Pada setiap periodesasi Historiografi banyak sekali tokoh sejarawan, seperti


Herodotus sang Bapak Sejarah, Herodotus adalah pelopor perubahan bentuk
penulisan dalam bentuk syair atau puisi menjadi prosa (logographoi). Lalu pada
Abad Pertengahan ada Gregory of Tours, Gregory of Tours adalah sejarawan dan
teologis yang berasal dari Gaul. Karyanya terkenal adalah "Historia Francorum".
Pada masa Renaissance dan Zaman Modern juga terdapat Voltaire, Voltaire
merupakan tokoh rasionalis, ia seorang sejarawan yang berpandangan maju dan
sekuler, yang hanya mengakui akal manusia yang dapat menuju kemajuan proses
sejarah manusia untuk mencapai masa depan gemilang.

B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran mengenai pembahasan makalah di
atas.
16
DAFTAR PUSTAKA

Aksilas Dasfordate. (2023). Buku Ajar Historiografi. Purbalingga: Eureka Media


Aksara.

Danar Widiyanta. (2002). Diktat "Perkembangan Historiografi Tinjauan Diberbagai


Wilayah Dunia". Yogyakarta: UNY.

Ernst Breisach. (1983). Historiography Ancient, Medievel and Modern. Chicago: The
University of Chicago.

Wahyu Iryana. (2014). Historiografi Barat. Bandung: Humaniora.

17

Anda mungkin juga menyukai