Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Historiografi 3
1. Pengertian Historiografi 3
2. Perkembangan Historiografi 4
3. Penyusunan Historiografi 8
4. Sumber Naskah Historiografi 8
5. Syarat Penulisan Historiografi 9
B. Historiografi Tradisional 10
1. Pengertian Historiografi Tradisional 10
2. Ciri-ciri Historiografi Tradisional 11
3. Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Tradisional 12
C. Historiografi Kolonial 12
1. Pengertian Historiografi Kolonial 12
2. Ciri-ciri Historiografi Kolonial 13
3. Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Kolonial 13
4. Contoh Karya Historiografi Kolonial 14
D. Historiografi Modern 15
1. Pengertian Historiografi Modern 15
2. Ciri-ciri Historiografi Modern 15
3. Kelebihan dan Kekurangan Historiografi Modern 16
4. Karya Historiografi Modern 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 18
ii
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Historiografi adalah kajian mengenai metode sejarawan dalam
pengembangan sejarah sebagai disiplin ilmiah. Bentuknya berupa
setiap karya sejarah mengenai topik tertentu. Historiografi tentang
topik khusus melingkupi cara kerja sejarawan dalam mengkaji topik
tersebut dengan menggunakan sumber, teknik, dan pendekatan
teoretis tertentu. Para sarjana telah mendiskusikan historiografi
dengan topik seperti "historiografi Indonesia", "Historiografi Islam awal",
"Historiografi Tiongkok" serta berbagai pendekatan dan aliran, seperti
sejarah politik dan sejarah sosial. Sejak abad ke-19, dengan bangkitnya
sejarah akademis, mulai berkembang bentuk literatur historiografi.
Sejauh mana sejarawan dipengaruhi oleh kelompok dan loyalitas
mereka sendiri seperti kepada negara bangsanya menjadi
permasalahan yang diperdebatkan.
Historiografi disampaikan sebagai hasil penyusunan imajinasi
tentang masa lampau sesuai dengan jejak-jejak atau fakta yang ada.
Penulisan historiografi memerlukan kemahiran dalam seni menulis.
Kebebasan menulis dibatasi oleh sejumlah ketentuan akademis yang
berlaku dan sikap kehati-hatian untuk menghindari penyampaian yang
melebihi fakta. Sumber penulisan naskah di dalam historiografi dibagi
menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
merupakan sumber informasi yang diciptakan pada waktu kejadian
berlangsung, sedangkan sumber sekunder merupakan karya historis
yang dibuat berdasarkan sumber-sumber primer.
Ketertarikan penelitian sejarawan berubah sepanjang waktu, dan
telah ada pergeseran jauh dari diplomasi, ekonomi, dan politik
tradisional menuju pendekatan yang lebih baru, khususnya sosial dan
sejarah budaya. Sejak 1975 sampai 1995, proporsi profesor sejarah di
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam makalah tentang Ciri-ciri Historiografi
Tradisional, Kolonial, dan Modern ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian historiografi?
2. Apa saja ciri-ciri historiografi tradisional?
3. Apa saja ciri-ciri historiografi kolonial?
4. Apa saja ciri-ciri historiografi modern?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Ciri-ciri
Historiografi Tradisional, Kolonial, dan Modern ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian historiografi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri historiografi tradisional.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri historiografi kolonial.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri historiografi modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Historiografi
1. Pengertian Historiografi
a. Pengertian Historiografi Menurut Etimologi (Bahasa)
Dalam bahasa Sanskerta, historiografi merupakan
gabungan dua kata yaitu history yang berarti sejarah dan grafi
yang berarti deskripsi atau penulisan. Jadi historiografi berarti
deskripsi (penulisan) sejarah. Dalam bahasa Yunani,
historiografi terdiri atas historia yang artinya penyelidikan
tentang gejala alam fisik, dan grafein yang bermakna sebuah
gambaran, tulisan atau uraian.
b. Pengertian Historiografi Menurut Terminologi (Istilah)
Beberapa ahli yang memberikan pendapatnya tentang
pengertian historiografi antara lain adalah:
1) Louis Gottschalk: historiografi merupakan suatu bentuk
publikasi, baik itu dalam bentuk lisan maupun juga tulisan
mengenai peristiwa kejadian atau kombinasi peristiwa-
peristiwa di masa lampau.
2) Kuntowijoyo: historiografi adalah tahap menuliskan kembali
suatu peristiwa sejarah sebagai sebuah bentuk catatan
sejarah.
3) Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Historiografi berarti pelukisan
sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi
pada masa lalu yang disebut sejarah.
4) Soejatmoko: Historiografi atau penulisan sejarah dalam ilmu
sejarah merupakan titik puncak dari kegiatan penelitian oleh
sejarawan. Dalam metodologi sejarah, historiografi
merupakan bagian terakhirnya. Langkah terakhir, tetapi
langkah tersebut adalah langkah terberat.
3
4
B. Historiografi Tradisional
1. Pengertian Historiografi Tradisional
Banyak ahli yang sepakat bahwa penulisan sejarah masa
tradisional lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk
merekam sejarah. Artinya, penulisan sejarah pada masa ini tidak
11
dalam sastra Melayu, hikayat berarti sifat dari sastra lama yang
sebagian besar mengisahkan mengenai kehebatan serta
kepahlawanan tokoh-tokoh besar.
Pada masa Islam, karya historiografi sudah mulai mengenal
kronologi, yakni menempatkan fakta peristiwa sejarah menurut
urutan waktu kejadian, meskipun belum sepenuhnya diterapkan.
Seperti halnya masa Hindu Budha, historiografi masa Islam masih
sangat terlihat unsur mitos dan menekankan pada unsur
kedaerahan. Contoh karya historiografi masa Islam adalah Hikayat
Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, dan Babad Giyanti.
2. Ciri-ciri Historiografi Tradisional
a. Istana sentris, artinya karya sejarah hanya dipusatkan pada
kehidupan raja atau keluarga raja (keluarga istana), dan tidak
mengangkat kehidupan masyarakat jelata (masyarakat umum).
b. Religius magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan
hal-hal yang gaib. Seorang raja dianggap sebagai wujud
penjelmaan Dewa atau Tuhan, sehingga dianggap memiliki
kekuatan magis atau gaib. Hal ini dimaksudkan agar rakyat
menjadi patuh, takut dan taat pada segala perintah raja.
c. Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan
hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat
kerakyatannya dan tidak memuat riwayat kehidupan rakyat,
tidak membicarakan segi sosial dan ekonomi dari kehidupan
rakyat
d. Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan hal-hal yang
nyata.
e. Bersifat regio-sentris atau kedaerahan (enocentrisme), artinya
historiografi tradisional banyak menekankan pada budaya dan
suku bangsa di kerajaan tersebut.
f. Dalam penguraiannya banyak terjadi kesalahan-kesalahan,
misalnya berkaitan waktu dan kaitannya dengan fakta sejarah,
13
C. Historiografi Kolonial
1. Pengertian Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah historiografi yang ditulis pada
saat pemerintahan kolonial Belanda, yakni sejak zaman VOC
(sampai ketika pemerintahan Hindia Belanda berakhir dan takluk
kepada Jepang di tahun 1942). Penulisnya umumnya orang-orang
Belanda atau Eropa. Fokus utama historiografi kolonial adalah
kehidupan warga Belanda di Indonesia (Hindia Belanda, sebutan
Indonesia masa penjajahan Belanda) misalnya aktivitas-aktivitas
warga Belanda, pemerintahan kolonial, pegawai kompeni dan
kegiatan para gubernur jenderal dalam menjalankan tugasnya di
14
Hindia Belanda.
Karena fokusnya adalah kepentingan Belanda, maka tulisan
sejarah disusun menurut penafsiran dan pandangan Belanda.
Banyak penulisan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap
Belanda berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contohnya tentang Pangeran Diponegoro, yang dalam Sejarah
Indonesia dikenal sebagai tokoh pahlawan dan perlawanannya
terhadap Belanda adalah untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran serta dilandasi rasa cinta tanah air. Tapi dalam tulisan
Belanda, Pangeran Diponegoro adalah seorang yang kejam dan
pemberontak karena menentang pemerintah Belanda.
2. Ciri-ciri Historiografi Kolonial
a. Merupakan sejarah orang Belanda di Hindia Timur (Indonesia).
b. Sumber yang digunakan yaitu sumber dari pemerintah Belanda
baik di negaranya maupun daerah jajahannya.
c. Bersifat diskriminatif (membedakan), artinya bangsa Belanda
yang serba mulia dan terhormat, orang-orang pribumi (Indonesia)
diabaikan dan hanya dianggap sebagai alat untuk kepentingan
Belanda.
d. Bersifat Eropa-sentris dan fokusnya ke Belanda-sentris, artinya
yang diuraikan atau dibentangkan secara panjang lebar adalah
aktivitas bangsa Eropa (terutama orang-orang Belanda),
pemerintahan kolonial, aktivitas para pegawai kompeni (orang-
orang kulit putih).
e. Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum memiliki
sejarah sebelum kedatangan orang-orang Eropa/Belanda.
f. Bentuk tulisan yaitu berupa laporan-laporan, yakni memori
tulisan serah jabatan atau laporan khusus kepada pemerintah
pusat di Batavia mengenai kekuasaan dan peluasan wilayah
pejabat yang bersangkutan. Biasanya dilengkapi dengan data
statistik dan pemetaan gambaran suatu daerah.
15
Graaf.
f. History of Java (Sejarah Jawa (1817) karya Thomas S. Raffles.
D. Historiografi Modern
1. Pengertian Historiografi Modern
Penulisan sejarah pada masa ini ditandai dengan adanya
peranan Indonesia sebagai pemeran dan pelaku utama dalam
Historiografi (Indonesia-sentris). Artinya, sejarah Indonesia ditulis
berdasarkan pengalaman dan sudut pandang orang Indonesia
sendiri, bukan lagi berdasarkan pandangan kolonial atau penguasa
semata. Seminar Nasional Sejarah I tahun 1957 di Yogyakarta
dianggap sebagai kebangkitan penulisan sejarah nasional
Indonesia. Dalam seminar itu dibahas tentang dorongan untuk
menulis sejarah yang berorientasi Indonesia.
Penulisan karya historiografi modern ditandai dengan
metode kritis serta kaidah-kaidah ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan. Historiografi nasional juga menggunakan
berbagai disiplin ilmu (multidimensional) serta sumber- sumber
sejarah yang lebih lengkap. Selain itu, bahan tulisan sejarah bukan
lagi hanya mengisahkan para raja dan orang besar lainnya,
melainkan juga rakyat kecil dan orang kebanyakan yang juga
berperan dalam kisah sejarah secara keseluruhan.
2. Ciri-ciri Historiografi Modern
a. Sudut pandang Indonesia sentris, yakni berpusat pada
kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan
multidimensional.
c. Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber
17
A. Kesimpulan
Historiografi adalah deskripsi /penulisan atau karya sejarah
yang telah melalui tahapan penelitian sejarah. Perkembangan
historiografi Indonesia dimulai sejak masa Hindu Budha (historiografi
tradisional), kemudian berkembang ke masa kolonial Belanda
(historiografi kolonial), dan setelah Indonesia merdeka beralih ke
historiografi nasional (modern). Historiografi tradisional memiliki ciri-
ciri antara lain; istana sentris, religius magis, feodalisme dan regio
sentris.
Historiografi kolonial adalah karya historiografi yang ditulis pada
masa VOC hingga masa pemerintahan Belanda berakhir di Indonesia.
Fokus utama historiografi kolonial adalah aktivitas kehidupan orang-
orang dan pemerintahan Belanda di Indonesia (masa Hindia Belanda).
Historiografi kolonial bercirikan antara lain Eropa-Belanda-sentris dan
diskriminatif. Kelebihan Historiografi kolonial bahwa dalam
penyusunannya berorientasi fakta-fakta dan kejadian-kejadian.
Kelemahan Historiografi kolonial adalah hanya menulis seputar
pemerintahan Hindia Belanda, tanpa menulis tentang orang-orang
pribumi. Karya historiografi kolonial antara lain Reizen (Catatan
Perjalanan), Geschiedenis van Nederlands-Indie (Sejarah Hindia
Belanda), dan Schets eener Economische Geschiedenis van
Nederlands-Indie (Kondisi Ekonomi Hindia Belanda).
Ciri-ciri historiografi modern antara lain Indonesia sentris, kritis
analitis, multidisiplin ilmu. Contoh karya historiografi modern adalah
Sejarah Perlawanan-perlawanan terhadap Kolonialisme dan
imperialisme (editor: Sartono Kartodirdjo). Kelebihan historiografi
modern adalah lebih ilmiah dan kritis. Kekurangan historiografi modern
antara lain kadang terlalu kaku dan terlalu berpedoman terhadap
19
20
metode ilmiah.
B. Saran
Dalam dua dasawarsa terakhir, perkembangan ilmu sosial di
Indonesia sangat pesat, termasuk di dalamnya ilmu sejarah. Dari sudut
pandang kesenjangan 23 antar generasi, generasi sekarang sangat
memahami Zeitgeist (jiwa zaman) seluruh gejolak dan keresahan yang
terjadi saat ini. Untuk itu, keunggulan para sejarawan generasi ini
adalah sejarawan sekaligus generasi milenial. Masa depan
historiografi Indonesia berada di tangan para sejarawan milenial.
Banyak di antara para sejarawan muda tersebut dididik dalam tradisi
akademik Eropa dan Amerika. Hal ini memungkinkan pendekatan,
metodologi dan tema yang sangat beragam. Situasi inilah yang
diharapkan mendorong historiografi Indonesia semakin mandiri dan
tidak bergantung kepada “mazhab-mazhab” tertentu dalam ilmu
sejarah. Tentu saja, sikap kritis tetap harus diberi tempat dalam
perkembangan disiplin ilmu sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Adil M. & Ratna Hapsari. 2017. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta:
Erlangga.
Farid, Samsul dan Taufan Harimurti. 2016. Sejarah untuk SMA/MA Kelas X
Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial . Bandung: Yrama Widya.