Anda di halaman 1dari 3

Perilaku destruktif “Pak Ogah” sebagai symbol pemberontakan terhadap

ketidakpedulian….
(gambar aparat dan institusi kepolisian.)

jika mendengar istilah Polisi cepek atau Pak Ogah[1] pasti kalian berparadigma
tentang perilaku destruktifnya. Pengertian destruktif adalah sesuatu hal yang
bersifat memusnahkan. merusak, atau menghancurkan.destruktif merupakan
konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam
dari seseorang maupun kelompok terhadap pihak lain. Yang ditunjukan sebagai
bentuk perlawanan terhadap ketidakpedulian aparat daninstutusi kepolisian

James C. Scott (2000) mendefinisikan perlawanan sebagai segala tindakan


yang dilakukan oleh kaum atau kelompok subordinat yang ditujukan untuk
mengurangi atau menolak klaim yang dibuat oleh pihak atau kelompok
superdinat terhadap mereka. Scott (2000) membagi perlawanan tersebut
menjadi dua bagian, yaitu:

1. perlawanan publik atau terbuka (public transcript) dan


2. perlawanan tersembunyi atau tertutup (hidden transcript).
perlawanan dilakukan secara berkelompok dalam hal melawan dominasi
penguasa yang dianggap bersifat otoriter atau tidak sesuai dengan keinginan
golongan subordinat tersebut,

Sebenarnya siapa Pak Ogah itu?


Pak Ogah (Polisi pembuka jalan) itu sendiri artinya adalah orang-orang random
yang berusaha 'mengatur' lalu lintas dengan imbalan uang seikhlasnya dari
pengguna jalan.[3] Mereka yang umumnya dari kalangan masyarakat kelas
bawah ini memiliki motif yang beragam - murni membantu kelancaran lalu
lintas dan pengguna jalan[4], namun bisa juga malah melanggar aturan-aturan
jalan raya demi uang. biasanya kita temui di perempatan, pertigaan, jalan
satu arah yang sangat sempit, jembatan yang hanya dapat dilalui satu mobil
atau jalan berlubang.

Disebut polisi cepek karena


Disebut polisi, karena mereka bertugas layaknya seorang polisi lalu lintas.
Sedangkan cepek adalah istilah untuk Rp.100, walaupun jumlah yang
diberikan pada kenyataannya bervariasi (umumnya Rp.1000 sampai
Rp.2000).. Istileh cepek ini dipopulerkan oleh Pak Ogah, tokoh fiktif dalam
serial televisi Si Unyil yang pernah tayang di era tahun 1990-an. Salah satu
kalimat andalan Pak Ogah kepada Unyil tak lain adalah "Bagi cepek dong
Den". Dari sinilah pengatur jalan lalu lintas disebut Pak Ogah karena
terkadang mereka mendapat receh dari pengguna jalan.

Sejarah (Sumber Masalah)


Polisi cepek muncul secara spontan seiring dengan perkembangan wilayah
perkotaan di Indonesia, khususnya di Jakarta, di mana kota metropolitan ini
menjadi kota dengan arus kemacetan terpanjang dan terlama di Indonesia.
Masalah ini pada awalnya bersumber pada pertumbuhan jumlah penduduk yg
setiap tahunnya cukup tinggi, sehingga hal ini akan memicu pertumbuhan kendaraan
ikut tinggi, pertumbuhan kenderaan tidak seimbang dengan volume jalan yang ada,
sehingga kemacetan terjadi.
Permasalahan sosial merupakan akibat dari
tidak bekerjanya fungsi-fungsi institusi sosial dengan baik
Sebutan yang mengarah kepada aparat polisi dan institusi kepolisian,
khususnya polisi lalu lintas. Hal ini membuktikan bahwa kinerja aparat dan
institusi bidang lalu lintas ini masih sangat minim dan tidak efektif. Ini
berdampak pada kepercayaan masyarakat.
Selain itu, faktor ekonomi masyarakat yang masih minim turut memicu timbul
dan berkembangnya polisi cepek ini.

(Menurut RABB & SELZINCK masalah social adalah: Hubungan sosial yang
menentang masyarakat itu sendiri sehingga menciptakan hambatan bahkan
ketidakpuasan banyak orang. Fenomena polisi cepek disini nyatanya ditentang
masyarakat sehingga menciptakan hambatan dan ketidakpuasan banyak orang)

Saat mengerjakan tugasnya sering kali pak ogah ceroboh dan tidak memperhatikan
kondisi jalanan. Dia sering kali seenaknya sendiri dan terkadang membuat jalanan
semakin macet, akibat kurangnya komunikasi dengan teman-temanya untuk mengatur
lalu lintas.
Di setiap jalan terdapat dua orang atau lebih pak ogah. Mereka tidak bekerja sama
dalam menjalankan tugasnya melainkan bersaing untuk mendapatkan imbalan atau
upah. Terkadang saat ada orang yang ingin menyebrang mereka pura-pura tidak
mengetahui seperti pengendara motor.

Meski begitu, namun ia mengakui, keberadaan Pak Ogah dapat


membahayakan keselamatan pengendara, sebab mereka tidak dibekali
pengetahuan tentang mengatur lalu lintas.

“Selain itu, apabila tidak diberikan itu akan menjadi ancaman, mungkin
menggores kendaraan atau mengeluarkan kata-kata kotor, itu sudah masuk
tindak pidana. Bahkan kasusnya banyak ditangani polsek-polsek.”
Kehadiran Pak Ogah di tengah jalan kerap membuat pengendara kesal,
khususnya para pengendara mobil, karena terpaksa mengeluarkan uang ke
Pak Ogah, padahal mereka tetap dapat menyeberang atau memutar tanpa
bantuan Pak Ogah.
Pak Ogah juga kerap menjadi biang kemacetan di sejumlah ruas jalan,
karena mereka akan menghentikan kendaran lain secara paksa demi
membantu mobil lain menyeberang dan mendapatkan uang.

Apakah perilaku Pak Ogah ini selalu bersifat destruktif?


Analisis:
Fenomena polisi cepek ini merupakan realitas subjektif yang realitas sosialnya
merupakan hasil dari konstruksi social (Proses social melalui tindakan &
interaksi dimana individu menciptakan suatu realitas secara terus menerus dan
dialami bersama scr subjektif) dimana sebuah permasalahan sosial ditentukan
derajat dampak negatifnya oleh kelompok berpengaruh

Teori simbolik
Timbul karena kondisi sosial di masyarakat sudah dikatakan bermasalah dan
sebagai hasil interaksi sehingga seorang individu mendapatkan pelabelan
karakter yang buruk.

Unsur penyebab

-Situasi

-Nilai dan norma dilanggar

-Tindakan / Problem Solving

Efek dari Pak Ogah

…….

Kriminalitas:

Penyimpangan adalah kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-


norma sosial.

TEORI yg merupakan KRIMINALITAS MASALAH SOSIAL ini adalah


Ketegangan, yaitu Ketidaksesuaian antara tujuan yang dianggap baik dan cara
memperolehnya. Dan sampai saat ini upaya penanggulangan masalah ini “hanya
dapat” tergerak oleh aparat/institusi kepolisian.

(maksudnya semuanya bergantung pada institusi kepolisian, we cant do anything,


cause we r nothing even hanya di serang masyarakat pasti ga ampuh, jd nasib kita ada
di tangan (tergantung) kepolisian (mau dibawa kayak gimana.)

tolong bet lengkapin

Anda mungkin juga menyukai