Civil Society
Civil society atau masyarakat sipil menurut Almond, yaitu bagian dari
infrastruktur di dalam sistem politik yang mempunyai fungsi membuat pengaruh
terhadap kebijakan kepada suprastruktur sistem politik dengan melewati input
artikulasi kepentingan, dan juga mempunyai fungsi sosialisasi, rekrutmen maupun
komunikasi politik. Sejarah dari terbenknya civil society ini akibat adanya revolusi
industri dan kapitalis yang akhirnya berkembang sampai ke Negara Republik
Indonesia. Tentunya tugas utama dari civil society ialah mengawasi pemerintahan
dalam menjalankan tata kelola pemerintahannya. Dengan adanya msyarakat sipil atau
warga negara yang partisipasi dimana aktif dan kritis dalam mengawasi pemerintahan
merupakan salah satu bagian dari demokrasi yang baik didalam suatu negara.
Civil Society Watch ini mengawasi Civil Society, Civil Society Watch ini
membantu pemerintah dalam hal mengawasi Civil Society, yang kita tahu
bahwasanya peran dari Civil Society (Masyarakat Sipil) adalah mengawasi
pemerintah, bila mana pemerintah otoriter masyarakat sipil ini dapat melakukan
kritikan kepada pemerintah untuk mencegah pemerintah yang otoriter. Civil Society
ini sangat penting perannya di negara demokrasi seperti negara Indonesia. Karena
Civil Society dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengawasi pemerintah.
Dengan adanya Civil Society Watch ini malahan membuat pemerintah otoriter
karena Civil Society Watch ini mengawasi masyarakat sipil yang tugasnya
mengawasi pemerintah, sama saja adanya Civil Society Watch ini sebagai mata-mata
yang membantu Pemerintah. Civil Society Watch ini sangat merugikanan Masyarakat
Sipil.
Civil society pada periode pertama jokowi menjabat sebagai presiden tidak
dapat dipungkiri banyaknya, karena jokowi seperti people power yang mampu
menuntun semua keinginan civil society. Akan tetapi saat ini pada periode kedua
pemerintahan jokowi di klaim mengalami penurunan meski sebenarnya banyak juga
pencapaian yang telah di capai seperti suskses menggelar ASEAN GAMES, terdaftar
dalam G20 dan masih banyak lainnya. Akan tetapi prestasi yang luar biasa itu
belumlah cukup jika masyarakat masih mengalami kesulitan dan suaranya tidak di
dengar.
Jika dahulu para aktivis yang menyampaikan pendapatnya dan berjuang untuk
kebenaran pasti akan menghilang akan tetapi saat ini menyampaikan pendapat dan
berjuang melalui media sosial akan berujung pada jeruji besi. Kebebasan berpendapat
dalam media sosial masih belum bisa kita lakukan dengan maksimal karena masih
tumpang tindihnya dalam peraturan UU ITE. Yang mana jika dahulu Pancasila yang
dijadikan tameng maka saat ini UU ITE yang dijadikan tameng agar masyarakat tidak
selalu mengkritisi pemerintah.
Padahal civil society merupakan bagian dari pendukung negara, yang mana
mereka memiliki peranan penting. Jika tidak ada civil society lantas siapa yang akan
mengawasi kinerja pemerintah untuk menghindari hal-hal yang menyimpang. Peran
civil society yang penting itu kini manfaatnya dirasa kurang maksimal. Dikarenakan
banyak civil society yang bukan pro terhadap tuntutan masyakarat akan tetapi mereka
seperti informan bagi pemerintah.
Adanya UU ITE ini membuat Civil Society tidak bisa bebas dalam mengkritik
pemerintah. Jika ada masyarakat yang memberikan kritikan yang menjelekkan
pemerintah di berikan hukuman.