Anda di halaman 1dari 4

Maka asas legalitas dan legitimasi hukum mestilah dipenuhi dalam penyusunan UU di

DPR dan oleh Presiden, sebab DPR menyusun secara materiil dan Presiden menyusun
secara formil sebuah UU, namun dalam kasus yang berbeda Presiden bisa mengajukan
penyusunan UU untuk dibahas oleh DPR dalam sidang sehingga terjadi kolaborasi
antara DPR dan presiden. mengapa presiden dan DPR berhak untuk mengajukan
pembahasan, penyusunan, pengesahan dan pengundangan sebab secara prinsip presiden
dan DPR sama-sama dipilih rakyat untuk melaksanakan kebijakan dan menyampaikan
kehendak masyarakat.

perbedaan antara DPR sebagai lembaga legislatif dan presiden sebagai lembaga
eksekutif mengartikan secara langsung tugas dan kewenangan nya, namun dalam banyak
kasus caleg bahkan tidak mengerti bagaimana mekanisme legislatif itu berjalan,
sebaagi contoh baliho pinggir jalan yang yang dipasang wajah caleg dan capres yang
satu golongan, artinya caleg itu pun buta memahami bahwa sejak awal DPR adalah
remot masyarakat, DPR haruslah "memarahi" presiden dengan segala kebijakannya dan
mengambil posisi dengan sadar sebagai oposisi.

posisi DPR dan Presiden itu bersebrangan dan bertabrakan, jadi konyol kalau ada
caleg pasang muka bahwa sejak awal legislatif berfungsi untuk mengawasi, mengontrol
kebijakan yang berdampak bagi orang banyak

Apa yang dimaksud sutan sahrir dalam buku dibawah bendera revolusi tentang
kemerdekaan Tani adalah kemerdekaan kerakyatan yang menjangkau dan membebaskan.
Bagi kaum tani kemerdekaan tercipta jika harga pupuk terjangkau, tanah tidak
dikapitalisasi segelintir oligark atau bahkan capres, subsidi yang memadai,
kepastian harga produksi dan kesejahteraan tani. pembangunan pertanian termasuk
didalamnya petani bersifat fundamental menyangkut kelangsungan pangan nasional, ada
beberapa faktor yang menyebabkan rezim Jokowi tidak menunjukan keberpihakan pada
sektor pertanian yang bukan komoditas prioritas pembangunan rezim jokowi.

pertama: Rezim Jokowi hari ini terutama 4 tahun kebelakang cenderung lebih
mendekati kaum-kaum pemilik modal/investor dalam model pembangunan industrial
seperti Tol, IKN, Bendungan dsb yang dampaknya jauh dari masyarakat kecil.
kedua: perspektif pembangunan Jokowi seolah tersandera kepentingan oligark dan
asing yang mementingkan model-model unsustanability atau non terbarukan, Jokowi
cukup cerdas memanfaatkan kekuasaan selama sepuluh tahun dalam membangun ekonomi
secara instan yang baik tergambarkan dalam survei dan pertumbuhan ekonomi yang
sebetulnya tidak merata dan secara langsung mengganggu ekologis lingkungan.
Ketiga: Secara psikologis kecenderungan pembangunan Jokowi selama ini terlihat
berdasarkan selera dan ambisi politik semata yang menerobos kebutuhan-kebutuhan
masyarakat yang terasa dekat.

Pilpres:
Mengapa kontestasi 5 tahunan ini begitu penting dan seksi?

dalam buku pergeseran fungsi legislasi yang ditulis Saldi isra tentang bagaimanaa
presiden diatur dalam Hukum Tata Negara dan seberapa besar kewenangan dan kekuasaan
presiden, berbeda dengan legislatif dan yudikatif yang secara kelembagaan membagi
kewenangan untuk banyak orang, presiden sebagai lembaga executif berwenang sebagai
(chief executif) eksekutif tunggal. legitimasi kekuasaan presiden yang dipilih
langsung rakyat membuat wewenang nya di ranah eksekutif tidak terbatas, bagian dari
Hak dan kewajibannya adalah Hak prerogatif, Hak yang tidak boleh
diganggu/diintervensi oleh siapapun dipunyai presiden, Hak prerogatif itu bagian
dari kekuasaan dan kewenangan yang luas yang menyebabkan kecenderungan lembaga yang
korup, kenyataanya kewenangan presiden lebih kuat dibanding legislatif dan
yudikatif, pengajuan UU, penerbitan perpu adalah fungsi legislasi, pengajuan Hakim
termasuk dalam fungsi prerogatif presiden yang mempengaruhi lembaga yudikatif

Kekuasaan presiden

Presiden: Republik (UUD 45 ayat 1 pasal 1) pemimpin pemerintahan, eksekutif, singke


executive

Pemerintah: presiden itu sendiri (UUD 45 pasal 4), sifat umum: administrasi
pemerintahan dan khusus: prerogatif,

Presidensial: Karakter: single executive (non collegial), pemilu rakyat, tidak bisa
dicabut parlemen

Arendt Lijphart mengemukakan bahwa ketika eksekutif dijalankan oleh satu orang,
maka kondisi tersebut menunjukan karakter sistem pemerintahan presidensial. (Denny
Indrayana)

Monopoli kekuasaan adalah 2 kata yang mengindikasikan pengerukan sempurna atas apa
yang disebut Hak, Monopoli itu sendiri berarti menguasai dan menutupi kemungkinan-
kemungkinan pihak luar masuk lebih dalam, dan kekuasaan itu berarti superioritas
kuasa atas orang lain, kemampuan mengontrol diri yang diserahkan pada sebagian
orang yang berkuasa. Seperti yang dikatakan Thomas Hobbes: Monopoli kekuasaan sah
yang dijalankan negara memungkinkan tiap individu-individu melepaskan diri dari apa
yang disebut Hobbes sebagai "perang setiap manusia melawan manusia"

Bagi banyak masyarakat kelas bawah yang kehidupannya diatur kekuasaan "perang
setiap manusia melawan manusia" tidak berarti begitu kuat untuk serta merta
menyerah, bahkan jika diganti "perang setiap kekuasaan melawan manusia" maka
maknanya adalah kebangkitan dan perlawanan. kekuasaan sah pun memaksa setiap
manusia berbondong-bondong

kritik secara radikal atas pendidikan yang berlaku hari ini adalah awal berlakunya
revolusi besar-besaran dalam pusaran pendidikan yang dibatasi kapitalisme, kiri
menjadi representatif terbaik dalam menafsirkan perlawanan pada gerakan-gerakan
kanan yang membunuh kaum proletar atau dalam pikiran soekarno marhaenisme.
Pendidikan kritis bermuara pada pembelaan dan pemberdayaan kaum tertindas dan
transformasi pesan kelima pancasila yaitu keadilan sosial. pendidikan tidak bisa
dilepaskan pada konteks bahwa semakin baik kondisi sosial dan ekonomi seseorang
semakin baik pula kualitas pendidikan itu sendiri. namun dalam language of critique
pendidikan tidak bisa menjadi jalan pintas atau mukjizat tiba-tiba yang merubah
konstelasi sosial masyarakat dalam waktu cepat, dalam banyak contoh misal Jepang
dan Indonesia, Jepang mulai membangun paradigma baru pasca kehancuran dan kekalahan
di perang dunia kedua yaitu Pendidikan kritis dimana memposisikan pendidikan
sebagai arus utama pembangunan, berbeda dengan Indonesia yang setidaknya sekian
lama berkutat dengan Ideologi lalu gagal mengakselerasikan paradigma pembangunan
ekonomi nya dengan cepat sehingga jauh tertinggal dengan negara lain.

Poin penting Indonesia mengenai pendidikan adalah mengubah paradigma pendidikan


yang selama ini terpusat di tempat-tempat formal yang ketat akan administratif,
Investasi secara fokus demi menunjang kualitas pendidikan adalah pilar utama bagi
sebuah bangsa. databoks belum lama merilis indeks pembangunan manusia dimana
mayoritas diduduki negara eropa yang terkenal akan keberhasilannya mendidik manusia
di negara nya, kata kunci kualitas pendidikan itu akan pasti berpengaruh pada
kualitas ekonomi, kualitas hukum, kesetaraan dan kualitas manusia itu sendiri.
pilihan fokus pembangunan ekonomi yang hari ini diambil rezim jokowi pada
kenyatannya memang melompati tahapan yang seharusnya perlahan dihadapi Indonesia,
menarik investasi luar negeri di industri pertambangan, mineral dsb adalah
kesalahan paradigma yang lagi-lagi ditampilkan. dahulu VOC membangun kerajaan
bisnisnya dan menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak di negara jajahan
dengan kekayaan tertinggi, berkat apa? pemanfaatan betul-betul atas potensi negara
Indonesia sebagai negara maritim dan bahari, palawija, kopi, rempah-rempah dan
masih banyak lainnya itu menjadikan VOC tidak hanya kaya tetapi menguasai pasar
internasional dan pada prakteknya menyerap tenaga kerja di desa-desa penghasil.
lalu tujuan apa yang hendak diraih negara ini melalui penggalian tambang yang
merusak dan tidak berkelanjutan itu? barangkali tentu saja adalah pemuasan hasrat
oligarki yang sedari awal mendukung Rezim Jokowi. pertanyaan selanjutnya seberapa
besar tenaga kerja yang terserap? seberapa luas pemerataan ekonomi akibat
hilirisasi tambang itu? berapa besar kas yang masuk pada negara? seberapa besar
manfaat bagi mayoritas masyarakat? atau jangan-jangan dampak hilirisasi itu hanya
isapan jempol belaka yang tertera dalam survei-survei pesanan seolah ekonomi kita
meningkat tetapi hanya dikuasai 1% masyarakat.

Jepang dengan kejayaan nya di hampir seluruh aspek adalah berkat penghargaan
setinggi-tingginya kepada tenaga pendidik

Dalam penglihatan selama beberapa dekade ke belakang Indonesia seringkali mengalami


kerugian yang rutin terjadi setiap 5 Tahun setelah pemilu benar-benar terlaksana,
Problem-problem negara yang sudah semestinya jadi fokus utama biasanya terpotong
karena perhelatan pemilu yang memakan banyak energi. presiden, menteri, gubernur
dan seterusnya mesti terbagi kerjanya sekaligus mengurusi hal-hal seperti pemilu,
dalam masa panas ini ada kecenderungan pemimpin-pemimpin tidak berani mengambil
keputusan yang sifatnya mencolok atau mudah menarik perhatian, cukup soal-soal
kecil yang diambil untuk menutupi kekosongan pekerjaan, mengapa? karena pantauan
masyarakat mau tidak mau semakin kuat seiring waktu dan menguatnya perdebatan di
ruang publik. tetapi, pemilu adalah momentum pemerintahan mengambil kebijakan yang
seolah-olah berpihak pada masyarakat, menggelontorkan bansos sedemikian banyak,
mendengarkan aspirasi masyarakat tiada henti, membuka ruang-ruang dialog. itu
fenomena yang terjadi 5 tahunan dan itu menyedihkan bagi sebuah bangsa yang sedang
tertatih menuju kemajuan.

Hari ini kita dihadapi fenomena kelesuan keberpihakan pada yang berhak,

Demokrasi dipandang dekat dengan liberalisme, menjelang dasawarsa 80 an komunisme


adalah "the grand failure" kegagalan besar dan bukan lagi alternatif yang perlu
dipertimbangkan yang berarti kemenangan mutlak bagi demokrasi.

Mengutip Huntington katanya "kualitas politik itu ada pada derajat pemerintahan
bukan bentuk pemerintahan", apa artinya? sebagaimana pun bentuk pemerintahan itu
demokratis, otoriter, monarki atau lainnya akan baik jika pemerintah mampu menjaga
wibawa negara di dalam atau di luar negara.
'[

Relasi Pendidikan: Pengetahuan, kekuasaan, ideologi.

Anda mungkin juga menyukai