Anda di halaman 1dari 2

RESUME SISTIM POLITIK INDONESIA

POLA HUBUNGAN ANTARA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI ZAMAN ORDE BARU

Sistim politik Indonesia dapat kita artikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum
termasuk proses penentuan tujuan, upaya – upaya mewujudkan tujuan. Pengambilan
keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.

Misalkan saja sisitim politik presiden kita sekarang Joko Widodo, dari masa menjadi atau
sejak ia menjabat sebagai Gubernur Jakarta (2012-2014) ia begitu popular.Dan populeritas
tersebut didasarkan pada latar belakangnnya beliau dan perilaku yang sederhana.
Keinginannya untuk mereformasi struktur dan polan yang ada, dan sikapnya yang pro –
Rakyat.Hal ini sifat politiknya yang bersifat begitu dalam jiwa social yang terlihat terutama
di mata masyarakat bawa yang menjadi dasar penilaian Masyarakat untuk
memilihnya.itulah salah satu keberhasilan joko widodo yang menjulang tinggi , belum lagi
dengan sistim politik bidang kenegaraan dan sebagainya, walaupun banyak kalangan elit
politik yang menilaianya sistim pertahanan politik dan jangkaunnya masih kkurang, toh itu
mampu tertepis dengan keberhasilan beliau memimpin 1 periode dan berhasil kembali
meraih kepercayaan masyarakat Indonesia, yang walaupun pada periode ke 2 ini banyak
sekali terjadi polemic dan kehidupan pribadinya, maupun kepemimpinannya yang
dianggap tidak pro rakyat Indonesia, seperti dalam bidang pekerja tambang, dimasa
pandemic covid 19 pun, dianggap banyak sekali memasukkan tenaga kerja dari Cina,
meskipun itu menjadi nasib miris untuk warga Indonesia Sendiri, karena asal penyakit
menular yang mematkan covid- 19 berasal dari Negara Cina, juga kesempatan kerja bagi
WNI sendiri dianggap monopoli dari kekuasaan Jokowi yang lebih membutuhkan tenaga
kerja dari luar (Cina).Namun hal ini menjadi banyak sekali perbincangan di level elit politik
, sisi lain dianggap kebijakan yang harus, dan sisi lain dianggap sistim ini tidak ep

ektif.

EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI JAMAN ORDE BARU

Pada masa Orde Baru, telah banyak kita mendengar dan membaca tulisan yang
mengandung kritik tentang keberadaan legislative (DPRD) dan Eksekutif Daerah. Dimana
DPRD lebih banyak berperan sebagai mitra yang kurang seimbang dari kepala Daerah yang
juga merangkap kepala Wilayah. Kedudukan DPRD disini adalah salah satu komponen
Pemerintah Daerah umumnya dilihat sebagai factor kelemahan dari suatu badan yang
menyelenggarakan fungsi legislative Daerah.
Ada anggapan , seolah – olah DPRD sebagai mitra kepala Daerah, DPRD lebih banyak
dituntut untuk mengikuti arah kebijakan pemerintah Daerah yang sudah terlebih dahulu
dirumuskan oleh Kepala Daerah.Antara Legislatif dan Eksekutif di jaman Orde Baru
hubungan yakni dominative, dimana Pemerintah Daerah yang berkuasa mengawasi dan
mengukur rakyat. Karena Kepala Daerah itu merangkap Kepala Wilayah sering dengan
sebutan penguasa tunggal (Wakil Pemerintah Pusat Di Daerah).

Disini dia membina dan mengawasi langsung partai politik, organisasi yang ada
ditengah masyarakat dan juga mengawasi kinerja yang ada ditengah masyarakat dan juga
mengawasi kinerja DPRD. Dimana DPRD praktis tidak berfungsi sebagaimana mestinya
baik sebagai pembuat kebijakan maupun sebagai pengawas. Karena menurut Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1974 DPRD itu merupakan bagian dari Pemerintah Daerah, jadi
secara structural dibuat tidak bisa berbuat apa – apa ( seperti hak angket tidak dapat
dipergunakan karena belum diatur dengan Undang – Undang dan harus mengikuti
petunjuk yang ditetapkan oleh Depdagri). Para anggota DPRD diharuskan patuh terhadap
petunjuk pimpinan Partai dari pada konsekwensinya. Partai diawasi oleh Eksekutif, karena
sarana pendukung pelaksana tugas DPRD dikendalikan oleh Kepala Daerah ( Surbakti,
1999). Sejauh ini pengamatan peranan DPRD pada masa Orde Baru hanya terbatas pada
pembahasan Rancangan Peraturan Daerah saja. Itupun tidak terlalu dapat di banggakan
karena pada umumnya prakarsa yang mengajukan Rancangan Undang-Undang semuanya
datang dari pihak Eksekutif / Kepala Daerah.

Jadi daru uraian diatas, pada dasarnya sistim politik Indonesia dari presiden
pertama hampir sama pergerakannya, namun diadakan improvisasi dari jaman ke jaman
sesuai kondisi dan perkembangan jaman, peningkatan pembangunan dalam segala sector,
bidang Ekonomi, social dan budaya , bidang pendidikan dan sebagainya, termasuk bidang
perikanan.semua berkembang dengan ide mereka masing – masing namun tidak lepas dari
sistim per Undang – Undangan yang diatur dalam UUD 1945.Kondisi yang dihadapipun
pada setiap politik presiden pun berbeda – beda. Namun pada hakikatnya

Anda mungkin juga menyukai