81-90
ISSN Cetak : 2356 - 2080
ISSN Online : 2356 - 2072
Sholikhin
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
sholikin@gmail.com
Abstract
This study aims to know and describe social stratification elements that found in the
Novel” Gadis Kretek” by Ratih Kumala. The study can be a valuable lesson in daily
life. This study used qualitative method. The result shows that in Novel” Gadis
Kretek” by Ratih Kumala discovered values, social life in society, and the existence of
status dissimilarity from high class to low class that caused social stratification
system of status distinction in society. Classification of social society level viewed
from dimension of wealth, power, honorary, and knowledge resulted in economy field
competition.
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala mengatakan bahwa stratifikasi sosial
diidentifikasi mengangkat kehidupan adalah lapisan-lapisan masyarakat yang
sosial masyarakat, khususnya mengenai mulai ada sejak manusia mengenal
stratifikasi dalam ceritanya. adanya kehidupan bersama dalam suatu
Istilah stratifikasi sosial merupakan organisasi sosial. Berdasarkan pendapat di
terjemahan dari bahasa latin, yaitu atas, diketahui bahwa stratifikasi sosial
stratum atau strata yang berarti lapisan merupakan sistem lapisan masyarakat
atau tingkatan dan socius yang berarti berdasarkan tingkatan-tingkatan menurut
teman atau masyarakat. Stratifikasi sosial dimensi kekuasaan, kekayaan, dan
merupakan penggolongan atau pembagian kedudukan.
masyarakat secara vertikal atau atas Menurut Lusdiono dan Slamet
bawah. Pritim A. Sorokin (dalam Santoso (2007:26-27) Lapisan masyarakat
Soerjono Soekanto 2012:198) memiliki banyak bentuk-bentuk konkret.
menjelaskan bahwa social stratification Akan tetapi, secara prinsipil bentuk-
adalah pembedaan penduduk atau bentuk tersebut dapat diklasifikasikan ke
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara dalam tiga macam kelas, yaitu ekonomis,
bertingkat (hierarkis). Perwujudannya politis, dan yang didasarkan pada jabatan-
adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang jabatan tertentu dalam masyarakat.
lebih rendah. Dasar dan inti lapisan Umumnya, mereka yang termasuk ke
masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam suatu lapisan atas dasar ukuran
dalam pembagian hak dan kewajiban, politis biasanya juga merupakan orang-
dan tanggung jawab serta nilai-nilai sosial orang yang menduduki suatu lapisan
dan pengaruhnya di antara anggota- tertentu atas dasar ekonomis. Demikian
anggota masyarakat. pula mereka yang kaya biasanya
Sejalan dengan pendapat tersebut, menempati jabatan-jabatan yang
menurut Robert M. Z. Lawang (dalam senantiasa penting. Akan tetapi, tidak
Soerjono Soekanto 2012 :198) stratifikasi semua demikian keadaannya. Hal itu
sosial adalah penggolongan orang-orang bergantung pada sistem nilai yang berlaku
yang termasuk dalam suatu sistem sosial serta berkembang dalam masyarakat
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis bersangkutan.
menurut dimensi kekuasaan, privelese dan Manusia, masyarakat, dan
prestise. Selanjutnya, Alex Inkeles (dalam lingkungan merupakan fokus kajian
Soerjono Soekanto, 1982: 220) sosiologi yang dituangkan dalam
83
Solikhin…
kepingan tema utama sosiologi dari masa organisasi resmi seperti pemerintahan,
ke masa. Mengungkap hubungan luar perusahaan, partai politik, angkatan
biasa antara keseharian yang dijalani oleh bersenjata atau perkumpulan; 3) Ukuran
seseorang dan perubahan serta pengaruh Kehormatan, yakni baik pada masyarakat
yang ditimbulkannya pada masyarakat tradisional maupun masyarakat pada
tempat dia hidup, dan bahkan kepada masyarakat modern, selalu menduduki
dunia secara global. Banyak sekali sub kelas sosial yang lebih tinggi. Mereka
kajian dan istilah dalam sosiologi yang sangat dihormati, bahkan sering dijadikan
membahas perihal manusia, masyarakat, orang yang berada atau menyandang
dan lingkungan, salah satunya adalah status sosial orang tuanya. Hal ini berarti
stratifikasi sosial. bahwa orang yang paling terhormat
Menurut Soerjono Soekanto adalah orang yang paling tinggi dalam
(2012:208) ukuran atau kriteria yang sistem lapisan sosial masyarakatnya; 4)
biasa dipakai untuk menggolong- Ukuran Ilmu Pengetahuan, yakni
golongkan anggota masyarakat ke dalam tingkatan pendidikan menjadi hal yang
suatu lapisan ialah: 1) Ukuran Kekayaan, sangat penting sehingga orang-orang yang
yakni kriteria ekonomi, maka orang-orang memiliki pendidikan tinggi secara
yang berpenghasilan tinggi atau besar otomatis akan menempati lapisan sosial
akan menempati lapisan sosial yang tinggi yang tinggi pula. Akan tetapi, ukuran
pula. Kekayaan tersebut dapat dilihat pada tersebut kadang menyebabkan terjadinya
bentuk rumah yang bersangkutan, mobil akibat-akibat yang bersifat negatif karena
pribadinya, cara mempergunakan pakaian ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan
serta bahan pakaian yang dipakainya, yang dijadikan ukuran, tetapi gelar
kebiasaan untuk berbelanja barang-barang kesarjanaannya. Orang-orang yang
mahal dan seterusnya. Kondisi ini akan berpendidikan tinggi akan menempati
menghasilkan kelas sosial yang disebut lapisan atas dalam sistem pelapisan sosial
orang-orang kaya dan orang-orang masyarakat yang bersangkutan. Biasanya
miskin; 2) Ukuran Kekuasaan, yakni orang yang berpendidikan tinggi ini
sistem sosial yang terjadi dengan sengaja tampak dalam gelar-gelar akademik yang
disusun untuk mengejar suatu tujuan disandang seseorang, misalnya dokter,
bersama dalam masyarakat berkaitan erat insinyur (sarjana teknik), sarjana hukum,
dengan pembagian kekuasaan dan sarjana ekonomi, sarjana pendidikan atau
wewenang yang resmi dalam organisasi-
84
Stratifikasi Sosial…
85
Solikhin…
87
Solikhin…
“Iya aku mau buktikan, kalau “Setelah lulus SMA, Tegar diberi
aku juga bisa mapan tanpa tahu sebuah rahasia besar keluarga:
bantuan Bapak.” saus, Ya, saus, alias resep rahasia
“Sebetulnya kenapa Mas tiba-tiba terpenting pada rokok kretek selain
kayak gini, sih?” Jeng Yah masih tembakau dan cengkeh. Saus adalah
tak mengerti. kunci yang membedakan rasa rokok
“Aku Cuma pengin diajeni kretek yang satu dengan yang lain.
sebagai wong lanang seutuhnya. Saus itu ibarat nyawa sebuah pabrik
Bukan sebagai benalu yang rokok”. (GK: 33-34).
numpang hidup dan bisa
“Hari yang berawan tiba-tiba
petantang-petenteng karena
menjadi cerah kembali. Digenjotnya
dikasih kuasa sama calon
sepeda dengan laju. Malamnya, ia
mertua.” (GK: 206-207).
berfikir arti ucapan Roemaisa belajar
Pada kutipan di atas, pengarang
membaca. Kata-kata itu seperti
menceritakan bahwa tokoh Soeraja ingin
meresap dalam dirinya. Belajar
dihormati oleh calon istrinya dan para
membaca. Belajar membaca. Belajar
buruh yang bekerja di Kretek Gadis,
membaca. Belajar membaca. Pasti
karena Soeraja tak punya apa-apa, dia
yang dimaksud Roemaisa belejar
hanya numpang hidup di rumah calon
membaca huruf abjad.” (GK:56-57).
mertuanya. Selanjutnya, ukuran ilmu
pengetahuan sebagai stratifikasi sosial Pada kutipan pertama pengarang
yang penulis temukan pada novel Gadis menceritakan Tegar setelah dia
Kretek Karya Ratih Kumala digunakan menyelesaikan pendidikannya sampai
sebagai salah satu faktor atau dasar SMA, dia diberikan wewenang atau
pembentukan pelapisan sosial dalam diberikan kepercayaan mengenai cara
masyarakat yang menghargai ilmu membuat saus, atau bahan tambahan
pengetahuan. Siapa yang mempunyai dalam pembuatan kretek agar kretek
ilmu pengetahuan maka dia akan tersebut terasa nikmat. Dia diberikan
dihormati dan mempunyai kedudukan di kepercayaan oleh Romonya dengan syarat
dalam masyarakat. Hal itu terdapat pada hal tersebut tidak boleh diberitahukan
kutipan berikut: oleh siapapun walaupun adik kandungnya
sendiri karena hal tersebut rahasia dalam
sebuah perusahaan.
89
Solikhin…
golongan atas. Idroes Moeria tak pernah Slamet .S. dan Lusdiyono. (2007).
Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan
menyerah serta gigih dengan
Sosial. Bandung: Acarya Media
keinginannya, agar ia dapat dinilai baik Utama.
dan mempunyai ilmu pengetahuan di
Soerjono Soekanto. (2012). Sosiologi
dalam masyarakat setempat. Suatu Pengantar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
90