Anda di halaman 1dari 22

modul

berbasis etnomatematika
pada materi barisan dan
deret aritmatika
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Bahan Ajar Matematika Bernuansa Etnomatematika pada materi Barisan dan
Deret Aritmatika Pada Tari Saman Berbantuan Flipbook. Meskipun banyak hambatan yang dialami
dalam proses pengerjaannya, tetapi atas izin Allah bahan ajar ini dapat terselesaikan.
Bahan ajar ini digunakan sebagai pegangan peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah berdasarkan kurikulum merdeka belajar dengan tujuan untuk membantu
siswa dalam memahami materi-materi pembelajaran matematika yang berhubungan dengan materi
pola barisan dan deret aritmatika. Bahan ajar ini berisi materi barisan dan deret aritmatika yang
diajarkan kepada peserta didik SMA/MA.

Bahan ajar ini disusun berdasarkan materi dan kompetensi yang disesuaikan dengan
etnomatematika pada Tari Saman untuk mengajak peserta didik dalam memahami keterkaitan.
Antara budaya dengan materi matematika. Selain itu, desain berupa tampilan yang menarik akan
membuat peserta didik tidak bosan dalam belajar. Konsep pada bahan ajar ini disajikan secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami peserta didik.
Penyampaian materi pada bahan ajar ini berupa kegiatan pembelajaran yang menuntut peserta didik
terlibat aktif sehingga menciptakan pengalaman belajar mandiri.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun bahan ajar ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya bahan ajar ini.
Penulis berharap semoga bahan ajar ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Metro, 12 Desember 2023

Penulis
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PRANCIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PETUNJUK AJAR

MANFAAT
KETERKAITAN

MOTIVATION L

MANFAAT SAMAN

BIG IDEA

SIAPAKAH TOKOH
URAIAN MATERI

KEGIATAN 1

KEGIATAN 2

KEGIATAN 3

TES FORMATIF

DAFTAR PUSTAKA
PETUNJUK PENGGUNAAN
BAHAN AJAR

Kegunaan Pendekatan
Pembelajaran
Praktis Interaktif

Penerapan barisan Metode pembelajaran


dan deret aritmatika yang melibatkan interaksi
aktif dengan budaya dan
dalam kehidupan tradisi dalam memahami
sehari-hari di barisan dan deret
berbagai budaya. aritmatika.

Kesesuaian Peran Tokoh


Konteks Lokal Penting

Menyesuaikan materi Menyelidiki tokoh-tokoh


dengan konteks lokal berpengaruh dalam
untuk memperkuat budaya yang memiliki
pemahaman siswa keterkaitan dengan
terhadap konsep konsep barisan dan deret
matematika. aritmatika.

Pertanyaan
Reflektif

Serangkaian pertanyaan
reflektif untuk memicu
pemikiran kritis siswa
tentang bagaimana
konsep matematika
terintegrasi dalam
kehidupan sehari-hari
dan budaya mereka.
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan. Sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak

Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi


TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :

siswa mampu menemukan langkah langkah untuk


menemukan suku n– suku pertama dan barisan aritmatika
siswa mampu menemukan langkah langkah suku pertama
deret aritmatika
siswa mampu menemukan menyelesaikan kontekstual yang
berkaitan dengan barisan aritmatika
siswa mampu menemukan langkah langkah menyelesaikan
yang berkaitan dengan deret aritmatika
PETA KONSEP
MOTIVATION

Belajar disaat orang lain tidur, bekerja sementara


yang lain bermalas-malasan, mempersiapkan disaat
orang lain bermain, dan bermimpi sementara lainnya
sedang berharap.
-William Arthur Ward

Jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar,


engkau harus menanggung pahitnya kebodohan”
-Lina Fatmasari
Manfaat dan keterkaitan antara tari
Saman dengan matematika

Tari Saman sebagai salah satu budaya penerapan dengan ilmu


matematika karena dapat mengetahui potensi integrasi
etnomatematika dalam pembelajaran untuk membantu siswa
dalam memahami materi-materi pembelajaran matematika yang
berhubungan dengan materi pola barisan dan deret aritmatika.
Tari Saman dalam kebudayaan merupakan tarian tradisional yang
menjadi hiburan bagi masyarakat setempat dan bisa dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Tari Saman sebagai
produk etnomatematika menyajikan berbagai konsep agama,
moral, budaya, dan matematika. Secara keseluruhan, konsep-
konsep tersebut memiliki hubungan dan keterkaitan diantara satu
sama lain.
Dengan inovasi pendekatan etnomatematika dengan objek tarian,
siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengenal budaya yang di
sekitar mereka dan menjadi tertarik dalam mengeksplorasi
kemampuan berpikir secara matematika. Di dalam situs gerakan
tari Saman terdapat beberapa gerakan yang dibentuk menjadi
sebuah formasi yang memiliki keterkaitan dengan matematika,
seperti pada materi barisan dan deret aritmatika. Matematika
dalam budaya disebut etnomatematika. Salah satu obyeknya
adalah gerakan yang berupa tari. Tari Saman dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar matematika serta sebagai upaya untuk
mengembangkan etnomatematika sebagai basis pembelajaran
matematika.
BIG IDEA

Menggabungkan kekayaan konsep matematika barisan dan deret


aritmatika dengan konteks budaya dan tradisi setempat.
Menunjukkan bahwa matematika tidak hanya bersifat abstrak,
tetapi dapat meresap ke dalam kehidupan sehari-hari melalui
warisan budaya.
Memberikan siswa pemahaman yang mendalam tentang konsep
matematika sambil membangun koneksi dengan identitas budaya
mereka sendiri.
Mendorong apresiasi terhadap peran matematika dalam
membentuk cara berpikir dan kehidupan masyarakat dari
berbagai latar belakang budaya.

Dengan mengintegrasikan konsep ini, kita tidak hanya


mengajarkan matematika, tetapi juga merayakan keberagaman
budaya dan memperkuat keterkaitan antara ilmu pengetahuan
dan warisan lokal.
SIAPAKAH TOKOH INI

Pengenalan konsep-konsep matematika oleh beliau telah


membantu membentuk dasar bagi pengembangan
etnomatematika, di mana aspek budaya dan sejarah menjadi
terintegrasi dengan konsep matematika.
Penerapan Barisan dan Deret
Aritmatika dalam Tari Saman

Setiap penari memulai gerakan dasar tarian dengan jarak


yang konstan satu sama lain.

KEGIATAN 1
MENGGALI INFORMASI

RUMUS
1. Jenis-Jenis dan Sifat yang Dibahas pada Modul
Etnomatematika Tari Saman:

1. Pengaturan Ruang: Bagaimana penari-penari ditempatkan


dalam ruang pada berbagai formasi tari menggunakan
konsep barisan aritmatika.
2. Jarak Antar Penari: Menjelaskan bagaimana jarak antar
penari diatur dan mengapa barisan aritmatika digunakan
untuk menciptakan susunan yang teratur.

2. Sifat Matematis dalam Gerakan Tari Saman:

1. Simetri: Menjelaskan bagaimana elemen simetri diterapkan


dalam gerakan tari dan hubungannya dengan sifat-sifat
matematis tertentu.
2. Polanya Gerakan: Menganalisis pola-pola gerakan dalam tari
yang dapat direpresentasikan dengan menggunakan
konsep-konsep matematika.
Identifikasi Sifat-Sifat pada Tari Saman

KEGIATAN 2
1. Reguler dan Teratur

1. Deskripsi: Pola gerakan dalam Tari Saman sering diatur


secara teratur dan mengikuti susunan yang terorganisir.
2. Signifikansi Matematis: Keteraturan gerakan dapat
dihubungkan dengan sifat-sifat barisan aritmatika, di mana
setiap gerakan memiliki posisi dan jarak yang terukur.

2. Pola Berulang

1. Deskripsi: Beberapa gerakan dalam Tari Saman bersifat


repetitif dan membentuk pola berulang.
2. Signifikansi Matematis: Pemahaman pola berulang dapat
dikaitkan dengan konsep deret aritmatika, di mana
serangkaian gerakan membentuk rangkaian yang
diteruskan
Progression Harmoni dalam Ritme Tarian

KEGIATAN 3
1. Perkembangan Ritme

1. Deskripsi: Tari Saman dimulai dengan ritme yang lambat


dan teratur, menciptakan dasar untuk gerakan selanjutnya.
2. Signifikansi Matematis: Ritme awal dapat dianggap sebagai
suku pertama dalam deret aritmatika, memberikan dasar
untuk perkembangan ritme selanjutnya.

2.Pola Bertambahnya Intensitas

1. Deskripsi: Seiring dengan perkembangan tarian, ritme


menjadi lebih cepat dan intens, menciptakan dinamika yang
semakin kompleks.
2. Signifikansi Matematis: Peningkatan intensitas ritme dapat
diinterpretasikan sebagai penambahan suku-suku dalam
deret aritmatika, menciptakan pola yang semakin kompleks

3. Pola Bertambahnya Intensitas

1. Deskripsi: Pada puncak penampilan, ritme mencapai


puncaknya dengan gerakan yang sangat dinamis dan
energik.
2. Signifikansi Matematis: Puncak ritme dapat dihubungkan
dengan jumlah total suku dalam deret aritmatika,
menciptakan efek dramatis pada keseluruhan tarian.
TANTANGAN!

1. Penciptaan Formasi Barisan Aritmatika:


Deskripsi: Siswa diminta untuk membuat formasi barisan
aritmatika dengan menggunakan teman sekelas mereka
sebagai penari. Mereka harus menentukan posisi awal, jarak
antar penari, dan jumlah penari.

2.Analisis Simetri dalam Gerakan:


Deskripsi: Siswa diminta untuk mengidentifikasi elemen
simetri dalam gerakan tari Saman dan menjelaskan
bagaimana simetri menciptakan kesan estetika yang khas.
Mereka dapat menggunakan ilustrasi atau video sebagai
referensi.

3.Desain Pola Ritme untuk Deret Aritmatika:


Deskripsi: Siswa diajak untuk merancang pola ritme yang
sesuai dengan konsep deret aritmatika. Mereka harus
memilih tempo awal, menentukan peningkatan tempo, dan
menciptakan puncak ritme yang menggambarkan deret
aritmatika.

Tantangan ini dirancang untuk memotivasi siswa,


menggabungkan konsep-konsep matematika
dengan seni tradisional, dan mendorong
pemahaman mendalam tentang hubungan antara
budaya dan matematika dalam konteks Tari
Saman.
TES FORMATIF

1. Instruksi: Jawablah pertanyaan berikut dengan


cermat. Pertimbangkan konsep-konsep
etnomatematika yang telah dipelajari dalam
modul.

Barisan Aritmatika dalam Formasi Tari:

Jika penari pertama (ke-1) berada di titik A, dan jarak


antar penari adalah 4 meter, tentukan posisi penari ke-4
menggunakan rumus barisan aritmatika.

Simetri dalam Gerakan Tari:


Jelaskan bagaimana elemen simetri diterapkan dalam
gerakan tari Saman. Berikan contoh gerakan yang
menunjukkan simetri

Ritme dan Deret Aritmatika:


Jika tempo awal tarian Saman adalah 60 BPM dan
terjadi peningkatan tempo sebesar 10 BPM setiap 30
detik, tentukan tempo pada menit ke-3 menggunakan
konsep deret aritmatika

Pola Bertambahnya Intensitas:


Gambarkan bagaimana pola bertambahnya intensitas
dalam ritme tarian dapat diinterpretasikan sebagai deret
aritmatika. Berikan contoh perubahan intensitas selama
penampilan.

Penting: Tes ini dirancang untuk mengukur pemahaman siswa tentang


konsep-konsep etnomatematika dan kemampuan mereka dalam
mengaplikasikannya dalam konteks Tari Saman.
DAFTAR PUSTAKA

D'Ambrosio, U. (1985).
Ethnomathematics and its place in the history and pedagogy of
mathematics. For the Learning of Mathematics, 5(1), 44-48
Gerdes, P. (2000).
The role of cultural tools in mathematics learning: Tensions between everyday
and academic mathematics in a Lowland Maya community. Mathematics
Education Research Journal, 12(3), 164-176.

Knijnik, G. (2004). Ethnomathematics and women: Unveiling the unseen. ZDM,


36(1), 65-71.

Powell, A. B., & Frankenstein, M. (1997). Ethnomathematics: Challenging


Eurocentrism in mathematics education. Journal of Research in Mathematics
Education, 28(4), 467-486.

Ubiratan D'Ambrosio, U. (1991). What is ethnomathematics, and how can it help


children in schools? In Multicultural mathematics (pp. 45-51). Taylor & Francis.

Wenger, E. (1998). Communities of practice: Learning, meaning, and identity.


Cambridge University Press.

Frankenstein, M. (1998). Reading ethnomathematics: Forms and figures in


Culmann's graphical statics. Mathematical Thinking and Learning, 1(1), 77-112.

Powell, A. B. (Ed.). (1996). Ethnomathematics: Challenging eurocentrism in


mathematics education (Vol. 16). SUNY Press.

Anda mungkin juga menyukai