Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PSIKOLOGI KLINIS

Nama : Sri Aisyah Nuriyah M (1824070007)

Mata Kuliah : Psikologi Klinis

Hari / Jam : Kamis / 11:10 - 13:40

Dosen : DR. Rilla Sovitriana, S.Psi., M.Si

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
2021
Pelaksanaan Wawancara

 Hari / Tanggal Pelaksanaan : Senin, 10 Oktober 2021


 Waktu Pelaksanaan :12.00 WIT
 Tempat Pelaksanaan : Ambon, Maluku
 Narasumber : Chairunnisa
 Usia : 22 Tahun
 Peneliti : Sri Aisyah Nuriyah Matdoan
 Tema Wawancara : Gangguan Bipolar
 Tujuan Wawancara :
 Agar mengetahui apa yang dirasakan narasumber
sebagai penderita gangguan bipolar
 Agar mengetahui bagaimana pandangan orang orang
sekitar terhadap narasumber sebagai penderita
gangguan bipolar
 Agar memenuhi tugas Psikologi Klinis
Anamnesa

Peneliti : “Assalamualaikum kak”


Nisa : “Waalaikumsalam”
Peneliti : “Selamat siang kak kalau boleh saya tau, nama kakak siapa?”
Nisa : “Nama saya Chairunnisa tapi panggil saja Nisa jangan panggil kak hehe”
Peneliti : “Baik, nama saya Sri Aisyah Dari jurusan Psikologi disini
saya izin mewawancarai Nisa, untuk memenuhi keperluan mata kuliah
Psikologi Klinis.”
Nisa : “Boleh, silahkan”
Peneliti : “Kalau saya boleh tau, sekarang berapa usianya?”
Nisa : “Saya sekarang berusia 22 Tahun”
Peneliti : “Saya ingin bertanya kepada Nisa, apakah yang Nisa
rasakan saat menjadi seseorang yang menderita gangguan bipolar apakah boleh?”
Nisa : “Iya, silahkan”

Narasumber yang sedang diteliti bernama Charunnisa ia biasa disapa Nisa. Nisa berumur 22
tahun. Bertempat tinggal di daerah Ambon, Maluku. Nisa saat ini sedang bekerja disalah satu
Rumah Sakit di Ambon. Nisa adalah seorang fresh graduate yang baru saja menyelesaikan
Pendidikan di salah satu Universitas di Jakarta. Nisa masih berstatus lajang atau belum menikah.
Disini peneliti akan berfokus melakukan wawancara pada narasumber terkait Gangguan
Bipolar yang dialami oleh Nisa dan bagaimana pandangan orang orang sekitar terhadap
gangguan yang dialami narasumber. sebab, hidup dengan penyakit ini membuat tidaklah mudah
kadang Nisa mengalami perubahan emosi yang drastis, dari sangat senang menjadi sangat
terpuruk atau pun sebaliknya. 
Pembahasan

Bipolar Disorder

1. Pengertian Bipolar Disorder


Penyakit bipolar disorder merupakan salah satu penyakit yang telah ada sejak lama namun
reputasinya menanjak ketika pada beberapa tahun terakhir banyak masyarakat baik kalangan
remaja, dewasa hingga orang tua mengidap penyakit tersebut, pada dasarnya setiap penyakit
berasal dari hati kemudian menuju ke bagian syaraf manusia iu sendiri dan apa yang
menyebabkannya tergantung pada sebebsar apa permasalahnya dan problematka yang
dihadapi oleh seseorang, hal ini pula yang menyebabkan terjadinya kemunculan pada
penyakit bernama Bipolar Disorder yang diikuti oleh gejala panik dan depresi yang
berlebihan dan terjadi secara tidak menentu dan tiba-tia yang berasal dari alam perasaan atau
perubahan mood bagi penderitanya. Bipolar disorder adalah jenis penyakit dalam keilmuan
psikologi, dalam perkemangannya bipolar disorder adalah salah satu penyakit mental yang
masuk dalam kategori penyakit gangguan jiwa. Dalam kurung waktu terakhir bipolar
menunjukan ekistensinya sebagai salah satu penyakit yang berbahaya, khususnya dikalangan
remaja, dewasa dan dewasa matang. Penyakit bipolar masuk dalam deretan daftar penyakit
yang saat ini menjadi objek kajian dan penelitian baik dari kalangan profesional, psikolog,
kedokteran, serta pihak-pihak yang menggandurungi ilmu psikolog.

2. Macam Macam Bipolar Disorder


a. Bipolar I (Mania)
Saat mengalami mania, seseorang dengan gangguan bipolar mungkin merasakan emosi
yang tinggi, mereka bisa merasa bersemangat, implusif, euforia dan penuh energi, selama
episode manik, mereka cenderung mnghabiskan uang dengan cara belanja berlebihan,
hubungan seks tanpa kondom dan penggunaan obat terlarang, Adapun beberapa gejala
dan karakteristik penderita bipolar disorder pada episode pertama atau pada bipolar 1
ialah diamana individu akan merasa gembira dan bahagia yang berlebihan berbicara
dengan cepat, mudah tersinggung, dan cepat marah, memiliki lebih banyak ide dan
kreatifitas serta bersemangat yang meluap-luap dan sangaat aktif, sering berhalusinasi
serta meningkatkan nafsu seksual, suka mengkritik orang lain dan brfikiran pendek, sulit
tidur, telihat lebih cerdas dan pintar.

b. Bipolar II (Hypomania/Hypomanic)
Hypmania adalah keadaan dimana merasakan suasana hati atau perasaan yang baik. Jenis
bipolar hypomania merupakan suatu kondisi dimana penderita bipolar berada dalam satu
titik yaitu keadaan dimana individu merasa sangat bahagia secara berlebihan yang tidak
dapat disembunyikan dan ditahan dengan cara-cara tertentu, dalam situasi ini individu
tidak akan mengalami hal-hal yang buruk seperti tidak mengalami halusinasi, imajinasi
yang berlebihan dan delusi. Jenis bipolar hypomania merupakan lawan dari kondisi
individu yang mengalami depresi dan frustasi kendati demikian individu yag mengalami
depresi dan frustasi bukan berarti hal ini tidak memiliki resiko yang cukup
mengkhawatirkan, dimana individu akan berperilaku secara tidak wajar namun trlihat
sepeti orang normal pada umumnya meski demkian hal ini tidak berlangsung lama hanya
bertahan dalam kurung watktu yang relative singkat.

c. Depresi (Bipolar Disoder)


Bipolar disorder pada tahap depresi, depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai
dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Depresi yang dibiarkan
berlanjut dan tidak mendapatkan penaganan bisa menyeabkan terjadinya penurunan
produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga munculnya keinginan untuk bunuh
diri. Pada umumnya depresi yang dialami oleh individu yang mengidap penyakit mental
bipolar disorder akan mengalami perasaan pesimis, putus asa, hingga pada tahap yang
sangat mengkhwatirkan dimana individu akan berfikir untuk melakukan bunuh diri dan
menyakiti dirinya sendiri secara tidak sadar. Penderitaan bipolar disorder berfikir untuk
melakukan bunuh diri yang disebabkan oleh depresi yang dialami oleh individu. Hal ini
tentu akan menambah daftar resiko kematian dalam dunia penyakit gangguan mental
yang disebabkan oleh depresi berat dalam segi proses depresi yang merupakan salah satu
jenis bipolar yang berada tahap bipolar tiga ini merupakan suatu keadaan yang berada
pada tahap bipolar tiga ini merupakan suatu keadaan yang berlawanan dari episode mania
yang bersifat pada perasaan yang bahagia dan gembira secara tiba-tiba pada penderitanya.
3. Sebab sebab terjadinya gangguan bipolar

Sebab-sebab Munculnya Bipolar Disorder Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan neurtransmitter atau zat pengontrol fungsi otak..
Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan resiko seseorang terkena gangguan bipolar
adalah mengalmi stres tingkat tinggi, pengalaman traumatik, kecanduan minuman berakohol
atau obat-obatan terlarang, dan memiliki riwayat keluarga dekat yang mengidap gangguan
bipolar. Terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya penyakit mental bipolar
disorder diantaranya meliputi faktor:

a. Kondisi Otak
Otak dapat melewati berbagai perubahan fisik yang mempengaruhi tingkat bahan kimia
otak (Neurotransmitter) yang ada didalamnya. Transmitter tersebut merupakan zat-zat
yang mempengaruhi mood

b. Keturunan (genetic)
Orang tua atau anggota keluarga lain bisa saja memiliki kemungkinan punya bibit bipolar
disorder yang diwarisinya

c. Pengaruh Lingkungan Sosial


Terdapat beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan bipolar disorder, faktor-faktor
terseut dapat berupa persaan stres akan suatu kejadian trauma di masa keci, rendahnya
kepercayaan diri atau mengalami suatu yang tragis.
Lampiran Wawancara

Peneliti : “Saya Sri Aisyah dari Universitas Persada Indonesia Y.A. I. Saya ingin
mewawancari Nisa terkait dengan gangguan bipolar yang dihadapi Nisa apakah
boleh?”
Nisa : “Boleh, Silahkan”
Peneliti :“Bagaimana awalnya Nisa mengetahui bahwa Nisa mengalami gangguan Bipolar?
dari kapan? dan bagaimana perasaan Nisa? ”
Nisa : “Aku mengidap gangguan ini Sejak tahun 2016 tepat berusia 17 tahun.Yang aku
rasain itu kalau happy aku bisa happy banget. Terus kalau aku sedih yang bisa sedih
banget sampe bisa ngelupain rasa bahagia tadi. Terus, aku juga nafsu makannya
turun drastis, ngelakuin banyak aktivitas juga. Aku juga gampang banget
tersinggung. Itu sih yang paling aku inget”
Peneliti : “Apakah pada saat itu Nisa pergi ke Psikiater/Psikolog atau Nisa hanya self
diagnose saja?”
Nisa : “Aku ke Psikolog pada tahun 2016 akhir. pada saat itu aku di diagnosa Bipolar.
Sejak saat itu aku tau kalau aku menderita bipolar”
Peneliti : “Bagaimana mengikuti kegiatan yang ada di sekolah / tempat kerja / lingkungan
rumah”
Nisa : “Dulu sebelum bipolar, aktif banget. Sekarang, lihat kondisi badan. Lebih hati-hati
saja agar tidak kecapean. Tapi masih fit, aktif juga walau tidak sekeren dulu”
Peneliti : “Bagaimana perlakuan keluarga terhadap keadaan bipolar yang dialami Nisa? ”
Nisa : “ Baik. Cuma dulu ketika kambuh, pada bingung harus bagaimana. Soalnya aku
jadi menyebalkan banget. Sekarang aku sudah dianggap sukses. Semua bersikap
baik”
Peneliti : “Apakah rekan-rekan kerja Nisa tau dengan gangguan bipolar yang Nisa alami
ini?”
Nisa : “Iya, semua tau kok”
Peneliti : Oh begitu, terus bagaimana perlakuan rekan kerja terhadap Nisa?
Nisa : “Baik. Lumayan pada pengertian, tidak dipaksa mengerjakan all out. Kalau sudah
keliatan capek, di suruh istirahat. Walaupun kadang akunya tetap ngeyel.”
Peneliti : “Bagaimana perlakuan dalam lingkungan sekolah dulu terhadap Nisa?”
Nisa : “aku menderita gangguan bipolar ini setelah aku lulus sekolah. Jadi, tidak banyak
teman sekolah yang tau palingan teman-teman dekat aja sih. Mereka lumayan care
kok. kalau teman di kampus baik, tetapi aku memang jarang bersosialisasi kalau di
kampus. Karena aku sibuk dengan dunia sendiri. Kalau waktu kecil aku malah
sering main. Pada saat sekarang ini aku lebih suka menyendiri dan tidak mau
menyusahkan orang. ”
Peneliti : “ Bagaimana perasaannya sekarang ketika berinteraksi dengan keluarga?”
Nisa : “Awalnya baik, tapi tidak tahu kenapa akhir-akhir ini tidak harmonis. Yang salah
sih memang aku. Seolah-olah kalau aku mengobrol tidak nyambung, aku terlalu
serius juga.”
Peneliti : “Bagaimana perasaannya ketika berinteraksi dengan teman kerja sekarang?”
Nisa : “Tidak nyaman, aku merasa sedang dalam fase depresi. Aku merasa akhir-akhir
ini suka murung dan tidak bersemangat”
Peneliti : “Terus kalau boleh tau hal-hal apa saja yang sudah Nisa lakukan agar dapat
menyembuhkan bipolar ini?”
Nisa : “Aku dulu Terapi waktu masih kuliah tapi cuma beberapa kali aja karena sibuk
dengan kuliah akhirnya jarang untuk terapi. Sekarang udah engga lagi tapi aku
masih terus kontak Psikologku untuk sekedar cerita cerita keadaan yang aku alami”
Peneliti : “Baik Nisa, terimakasih banyak sudah mau meluangkan waktunya untuk saya
wawancarai semoga nisa bisa sembuh dan sehat selalu. Semangat ya”
Nisa : “ Aamiin. Iya, sama – sama senang bisa membantu semangat juga kuliahnya.
Kesimpulan

Penyebab penderita gangguan bipolar berkaitan dengan hubungan antar perseorangan atau
peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan dalam hidup. Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti
lakukan mengenai Interaksi Sosial dengan penderita gangguan bipolar melalui teknik
wawancancara. Dari wawancara yang dilakukan narasumber sudah menerima dengan situasi
interaksi sosial yang ada dilingkungannya dan lingkungan sekitar dapat menerima gangguan
bipolar yang narasumber alami.
Lampiran Gambar

Anda mungkin juga menyukai