Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mega Surya Tarente

Nim : B1A119144

Kelas : D/2019

*Jenis-jenis Kapang

1.      Rhizopus sp.

      Rhizopus sp. adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo
Mucorales. Rhizopus sp. mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk
rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik,
sehingga tidak bersepta atau bersekat. Miselium dari Rhizopus sp. yang juga disebut
stolon  menyebar diatas substratnya karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus sp.
bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi banyak sporangiofor yang
bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah atas dan mengandung ratusan spora.
Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa lainnya oleh sebuah dinding seperti septa.
Salah satu contohnya spesiesnya adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada
roti basi.

2.      Mucor sp.

      Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan fungi
tipikal saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-
cabang, bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual
dengan membentuk sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor.
Ciri khas pada Mucor adalah memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela.

 3.      Penicillium sp.

Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Penicillium
sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium.
Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti
sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya disebut
konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides sehingga tampak
membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang merupakan tempat pembentukan
dan pematangan spora disebut sterigma. Beberapa jenis Penicillium sp. yang terkenal
antara lain P. notatum yang digunakan sebagai produsen antibiotik dan P. camembertii
yang digunakan untuk membuat keju biru.

4.      Aspergillus sp.


Aspergillus sp., seperti Penicillium sp., berasal dari ordo yang sama yaitu Hypomycetes.
Aspergillus sp. membentuk badan spora yang disebut konidium dengan tangkainya
konidiofor. Aspergillus sp. memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan sterigma
sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini adalah
Aspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus flavus yang
memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan.

5.      Monilia sp.

Monilia sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Sekarang
nama genus Monilia tidak dipakai lagi dan diganti dengan Candida. Candida sp.
tergolong jamur tidak sempurna, karena tidak memiliki siklus seksual yang jelas,
walaupun analisis genom pada spesies Candida albicans memiliki pengulangan yang
mengindikasikan kemungkinan siklus seksual. Bentuk Candida sp. menyerupai khamir
walau tergolong jenis jamur benang. Antara hifa satu dengan yang lainnya tiak berikatan
erat sehingga sel gampang terlepas dan membentuk tunas. Candida sp. jarang
membentuk misellium maupun konidium, dan bila ada, biasanya bersifat rudimenter.
Metode perkembangbiakan Candida sp. lebih didominasi cara pertunasan. Candida sp.
dapat ditemukan hidup saprotrof di tanah, makanan, tanaman dan beberapa jenis hidup
secara parasit di tubuh hewan atau manusia, contohnya Candida albicans yang hidup di
saluran kelamin manusia.

*Jenis-jenis khamir

1. Kelompok khamir sejati (True yeasts)

Kelompok khamir sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan
ciri memiliki spora. Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies
Saccharomyces, Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula,
Debaryomyces dan Hanseniaspora.

2. Kelompok khamir yang liar (wild yeast)

Kelompok khamir ini tidak mempunyai spora. Khamir liar ini pertumbuhannya dalam
suatu proses fermentasi terkadang ada yang diharapkan ada juga yang tidak diharapkan.
Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces,
Rhodotorula, Trichosporon dan Kloeckera.

Anda mungkin juga menyukai