Anda di halaman 1dari 25

Pasal 1 - Beda Teori Yang Benar Dan Yang Salah

KITAB SUCI menyatakan bahwa penyucian harus mencakup seluruh kehidupan—roh, jiwa dan tubuh. Inilah
maksud sebenarnya dari penyerahan sepenuhnya. Paulus mendoakan agar jemaat di Tesalonika boleh
menikmati berkat besar ini. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh,
jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (2 Tes
5:23). HD 8.1
Dalam dunia agama ada suatu teori penyucian yang tidak benar dan pengaruhnya membahayakan. Dalam
berbagai hal mereka yang mengakui penyucian tidak mempunyai kesucian sejati. Penyucian mereka termasuk
ibadah secara rupa dan basa-basi saja. Mereka yang sungguh-sungguh mencari kesempurnaan tabiat Kristen
tak akan pernah memanjakan pendapat bahwa mereka tidak berdosa. Mungkin hidup mereka tidak bercela,
sesuai dengan kebenaran yang mereka peroleh; tetapi makin mereka mendisiplin pikiran untuk tinggal dalam
tabiat Kristus, dan makin menyerupai peta Keilahian-Nya, semakin jelas mereka akan melihat kesempurnaan-
Nya yang tak bercela maka semakin dalam mereka merasakan cacat mereka. HD 8.2
Apabila orang-orang mengaku bahwa mereka disucikan, sebenarnya mereka menyatakan bahwa mereka
jauh dari kesucian. Mereka gagal melihat kelemahan dan kemiskinan mereka. Mereka memandang diri sendiri
sebagai orang yang memantulkan gambar Kristus, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan yang benar
tentang Dia. Makin jauh jarak mereka dengan Sang Juruselamat, semakin benar mereka dalam pandangan
mereka sendiri. HD 8.3
Sementara kita dengan penyesalan dan kepercayaan yang penuh dengan kerendahan hati merenungkan
Yesus, yang telah disakiti oleh dosa-dosa kita dan dibebani oleh penderitaan kita, kita dapat belajar mengikuti
langkah-langkah kaki-Nya. Oleh memandang-Nya kita berubah menjadi serupa dengan Keilahi-an-Nya. Dan
apabila pekerjaan ini ditempa dalam diri kita, kita akan mengakui bahwa tidak ada kebenaran dalam diri kita
sendiri, tetapi akan mengagungkan Yesus Kristus, sementara kita menggantungkan jiwa kita kepada jasa-jasa-
Nya
Pembenaran Diri Dipersalahkan
Juruselamat kita selamanya mempersalahkan pembenaran diri. Ia mengajarkan kepada murid-murid-Nya
bahwa bentuk agama yang tertinggi ialah yang dinyatakan dalam cara yang tenang dan tidak menonjolkan diri. Ia
mengamarkan mereka agar menyatakan perbuatan dan kebajikan mereka secara diam-diam; bukan untuk
dipertontonkan, bukan untuk dipuji atau dihormati orang banyak, tetapi demi kemuliaan Allah, sambil
mengharapkan pahala di kemudian hari. Jika mereka harus menunjukkan kebaikan dan kebajikan agar dipuji
orang, tak ada pahala bagi mereka yang disediakan Bapa yang di surga. HD 9.2
Pengikut-pengikut Kristus tidak diajarkan berdoa untuk maksud-maksud supaya didengar oleh manusia.
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang
ada di tempat yang tersembunyi yang akan membalas kepadamu” (Mat 6:6). Ucapan yang keluar dari bibir
Kristus seperti ini menunjukkan bahwa Ia tidak menghormati kesalehan serupa itu, seperti yang sering berlaku di
antara, orang-orang Farisi. Pengajaran-Nya di atas bukit menunjukkan bahwa kedermawanan merupakan
tindakan yang mulia dan peribadatan akan menghasilkan bau harum yang paling berharga apabila dilakukan
dengan cara yang tidak berpura-pura, tetapi dalam penyesalan dan rendah hati. Motif yang murni menyucikan
perbuatan. HD 9.3
Penyucian yang benar adalah penyesuaian sepenuhnya kepada kehendak Allah. Pemikiran-pemikiran dan
perasaan-perasaan yang memberontak ditaklukkan dan suara Yesus membangkitkan hidup baru yang
menguatkan jiwa. Mereka yang sungguh-sungguh disucikan tidak akan beranggapan bahwa pikiran mereka
menjadi suatu standar kebenaran dan kesalahan. Mereka tidak akan fanatik atau membenarkan diri melainkan
mawas diri dan selalu berhati-hati, agar jangan kehilangan janji dan melalaikan syarat-syarat yang ke atasnya
janji-janji itu dialaskan
Menggantikan Perasaan dengan Pertimbangan
Banyak orang yang mengaku suci sama sekali tidak menyadari arti pekerjaan kasih karunia dalam hati.
Apabila diuji dan dicobai, mereka didapati seperti orang Farisi yang membenarkan diri. Mereka tidak akan bisa
dibedakan. Mereka mengabaikan kemampuan berpikir dan menimbang, lalu bergantung sepenuhnya pada
perasaan, mengalaskan tuntutan penyucian pada emosi yang telah mereka alami berulang kali. Dalam merebut
kesucian secara keras kepala dan suka menentang dengan membabi buta mereka membela diri dengan banyak
bicara, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang bernilai sebagai buktinya. Orang-orang yang merasa suci oleh
usaha mereka ini, bukan saja menipu diri sendiri, tetapi juga memberi suatu pengaruh untuk menuntun orang
banyak kesasar, yaitu mereka yang sungguh-sungguh ingin menyesuaikan diri dengan kehendak Allah. Mungkin
kedengaran berulangkali mereka mengatakan, “Allah tuntunlah kami! Allah ajarlah kami! Kami hidup tanpa dosa!”
Banyak orang yang berhubungan dengan roh seperti ini menghadapi suatu kegelapan dan misteri yang tak dapat
dipahami. Tetapi semua melenceng tidak sesuai dengan Kristus, satu-satunya pola yang benar itu. HD 10.2
Penyucian menurut Kitab Suci tidak termasuk emosi yang meluap-luap. Inilah yang menyebabkan orang
banyak dituntun kepada kekeliruan. Mereka menjadikan perasaan sebagai ukuran. Bila merasa senang atau
bahagia, mereka mengaku sudah suci. Perasaan senang atau tidak senang bukanlah suatu bukti bahwa seorang
telah atau belum suci. Tak ada keadaan secepat itu disebut sebagai penyucian. Penyucian yang benar ialah
pekerjaan setiap hari, dan berkelanjutan seumur hidup. Semua orang yang setiap hari bergumul melawan segala
pencobaan, mengatasi kecenderungan-kecenderungan hati yang berdosa, dan mengupayakan kesucian hati
dan hidup, tak perlu mengaku sudah mengalami penyucian yang menyombongkan diri. Mereka akan merasa
haus dan lapar akan kebenaran. Kepada mereka, dosa akan tampak sebagaimana adanya. HD 11.1
Ada orang yang mengaku mengalami penyucian membuat pengakuan kebenaran seperti saudara-saudara
mereka, sehingga sulit dibedakan; tetapi perbedaannya ada. Kesaksian orang-orang yang menuntut pengalaman
mulia seperti itu akan menyebabkan Roh Kristus menjauhi perhimpunan mereka, dan akan meninggalkan
pengaruh yang mencekam bagi para hadirin, sedangkan jika mereka benar-benar hidup tanpa dosa, kehadiran
mereka akan mengundang malaikat-malaikat suci dalam perhimpunan itu, dan percakapan mereka sudah tentu
“seperti buah apel emas di pinggan perak. (Ams 25:11). 
Masa Ujian
Di musim panas, ketika kita menatap jauh pada pepohonan di hutan, semua diselimuti dengan kehijauan,
mungkin kita tidak bisa membedakan mana pohon yang selalu hijau dari pepohonan yang lain. Tetapi manakala
musim dingin tiba, dan salju membungkus mereka dalam ketebalan es, menggugurkan dedaunan dari pohon-
pohon yang lain, pepohonan yang selalu hijau akan tampak jelas. Demikianlah halnya dengan semua orang
yang berjalan dalam kerendahan hati, tidak berharap kepada diri, tetapi bergantung dengan gentar pada lengan
Kristus. Sementara mereka yang berharap pada diri dan yakin pada kesempurnaan tabiat akan kehilangan jubah
kebenaran palsu mereka. Bila dihadapkan pada badai pencobaan namun orang-orang benar yang sungguh-
sungguh mengasihi dan takut akan Allah, akan mengenakan jubah kebenaran Kristus baik dalam susah maupun
senang. HD 11.3
Penyangkalan diri, pengorbanan diri, kedermawanan, kebaikan, kasih, kesabaran, ketabahan, merupakan
buah-buah yang setiap hari dihasilkan oleh mereka yang sungguh-sungguh berhubungan dengan Allah.
Perbuatan mereka bisa jadi tidak dipublikasikan kepada dunia, tetapi mereka yang setiap hari bergumul dengan
kejahatan akan memperoleh kemenangan berharga atas pencobaan dan kesalahan. Janji hikmat yang dibarui
dipelihara dengan kekuatan melalui doa yang sungguh-sungguh dan selalu siaga. Orang yang sangat antusias
tidak memahami perjuangan pekerja yang diam ini; tetapi mata Tuhan yang melihat rahasia hati, memperhatikan
dan menyetujui setiap usaha yang dilakukan dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati. Diperlukan satu
masa ujian untuk dapat menghasilkan emas murni iman dan kasih dalam tabiat. Bila pencobaan dan kesusahan
menimpa jemaat, maka semangat yang tak tergoyahkan dan kasih sayang yang hangat dan para pengikut
Kristus yang benar akan diperkembangkan. HD 12.1
Kita merasa sedih melihat orang-orang yang mengaku Kristen disesatkan oleh teori-teori yang
memutarbalikkan dan menyesatkan, yang menyatakan bahwa mereka sudah sempurna, karena begitu sulit
membuka kedok mereka untuk menuntun mereka ke jalan yang benar. Mereka berusaha berlaku jujur dan
berkenan secara lahiriah, tetapi perhiasan hati kelemahlembutan dan kerendahan hati Kristus tidak ada. Masa
ujian akan tiba kepada semua orang, bila pengharapan banyak orang yang bertahun-tahun merasa aman, akan
terbukti tidak berdasar. Ketika berada pada posisi yang baru, pada situasi yang berbeda, sebagian orang
yang kelihatannya seperti tiang-tiang rumah Allah ini, ternyata hanyalah besi yang dicat dan disepuh. Tetapi
orang yang rendah hati, yang setiap hari merasakan pentingnya mengabdikan jiwa mereka pada Batu Karang
yang kekal, akan berdiri tak tergoyahkan di tengah-tengah godaan dan cobaan, karena mereka tidak berharap
pada diri mereka sendiri. “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: Tuhan mengenal
siapa kepunyaanNya” (2 Tim 2:19)
Selalu Menghasilkan Buah
Mereka yang berupaya keras dalam menonjolkan perbuatan baik mereka, yang selalu membicarakan
keadaan diri mereka yang tak berdosa dan berusaha keras mengunggulkan usaha keagamaan mereka,
hanyalah menipu jiwa mereka sendiri. Seorang yang sehat dan mampu melakukan kegiatan hidup,
melaksanakan pekerjaan dengan semangat sebagai hasil darahnya yang sehat melalui pembuluh darah hari
demi hari, tidak memerlukan perhatian orang yang dijumpainya untuk menyatakan kesehatan tubuhnya. Sehat
dan kuat merupakan kondisi alami dari kehidupannya, sehingga dia tidak begitu menyadari keadaanya yang
senang dan menguntungkan itu. HD 13.1
Demikianlah halnya dengan orang yang sungguh saleh. Ia tidak sadar akan kebaikan dan kesalehannya.
Prinsip rohani telah menjadi pancaran hidup dan perilakunya, dan baginya menghasilkan buah roh adalah seperti
pohon ara yang berbuah ara atau bunga mawar menghasilkan kuntum-kuntum mawar. Sifatnya begitu menyatu
dengan kasih kepada Allah dan sesama manusia sehingga ia melakukan pekerjaan Kristus dengan senang
hati. HD 13.2
Semua orang yang berada dalam lingkungannya akan merasakan dan menikmati bau harum hidup
Kekristenannya, sedang dia sendiri tidak menyadarinya, sebab sudah menjadi kecenderungan dan
kebiasaannya. Ia berdoa untuk memperoleh terang Ilahi, dan gemar berjalan dalam terang itu. Makanan dan
minumannya ialah melakukan kehendak Bapanya yang di surga. Hidupnya tersembunyi bersama Kristus dalam
Allah, namun ia tidak menyombongkannya atau menyadarinya. Allah tersenyum melihat setiap orang yang lemah
lembut dan rendah hati, yaitu mereka yang berupaya mengikut jejak Tuannya sedekat mungkin. Malaikat-
malaikat menyenangi mereka, dan suka mengelilingi langkah mereka. Mungkin mereka berlalu sebagai orang
yang tidak layak untuk diperhatikan oleh orang-orang yang suka menonjolkan pencapaian dan perbuatan baik
mereka, tetapi malaikat-malaikat surga menaungi mereka dengan kasih, bagaikan tembok api yang mengelilingi
mereka
Mengapa Kristus Ditolak
Juruselamat kita adalah terang dunia, tetapi dunia tidak mengenal Dia. Ia selalu melakukan pekerjaan-
pekerjaan kebajikan, menerangi jalan bagi semua orang; namun Ia tidak meminta orang-orang sepergaulan-Nya
untuk memandang sifat baik-Nya yang tak ada bandingannya, penyangkalan diri-Nya, pengorbananNya, serta
kedermawanan-Nya itu. Orang Yahudi tidak menyukai kehidupan seperti itu. Mereka menganggap agama-Nya
sia-sia, karena tidak sesuai dengan standar kesalehan mereka. Mereka mengira bahwa Kristus tidak religius
dalam roh atau tabiat; sebab agama mereka bersifat pamer, berdoa di depan umum, serta berbuat amal untuk
memperoleh pahala. Mereka mengumandangkan perbuatan baik seperti halnya orang-orang yang mengaku
mengalami penyucian. Mereka menghendaki agar semua orang tahu bahwa mereka tidak berdosa lagi. Tetapi
segenap kehidupan Kristus sungguh bertentangan dengan hal ini. Ia tidak mencari keuntungan atau kehormatan.
Tindakan penyembuh-an-Nya yang ajaib itu dilakukan dengan diam-diam sedapat mungkin meskipun Ia tidak
bisa menahan semangat orang-orang yang menerima berkat-berkat-Nya yang besar itu. Kelembutan dan
kerendahan hati merupakan ciri hidup-Nya. Adalah karena sikap dan jalan hidup-Nya yang sederhana ini, yang
tampak sangat berbeda dari hidup mereka, sehingga orang-orang Farisi tidak menerima Dia. 
Kerendahan Hati adalah Buah Roh
Buah penyucian yang paling berharga ialah anugerah kerendahan hati. Apabila anugerah ini menguasai hati,
sifat akan dibentuk olehnya. Ada suatu penantian terus-menerus dan suatu penyerahan kemauan kepada
kehendak-Nya. Pengertian menggenggam setiap kebenaran Ilahi, dan keinginan patuh kepada setiap peraturan
Ilahi tanpa ragu atau bersungut. Kerendahan hati yang sesungguhnya melembutkan dan menguasai hati serta
melayakkan pikiran untuk mencamkan perkataan itu. Pikiran akan dibawa menurut kepada Yesus Kristus.
Membuka hati kepada firman Allah, sebagaimana Lidia membuka hatinya. Hal itu akan menempatkan kita
bersama Maria, sebagai pendengar di kaki Yesus. “Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut
hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati” (Mzm 25:9). HD 15.1
Bahasa orang yang rendah hati tidak pernah menyombongkan diri. Seperti Samuel ketika masih kanak-
kanak, mereka berdoa, “Berbicaralah Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar” (l Sam 3:9). Manakala Yosua
ditempatkan pada kedudukan yang tertinggi, sebagai seorang panglima tentara Israel, ia menantang mereka
yang memusuhi Allah. Hatinya penuh dengan pikiran yang mulia dari misinya yang agung. Namun terhadap
perintah dari surga ia menempatkan dirinya seperti seorang anak yang harus dituntun. “Apakah yang akan
dikatakan Tuanku kepada hamba ini?” (Yos 5:14), merupakan jawabnya. Kata-kata Paulus yang pertama setelah
Kristus menampakkan diri kepadanya ialah, “Apa yang harus kuperbuat?” (Kis 9:6). HD 15.2
Kerendahan hati dalam sekolah Kristus adalah salah satu tanda dari buah Roh. Itu adalah anugerah yang
ditempa oleh Roh Kudus sebagai pengudus, dan penyanggup pemiliknya sepanjang waktu untuk mengendalikan
sifat yang keras dan sembrono. Bila anugerah kerendahan hati itu digemari oleh orang yang secara alamiah
sifatnya murung dan tidak sabar, mereka akan sungguh-sungguh mengalahkan sifat mereka yang
tidak menyenangkan itu. Setiap hari mereka akan berhasil mengendalikan diri, sampai sifat yang tidak
menyenangkan dan tidak disukai Yesus itu ditaklukkan. Mereka menyatu dengan Pola Ilahi, sampai mereka
dapat menurut nasihat yang diilhamkan, “Hendaklah cepat mendengar, tetapi lambat berkata-kata, dan juga
lambat untuk marah” (Yak 1:19). HD 15.3
Apabila seorang mengaku telah suci, namun di dalam perkataan dan perbuatan ia menjadi sumber yang
kotor dan mengeluarkan air yang pahit dengan pasti dapat kita katakan, bahwa orang itu tertipu. la perlu belajar
hal-hal mendasar yang membentuk kehidupan seorang Kristen. Sebagian orang mengaku sebagai hamba-
hamba Kristus tetapi sudah lama mempraktikkan roh setan yang tidak ramah, sehingga tampaknya sudah
menyukai unsur yang tidak mulia, serta menyenangi percakapan yang kurang sopan dan menyakiti. Orang-orang
ini harus ditobatkan sebelum diakui Kristus sebagai anak-anak-Nya
Mendapatkan Hak sebagai Anak
Ada pencapaian yang tinggi untuk orang Kristen. Ia boleh terus naik untuk mencapai yang lebih tinggi.
Yohanes melihat satu kesempatan mulia menjadi orang Kristen. Dia berkata, “Lihatlah, betapa besarnya kasih
yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1 Yoh 3:1). Tak ada lagi martabat
yang lebih tinggi untuk dicapai daripada yang termak-tub di sini. Kepada manusia diberi kesempatan menjadi ahli
waris Allah bersama dengan Kristus. Dengan demikian bagi mereka yang telah ditinggikan, terbukalah kekayaan
Kristus yang tak terselidik itu, yang niiainya lebih dari seribu kali ganda daripada kekayaan duniawi. Dengan
demikian melalui jasa Kristus, manusia yang terbatas itu diangkat kepada persekutuan dengan Allah dan dengan
Anak-Nya yang kekasih

Pasal 2 - Prinsip-Prinsip Pertarakan Daniel


NABI DANIEL memiliki tabiat yang mulia. Ia merupakan contoh cemerlang tentang keadaan manusia bila
bersekutu dengan Allah sumber hikmat itu. Catatan kehidupan hamba Allah yang saleh ini terbuka agar dapat
menguatkan orang-orang pilihan untuk menghadapi penderitaan dan pencobaan di kemudian hari. HD 18.1
Ketika bangsa Israel bersama raja, kaum bangsawan dan imam-imam mereka diangkut ke tempat
pengasingan, empat dari antara mereka dipilih untuk melayani di istana Babel. Salah seorang dari antara mereka
ialah Daniel, yang sejak mudanya telah memiliki kesanggupan yang luar biasa untuk diperkembang pada tahun-
tahun mendatang. Orang-orang muda ini adalah keturunan bangsawan, dan tercatat sebagai “orang-orang muda
yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan
banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana
raja” (Dan 1:4). Menyadari talenta luar biasa orang-orang muda tawanan ini, Raja Nebukadnezar memutuskan
untuk menyiapkan mereka bagi kedudukan penting di kerajaannya. Agar sepenuhnya pantas bagi kehidupan
dalam istana, sesuai dengan adat bangsa Timur, mereka harus diajar bahasa orang Kasdim, dididik dan dilatih
selama tiga tahun guna mendapatkan disiplin fisik dan intelek. HD 18.2
Di sekolah ini, pemuda-pemuda Ibrani itu bukan saja diterima di istana raja, tetapi juga diwajibkan makan
makanan dan minuman anggur yang dihidangkan dari jamuan raja. Sesuai dengan pertimbangan raja, ia bukan
saja menyodorkan kehormatan dan kemuliaan besar kepada mereka, tetapi juga menjaga fisik dan
perkembangan mental terbaik yang harus mereka capai. 
Menghadapi Ujian
Di antara makanan pilihan yang disajikan di hadapan raja terdapat daging babi dan daging lain yang menurut
hukum yang diterima Musa adalah haram dan tidak boleh dimakan orang-orang Ibrani. Di sini Daniel dihadapkan
kepada ujian yang berat. Haruskah ia melanggar ajaran yang diajarkan nenek moyangnya dalam hal makanan
dan minuman, tidak tunduk kepada raja, sehingga besar kemungkinan bukan saja hilang kedudukan tetapi
nyawanya sendiri? Atau haruskah ia meremehkan perintah Tuhan dan mempertahankan simpati raja, dengan
demikian ia memperoleh keuntungan intelek dan prospek duniawi yang penuh sanjungan itu? HD 19.1
Daniel tidak ragu. Ia bertekad untuk tetap setia, walau apa pun akibatnya. Ia “berketetapan untuk tidak
menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja” (Dan 1:8). 
Tidak Picik atau Fanatik
Mungkin orang-orang yang mengaku Kristen dewasa ini beranggapan bahwa Daniel terlalu mengada-ada
serta menyebut-nya sebagai orang yang berpandangan sempit dan fanatik. Mereka menyangka masalah makan
dan minum adalah sesuatu yang kecil risikonya sehingga mengapa sampai harus mengambil pendirian seperti
itu,—yang akan mengorbankan segenap keuntungan duniawi. Tetapi orang-orang yang berpikir demikian akan
mendapati pada hari penghakiman bahwa mereka telah berpaling dari tuntutan Allah dan membuat opini mereka
sendiri sebagai suatu standar penentu yang benar dan yang salah. Mereka akan mendapati bahwa apa yang
tampaknya tidak penting bagi mereka, ternyata tidak demikian halnya pada pemandangan Allah. Tuntutan-
tuntutan-Nya harus dilakukan dengan suci. Mereka yang mengaku dan menurut satu dari perintah-perintah-Nya
karena senang melakukan demikian, tetapi menolak perintah-Nya yang lain karena hal itu menuntut
pengorbanan, berarti telah merendahkan standar kebenaran dan dengan demikian telah menuntun orang lain
meringankan tuntutan hukum Allah yang suci. “Demikianlah firman Tuhan” sudah seharusnya menjadi peraturan
kita dalam segala sesuatu
Suatu Tabiat yang tak Bercela
Daniel menghadapi pencobaan-pencobaan paling berat yang dapat juga dialami orang-orang muda sekarang
ini; namun ia tetap teguh pada ajaran agama yang diperolehnya sejak kecil. Ia dikelilingi pengaruh yang dapat
menumbangkan mereka yang bimbang antara prinsip dan nafsu; namun firman Allah memperkenalkan dia
sebagai seorang yang tabiatnya tak bercela. Daniel tidak berani mempercayai kesanggupan moralnya. Baginya
doa begitu penting. Ia menjadikan Allah kekuatannya, dan takut akan Allah berlangsung terus dalam setiap
transaksi hidupnya. HD 20.1
Daniel memiliki anugerah kerendahan hati sejati. Ia benar, teguh dan mulia. Ia berusaha hidup damai dengan
sekalian orang, namun pada saat yang sama hidupnya teguh bagaikan daun pohon kedar jika menyangkut
prinsip. Dalam segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan kesetiaannya kepada Allah, ia hormat dan patuh
kepada penguasa yang mengaturnya; namun baginya tuntutan Allah begitu tinggi sehingga tuntutan para
penguasa dunia dianggapnya nomor dua. Ia tidak akan terbuai oleh pertimbangan yang mementingkan diri yang
mengalihkan dia dari tugasnya. HD 20.2
Tabiat Daniel dinyatakan kepada dunia sebagai satu contoh yang jelas tentang apa yang dapat dihasilkan
oleh anugerah Allah dalam diri manusia yang sifat alaminya telah jatuh dan dirusak oleh dosa. Catatan tentang
keteladanan, hidup penyangkalan dirinya merupakan kekuatan bagi kemanusiaan kita. Dari pengalamannya kita
boleh mengumpulkan kekuatan untuk menolak godaan dengan mulia dan tetap teguh, di dalam anugerah keren-
dahan hati, berdiri demi kebenaran di bawah pencobaan yang paling berat sekalipun.
Perkenan Allah lebih Berharga daripada Kehidupan
Daniel bisa saja membuat penolakan yang masuk akal terhadap kebiasaan bertaraknya yang ketat; tetapi
restu Allah lebih berharga baginya daripada meraih simpati orang dunia yang paling berkuasa—bahkan lebih
berharga daripada hidup itu sendiri. Karena perilakunya yang penuh hormat membuat Melzar— pegawai yang
dipercayakan bagi pemuda Ibrani ini—jadi berkenan kepadanya, Daniel berani memohon agar mereka
diperbolehkan untuk tidak makan dari santapan raja atau minum dari anggur yang biasa diminum raja. Melzar
takut kalau dia meluluskan permohonan ini, karena bisa saja menimbulkan amarah raja, yang berarti
membahayakan hidupnya. Sama seperti kebanyakan orang dewasa ini, ia berpikir bahwa dengan bertarak, bisa
saja menyebabkan orang-orang muda ini menjadi tampak pucat dan sakit-sakitan dan loyo, sementara makanan
mewah dari santapan raja akan membuat mereka berwajah segar dan gagah serta meningkatkan aktivitas tubuh
dan pikiran mereka. HD 21.1
Daniel meminta agar masalah itu diputuskan setelah diberi kesempatan membuktikannya selama sepuluh
hari—selama jangka waktu tersebut, para pemuda Ibrani ini diizinkan makan makanan sederhana, sementara
sahabat-sahabat mereka yang lain tetap ikut makan dari santapan raja. Akhirnya permohonan mereka
dikabulkan. Daniel merasa yakin bahwa ia telah menang dalam masalah itu. Meskipun ia masih seorang muda,
ia telah melihat pengaruh yang berbahaya dari minuman keras dan hidup mewah terhadap tubuh dan kesehatan
pikiran.
Allah Mempertahankan Hamba-Nya
Setelah berakhir sepuluh hari, hasil yang diperoleh sangat berbeda dengan yang diharapkan Melzar. Bukan
saja dalam segi penampilan, kegiatan fisik dan ketahanan mental mereka yang telah bertarak dari kebiasaan itu
juga menunjukkan superioritas yang jauh lebih tinggi dari teman-teman mereka yang memanjakan seleranya.
Alhasil dari ujian ini, Daniel dan teman-temannya diizinkan meneruskan pola makan mereka yang sederhana itu
selama masa pendidikan dan pelatihan mereka dalam kerajaan itu. HD 21.3
Tuhan menyatakan penghargaan-Nya atas keteguhan dan penyangkalan diri pemuda-pemuda Ibrani ini, dan
berkat-Nya dicurahkan kepada mereka. Ia “memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai
tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi”
(Dan 1:17). Setelah masa pendidikan tiga tahun itu berakhir, manakala kemampuan dan pengetahuan mereka
diuji oleh sang raja, ternyata “tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka
bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian yang
dinyatakan raja kepada mereka didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada semua orang
berilmu dan semua ahli jampi yang ada di seluruh kerajaannya” (ayat 19, 20)
Pengendalian Diri Suatu Kondisi Penyucian
Kehidupan Daniel merupakan suatu ilustrasi yang diilhami tentang apa yang membentuk suatu tabiat yang
disucikan. Itu menjadi satu pelajaran bagi semua orang, khususnya bagi orang-orang muda. Penurutan yang
ketat terhadap tuntutan-tuntutan Allah membawa keuntungan bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Agar dapat
mencapai standar moral serta pencapaian intelek yang tertinggi, adalah penting mencari hikmat dan kekuatan
dari Allah serta mempraktikkan pertarakan dengan saksama dalam segala kebiasaan hidup. Dalam pengalaman
Daniel dan rekan-rekannya kita menyaksikan kemenangan prinsip dari atas godaan untuk memanjakan selera.
Kepada kita ditunjukkan bahwa melalui prinsip-prinsip rohani, orang-orang muda dapat menang
terhadap pemuasan nafsu dan tetap setia terhadap tuntutan-tuntutan Allah, walaupun hal itu harus dibayar
dengan pengorbanan mereka yang besar. HD 22.2
Apa jadinya sekiranya Daniel bersama rekan-rekannya kompromi dengan para pegawai istana penyembah
berhala itu, dan menyerah pada tekanan tersebut dengan makan dan minum sebagaimana adat kebiasaan
dalam kerajaan Babel? Penyimpangan satu kali pun dari prinsip akan melemahkan kepekaan mereka akan
kebenaran dan kejijikan mereka terhadap kesalahan. Pemanjaan selera melibatkan pengorbanan kekuatan fisik,
kejernihan intelek dan kuasa rohani. Selangkah saja salah, dapat menuntun kepada yang lain, sampai hubungan
mereka dengan surga rusak, sampai akhirnya mereka dihanyutkan oleh pencobaan. HD 23.1
Allah berkata, “Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati” (1 Sam 2:30). Sementara Daniel
bergantung kepada Allahnya dengan keyakinan yang tak tergoyahkan, kuasa Roh bernubuat turun kepadanya.
Sementara ia diperintah manusia dalam tugas-tugas kehidupan istana, melalui gambar dan lambang, ia telah
diajar Allah untuk membaca segala rahasia yang terbentang di depan, yaitu perkara-perkara ajaib yang akan
terjadi pada hari-hari terakhir, untuk disampaikan kepada generasi mendatang

Pasal 3 - Mengendalikan Selera Dan Nafsu


MENJAUHKAN DIRI dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa” adalah ucapan Rasul
Petrus (1 Ptr 2:11). Banyak orang menganggap ayat ini hanya sebagai suatu amaran terhadap sifat tidak
bermoral saja, padahal ini mempunyai arti yang lebih luas. Di dalamnya termasuk larangan setiap pemanjaan
selera dan hawa nafsu yang merusak. Janganlah seorang pun yang mengaku beribadah, menganggap remeh
kesehatan tubuhnya lalu menyatakan bahwa hal tidak bertarak itu bukan dosa, dan tidak akan mempengaruhi
kerohaniannya. Anda hubungan yang erat di antara sifat fisik dan moral. Setiap kebiasaan yang tidak
meninggikan kesehatan, akan merendahkan anggota tubuh yang lebih tinggi dan lebih mulia. Kebiasaan makan
dan minum yang salah membawa bencana kepada pertimbangan dan perbuatan. Pemanjaan selera
menguatkan kecenderungan hewani melebihi pengaruh kekuatan pikiran dan rohani. HD 24.1
Adalah hal yang tidak mungkin bagi siapa pun untuk menikmati berkat penyucian sementara mereka
mementingkan diri dan serakah. Banyak orang merintih di bawah suatu beban penyakit karena kebiasaan salah
terhadap makanan dan minuman, yang sungguh melanggar hukum kehidupan dan kesehatan. Mereka
melemahkan organ-organ pencernaan oleh memanjakan selera yang salah. Kesanggupan tubuh untuk menolak
sesuatu yang dibuat berlebihan terhadapnya sangat luar biasa, tetapi dengan terus-menerus melanggar dalam
hal makan dan minum akan melemahkan setiap fungsi tubuh. Dalam memanjakan selera dan nafsu, sering
mereka yang mengaku Kristen sekalipun melumpuhkan pedoman alam dalam pekerjaannya, dan mengurangi
kekuatan moral, mental dan fisik. Biarlah mereka yang sudah lemah ini mempertimbangkan apa yang
diperolehnya, sekiranya mereka hidup bertarak dan menjaga kesehatan gantinya menyalahgunakannya
Bukan Standar yang tak Mungkin
Apabila Paulus menulis, “Semoga Allah damai sejahtera me-nguduskan kamu seluruhnya” (1 Tes 5:23), ia
tidak mengharapkan saudara-saudaranya mencapai suatu standar yang tidak mungkin mereka raih; ia tidak
mendoakan agar mereka memperoleh berkat-berkat yang bukan kehendak Allah. Ia tahu bahwa semua orang
yang dipersiapkan untuk bertemu Yesus dalam damai sejahtera harus memiliki tabiat yang murni dan suci. “Tiap-
tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai diri dalam segala hal. Mereka berbuat
demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku
melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak” (1 Kor 9:25-27). “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,—dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
Persembahan yang tak Bercacat
Sekali lagi rasul itu menulis kepada umat-umat percaya, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
dan yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Rm 12:1). Kepada umat
Israel dulu kala telah diberikan petunjuk khusus agar mereka tidak mengorbankan binatang yang cacat atau
yang sakit sebagai persembahan kepada Allah. Hanya binatang yang tak bercacatlah yang layak dipergunakan
untuk maksud itu. Tuhan, melalui Nabi Maleakhi, menegur umat-Nya dengan sangat keras karena tidak
mengikuti petunjuk-petunjuk ini. HD 25.2
“Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di
manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepadaKu itu? Firman Tuhan
semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: Dengan cara
bagaimanakah kami menghina nama-Mu? Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi kamu berkata:
Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya? Dengan cara menyangka: Meja Tuhan boleh dihinakan!
Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu
membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu,
apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? Firman Tuhan semesta alam.... Kamu
membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit. Akan berkenankah Aku
menerimanya dari tanganmu? Firman Tuhan” (Mal 1:6-13). HD 26.1
Meskipun ditujukan kepada bangsa Israel dulu kala, namun perkataan ini berisi suatu pelajaran bagi umat
Allah sekarang ini. Apabila rasul itu [Paulus] meminta kepada saudara-saudaranya untuk mempersembahkan
tubuh mereka “sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah,” ia menyatakan
prinsip-prinsip penyucian yang sebenarnya. Hal itu bukan semata-mata suatu teori, emosi, atau sekadar ucapan
belaka, melainkan sesuatu yang hidup, prinsip nyata yang terwujud dalam setiap kehidupan sehari-hari. Itu
menuntut agar segenap kebiasaan kita dalam hal makan, minum, berbusana menjadi perlin-dungan bagi fisik,
mental dan kesehatan moral, agar kita boleh mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan, bukan sebagai
persembahan yang telah dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah, tetapi sebagai “persembahan yang
hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.”
Perangsang dan Narkotik
Nasihat Rasul Petrus agar melepaskan dari keinginan daging merupakan amaran yang paling telak dan kuat
terhadap penggunaan segala perangsang dan narkotik seperti teh, kopi, tembakau, alkohol, dan morfin.
Kesenangan akan hal ini dapat digolongkan sebagai keinginan yang mengerahkan pengaruh merusak terhadap
akhlak. Makin dini kebiasaan buruk ini dibentuk, makin kuat juga rantai perbudakan akan mengikat penderitanya,
dan tentu semakin rendah pula standar kerohanian mereka. HD 27.1
Bagi orang-orang yang organ tubuhnya telah dilumpuhkan oleh pemuasan diri, ajaran Kitab Suci hanya
memberi kesan yang lemah. Ribuan orang akan mengorbankan bukan saja kesehatan dan kehidupannya, tetapi
juga pengharapan akan surga sebelum mereka sanggup memenangkan peperangan terhadap selera mereka
yang menyesatkan itu. Seorang wanita yang telah bertahun-tahun mengaku hidup suci, memberi pernyataan
bahwa jika ia harus meninggalkan pipa rokoknya karena surga, lebih baik ia mengatakan, “Selamat tinggal
surga, saya tak dapat menghentikan pipa kesayanganku.” Berhala ini telah tersimpan di dalam jiwanya, sehingga
Yesus hanya menempati tempat yang lebih rendah. Namun wanita ini mengaku diri sebagai milik Tuhan
sepenuhnya! 
Keinginan yang Berperang Melawan Jiwa
Di mana pun berada, mereka yang sepenuhnya disucikan akan meninggikan standar moral dengan
memelihara dan menjaga kebiasaan-kebiasaan tubuh yang benar, dan seperti Daniel, mereka akan menyatakan
kepada orang lain suatu teladan pengendalian dan penyangkalan diri. Setiap selera yang dirusak akan menjadi
nafsu yang membahayakan. Segala sesuatu yang berlawanan dengan hukum alam akan menimbulkan kondisi
jiwa yang sakit. Pemanjaan selera menghasilkan kerusakan pada lambung, merusak limpa, mengaburkan
pikiran, merusak sifat dan jiwa orang itu. Dan kekuatan yang telah dilemahkan ini dipersembahkan kepada Allah,
yang tidak menerima korban persembahan kecuali tanpa cacat! Adalah tugas kita untuk menyerahkan selera dan
kebiasaan-kebiasaan hidup kita sesuai dengan hukum alam. Jika tubuh yang dipersembahkan ke atas mezbah
Kristus, diperiksa dengan cermat seperti korban yang dipersembahkan bangsa Yahudi, siapakah yang akan
diterima? HD 27.3
Betapa perlunya orang-orang Kristen secara cermat mengatur kebiasaan mereka agar mereka boleh
menjaga setiap organ tubuh tetap kuat demi pelayanan kepada Kristus. Jika kita mau disucikan, jiwa, tubuh dan
roh, kita harus hidup sesuai dengan hukum Ilahi. Hati tidak dapat memelihara kesucian kepada Allah sementara
selera dan nafsu dimanjakan dengan mengorbankan kesehatan dan kehidupan. Mereka yang melanggar
undang-undang kesehatan, pasti merasakan akibatnya. Mereka begitu membatasi kesanggupan mereka dengan
nyata sehingga mereka tidak dapat melaksanakan tugas kepada sesama dan gagal sama sekali memenuhi
tuntutan Allah. HD 28.1
Ketika Lord Palmerston, Perdana Menteri Inggris diminta oleh pendeta Scotch menetapkan suatu hari puasa
dan doa untuk menghindari penyakit kolera, jawabannya sangat tepat, “Bersihkan dan rapikanlah jalan-jalan dan
rumah-rumahmu, tingkatkan kebersihan dan kesehatan di antara orang miskin, dan pastikanlah bahwa mereka
cukup mempunyai makanan dan pakaian, kemudian buat sanitasi yang teratur demi kepentingan umum, maka
Anda tidak perlu berpuasa dan berdoa. Atau apakah Tuhan akan mendengar doamu sementara pencegahan-
pen-cegahan ini tidak dihiraukan?” 
Rasul Paulus berkata, “Marilah kita menyucikan diri kita dari segala kecemaran jasmani dan rohani, dan dengan
demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2 Kor 7:1). Untuk mendorong agar kita
menikmati kebebasan kesucian yang sejati, dia berkata, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rm 8:1). Ia meminta orang-orang di Galatia, “Hiduplah oleh Roh,
maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16). Ia menyebutkan beberapa keinginan daging
—“penyembahan berhala,... kemabukan,... dan sebagainya” (ayat 20, 21). Dan setelah menye- butkan buah
Roh, di antaranya ialah pertarakan atau pengendalian diri, ia menambahkan, “Barangsiapa menjadi milik Kristus
Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (ayat 24)

Tembakau
Yakobus mengatakan bahwa hikmat yang berasal dari atas “pertama-tama murni” (Yak 3:17). Jika ia melihat
saudaranya merokok, bukankah ia akan mencela praktik itu “dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan”
(ayat 15)? Pada zaman terang Kris-ten ini, betapa sering bibir yang menyerukan nama Kristus yang indah
dicemari oleh air liur yang berbau tembakau serta napas yang dikotori bau busuk tembakau. Tentu, jiwa yang
menyukai kekotoran seperti itu pasti akan tercemar juga. Sementara saya melihat orang-orang yang mengaku
menikmati berkat penyucian sepenuhnya, sementara dirinya sendiri diperbudak oleh tembakau, mencemari
segala sesuatu di sekelilingnya, saya berpikir, Bagaimana jadinya surga dengan para pengguna tembakau di
dalamnya? Dengan jelas firman Tuhan menyatakan bahwa “Tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis,
atau orang yang melakukan kekejian atau dusta” (Why 21:27). Bagaimana mungkin orang yang memanjakan
kebiasaan yang rusak itu berharap masuk ke sana? HD 29.1
Orang-orang yang mengaku beribadah mempersembahkan tubuh mereka di atas mezbah Setan dan
mempersembahkan korban tembakau kepada Iblis yang mereka tinggikan. Pernyataan ini tampaknya keras,
bukan? Sesungguhnya persembahan itu diberikan kepada berhala-berhala. Karena Allah suci dan bersih, Dia tak
akan menerima sesuatu yang rusak, Ia juga pasti menolak korban yang mahal, kotor dan tidak suci ini; karena
itulah kita menyimpulkan bahwa Setanlah yang menuntut kehormatan itu. HD 29.2
Yesus mati untuk melepaskan manusia dari cengkeraman Setan. Ia datang untuk membebaskan kita oleh
darah pengorban-an-Nya. Orang yang telah menjadi milik Yesus Kristus, dan seluruh tubuhnya menjadi
kediaman Roh Kudus, tidak akan memperbudak dirinya dengan penggunaan tembakau yang merusak.
Kesanggupannya akan menjadi milik Kristus yang telah membelinya dengan harga darah. Kepunyaannya adalah
milik Tuhan. Sebab itu, bagaimana mungkin mereka tidak bersalah dengan membelanjakan setiap hari uang
yang dipercayakan kepadanya untuk memuaskan selera yang tidak alamiah itu? 
Suatu jumlah uang yang besar diboroskan sepanjang tahun untuk pemanjaan ini, sementara jiwa-jiwa sedang
binasa karena kelaparan firman kehidupan. Dengan menggunakan tembakau, orang-orang yang mengaku
Kristen merampok Allah dalam persembahan dan persepuluhan dengan mempersembahkan di atas mezbah
nafsu yang menghancurkan itu, lebih banyak dari yang mereka bagikan kepada orang-orang miskin atau
memenuhi keperluan pekerjaan Allah. Mereka yang sungguh-sungguh disucikan akan mengatasi setiap
keinginan dan hawa nafsu yang merusak. Kemudian segala saluran pengeluaran yang sia-sia ini akan
dikembalikan kepada perbendaharaan Tuhan, dengan demikian orang-orang Kristen akan menyambut tuntunan
penyangkalan diri, pengorbanan diri dan pengendalian diri. Lalu mereka akan menjadi terang dunia

Teh dan Kopi


Teh dan kopi, sebagaimana juga tembakau, mempunyai pengaruh yang merusak tubuh. Teh mengandung
racun. Walau agak kurang, tetapi pengaruhnya sama terhadap tabiat, seperti minuman keras yang mengandung
alkohol. Kopi lebih cenderung untuk mengaburkan daya pikir dan mengurangi energi. Kopi tidak sekuat
tembakau, tetapi pengaruhnya sama saja. Alasan-alasan yang dihadapkan untuk menentang penggunaan
tembakau berlaku juga terhadap teh dan kopi. HD 30.3
Bila mereka yang membiasakan diri menggunakan teh, kopi, tembakau, opium atau minuman yang
mengandung alkohol tidak diperbolehkan lagi, mereka merasa tidak mungkin ikut berbakti kepada Tuhan dengan
penuh perhatian dan semangat. Anugerah Ilahi tampaknya tidak berkuasa untuk menyemarakkan atau
menggairahkan doa-doa atau kesaksian mereka. Orang-orang yang mengaku Kristen ini harus
mempertimbangkan sumber kesenangan mereka. Dari mana datangnya, dari atas atau dari bawah? HD 31.1
Bagi mereka yang menggunakan bahan perangsang, segala sesuatu tampaknya hambar tanpa si tersayang
jahanam itu. Ini mematikan sifat peka alami baik pada tubuh dan pikiran, dan juga terhadap pengaruh Roh
Kudus. Tanpa menggunakan yang sudah biasa itu, dia merasa haus dan lapar baik secara tubuh maupun jiwa,
bukan untuk kebenaran, bukan untuk kesucian, bukan untuk hadirat Allah, tetapi untuk berhala kesenangan itu.
Dalam pemanjaan nafsu yang merusak itu, orang-orang yang mengaku Kristen setiap hari melemahkan kuasa
kemampuan mereka, yang membuatnya tidak mungkin memuliakan Allah
Pasal 4 - Dapur Api Yang Membara
PADA TAHUN yang sama ketika Daniel dan rekan-rekannya bertugas sebagai pegawai tinggi raja Babel, ber
bagai peristiwa terjadi untuk menguji kesetiaan orang-orang muda Ibrani ini dan membuktikan di hadapan suatu
bangsa penyembah berhala kuasa dan kesetiaan Allah bangsa Israel. HD 32.1
Sementara Raja Nebukadnezar membayangkan jauh ke depan dengan kekuatiran yang menakutkan tentang
hari esok, ia mendapat suatu mimpi luar biasa, sehingga ia sangat ketakutan, “hatinya gelisah dan ia tidak dapat
tidur” (Dan 2:1). Tetapi walaupun mimpi pada malam itu membangkitkan kesan mendalam pada benaknya,
ternyata dia tidak bisa mengingat kembali rincian mimpi itu. Ia meminta para ahli astrologi dan ahli nujum dengan
suatu janji kekayaan besar serta kedudukan terhormat jika mereka dapat menceritakan mimpinya itu beserta
maknanya. Tetapi mereka berkata, “Ceritakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan
memberitahukan maknanya” (ayat 4). HD 32.2
Raja tahu bahwa jika sekiranya mereka benar-benar dapat memberikan maknanya, sudah tentu mereka
akan dapat juga menceritakan mimpinya. Tuhan dalam pimpinan-Nya memberi Nebukadnezar mimpi ini
membuat dia lupa rincian mimpi itu, sedangkan kesan menakutkan dibiarkan melekat dalam benaknya, agar
dapat menyingkap kepura-puraan para cerdik pandai kerajaan Babel. Raja begitu geram dan memerintahkan
agar mereka semua dibunuh, jika dalam batas waktu yang ditentukan mimpi itu tidak diberitahukan. Berarti
Daniel dan rekan-rekannya harus mati bersama nabi-nabi palsu itu; tetapi dengan mempertaruhkan nyawanya,
Daniel memberanikan diri menghadap raja, meminta agar dia diberi waktu supaya dapat menyatakan mimpi
beserta maknanya. HD 32.3
Raja menyetujui permohonan ini; kemudian Daniel mengumpulkan rekan-rekannya, dan dengan sehati
mereka menghadapkan masalah ini kepada Allah, memohon hikmat dan kebijaksanaan dari Sumber segala
terang dan pengetahuan. Meskipun mereka tinggal di istana raja, dikelilingi pencobaan, mereka tidak melupakan
tanggung jawab mereka terhadap Allah. Mereka teguh dalam angan-angan hati, sehingga dalam pimpinan-Nya
mereka telah berada di tempat mana mereka ada; agar mereka melaksanakan pekerjaan-Nya, memenuhi
tuntutan kebenaran serta tugas. Mereka yakin kepada Allah. Mereka berpaling kepada-Nya untuk mendapat
kekuatan saat menghadapi kebingungan dan bahaya, dan bagi mereka Dia adalah penolong yang selalu siap
sedia
Rahasia Dinyatakan
Hamba-hamba Allah tidak memohon kepada-Nya dengan sia-sia. Mereka telah memuliakan Dia, dan pada
saat-saat pencobaan Ia menghormati mereka. Rahasia itu dinyatakan kepada Daniel, kemudian dengan segera
ia memohon untuk dapat menghadap raja. HD 33.2
Tawanan Yahudi itu berdiri di hadapan raja dari kerajaan yang paling berkuasa yang pernah ada. Di tengah-
tengah kekayaan dan kemuliaannya, raja menjadi begitu tegang dan takut, tetapi pemuda tawanan ini berada
dalam keadaan damai dan bahagia dalam Allahnya. Kini, jika sekiranya Daniel mau, inilah saatnya dia dapat
meninggikan diri, menonjolkan kebaikan dan hikmatnya yang lebih unggul. Tetapi usahanya bukan untuk
menuntut kehormatan dirinya melainkan untuk meninggikan Allah sebagai sumber segala hikmat: HD 33.3
“Rahasia, yang ditanyakan Tuanku Raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada Raja oleh orang bijaksana, ahli
jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di surga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah
memberitahukan kepada Tuanku Raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang”
(Dan 2:27, 28). Ketika rincian mimpi itu dibentangkan raja mendengar dengan penuh perhatian; dan ketika
makna mimpi itu disampaikan dengan benar, dia merasa bahwa dia dapat menerimanya sebagai wahyu
Ilahi. HD 33.4
Penjelasan kebenaran agung dalam mimpi yang dilihatnya waktu malam yang sangat berkesan di hatinya itu
menyebabkan dengan rendah hati dan penuh hormat ia sujud dan menyembah, sambil berkata, “Sesungguhnya,
Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan
rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu” (ayat 47
Patung Emas
Terang surgawi, yang diizinkan menerangi Raja Nebukadnezar, seketika lamanya telah mempengaruhi Raja
Nebukadnezar dengan perasaan takut akan Allah. Tetapi tahun-tahun kemakmuran telah menyebabkannya jadi
angkuh, lalu melupakan pengenalannya akan Allah yang hidup itu. Ia kembali kepada penyembahan berhalanya
dengan semangat yang lebih besar dan keras kepala. HD 34.2
Dari harta rampasan yang diperolehnya dalam perang, dibuatnyalah sebuah patung emas untuk mewujudkan
apa yang dilihatnya dalam mimpi, mendirikannya di lembah Dura, lalu memerintahkan seluruh pegawai tinggi
dan rakyat untuk menyembahnya, dan jika tidak, kematian akan menjadi bagian mereka. Patung ini tingginya
kurang lebih sembilan puluh kaki, dan lebarnya sembilan kaki, dan di mata orang-orang penyembah berhala, itu
melambangkan suatu penampilan yang paling agung dan menarik. Lalu dikeluarkanlah suatu perintah agar
seluruh pegawai tinggi dan para undangan diminta hadir dalam upacara penahbisan patung itu, dan pada waktu
alat-alat musik dibunyikan, mereka semua harus tunduk dan menyembah sujud kepadanya. Sekiranya ada yang
melawan maka dengan segera mereka akan dicampakkan ke dalam dapur api yang membara.
Tibalah waktu yang telah ditetapkan, maka berkumpullah orang banyak. Laporan sampai kepada raja bahwa
ketiga pemuda Ibrani yang telah diangkat dalam kerajaan Babel menolak untuk menyembah patung itu. Mereka
adalah rekan Daniel, yang diganti namanya menjadi Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dengan sangat geram,
raja memerintahkan mereka untuk menghadap, sambil menunjukkan dapur api yang menyala-nyala,
mengatakan kepada mereka bahwa hukuman akan menjadi bagian mereka bila mereka menolak
keinginannya. HD 35.1
Ancaman raja sia-sia. Ia tidak dapat memalingkan orang-orang yang terhormat ini dari kesetiaan mereka
kepada Penguasa agung yang memerintah bangsa-bangsa. Mereka telah belajar dari sejarah nenek moyang
mereka bahwa pelanggaran terhadap kehendak Allah berarti kehinaan, bencana dan kehancuran; bahwa takut
akan Allah bukan hanya permulaan segala hikmat tetapi juga dasar dari segala kesejahteraan. Dengan tenang
mereka menatap dapur api beserta orang banyak penyembah berhala itu. Mereka percaya kepada Allah, dan
Dia tidak akan mengecewakan mereka. Dengan penuh hormat mereka menjawab, tetapi dengan kepastian:
“Hendaknya Tuanku mengetahui, ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu” (Dan 3:18). HD 35.2
Raja angkuh yang dikelilingi oleh para pembesarnya itu—pegawai tinggi pemerintah serta pasukannya yang
telah mengalahkan bangsa-bangsa, dan semua yang berkumpul memuji dia karena hikmat dan kuasa dewa-
dewanya—di tengah-tengah peragaan yang menakjubkan inilah berdiri tiga pemuda Ibrani, dengan penolakan
mereka yang teguh terhadap perintah raja Babel. Mereka telah menurut hukum-hukum kerajaan Babel sejauh
tidak bertentangan dengan tuntutan Allah, tetapi mereka tidak mundur seujung rambut pun dari tanggung jawab
mereka kepada Pencipta mereka. HD 35.3
Kemarahan raja tak terkendalikan. Dalam kemuliaan dan kehormatannya yang tertinggi, lalu ditantang dan
diremehkan oleh bangsa tawanan adalah suatu penghinaan yang tak dapat ditoleransi oleh rohnya yang
sombong itu. Dapur api pun dipanaskanlah hingga tujuh kali lipat, bahkan sepanas-panasnya, dan
dilemparkanlah tawanan Ibrani itu ke dalamnya. Begitu hebat nyala api itu, sampai para prajurit yang
melemparkan mereka pun jadi tewas terbakar
Hadirat dari yang Tak Terbatas
Tiba-tiba wajah raja pucat pasi dan ketakutan. Matanya tertuju kepada api yang sedang menyala, kemudian
berpaling kepada para pegawai tingginya, ia pun berkata, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan
dengan terikat ke dalam api itu” (ayat 24). Jawabnya ialah, “Benar, ya Raja!” Kemudian raja itu berseru, “Tetapi
ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang
keempat itu rupanya seperti anak dewa” (ayat 25). HD 36.2
Bila Kristus menyatakan diri-Nya kepada anak-anak manusia, suatu kuasa yang tak terlihat berbicara kepada
jiwa mereka. Mereka merasa berada di hadirat Yang Tak Terbatas. Di hadapan kebesaran-Nya, raja-raja dan
orang-orang terhormat gemetar, mengetahui bahwa Allah yang hidup melebihi segala kuasa duniawi. HD 36.3
Dengan perasaan malu dan bersalah, raja berseru, “Keluarlah dan datanglah ke mari” (Dan 3:26). Dan
mereka menurut, sambil menunjukkan diri mereka tanpa cedera di hadapan perhimpunan besar itu, bahkan bau
hangus pun tidak tercium dari jubah mereka. Keajaiban ini menghasilkan suatu perubahan drastis dalam pikiran
orang banyak Patung emas besar yang dipertontonkan terlupakan seketika. Raja mengeluarkan suatu perintah
bahwa barangsiapa yang berbicara melawan Allah dari orang-orang ini harus dihukum mati, “karena tidak ada
Allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu” (Ayat 29).
Keteguhan yang tak Tergoyahkan dan Hidup yang Suci
Ketiga pemuda Ibrani ini memiliki penyucian sejati. Prinsip orang Kristen yang benar, tidak akan berhenti
untuk mempertimbangkan segala risikonya. Tidak akan bertanya, Apakah yang akan dipikirkan orang tentang
aku jika melakukan ini? atau, Bagaimana hal itu mempengaruhi prospek keduniawianku jika aku melakukan itu?
Dengan kerinduan yang mendalam anak-anak Allah ingin mengetahui apa yang Allah inginkan mereka lakukan,
agar perbuatan mereka boleh memuliakan nama-Nya. Tuhan telah membuat persediaan yang limpah agar hati
dan hidup semua pengikut-Nya boleh dikendalikan oleh anugerah Ilahi, agar mereka boleh menjadi seperti
terang yang menyinari dan menerangi dunia ini. HD 37.1
Para pemuda Ibrani yang setia ini memiliki kemampuan alamiah yang luar biasa, mereka memiliki
kesanggupan intelek yang tertinggi, dan kini dipercayakan menempati kedudukan mulia; tetapi semua ini tidak
membuat mereka melupakan Allah. Kesanggupan mereka digunakan untuk pengaruh yang menyucikan dari
kasih karunia Ilahi. Dengan keteguhan hati mereka menunjukkan pujian kepada-Nya yang memanggil mereka
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Dalam kelepasan mereka yang ajaib itu juga telah
ditunjukkan di depan perhimpunan besar itu, kuasa dan keagungan Allah. Yesus menempatkan diri-Nya di sisi
mereka dalam dapur api, dan kemuliaan hadirat-Nya meyakinkan raja Babel yang angkuh itu bahwa yang
menyertai mereka tidak lain adalah Anak Allah sendiri. Terang Surga bercahaya pada Daniel dan rekan-
rekannya, sampai semua orang yang bersahabat dengan mereka mengerti iman yang mengangkat hidup dan
memperindah tabiat mereka. Dengan kelepasan hamba-hamba-Nya yang setia itu Tuhan me-nyatakan bahwa Ia
akan mendampingi orang yang tertindas dan menjungkirbalikkan segala kuasa dunia yang akan menginjak-injak
kekuasaan Allah yang di surga.
Pelajaran bagi Pengecut
Betapa hal ini merupakan satu pelajaran yang baik bagi para pengecut, orang yang bimbang dan ragu, takut
dalam pekerjaan Allah! Juga dorongan yang berguna bagi orang banyak supaya tidak meninggalkan tugas
karena ancaman dan bahaya! Orang-orang setia yang menunjukkan tabiat yang teguh ini memberi teladan
penyucian, tanpa bermaksud untuk menuntut kehormatan yang tinggi. Luasnya kebaikan yang mungkin
dilakukan orang-orang Kristen yang berdedikasi tidak dapat diukur sampai catatan seluruh kehidupan dibukakan,
bila penghakiman dimulai dan kitab-kitab dibuka. HD 38.1
Kristus menaruh perhatian-Nya terhadap golongan ini; Ia tidak malu menyebut mereka saudara. Seharusnya
ada ratusan orang di mana sekarang hanya ada satu di antara kita, yang begitu erat bersekutu dengan Allah,
kehidupan mereka sangat sesuai dengan kehendak Allah, sehingga mereka akan menjadi cahaya yang bersinar
terang, disucikan seluruhnya baik jiwa, tubuh dan roh. HD 38.2
Pertentangan terus berlangsung di antara anak-anak terang dan anak-anak kegelapan. Mereka yang
menyebutkan nama Kristus harus melepaskan kelesuan yang melemahkan upaya mereka, dan harus
melaksanakan tanggung jawab penting yang diserahkan kepada mereka. Semua orang yang melakukan
pekerjaan ini boleh mengharapkan kuasa Allah yang akan dinyatakan dalam diri mereka. Anak Allah, Penebus
dunia, akan diwakili dalam perkataan dan perbuatan mereka, dan nama Allah akan dimuliakan. HD 38.3
Sebagaimana pada zaman Sadrakh, Mesakh, Abednego, demikian juga pada periode penutupan sejarah
dunia, dengan penuh kuasa Tuhan akan bekerja bagi mereka yang berdiri tak tergoyahkan demi kebenaran. Dia
yang berjalan dengan ketiga pemuda Ibrani yang setia dalam dapur api itu akan menyertai para pengikut-Nya di
mana pun mereka berada. Hadirat-Nya akan senantiasa menghibur dan menopang. Pada masa kesukaran—
kesukaran seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya bangsa-bangsa—umat pilihan-Nya akan berdiri tak
tergoyahkan. Setan dengan segala pengikutnya yang jahat tidak akan sanggup menghancurkan umat Allah yang
terlemah sekalipun. Malaikat-malaikat yang paling berkuasa akan melindungi mereka, dan untuk kepentingan
mereka Yahwe akan menyatakan diri-Nya sebagai “Allah di atas segala allah,” sanggup menyelamatkan
sepenuhnya mereka yang menaruh kepercayaan kepada-Nya.”— Prophets and Kings, hlm. 513. 
Pasal 5 - Daniel Di Dalam Lubang Singa
KETIKA DARIUS mengambil alih takhta kerajaan Babel, segera ia mulai mereorganisasi pemerintahan. Ia
“meng-angkat seratus dua puluh wakil-wakil raja...; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan
Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu” (Dan 6:2, 3). “Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan
para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas
seluruh kerajaannya” (ayat 4). Kehormatan yang dilimpahkan kepada Daniel menimbulkan kebencian bagi
orang-orang terkemuka di kerajaan itu. Para wakil raja mencari alasan untuk melawan dia. “Tetapi mereka tidak
mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau
sesuatu kesalahan padanya” (ayat 4). HD 40.1
Betapa hal ini suatu pelajaran yang penting bagi semua orang Kristen. Pandangan mata yang penuh
kecemburuan itu dari hari ke hari diarahkan kepada Daniel; perhatian mereka didasari kedengkian dan sakit hati;
namun tak satu kata atau tindakan apa pun yang tampak salah. Dan walaupun ia tidak mengaku hidup suci,
tetapi ia melakukan yang jauh lebih baik, — ia menghidupkan suatu kehidupan yang setia dan berserah.
Rencana Setan
Semakin tak bercacat cela tabiat Daniel, semakin besar kedengkian yang diarahkan kepadanya oleh musuh-
musuhnya. Mereka penuh dengan amarah, karena mereka tidak menemukan kesalahan pada tabiat moralnya
atau pada pelaksanaan tugas-tugasnya untuk mengadukannya. “Maka berkata orang-orang itu: Kita tidak akan
mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya” (ayat 6).
Tiga kali sehari Daniel berdoa kepada Allah di surga. Inilah satu-satunya tuduhan yang dapat digunakan untuk
melawan dia. HD 40.3
Kemudian dibuatlah suatu rancangan untuk memastikan ke-hancurannya. Musuh-musuhnya berkumpul di
istana dan menemui raja agar mengeluarkan keputusan bahwa tak seorang pun di seluruh negeri boleh
memohon kepada Allah ataupun manusia, kecuali kepada Darius sang raja, dan selama tiga puluh hari bila ada
yang menentang undang-undang ini harus dihukum dan membuang pembangkang itu ke dalam lubang singa.
Sang raja tidak mengetahui kebencian orang-orang itu terhadap Daniel, dan tidak menduga bahwa maklumat itu
akan mencelakakan dia. Melalui sanjungan yang melambung tinggi mereka meyakinkan raja bahwa adalah satu
kehormatan besar baginya untuk mengeluarkan titah itu. Dengan senyuman kemenangan Iblis di wajah mereka,
mereka keluar dari hadapan raja sambil bergembira atas jerat yang telah mereka buat untuk hamba Allah itu.
Teladan Keberanian dan Ketaatan
Titah pun dikeluarkan oleh raja. Daniel mengetahui maksud musuh-musuhnya untuk menjatuhkan dia. Tetapi
ia tidak mengubah pendiriannya sedikit pun. Dengan tenang ia melakukan tugasnya yang biasa, dan pada saat
berdoa, ia pergi ke ruang atas yang menghadap Yerusalem, ia melayangkan permohonannya kepada Allah yang
di surga. Dengan demikian tanpa gentar, dan tegas dinyatakannya bahwa tak ada kuasa duniawi yang
menghalangi dia dengan Allahnya dan melarang atau menyuruhnya kepada siapa dia berdoa. Betapa dia
seorang besar yang berpegang pada prinsip! Dia menegakkan suatu contoh keberanian dan kesetiaan Kristen
yang patut dipuji di hadapan dunia dewasa ini. Ia berpaling kepada Allah dengan segenap hati, walaupun ia
sadar bahwa kematian mengancamnya karena kesetiaan itu. HD 41.2
Musuh-musuhnya mengintai dia sepanjang hari. Tiga kali ia harus naik ke atas biliknya, dan tiga kali pula
doanya yang sungguh-sungguh telah kedengaran. Keesokannya dakwaan disampaikan kepada raja bahwa
Daniel, seorang tawanan dari Yehuda itu, telah membangkang terhadap maklumat yang dikeluarkan. Ketika
sang raja mendengar perkataan ini matanya terbelalak karena melihat perangkap yang telah dipasang. Ia
menyesali dirinya karena telah menyetujui maklumat seperti itu, kerja keras dilakukan sampai matahari terbenam
untuk mengatur suatu rencana yang melaluinya Daniel dapat dibebaskan. Tetapi para sang nabi itu telah
mengantisipasi hal ini lebih dulu, lalu mereka menghadap raja dengan kata-kata ini: “Ketahuilah, ya Raja, bahwa
menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan Raja
yang dapat diubah. HD 42.1
“Sebab itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam lubang singa.
Berbicaralah raja kepada Daniel: Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang akan melepaskan
engkau” (ayat 16, 17). Sebuah batu diletakkan di depan pintu gua, dan disegel dengan cap raja. “Lalu pergilah
raja ke istana dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia
tidak dapat tidur” (ayat 19)
“Allahku telah Mengutus Malaikat-Nya”
Pagi-pagi sekali sang raja bergegas menuju ke lubang singa lalu berseru, “Daniel, hamba Allah yang hidup,
Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” (ayat
21). Kedengaranlah jawaban dari nabi itu, “Ya Raja, kekallah hidupmu. Allahku telah mengutus malaikat-Nya
untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak
bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap Tuanku, ya Raja, aku tidak melakukan kejahatan. HD 42.3
“Lalu sangat sukacitalah raja, dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka
ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada
Allahnya” (ayat 23, 24). Demikianlah hamba Allah itu dilepaskan. Dan perangkap yang telah dipasang musuh-
musuhnya demi kebinasaan Daniel ternyata menjadi kehancuran mereka sendiri. Atas perintah raja mereka
dilemparkan ke dalam gua singa, dan dengan sekejap mata saja mereka telah dicabik-cabik oleh binatang-
binatang buas itu

Pasal 6 - Doa Daniel


KARENA MASA pembuangan tujuh puluh tahun akan segera berakhir, pikiran Daniel jadi lebih banyak tertuju
kepada nubuatan-nubuatan Yeremia. Ia dapati bahwa waktunya sudah tiba, manakala Allah akan memberikan
pencobaan lain kepada umat pilihan-Nya. Dengan berpuasa dan merendahkan hati serta doa, ia memohon
dengan sangat kepada Allah yang di surga demi kepentingan bangsa Israel dengan kata-kata ini: “Maka aku
memohon kepada Tuhan, Allahku, dan mengaku dosaku demikian: Ah Tuhan, Allah Yang Mahabesar dan
dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang
pada perin-tah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami
telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi,
yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa
kami dan kepada segenap rakyat negeri” (Dan 9:4-6). HD 44.1
Daniel tidak mengumumkan ketaatannya sendiri di hadapan Tuhan. Gantinya menyatakan tulus dan suci,
nabi terhormat ini dengan rendah had menyamakan dirinya dengan orang Israel yang amat berdosa. Hikmat
yang dikaruniakan Allah kepadanya jauh lebih tinggi daripada hikmat orang-orang besar dunia, sebagaimana
terang matahari yang memancar pada tengah hari lebih terang daripada bintang yang paling suram cahayanya.
Demikianlah doa yang keluar dari bibir orang yang sangat diperkenan surga ini. Dengan kerendahan hati yang
mendalam, dengan air mata dan pemeriksaan hati, ia memohon bagi dirinya dan bangsanya. Ia membukakan
jiwanya di hadapan Allah, mengakui ketidaklayakan, dan mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan.
Semangat dan Kesungguhan
Alangkah hebatnya semangat dan kesungguh-sungguhan yang mewarnai permohonannya! Tangan iman
diulurkan ke atas untuk merangkul janji-janji Yang Mahakuasa yang tak pernah gagal. Jiwanya bergumul dalam
penderitaan mendalam. Dan ia memiliki bukti bahwa doanya didengar. Ia menyadari bahwa kemenangan ada
padanya. Jika sebagai suatu umat kita mau berdoa seperti Daniel, bergumul seperti dia, merendahkan diri kita di
hadapan Allah, kita pasti mengetahui tanda jawaban terhadap doa dan permohonan kita seperti jaminan yang
diberikan kepada Daniel. Dengarlah bagaimana ia mengajukan kasusnya ke takhta surga: HD 45.1
“Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mataku dan lihatlah kebinasaan kami dan kota
yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan
berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah!
Ya, Tuhan, ampunilah! Ya, Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau
sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan namaMu” (ayat 18, 19). HD 45.2
Hamba Allah ini berdoa untuk memperoleh berkat-berkat surga bagi umatnya dan untuk pengertian yang
lebih jelas akan kehendak Ilahi. Beban hatinya adalah untuk bangsa Israel yang tidak memelihara hukum Allah
dengan setepat-tepatnya. Ia mengakui bahwa segala kesusahan yang telah menimpa mereka adalah akibat
pelanggaran hukum yang suci itu. Ia berkata , “Kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik.... Oleh karena
dosa kami dan karena kesalahan nenek moyang kami, maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi
semua orang yang di sekeliling kami” (ayat 15, 16). Orang-orang Yahudi telah kehilangan keistimewaan mereka,
tabiat yang suci sebagai umat pilihan Allah. “Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan
permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri”
(ayat 17). Hati Daniel sangat merindukan Bait Allah yang telah menjadi sunyi senyap. Ia tahu bahwa
kesejahteraannya dapat pulih bila bangsa Israel bertobat dari pelanggaran hukum Allah, lalu merendahkan hati,
setia dan menurut. 
Jurukabar Surga
Sementara Daniel terus berdoa, Malaikat Gabriel bergegas turun dari takhta surga, menyampaikan
kepadanya bahwa permohonan dan doanya telah didengar dan dijawab. Malaikat yang perkasa ini telah
ditugaskan untuk memberikan kepadanya kecakapan dan pengertian—untuk menyingkapkan di hadapannya
rahasia masa mendatang. Dengan demikian, karena sungguh-sungguh mau mencari dan memahami kebenaran,
akhirnya utusan surga pun mendatangi Daniel. HD 46.1
Menjawab permohonannya, Daniel bukan hanya menerima terang dan kebenaran yang ia dan umatnya
sangat butuhkan tetapi juga suatu penglihatan tentang peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi, bahkan
tentang kedatangan Sang Penebus dunia. Mereka yang mengaku suci, tetapi tidak mempunyai kerinduan untuk
menyelidiki Kitab Suci atau bergumul dengan Allah di dalam doa untuk mengetahui dengan jelas kebenaran
Kitab Suci, sesungguhnya tidak mengerti apa sebenarnya penyucian itu. HD 46.2
Daniel berbicara dengan Allah. Surga terbuka di hadapannya. Tetapi kehormatan besar yang diberikan
kepadanya adalah hasil dari kerendahan hati dan kesungguh-sungguhan mencari Dia. Semua orang yang
dengan segenap hati mempercayai firman Tuhan akan lapar dan haus untuk mengetahui kehendak-Nya.
Allahlah sumber kebenaran. Ia menerangi kegelapan pengertian dan menganugerahkan kepada pikiran manusia
kuasa untuk mengerti dan memahami kebenaran yang telah dinyatakan-Nya.
Mencari Khidmat dari Allah
Dalam kesempatan yang baru digambarkan tadi, Malaikat Gabriel menyampaikan kepada Daniel segala
petunjuk yang sanggup diterimanya. Namun beberapa tahun kemudian nabi yang ingin lebih banyak mengetahui
itu belum mendapat keterangan yang lengkap, dan sekali lagi ia merendahkan diri untuk memperoleh terang dan
hikmat dari Allah. “Pada waktu itu aku, berkabung tiga pekan penuh: makanan yang sedap tidak kumakan,
daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai tiga pekan penuh.... Kuangkat
mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain linen dan berikat pinggang emas dari ufas.
Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala,
lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak” (Dan
10:2-6). HD 47.1
Penglihatan ini sama dengan yang diberikan kepada Yohanes ketika Kristus dinyatakan kepadanya di Pulau
Patmos. Rupa orangnya tidak berbeda dari Anak Allah yang diperlihatkan kepada Daniel. Tuhan kita datang
dengan malaikat surga lainnya untuk mengajar Daniel apa yang akan terjadi pada hari-hari terakhir. HD 47.2
Kebenaran-kebenaran agung dinyatakan oleh Sang Penebus dunia diperuntukkan bagi mereka yang
mencari kebenaran seperti harta tersembunyi. Daniel sudah lanjut usia. Kehidupannya telah dilewatkan di
tengah-tengah istana kafir yang luar biasa, pikirannya dibebani dengan berbagai peristiwa yang terjadi dalam
kerajaan besar itu. Namun ia berpaling sejenak dari semua itu untuk menghadapkan penderitaan jiwanya di
hadapan Allah, dan mencari pengetahuan tentang maksud-maksud Yang Mahatinggi. Dan menjawab
permohonannya, terang dari surga diberikan bagi mereka yang hidup pada hari-hari terakhir. Karena itu, sudah
seharusnya kita dengan segala kesungguhan hati mencari Allah, agar Ia boleh membuka pengertian kita untuk
memahami kebenaran yang diberikan dari surga. HD 47.3
“Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak
melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersem-bunyi.... Hilanglah
kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku” (ayat 7, 8). Semua orang yang
benar-benar disucikan akan memperoleh pengalaman yang sama. Makin jelas penglihatan mereka tentang
kebesaran, kemuliaan dan kesempurnaan Kristus, makin jelas pula mereka akan melihat kelemahan dan
ketidaksempurnaan mereka. Mereka tidak akan cenderung untuk mengaku mempunyai tabiat yang tidak
berdosa; yang tampaknya benar menurut pertimbangan mereka tetapi bila dibandingkan dengan kesucian dan
kemuliaan Kristus, hanya akan terlihat tidak layak dan penuh cacat cela. Itulah yang terjadi bila manusia terpisah
dari Allah, bila mereka mempunyai pandangan yang sangat samar-samar tentang Kristus, sehingga mereka
boleh berkata, “Saya tidak berdosa; saya suci.”
Kembali Malaikat Gabriel menampakkan diri kepada nabi itu, demikianlah dikatakannya kepadanya: “Daniel,
engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu sebab
sekarang aku diutus kepadamu. Ketika hal itu dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar Lalu
katanya kepadaku: Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau
berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang karena
perkataanmu itu” (ayat 11, 12).

Kehormatan Besar kepada Daniel


Alangkah besarnya kemuliaan dan hormat yang dinyatakan oleh Yang Mahakuasa kepada Daniel! Ia
menghibur hamba-Nya yang gemetar itu, dan meyakinkan dia bahwa doanya telah didengar surga. Untuk
menjawab permohonan yang bersemangat itu, Malaikat Gabriel diutus untuk mempengaruhi hati raja Persia.
Raja menolak pengaruh Roh Allah selama tiga pekan ketika Daniel berpuasa dan berdoa, tetapi Penghulu
Balatentara surga, Penghulu Malaikat, Mikhael, diutus untuk membalikkan hati raja yang keras kepala itu agar
mengambil keputusan yang menentukan untuk menjawab doa Daniel. HD 48.3
“Ketika dikatakannya hal ini kepadaku, kutundukkan mukaku ke tanah dan aku terkelu. Tetapi sesuatu yang
menyerupai manusia menyentuh bibirku,... Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut sejahteralah engkau,
jadilah kuat, ya jadilah kuat! Sementara ia berbicara kembali aku merasa takut dan berkata: Berbicaralah kiranya
Tuanku, sebab Engkau telah memberikan aku kekuatan” (ayat 15-19). Begitu besar kemuliaan Ilahi yang
dinyatakan kepada Daniel sehingga ia tak dapat menahan cahaya kemuliaan itu. Kemudian jurukabar surga itu
menudungi terang hadirat-Nya dan tampak kepada nabi itu seperti “sesuatu yang menyerupai manusia” (ayat
16). Dengan kuasa Keilahian-Nya, Ia menguatkan orang yang setia dan patuh ini, untuk mendengarkan
pekabaran yang disampaikan Allah kepadanya. HD 49.1
Daniel adalah seorang hamba Yang Mahakuasa yang penuh penyerahan. Umurnya yang panjang itu diisi
dengan pelayanan yang penuh kebajikan kepada Tuannya. Kesucian tabiatnya dan keteguhan hati yang tak
tergoyahkan hanya bisa disamakan de-ngan kerendahan hati dan penyesalannya di hadapan Allah. Kita ulangi,
Kehidupan Daniel adalah suatu contoh yang diilhamkan tentang penyucian sejati.
Pasal 7 - Tabiat Yohanes
RASUL YOHANES lebih istimewa dari saudara-saudara-nya sebagai “murid yang dikasihi Yesus.”
Sementara da-lam tabiat tak sedikit pun dia pengecut, lemah atau bimbang, lagi pula dia memiliki sifat ramah,
hati yang baik dan kasih. Tampaknya dia sangat menyenangi persahabatan dengan Kristus, dan menerima
banyak tanda keyakinan dan kasih Juruselamat itu. Dialah salah seorang dari tiga murid yang diizinkan
menyaksikan kemuliaan Kristus di atas gunung kemuliaan dan penderi-taan-Nya di Getsemani; dan kepada
Yohanes jugalah Tuhan kita mempercayakan ibu-Nya pada saat-saat terakhir penderitaan-Nya di kayu salib. HD
50.1
Kasih sayang Juruselamat kepada murid-Nya ini telah membuahkan dedikasi yang teguh dan sungguh-
sungguh. Yohanes berpaut kepada Kristus seperti carang anggur bergantung pada pokoknya yang kukuh. Demi
Tuhan-Nya, ia berani ke ruang pengadilan, dan tak beranjak dari salib itu; dan setelah tersiar kabar bahwa
Kristus telah bangkit, ia bergegas ke kubur dengan semangat yang tak terbendung bahkan mendahului Petrus
yang menggebu-gebu itu. HD 50.2
Kasih Yohanes kepada Gurunya bukan sekadar persahabatan manusia, tetapi merupakan kasih dari seorang
yang bertobat, yang merasa bahwa ia telah ditebus oleh darah Kristus. Ia menganggap bahwa bekerja dan
menderita karena melayani Tuhannya merupakan kehormatan yang tertinggi. Kasihnya kepada Yesus menuntun
dia untuk mengasihi semua orang yang untuknya Kristus telah mati. Ia menandaskan bahwa kasih kepada Allah
akan dinyatakan dalam kasih kepada anak-anak-Nya. Berulangkali terdengar ia mengatakan, “Saudara-saudara
yang kekasih, jika Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi” (1 Yoh 4:11). ‘’Kita
mengasihi, karena Allah lebih dulu mengasihi kita. Jika seorang berkata: “Aku mengasihi Allah, dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (ayat 19, 20). Kehidupan sang rasul sungguh selaras dengan
ajarannya. Kasih yang membara dalam hatinya untuk Kristus, menuntun dia untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh, tak kenal lelah bagi sesamanya, khusus bagi saudara-saudaranya di dalam gereja Kristen. Ia seorang
pengkhotbah yang berkuasa, bersemangat, dan sangat bersungguh-sungguh, dan perkataannya mengandung
keyakinan penuh. 
Ciptaan Baru melalui Kasih Karunia
Kasih yang penuh iman dan penyerahan yang tidak mementingkan diri yang terpantul dalam kehidupan dan
tabiat Yohanes memberikan pelajaran yang tak ternilai bagi gereja Kristen. Sebagian orang menganggap kasih
ini dari dirinya sendiri terlepas karunia Ilahi; padahal secara alamiah Yohanes memiliki tabiat yang sangat buruk;
ia angkuh dan berambisi, dan cepat tersinggung dan menyakiti. HD 51.1
Semangat dan dalamnya kasih sayang Yohanes terhadap Tuannya bukanlah penyebab kasih Kristus
kepadanya, melainkan karena pengaruh kasih itu. Yohanes rindu menjadi seperti Yesus, dan karena pengaruh
kasih Kristus yang mengubahkan, ia menjadi lemah lembut dan rendah hati. Diri tersembunyi di dalam Yesus. Ia
begitu menyatu kepada Pokok Anggur yang Hidup itu, sehingga turut mengambil bagian dari sifat Ilahi. Seperti
itulah yang selalu dihasilkan persekutuan dengan Kristus. Inilah penyucian sejati. HD 51.2
Mungkin ada saja cacat dalam tabiat seseorang; namun bila ia benar-benar menjadi murid Yesus, kuasa
kasih karunia Ilahi akan menjadikan dia ciptaan baru. Kasih Kristus mengubah, dan menyucikan dia. Tetapi bila
orang-orang mengaku diri Kristen, padahal agama mereka tidak menjadikannya pria dan wanita yang lebih baik
dalam segala urusan kehidupan-wakil-wakil Kristus yang hidup dalam sikap dan tabiat--mereka sama sekali
bukan milik-Nya. 
Pelajaran dalam Pembentukan Tabiat
Suatu saat, Yohanes terlibat dalam suatu pertengkaran dengan beberapa saudaranya tentang siapakah di
antara mereka yang terbesar. Mereka tidak ingin perbincangan itu sampai ke telinga Sang Guru, tetapi Yesus
membaca hati mereka, dan mencari kesempatan untuk memberikan suatu pelajaran kerendahan hati kepada
murid-murid-Nya. Ini dituliskan bukan hanya untuk kelompok kecil yang mendengarkan perkataan-Nya, tetapi
juga untuk keuntungan para pengikut-Nya pada akhir zaman. “Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas
murid itu. Kata-Nya kepada mereka: Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35). HD 52.1
Orang-orang yang memiliki Roh Kristus tidak akan berambisi untuk menduduki suatu kedudukan melebihi
saudara-saudaranya. Justru orang-orang yang merasa kecil pada pemandangannya sendirilah yang akan
diperhitungkan besar pada pemandangan Allah. “Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak-anak itu dan berkata kepada mereka:
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa
menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku” (ayat 36, 37). HD 52.2
Betapa suatu pelajaran berharga bagi semua pengikut Kristus! Mereka yang melupakan kewajiban hidup
yang terbentang pada jalan mereka, yang mengabaikan kemurahan dan kebaikan, ke-sopanan dan kasih,
bahkan kepada anak kecil sekalipun, berarti mengabaikan Kristus. Yohanes merasakan kuasa pelajaran ini dan
mendapatkan manfaat dari padanya. HD 52.3
Pada peristiwa lain Yakobus, saudaranya, dan ia sendiri telah melihat seorang mengusir Setan dengan nama
Yesus, tetapi karena orang itu belum termasuk kepada kelompok mereka, mereka menyimpulkan bahwa ia tidak
berhak melakukan pekerjaan ini, dan karena itu mereka melarang dia. Dalam ketulusan hatinya Yohanes
menceritakan hal ini kepada Gurunya. Kata Yesus, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang
telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan
kita, ia ada di pihak kita” (ayat 39, 40). 
Pada peristiwa lain, Yakobus dan Yohanes menyampaikan permintaan melalui ibu mereka, agar mereka
boleh diizinkan menduduki jabatan tertinggi dalam kemuliaan kerajaan Kristus. Juruselamat menjawab, “Kamu
tidak tahu apa yang kamu minta” (Mrk 10:38). Betapa banyak kita yang hanya memahami sedikit makna doa!
Yesus mengetahui pengorbanan yang tak terbatas yang olehnya kemuliaan harus dibeli, ketika Dia, “membawa
iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib” (Ibr 12:2).
Kebahagiaan itu ialah bila melihat jiwa-jiwa diselamatkan oleh kerendahan hati-Nya, penderitaan-Nya dan
pencurahan darah-Nya. HD 53.2
Inilah kemuliaan yang pasti diterima Kristus, dan yang telah diminta oleh kedua murid itu agar mereka
diizinkan untuk mem-perolehnya. Yesus bertanya kepada mereka, “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus
Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima? Jawab mereka: Kami dapat” (Mrk 10:38, 39). HD
53.3
Betapa kecilnya pemahaman mereka terhadap maksud baptisan itu! “Yesus berkata kepada mereka:
memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis de-ngan baptisan yang harus
Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu
akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan” (ayat 39, 40).
Kesombongan dan Ambisi Ditegur
Yesus mengerti motivasi yang mendasari permohonan itu, sehingga Dia menegur ambisi dan kesombongan
kedua murid-Nya. “Kamu tahu bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi, dan pembe-sar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah
demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, dan barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak
orang” (ayat 42-45). HD 54.1
Dalam suatu peristiwa, Kristus mengirim utusan-utusan-Nya ke sebuah perkampungan Samaria, meminta
orang-orang di situ menyediakan tempat beristirahat bagi Dia dan murid-murid-Nya. Tetapi ketika Juruselamat
tiba di kota, tampaknya Ia hendak lewat terus menuju Yerusalem. Ini menimbulkan kebencian pada orang
Samaria, dan gantinya mengirim utusan untuk mengundang atau mendesak Dia agar singgah pada mereka,
mereka menahan peng-hormatan yang seharusnya mereka berikan kepada orang yang dalam perjalanan jauh.
Yesus tidak pernah memaksakan kehadiran-Nya kepada siapa saja, sehingga orang Samaria kehilangan berkat
yang seharusnya mereka peroleh sekiranya mereka mengajak Dia menjadi tamu mereka. HD 54.2
Mungkin kita merasa heran akan perlakuan yang kurang sopan terhadap Penguasa alam semesta ini, tetapi
betapa sering kita yang mengaku pengikut-pengikut Kristus melakukan kesalahan yang sama. Apakah kita
mendesak Yesus untuk tinggal di hati dan di rumah tangga kita? Ia penuh kasih, kemurahan, berkat dan siap
sedia mengaruniakan pemberian-Nya kepada kita; tetapi seperti orang-orang Samaria, kita sering merasa puas
tanpa semuanya itu. HD 54.3
Murid-murid tahu maksud Kristus untuk membahagiakan orang-orang Samaria dengan hadirat-Nya; dan
ketika mereka melihat sikap dingin, cemburu, dan kurang hormat yang ditunjukkan kepada Guru mereka, mereka
jadi heran dan marah. Yakobus dan Yohanes sangat terusik. Bahwa Dia yang sangat mereka hormati
diperlakukan demikian, tampak kepada mereka sebagai suatu kejahatan yang terlalu besar untuk dimaafkan
tanpa hukuman langsung. Dengan semangat mereka berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami
menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Luk 9:54), menunjuk kepada kebinasaan
panglima Siria dan pasukannya ketika diutus untuk menangkap Nabi Elia. 
Yesus menegur murid-murid-Nya dengan berkata, “Kamu tidak tahu roh apakah yang kamu miliki. Karena
Anak manusia tidak datang untuk membinasakan, melainkan menyelamatkan mereka” (ayat 55, 56). Yohanes
dan murid-murid yang lain berada dalam sekolah di mana Kristus adalah gurunya. Mereka yang sedia melihat
kekurangan-kekurangan mereka, dan ingin memperbaiki tabiat mereka, memiliki banyak kesempatan. Yohanes
menyimpan setiap pelajaran ini dan senantiasa berusaha menyesuaikan hidupnya dengan Pola Ilahi. HD 55.1
Pelajaran-pelajaran Yesus, menetapkan kelemahlembutan, kerendahan hati, dan kasih sebagai unsur
penting dalam pertumbuhan dalam kasih karunia, dan-kelayakan kerja, merupakan nilai yang tertinggi bagi
Yohanes. Pelajaran-pelajaran ini ditujukan kepada kita secara pribadi dan sebagai saudara bersaudara dalam
jemaat, sama seperti kepada murid-murid Kristus yang pertama. 
Yohanes dan Yudas
Suatu pelajaran penting dapat dipetik dari perbedaan yang nyata di antara tabiat Yohanes dan Yudas.
Yohanes adalah suatu contoh yang hidup dari hal penyucian. Di lain pihak, Yudas kelihatan memiliki suatu
bentuk kesalehan, sementara tabiatnya lebih bersifat Setan ketimbang bersifat Ilahi. Dalam perkataan dia
mengaku murid Kristus, tetapi dalam perbuatan dia menyang-kal-Nya. HD 55.3
Yudas mempunyai kesempatan berharga yang sama dengan Yohanes untuk mempelajari dan meniru Pola
itu. Ia mendengar pelajaran Kristus, dan tabiatnya mungkin telah diubah kasih karunia Ilahi. Tetapi sementara
Yohanes dengan sungguh-sungguh memerangi kesalahan-kesalahannya dan berusaha menyatu dengan
Kristus, Yudas menentang hati nuraninya, menyerah kepada pencobaan, dan mengikatkan dirinya kepada
kebiasaan-kebiasaan tidak jujur yang akan mengubahnya menyerupai citra Setan. HD 56.1
Kedua murid ini melambangkan dunia Kristen. Semua mengaku pengikut Kristus, tetapi sementara suatu
golongan berjalan dengan kerendahan hati dan kesabaran, belajar dari Yesus, golongan yang satu lagi
menunjukkan bahwa mereka bukanlah pelaku firman, tetapi hanya pendengar. Satu golongan disucikan oleh
kebenaran; segolongan lagi tidak mengetahui apa-apa tentang kuasa yang mengubah dari kasih karunia Ilahi.
Golongan yang pertama setiap hari mati terhadap diri dan mengalahkan dosa. Golongan kedua memanjakan
nafsu mereka sendiri dan menjadi hamba-hamba Setan.

Pasal 8 - Pelayanan Yohanes


RASUL YOHANES melewatkan masa mudanya dalam ma-syarakat nelayan yang tidak berpendidikan di
Galilea. Ia tidak mengenyam pendidikan; tetapi oleh bersekutu dengan Kristus, Guru Besar itu, dia memperoleh
pendidikan tertinggi yang dapat diterima manusia fana. Dengan keinginan yang besar ia meneguk dari Sumber
air hikmat, dan kemudian berusaha menuntun orang lain kepada Sumber “yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal” (Y.oh 4:14). Kesederhanaan perkataannya, kuasa mengagungkan kebenaran-
kebenaran yang diucapkannya, dan kerohanian yang bersemangat yang menjadi ciri pengajarannya, membuka
jalan masuk baginya kepada semua golongan. Namun demikian, orang-orang percaya sekalipun tidak sanggup
memahami sepenuhnya rahasia kebenaran suci Ilahi yang disingkapkan dalam pembicaraannya. Tampaknya dia
tetap diilhami oleh Roh Kudus. Ia berupaya membawa pikiran-pikiran orang banyak untuk memahami yang tiada
kelihatan. Hikmat yang diucapkannya, menyebabkan perkataannya jatuh bagaikan embun, melembutkan dan
menaklukkan jiwa. HD 57.1
Setelah kenaikan Kristus, Yohanes berdiri teguh dengan setia, bekerja dengan semangat bagi Gurunya.
Dengan rekan-rekannya yang lain ia menikmati kecurahan Roh pada hari Pentakosta, dan dengan semangat
dan kuasa yang segar ia terus berbicara kepada orang banyak tentang firman kehidupan. Ia diancam dengan
hukuman penjara dan kematian, tetapi ia tidak takut. HD 57.2
Banyak orang dari berbagai golongan datang untuk mendengarkan khotbah para rasul itu, dan disembuhkan
dari penyakit mereka melalui nama Yesus, nama yang begitu dibenci di kalangan orang Yahudi. Para imam dan
penguasa sangat gigih menentangnya ketika melihat orang sakit disembuhkan dan Yesus ditinggikan sebagai
Raja kehidupan. Mereka takut bahwa seluruh dunia jadi percaya kepada-Nya, lalu akan mengecam mereka
karena membunuh Tabib yang Berkuasa itu. Tetapi makin besar usaha mereka untuk menghentikan kehebohan
ini, makin banyak pula orang yang percaya kepada-Nya lalu berpaling dari ajaran para rabi dan orang Farisi.
Mereka jadi naik pitam, lalu menang-kap Petrus dan Yohanes, menjebloskan mereka ke dalam penjara umum.
Tetapi pada tengah malam, malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara, membawa mereka keluar sambil
berkata, “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritahukanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak” (Kis
5:20). HD 57.3
Dengan kesungguhan yang tak tergoyahkan, Yohanes menyaksikan Tuhannya dalam setiap situasi yang
memungkinkan. Ia melihat bahwa saat-saat itu penuh bahaya bagi gereja. Penipu-an Setan sedang menyebar ke
mana-mana. Pikiran orang banyak diombang-ambingkan oleh keraguan dan ajaran menipu yang simpang siur.
Sebagian orang yang berpura-pura setia kepada pekerjaan Allah adalah penipu. Mereka menolak Kristus dan
InjilNya, dan sedang menyebarkan ajaran-ajaran agama yang menyimpang dan menyesatkan, serta hidup dalam
pelanggaran hukum Ilahi. 
Tema Kesukaan Yohanes
Tema kesenangan Yohanes ialah kasih Kristus yang tak terbatas. Ia percaya kepada Allah seperti seorang
anak yang percaya kepada seorang ayah yang baik dan lemah-lembut. Ia mengerti tabiat dan pekerjaan Yesus;
dan ketika ia melihat saudara-saudaranya orang Yahudi mencari-cari jalan mereka tanpa seberkas sinar
Matahari Kebenaran untuk menerangi jalan mereka, ia rindu menghadapkan kepada mereka Kristus, Terang
dunia itu. HD 58.2
Rasul yang setia itu melihat bahwa kebutaan, kesombongan, ketakhyulan dan kebodohan mereka terhadap
Kitab Suci telah membuat belenggu bagi jiwa mereka yang tidak akan pernah putus. Prasangka dan kebencian
yang mereka pertahankan dengan degilnya terhadap Kristus membawa kehancuran mereka sebagai suatu
bangsa dan menghancurkan pengharapan mereka akan hidup yang kekal. Namun Yohanes tak henti-hentinya
menghadapkan Kristus kepada mereka sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Bukti bahwa Yesus dari
Nazaret itu adalah Mesias de-mikian jelasnya sehingga Yohanes menyatakan bahwa tak seorang pun perlu
berjalan dalam kegelapan kesalahan manakala terang seperti itu disodorkan kepadanya. 
Susah oleh Kesalahan yang Meracuni
Yohanes hidup untuk melihat Injil Kristus disebarluaskan di tempat jauh dan dekat, dan ribuan orang senang
menerima ajarannya. Tetapi hatinya susah karena dia tahu ada kesalahan yang meracuni menyelinap ke dalam
jemaat. Sebagian orang yang menerima Kristus menyatakan bahwa kasih-Nya membebaskan mereka dari
penurutan kepada hukum Allah. Pada pihak lain, banyak orang mengajarkan bahwa aturan-aturan dan ketentuan
hukum harus dipelihara, bersama-sama dengan semua adat kebiasaan dan tata upacara Yahudi, dan ini telah
cukup untuk keselamatan, tanpa darah Kristus. Mereka beranggapan bahwa Yesus adalah seorang yang baik,
seperti para rasul, tetapi menolak keilahian-Nya. Yohanes melihat bahaya-bahaya ke mana gereja akan hanyut
sekiranya mereka menerima pendapat-pendapat ini, dan dia menghadapinya dengan tangkas dan tegas. Ia
menulis kepada penolong yang paling dihormati, seorang perempuan yang memiliki reputasi yang baik dan
berpengaruh luas. HD 59.2
“Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus
Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. Waspadalah, supaya kamu jangan
kehilangan apa yang telah kamu kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upah sepenuhnya. Setiap orang
yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah.
Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. Jika seorang datang kepadamu dan ia
tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam
kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat”
(2 Yoh 7:11). HD 59.3
Bukan tanpa hambatan besar Yohanes melaksanakan pekerjaannya. Setan tidak berdiam diri. Ia
mempengaruhi orang-orang jahat untuk segera mengakhiri hidup hamba Allah ini, tetapi malaikat-malaikat suci
melindungi dia dari marabahaya. Yohanes harus berdiri sebagai saksi Kristus yang setia. Gereja yang ada dalam
bahaya memerlukan kesaksiannya. 
Oleh penyalahtafsiran dan dusta wakil Setan berusaha mengadakan perlawanan terhadap Yohanes dan doktrin
tentang Kristus. Akibatnya jemaat berada dalam bahaya perpecahan dan bidat. Namun Yohanes menghadapi
bahaya ini tanpa gentar. Ia menghambat jalan musuh-musuh kebenaran. Ia menulis dan menasihati agar para
pemimpin bidat ini jangan diberi kesempatan sedikit pun. Sekarang ini kejahatan-kejahatan yang sama dengan
kejahatan yang mengancam gereja mula-mula, sehingga petunjuk rasul terhadap masalah ini harus diperhatikan
dengan cermat. “Kamu harus berbelas kasihan,” adalah seruan yang terdengar di mana-mana, khususnya dari
mereka yang mengaku diri suci. Tetapi belas kasihan terlalu suci untuk menutupi satu dosa yang tidak diakui.
Ajaran Yohanes penting bagi mereka yang hidup di tengah-tengah kebinasaan akhir zaman. Ia telah sungguh-
sungguh terikat dengan Kristus, dan telah mendengar ajaran-Nya, serta menyaksikan mukjizat-mukjizat-Nya
yang besar. Ia memberikan kesaksian yang meyakinkan, yang membuat dusta musuh-mu-suh-Nya tak berdaya

Tidak Kompromi dengan Dosa


Yohanes menikmati berkat dari penyucian yang benar. Tetapi perhatikan, rasul itu tidak menyatakan bahwa
ia tak berdosa; ia mencari kesempurnaan dengan berjalan dalam terang Allah. Ia menyaksikan bahwa orang-
orang yang mengaku mengenal Allah tetapi melanggar hukum Ilahi, menyangkal pengakuannya. “Ba-rangsiapa
berkata: Aku kenal Dia, tetapi ia tidak menurut perin-tah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak
ada kebenaran” (1 Yoh 2:4). Di abad yang menyombongkan kebebasan ini kata-kata ini akan dicap sebagai
kefanatikan. Tetapi rasul itu mengajarkan sementara kita harus menghidupkan sopan santun Kristen, kita diberi
wewenang untuk menyebut dosa dan orang berdosa dengan nama yang sebenarnya—ini sesuai dengan kasih
yang benar. Sementara kita harus mengasihi jiwa yang baginya Kristus telah mati, dan bekerja demi
keselamatan mereka, kita tidak boleh berkompromi dengan dosa. Kita tidak boleh bersekutu dengan para
pemberontak, dan menyebutnya kasih. Allah menuntut umat-Nya di dunia pada zaman ini supaya berdiri seperti
Yohanes pada zamannya, tak tergoyahkan demi kebenaran, untuk menentang kesalahan-kesalahan yang
menghancurkan jiwa. 
Tak Ada Penyucian tanpa Penurutan
Saya telah bertemu dengan orang-orang yang mengaku hidup tanpa dosa. Tetapi bila diuji dengan firman
Allah, orang-orang ini didapati secara terang-terangan melanggar hukum-Nya yang suci. Bukti-bukti yang paling
nyata dari kekekalan dan tuntutan yang mengikat dari hukum keempat, gagal menggugah kata hati mereka.
Mereka tidak dapat menyangkal tuntutan Allah, tetapi berani memaafkan diri sendiri dalam melanggar Sabat.
Mereka mengaku suci, dan melayani Allah sepanjang pekan. Banyak orang hidupnya baik-baik, kata mereka,
tidak memelihara hari Sabat. Jika orang telah disucikan, mereka tidak lagi di bawah pehukuman walaupun
mereka tidak memeliharanya. Allah begitu murah hati untuk menghukum mereka karena tidak memelihara hari
ketujuh. Mereka akan dianggap ganjil di antara orang banyak sekiranya mereka menyucikan Sabat, dan tidak
akan berpengaruh di dunia. Dan mereka harus tunduk kepada penguasa yang ada. HD 61.2
Seorang wanita di New Hampshire memberi kesaksiannya dalam suatu kumpulan umum, bahwa kasih Allah
menguasai hatinya, dan ia sepenuhnya milik Tuhan. Kemudian ia mengungkapkan keyakinannya bahwa orang-
orang ini berbuat banyak kebajikan untuk menggugah orang-orang berdosa melihat bahaya mereka.
Dikatakannya, “Sabat yang dinyatakan orang ini kepada kita adalah satu-satunya Sabat Kitab Suci”; dan
kemudian menyatakan bahwa pikirannya sangat dipengaruhi oleh pelajaran ini. Dia melihat kesukaran besar di
hadapannya, yang harus dia hadapi jika dia menyucikan hari ketujuh. Keesokannya ia datang lagi ke kumpulan
itu dan kembali memberi kesaksiannya, katanya ia telah bertanya kepada Tuhan apakah ia harus memelihara
hari Sabat, dan Dia katakan kepadanya bahwa ia tidak perlu memelihara hari Sabat. Sekarang dia tidak lagi
memikirkan masalah itu. Kemudian ia memberikan suatu nasihat yang paling menggugah bagi hati semua orang,
yaitu supaya mencari kesempurnaan kasih Yesus, di mana tidak ada lagi pehukuman jiwa. HD 62.1
Wanita ini tidak memiliki penyucian sejati. Bukan Allah yang mengatakan bahwa dia dapat suci walaupun
hidup dalam pelanggaran terhadap salah satu dari hukum-hukumnya yang jelas. Hukum Allah adalah suci, dan
tak seorang pun boleh melanggarnya dan bebas dari hukuman. Dia yang mengatakan kepadanya bahwa ia
boleh terus melanggar hukum Allah dan hidup tanpa dosa ialah raja kegelapan--oknum yang sama yang
mengatakan kepada Hawa, melalui sang ular, “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kej 3:4). Hawa membodohi
dirinya dengan berkata bahwa Allah terlalu baik untuk menghukum dia karena melanggar hukum-hukum-Nya.
Pemikiran sesat yang sama diajukan oleh banyak orang untuk memaafkan pelanggaran mereka terhadap hukum
keempat. Mereka yang memiliki Kristus dalam pikirannya akan memelihara semua hukum Allah, dalam keadaan
apa pun. Penguasa surga berkata, “Aku telah menuruti perintah Bapa-Ku” (Yoh 15:10). 
Adam dan Hawa tega hati melanggar tuntutan-tuntutan Tuhan, dan akibat dosa mereka yang mengerikan itu
seharusnya sudah satu amaran kepada kita agar tidak mengikuti contoh pelanggaran mereka. Kristus berdoa
untuk murid-murid-Nya dengan kata-kata berikut ini: “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah
kebenaran” (Yoh 17:17). Tak ada penyucian sejati kecuali melalui penurutan kepada kebenaran. Barangsiapa
yang mengasihi Allah dengan segenap hati akan mengasihi juga hukum-hukum-Nya. Penyucian hati sesuai
dengan peraturan-peraturan hukum Allah; karena hukum-hukum itu suci, adil dan benar.

Allah tidak Pernah Berubah


Tabiat Allah tidak pernah berubah. Ia adalah Allah yang cemburuan seperti ketika Ia memberikan hukum-Nya
di atas Gunung Sinai dan menuliskan sendiri dengan jari-Nya di atas loh batu. Mereka yang menginjak-injak
hukum Allah yang suci mungkin berkata, “Aku suci”; tetapi untuk benar-benar suci dan mengaku suci, adalah dua
hal yang berbeda. HD 63.2
Perjanjian Baru tidak mengubah hukum Allah. Kesucian hari Sabat dalam hukum keempat berdiri teguh
seperti takhta Yahwe. Yohanes menulis: “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah, sebab dosa
ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus
segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang ada di dalam Dia, tidak berbuat
dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia” (1 Yoh 3:4-6). Kita
berhak mengatakan hal yang sama sebagaimana murid yang kekasih itu terhadap mereka yang mengaku tinggal
di dalam Kristus, hidup suci, tetapi hidup dalam pelanggaran kepada hukum Allah. Kita harus
menghadapi golongan seperti ini sebagaimana dia menghadapinya. Ia berkata, “Anak-anakku, janganlah
membiarkan seorang pun menyesatkan kamu, Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti
Kristus adalah benar, barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari
mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis
itu” (ayat 7, 8). Di sini rasul itu bicara dengan jelas, saat mana dia pikir hal itu diperlukan, HD 63.3
Surat-surat kiriman Yohanes bernapaskan roh kasih. Tetapi manakala dia berhadapan dengan golongan
yang melanggar hukum Allah namun mengaku bahwa mereka hidup tanpa dosa, ia tidak ragu-ragu
mengamarkan mereka dari penipuan mereka yang menakutkan itu. “Jika kita katakan bahwa kita beroleh
persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan
kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu menyucikan kita dari segala dosa. Jika
kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat
Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita” (1 Yoh 1:6-10). 

Pasal 9 - Yohanes Di Pengasingan


SUKSES LUAR BIASA penyampaian berita Injil oleh rasul-rasul dan para pekerja lainnya telah menambah
kebencian hati musuh-musuh Kristus. Mereka mencari setiap upaya untuk menghalangi kemajuan itu, dan
akhirnya berhasil memperoleh kuasa kaisar Roma menentang orang-orang Kristen. Penganiayaan mengerikan
pun terjadi, di mana banyak pengikut Kristus mati dibunuh. Kini Rasul Yohanes sudah lanjut usia, namun dengan
keberhasilan dan semangat yang berapi-api ia terus mengkhotbahkan doktrin tentang Kristus. Ia mempunyai
kuasa bersaksi, yang tak dapat dihalangi oleh musuh-musuhnya, dan itu sangat menguatkan saudara-
saudaranya. HD 65.1
Ketika tampaknya iman orang-orang Kristen menjadi goyah di bawah pertentangan hebat yang harus mereka
hadapi, rasul itu akan mengulangi dengan fasih, dengan kuasa dan kemuliaan yang besar, “Apa yang telah ada
sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan
yang telah kami raba dengan tangan kami-tentang Firman hidup;... dan kami telah melihatnya dan sekarang
kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan
yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan
kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah dengan
Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (1 Yoh 1:1-3). HD 65.2
Kebencian luar biasa timbul terhadap Yohanes karena kesediaannya yang tak tergoyahkan kepada
pekerjaan Kristus. Dialah murid terakhir yang masih hidup, yang memiliki hubungan erat dengan Kristus, dan
musuh-musuhnya bertekad untuk mendiamkan kesaksiannya. Jika hal itu terlaksana, mereka mengira doktrin
tentang Kristus tidak bakal berkembang dan tersebar luas; dan bila dilakukan dengan paksa, dengan segera
pekabarannya akan lenyap dari muka bumi. Karena itu Yohanes dipanggil ke Roma untuk diadili karena
imannya. Pengajarannya disalahartikan. Para saksi dusta menuduh dia sebagai seorang penghasut, yang
secara umum mengajarkan teori-teori yang bisa menggulingkan pemerintahan. HD 65.3
Rasul itu menyatakan imannya dengan jelas dan meyakinkan, dengan kesederhanaan dan jelas sehingga
perkataannya memberikan suatu pengaruh yang berkuasa. Para pendengarnya terheran-heran akan hikmat dan
kefasihannya. Tetapi makin meyakinkan kesaksiannya, makin dalam juga kebencian orang-orang yang
menentang kebenaran itu. Raja menjadi berang dan menghujat nama Allah dan Yesus Kristus. Ia tak dapat
menentang alasan rasul itu, atau menandingi kuasa yang menyertai perkataan kebenaran itu, karena itu dia
memutuskan untuk mendiamkan saksi yang setia itu.
Kesaksian Allah tak Bisa Didiamkan
Di sini kita melihat bagaimana kerasnya hati bila dengan gigih menentang maksud-maksud Allah. Musuh-
musuh gereja bertekad untuk mempertahankan kecongkakan dan kuasa mereka di hadapan orang banyak.
Dengan perintah kaisar, Yohanes diasingkan ke Pulau Patmos, dihukum seperti dikatakan kepada kita, “oleh
karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus” (Why 1:9). Namun musuh-musuh Kristus sama
sekali gagal dalam tujuan mereka untuk mendiamkan saksi-Nya yang setia itu. Dari tempat pembuangannya
datang suara sang rasul, menggema hingga akhir zaman, mengumandangkan kebenaran yang paling
menggetarkan yang pernah disampaikan kepada manusia fana. HD 66.2
Patmos, sebuah pulau berbatu karang di Laut Tengah (Aegea), telah ditetapkan oleh pemerintah Roma
sebagai suatu tempat pembuangan bagi para penjahat. Tetapi bagi hamba Allah tempat sunyi ini ternyata
merupakan pintu gerbang surga. Ia diasingkan dari pemandangan-pemandangan hidup yang sibuk dan dari
tugas-tugas sebagai seorang evangelis, tetapi tidak terbuang dari hadirat Allah. Di tempat tinggalnya yang
terasing itu ia dapat berhubungan dengan Raja di atas segala raja, dan mempelajari lebih dekat manifestasi
kuasa Ilahi pada buku alam serta pada halaman-halaman yang diilhamkan. Ia senang merenungkan pekerjaan
penciptaan yang besar dan mengagumi kuasa dari Sang Arsitek Ilahi itu. Pada tahun-tahun sebelumnya,
pandangan matanya telah dipenuhi dengan bukit-bukit yang lebat dengan pepohonan, lembah-lembah yang
hijau, serta ladang-ladang yang penuh buah-buahan; dan di dalam segala keindahan alam dia ingin mengikuti
khidmat dan keterampilan sang Pencipta. Tetapi kini dia sudah dikelilingi pemandangan yang kepada banyak
orang tampaknya seperti tempat yang sunyi dan tidak menarik. Namun tidak demikian halnya bagi Yohanes. Ia
dapat membaca pelajaran yang sangat penting di pulau karang yang terpencil itu, yaitu rahasia besar yang
dalam dan kemuliaan surgawi. Baginya segala sesuatu itu memberi kesan mendalam tentang kuasa Allah dan
menyatakan kemuliaan-Nya. 
Suara Alam
Sang rasul memandang di sekelilingnya bukti-bukti nyata dari akibat Air Bah, yang memporak-porandakan
bumi karena ulah dan pelanggaran penduduk bumi terhadap hukum Allah. Batu-batu dijungkirbalikkan dari atas
ke bawah oleh pusaran air yang membahana, dalam pikirannya tergambar jelas bencana mengerikan dari murka
Allah yang dicurahkan. HD 67.2
Tetapi sementara segala sesuatu yang mengelilinginya tampak gersang dan tandus, langit biru cerah dan
indah yang berada di atas kepala rasul di Pulau Patmos yang sunyi itu sama cerah dan indahnya dengan langit
di atas kota Yerusalem yang dikasihinya Sekiranya suatu saat seseorang menatap kemuliaan cakrawala pada
waktu malam dan memperhatikan kuasa pekerjaan Allah yang memenuhi angkasa raya, maka terlihatlah suatu
pelajarar tentang kebesaran Sang Pencipta dan kekecilan dirinya. Jika dia sombong dan merasa diri penting
karena kekayaan atau talenta-talenta, atau penampilan pribadinya, biarlah ia keluar pada waktu malam dan
menatap bintang-bintang yang bertebaran di langit, dan belajar membuang keangkuhannya di hadapan hadirat
Yang Mahabesar itu. HD 67.3
Dalam gemuruh air--seruan yang sangat dalam--sang nabi mendengar suara Khalik. Laut goncang dengan
dahsyat oleh angin yang tidak kenal kasihan, menggambarkan kepadanya murka Allah yang geram itu.
Gelombang dahsyat dalam goncangannya yang paling mengerikan, dikendalikan dalam batas-batas yang
ditetapkan oleh tangan yang tidak kelihatan, menyatakan kepada Yohanes suatu kuasa yang tak terbatas
mengendalikan samu-dera raya. Pada sisi lain dia melihat dan merasakan kebodohan makhluk hidup yang
lemah, bagaikan cacing tanah, namun membanggakan hikmat dan kekuatan mereka dan bertekad menentang
Pemerintah semesta alam, seolah-olah Allah sama seperti salah seorang dari mereka sendiri. Betapa buta dan
teganya kecongkakan manusia itu! Satu jam berkat Allah melalui sinar matahari dan hujan ke atas bumi akan
lebih banyak mengubah wajah alam daripada dampak yang dapat dibuat manusia dengan segala kesombongan
pengetahuan dan usahanya yang gigih sepanjang umur hidupnya. HD 68.1
Di sekeliling pulau terpencil di mana ia tinggal, nabi yang diasingkan itu membaca manifestasi kuasa Ilahi,
dan di dalam segala perbuatan alam terdapat persekutuan dengan Allahnya. Dengan kerinduan jiwanya yang
sangat dalam kepada Allah, doa yang sangat sungguh-sungguh, naik ke surga dari Pulau Patmos yang berbatu
karang. Sementara Yohanes menatap pada batu-batu karang itu, ia teringat akan Kristus, batu karang
kekuatannya di mana ia berlindung tanpa gentar. 
Pemelihara Hari Sabat
Hari Tuhan yang disebut Yohanes adalah Sabat, hari di mana Yahwe berhenti setelah pekerjaan agung
penciptaan, yang Dia berkati dan sucikan, karena Ia telah berhenti pada hari itu. Sabat disucikan Yohanes di
Pulau Patmos seperti ketika dia berada di antara orang banyak, berkhotbah pada hari itu. Dengan dikelilingi oleh
batu karang yang gersang dan tandus, Yohanes teringat akan Gunung Horeb dan bagaimana Allah
menyampaikan hukum-Nya kepada orang banyak di sana, Ia bersabda, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat”
(Kel 20:8). HD 69.1
Anak Allah berbicara kepada Musa dari puncak gunung. Allah menjadikan batu karang itu Bait Suci-Nya. Bait
suci-Nya adalah bukit-bukit yang kekal. Pemberi hukum yang Ilahi itu turun ke atas bukit berbatu karang
menyampaikan hukum-Nya yang didengar oleh orang banyak, agar mereka dapat terkesan oleh kebesaran dan
pertunjukan kuasa dan kemuliaan-Nya yang menakutkan sehingga takut untuk melanggar perintah-perintah-Nya.
Allah menyampaikan hukum-Nya di tengah-tengah halilintar dan kilat dan seberkas awan di atas puncak gunung,
dan suara-Nya bagaikan suara sangkakala yang berkumandang dengan nyaring. Hukum Yahwe tak terubahkan,
dan loh batu ke mana hukum itu dituliskan adalah batu yang keras, menggambarkan hukum-hukum dan
peraturan-Nya yang tak dapat diubahkan. Gunung Horeb menjadi tempat suci bagi semua orang yang mengasihi
dan menghargai hukum-Nya. 
Berada Bersama dengan Allah
Sementara Yohanes merenungkan pemandangan di atas Gunung Horeb, Roh-Nya yang menguduskan hari
ketujuh turun ke atasnya. Ia merenungkan dosa Adam yang melanggar hukum Dahi, dan akibat menakutkan dari
pelanggaran itu. Kasih Allah yang tak terhingga, oleh memberikan Anak-Nya menebus makhluk yang telah
hilang, tampaknya terlalu agung untuk dinyatakan melalui bahasa. Sementara ia menyampaikannya dalam surat-
surat kirimannya, ia meminta jemaat dan dunia memperhatikannya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang
dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak
Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yoh 3:1). Bagi Yohanes adalah
misteri bahwa Allah dapat memberikan Anak-Nya mati bagi manusia yang memberontak. Dan ia hanyut dalam
keheranan bahwa rencana keselamatan, yang dirancang begitu mahal bagi surga itu, ditolak oleh mereka untuk
siapa pengorbanan yang tak terhingga itu telah dibuat. HD 69.3
Yohanes berada bersama Allah. Sementara ia belajar lebih banyak tentang tabiat Ilahi melalui pekerjaan
penciptaan, penghormatannya kepada Allah makin bertambah. Sering ia bertanya dalam hatinya, Mengapa
orang-orang yang sepenuhnya bergantung kepada Allah tidak berupaya berdamai dengan Dia oleh penurutan
sukarela? Ia Mahabijaksana dan Mahakuasa. Ia mengendalikan alam semesta dengan dunia-dunia yang tak
terhitung banyaknya. Ia memelihara keagungan dan keindahan ciptaan-Nya dengan sangat serasi. Dosa adalah
pelanggaran akan hukum Allah, dan ganjaran dosa adalah maut. Di surga ataupun di bumi tidak akan ada nada
sumbang jika dosa tidak pernah masuk. Pelanggaran terhadap hukum Allah telah membawa segala penderitaan
yang telah terjadi di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Mengapa manusia tidak berdamai dengan Allah? HD
70.1
Bukan masalah enteng berbuat dosa melawan Allah, membuat kehendak manusia yang jahat bertentangan
dengan kehendak Penciptanya. Menaati hukum Allah adalah untuk kebaikan manusia, walaupun di dunia ini.
Dan sesungguhnya berserah kepada Allah dan berdamai dengan Dia adalah untuk kepentingan abadi mereka.
Binatang-binatang di padang mematuhi hukum Penciptanya melalui naluri yang mengatur mereka. Ia berbicara
kepada lautan ganas, “Sampai di sini boleh engkau datang, ja-ngan lewat, di sinilah gelombang-gelombang yang
congkak akan dihentikan!” (Ayb 38:11); dan air menjadi tenang mengikuti perintah-Nya. Planet-planet beredar
dengan teratur menurut hukum yang telah ditegakkan Allah. Dari semua makhluk yang telah dijadikan Allah di
atas dunia, hanya manusialah yang memberontak. Namun ia memiliki kuasa berpikir untuk mengerti tuntutan
hukum Ilahi dan angan-angan hati untuk merasa bersalah atas pelanggaran dan merasakan damai serta
sukacita atas penurutan. Allah menjadikan dia makhluk yang bebas memilih secara moral, menurut ataupun
tidak. Pahala hidup kekal--suatu nilai kemuliaan kekal, dijanjikan kepada mereka yang melakukan kehendak
Allah, sementara murka-Nya yang menakutkan itu akan menimpa mereka yang melawan hukum-hukum-Nya. 
Keagungan Allah
Sementara Yohanes merenungkan kemuliaan Allah yang diperlihatkan dalam pekerjaan-Nya, ia diliputi
dengan kebesaran dan kemegahan Pencipta itu. Sekalipun semua penghuni bumi yang kecil ini menolak
penurutan kepada Allah, Ia tidak akan kehilangan kemuliaan. Ia dapat menghapuskan setiap manusia dari muka
bumi dalam sesaat, dan menjadikan ras manusia baru untuk menghuni bumi dan memuliakan nama-Nya. Allah
tidak tergantung kepada manusia untuk kehormatan. Ia dapat memimpin bintang-bintang di alam semesta,
berjuta-juta dunia di atas, menaikkan pujian dan kehormatan serta kemuliaan bagi Pencipta mereka. “Sebab itu
langit bersyukur karena keajaiban-keajaibanMu, ya Tuhan, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaat orang-
orang kudus. Sebab siapakah di awan-awan yang sejajar dengan Tuhan, yang sama seperti Tuhan di antara
penghuni surgawi? Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang
ada di sekeliling-Nya” (Mzm 89:6-8). 
Suatu Penglihatan akan Kristus
Yohanes teringat akan peristiwa-peristiwa luar biasa yang ia saksikan di dalam hidup Kristus. Dalam
imajinasi sekali lagi ia bersuka atas kesempatan-kesempatan berharga yang pernah dinikmatinya dan ia sangat
terhibur. Tiba-tiba meditasinya buyar; ia dipanggil dengan suara yang jernih dan jelas. Ia berpaling ke arah
datangnya suara, dan sesungguhnya ia memandang Tuhannya yang ia kasihi, dengan siapa ia telah bicara dan
berjalan, yang penderitaan-Nya di kayu salib telah ia saksikan. Tetapi betapa berubahnya kini penampilan
Juruselamat! Ia bukan lagi “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang bisa menderita kesakitan” (Yes 53:3).
Pada-Nya tak ada lagi tanda kehinaan-Nya. Mata-Nya seperti nyala api; kaki-Nya bagaikan tembaga mengkilap,
membara di dalam dapur peleburan. Suara-Nya bagaikan desau banyak air. Air muka-Nya bercahaya seperti
matahari dalam segenap dayanya. Di tangan-Nya ada tujuh bintang, menggambarkan pelayan-pelayan jemaat.
Dari mulut-Nya keluarlah pedang bermata dua yang tajam, suatu lambang dari kuasa firman-Nya. HD 71.2
Yohanes yang sangat mencintai Tuhannya, dan telah berdiri teguh kepada kebenaran menghadapi
pemenjaraan, pukulan, dan ancaman maut, tak dapat menahan hadirat kemuliaan Allah yang sempurna, dan
rebah ke tanah seperti halnya orang mati. Kemudian Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas tubuh hamba-Nya
yang tak berdaya itu, sambil berkata, “Jangan takut;... Akulah Dia Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah,
Aku hidup, sampai selama-lamanya” (Why 1:17, 18). Yohanes dikuatkan untuk hidup di hadirat kemuliaan
Tuhannya dan kemudian ditunjukkan di hadapannya penglihatan suci dari maksud-maksud Allah pada zaman
yang akan datang. Penarikan surga yang indah dinyatakan kepadanya. Ia diizinkan melihat takhta Allah, dan
memandang umat tebusan dengan jubah putih mereka. Ia mendengar lagu-lagu pujian malaikat surga, serta
lagu-lagu kemenangan orang-orang yang telah menang oleh darah Anak Domba dan perkataan kesaksian
mereka. 
Kerendahan Hati Yohanes
Kepada murid yang tercinta itu diberikan kesempatan istimewa yang begitu agung dan jarang diberikan
kepada manusia fana. Tetapi karena begitu eratnya dia menyatu dengan tabiat Kristus, kesombongan tak punya
tempat di dalam hatinya. Kerendahan hatinya tidak sekadar pengakuan semata; itu adalah kasih karunia yang
membungkus dia seperti halnya jubah alamiah. Ia selalu berupaya menyembunyikan perbuatan benarnya dan
menghindari segala sesuatu yang tampaknya menarik perhatian orang pada dirinya. Di dalam Injilnya,
disebutkan Yohanes yang dikasihi Yesus, tetapi ia menyembunyikan kenyataan bahwa dirinyalah orang yang
begitu dihormati itu. Hidupnya tidak mementingkan diri. Dalam hidupnya sehari-hari ia mengajarkan dan
menghidupkan kemurahan hati dengan makna yang paling penuh. Ia mempunyai perasaan kasih yang tinggi
yang harus terdapat di antara saudara bersaudara dan saudara di dalam Kristus. Ia menyatakan dan
menganjurkan kasih ini sebagai ciri dasar dari para pengikut Kristus. Tanpa ini segala tuntutan untuk nama
Kristen sia-sia adanya. HD 73.1
Yohanes adalah seorang guru kesucian yang praktis. Ia menyatakan aturan yang tepat bagi perilaku orang-
orang Kristen. Hatinya harus suci dan tindakannya benar. Janganlah mereka puas dengan pengakuan kosong.
Ia menyatakannya dengan sebutan yang pasti bahwa menjadi Kristen berarti menjadi seperti Kristus. HD 73.2
Hidup Yohanes merupakan suatu upaya yang paling sungguh-sungguh untuk menyesuaikan diri dengan
kehendak Allah. Begitu dekatnya rasul itu mengikuti Juruselamatnya, dan karena sudah mengerti kemurnian dan
kesucian Kristus yang mulia, hingga tabiatnya sendiri tampak sangat berbeda sekali. Dan ketika Yesus tampak
kepada Yohanes di dalam tubuh-Nya yang mulia, seberkas sinar-Nya sudah cukup membuatnya rebah seperti
orang mati. Begitulah selalu perasaan orang-orang yang sangat mengenal Tuhan dan Guru mereka. Semakin
dalam mereka merenungkan kehidupan dan tabiat Yesus, semakin dalam mereka merasakan keberdosaan
mereka sendiri, dan semakin kurang keinginan mereka untuk mengaku telah memiliki hati yang suci atau
membanggakan kesucian mereka. 
Pasal 10 — Tabiat Kristen
TABIAT ORANG KRISTEN terlihat dalam hidupnya seharihari. Kristus berkata, “Demikianlah setiap pohon
yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik”
(Mat 7:17). Juruselamat kita membandingkan diri-Nya dengan pokok anggur, para pengikut-Nya adalah carang-
carangnya. Dengan jelas Ia menyatakan bahwa semua orang yang akan menjadi muridNya harus menghasilkan
buah; kemudian Ia menunjukkan bagaimana mereka boleh menjadi carang-carang yang berbuah. “Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa” (Yoh 15:4). HD 75.1
Rasul Paulus melukiskan buah yang harus dihasilkan oleh orang Kristen. Dikatakannya bahwa “karena
terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran” (Ef 5:9). Dan lagi “Buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”
(Gal 5:22, 23). Kasih karunia yang berharga ini tidak lain adalah prinsip-prinsip hukum Allah yang diamalkan
dalam kehidupan. HD 75.2
Hukum Allah adalah satu-satunya standar kesempurnaan moral yang benar. Hukum itu secara nyata telah
diperagakan dalam kehidupan Kristus. Tentang diri-Nya, Dia berkata, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan
tinggal di dalam kasih-Nya” (Yoh 15:10). Tidak ada penurutan yang akan memenuhi tuntutan firman Allah kalau
kurang dan penurutan ini. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti
Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6). Kita tidak dapat berdalih bahwa kita tidak sanggup melaksanakan ini, karena kita
memperoleh jaminan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Kor 12:9). Apabila kita menatap ke dalam cermin
Ilahi, hukum Allah itu, kita melihat betapa jahatnya keberdosaan itu, dan kondisi kita sendiri sebagai pelanggar.
Tetapi dengan iman dan pertobatan kita dibenarkan di hadapan Allah, dan kasih karunia Ilahi menyanggupkan
kita menuruti hukum-hukum-Nya. 
Kasih kepada Allah dan Manusia
Orang-orang yang sungguh mengasihi Allah dengan kasih sejati akan benar-benar rindu untuk mengetahui
kehendak-Nya dan melakukannya. Kata Rasul Yohanes dalam surat-surat kirimannya yang mengulas kasih
dengan begitu penuh itu, “Inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perin-tah-Nya” (1 Yoh
5:3). Anak-anak yang mengasihi ibu-bapanya akan menyatakan kasih itu dalam penurutan sukarela; tetapi anak
yang tidak berterima kasih dan mementingkan diri akan melakukan sesedikit mungkin bagi ibu-bapanya, padahal
pada saat yang sama ingin menikmati segala hak-hak istimewa yang diberikan kepada anak yang menurut dan
setia. Perbedaan yang sama juga terlihat di antara mereka yang mengaku sebagai anak-anak Allah. Banyak
orang yang mengetahui bahwa mereka adalah sasaran kasih dan pemeliharaan-Nya, dan yang rindu
memperoleh ber-kat-berkat-Nya tidak suka melakukan kehendak-Nya. Mereka menganggap tuntutan Allah
kepada mereka sebagai suatu kekang yang tidak menyenangkan, hukum-hukum-Nya sebagai suatu kuk yang
menyusahkan. Tetapi orang yang sungguh-sungguh mencari kesucian hati dan senang akan hukum Allah, akan
berduka bila mereka begitu jauh tidak memenuhi tuntutannya. HD 76.1
Kita diperintahkan untuk mengasihi satu dengan yang lain sama seperti Kristus mengasihi kita. Ia telah
menyatakan kasihNya oleh menyerahkan hidup-Nya untuk menebus kita. Murid yang kekasih itu berkata bahwa
kita harus rela menyerahkan hidup kita bagi saudara-saudara. Karena “setiap orang yang mengasihi Dia yang
melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya” (ayat 1). Jika kita mengasihi Kristus, kita harus
mengasihi mereka yang menyerupai Dia dalam hidup dan tabiat. Dan tidak hanya begitu, tetapi kita akan
mengasihi mereka yang “tanpa pengharapan,” dan yang “tanpa Allah di dalam dunia” (Ef 2:12). Untuk
menyelamatkan orang-orang berdosalah Kristus meninggalkan surga, datang ke dunia untuk menderita dan
mati. Untuk ini Ia bekerja keras dan menderita dan berdoa, sampai hancur hati dan disiksa oleh mereka yang
akan Dia selamatkan, menyerahkan hidup-Nya di Golgota. 
Meniru Sang Teladan
Banyak orang enggan menghidupkan satu kehidupan seperti yang dihidupkan Juruselamat kita. Mereka
merasa bahwa untuk meniru teladan itu, untuk menghasilkan buah-buah kebajikan, dan kemudian dengan sabar
menderita perbaikan dari Allah sehingga mereka boleh menghasilkan lebih banyak buah, dituntut pengorbanan
yang terlalu besar. Tetapi bila orang Kristen menganggap dirinya hanya sebagai alat yang sederhana di tangan
Kristus, dan berusaha keras dengan setia melaksanakan setiap tugas, mengandalkan pertolongan yang
dijanjikan Allah, dia akan mengenakan kuk Kristus yang ternyata nyaman; kemudian ia akan menanggung beban
demi Kristus, dan mengatakan beban itu ringan adanya. Ia dapat menatap dengan berani dan penuh keyakinan,
sambil berkata, “karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan
apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari “Tuhan” (2 Tim 1:12). HD 77.1
Jika kita menghadapi rintangan di jalan dan dengan setia mengatasinya; jika kita menghadapi perlawanan
dan hinaan, dan di dalam Kristus kita beroleh kemenangan; jika kita memikul tanggung jawab dan setia
melaksanakan tugas-tugas kita dalam semangat yang dimiliki Guru kita,—maka sesungguhnya kita memperoleh
suatu pengetahuan berharga tentang kuasa dan kesetia-an-Nya. Kita tidak lagi bergantung kepada pengalaman
orang lain, karena kita sendiri telah memiliki kesaksian. Seperti orang Samaria pada waktu dulu, kita dapat
berkata, “Kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa dia benar-benar Juruselamat dunia” (Yoh
4:42). HD 77.2
Makin kita renungkan tabiat Kristus, makin besar juga kita alami. kuasa-Nya yang menyelamatkan, makin
nyata kita menyadari kelemahan dan ketidaksempurnaan kita, dan makin sungguh-sungguh kita mencari Dia
sebagai kekuatan dan Penebus kita. Kita sendiri tak berkuasa membersihkan bait suci jiwa dan kekotorannya;
tetapi sementara kita bertobat dari dosa-dosa kita yang melawan Allah, dan memohon pengampunan melalui
jasa Kristus, Dia akan mengaruniakan iman yang bekerja oleh kasih dan memurnikan hati. Oleh iman dalam
Kristus, dan penurutan kepada hukum Allah kita boleh disucikan, sehingga dengan demikian layak bergabung
dengan malaikat-malaikat suci dan mengenakan jubah putih orang-orang tebusan di dalam kerajaan kemuliaan. 
Kesempatan Kita Bersekutu dengan Kristus
Bukan hanya kesempatan istimewa tetapi juga adalah kewajiban setiap orang Kristen untuk memelihara
hubungan yang erat dengan Kristus dan memperoleh pengalaman yang kaya dalam hal-hal Ilahi. Kemudian
kehidupannya akan menghasilkan buah-buah kebajikan dengan limpah. Kristus bersabda, “Dalam hal inilah
Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yoh 15:8). Bila lata membaca kehidupan orang-orang
yang terkenal kesalehannya, sering kita anggap pengalaman dan pencapaian mereka di luar jangkauan kita.
Tetapi tidak demikian halnya. Kristus mati bagi semua orang; dan firman-Nya memberi jaminan kepada kita
bahwa Ia lebih suka mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada mereka yang memohon kepada-Nya daripada ibu-
bapa dunia memberikan pemberian yang baik kepada anak-anak mereka. Tabiat Kristiani para nabi dan rasul
yang sempurna tidak terbentuk karena mukjizat. Mereka menggunakan sarana yang telah ditempatkan Allah di
dalam jangkauan mereka; dan semua yang melaksanakan upaya yang sama akan mendapat hasil yang sama
Doa Paulus bagi Jemaat
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menyampaikan ke hadapan mereka “rahasia Injil” (Ef 6:19),
“kekayaan Kristus yang tak terduga” (Ef 3:8), dan kemudian meyakinkan mereka tentang doanya yang sungguh-
sungguh demi kekayaan rohani: HD 79.1
“Aku sujud kepada Bapa... supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya menguatkan dengan meneguhkan
kamu oleh Roh-Nya di dalam hatimu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar
dan berdasar di dalam kasih. Aku berdoa supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat
memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal
kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam segala
kepenuhan Allah” (Ef 3:1419). HD 79.2
Ia juga menulis kepada saudara-saudaranya di Korintus, “Mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus,”
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kris-tus menyertai kamu. Aku
senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerah-kan-Nya
kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam
segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah
diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam sesuatu karunia pun sementara kamu
menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Kor 1:2-7). Kata-kata ini tidak hanya ditujukan kepada
jemaat di Korintus tetapi kepada semua umat Allah yang hidup pada akhir zaman. Setiap orang Kristen boleh
menikmati berkat penyucian. HD 79.3
Lebih lanjut rasul itu menyampaikan perkataan ini: “Tetapi aku menasihati kamu, saudara-saudara, demi
nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi
sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (ayat 10). Paulus tidak akan meminta mereka
melakukan yang tidak masuk mungkin. Persatuan merupakan hasil yang pasti dari kesempurnaan Kristen. 
Dalam surat kirimannya kepada jemaat di Kolose, ia juga me-nyatakan kesukaan mulia yang diberikan kepada
anak-anak Allah. “Karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu
terhadap semua orang kudus,.... Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada henti-hentinya berdoa
untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk
mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya, serta berkenan
kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh
dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-
Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar” (Kol 1:4-11). 

Standar Kesucian
Rasul itu sendiri berusaha untuk mencapai standar kesucian yang sama yang disampaikannya di hadapan
saudara-saudaranya. Ia menulis kepada jemaat di Filipi: “Tetapi apa yang dulu merupakan keuntungan bagiku,
sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku:... Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan-Nya
dalam pen-deritaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya
beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah
sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-ka- lau aku dapat menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap
oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini
yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam
Kristus Yesus” (Flp 3:7-14). Ada suatu perbedaan mencolok antara pembenaran diri yang sombong dari mereka
yang mengaku tidak berdosa, dan bahasa yang paling sopan rasul ini. Namun itulah kesucian dan kesetiaan
hidupnya sendiri yang memberi kuasa sedemikian rupa sebagai imbauan kepada saudara-saudaranya. 
Kehendak Allah
Rasul Paulus tidak ragu-ragu menekankan pentingnya penyucian menurut Alkitab dalam setiap kesempatan
yang tepat. Ia berkata: “Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu” (1 Tes 4:2, 3). “Hai saudara-saudaraku yang
kekasih, kamu senantiasa taat: karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan
saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang
mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala
sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu dada beraib dan tiada bernoda,
sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat
ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Flp 2:12-15). HD 81.1
Ia menugaskan Titus supaya memberi petunjuk kepada jemaat agar mereka percaya pada jasa-jasa Kristus
bagi keselamatan, kasih karunia Ilahi, bertahta di hati mereka, yang akan menuntun kepada kesetiaan terhadap
segala tugas kehidupan. “Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang
berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik Janganlah mereka memfitnah, janganlah
mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang....
Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah
percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan
berguna bagi manusia” (Tit 3:1-8). HD 81.2
Paulus berupaya mengingatkan kita kepada fakta bahwa dasar segala pelayanan yang diterima Allah,
maupun puncak kasih karunia Kristen adalah kasih; dan damai Allah hanya akan bertahta pada jiwa yang di
dalamnya kasih berkuasa. “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya,
kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah
mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam
hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan Mazmur dan pujian-pujian dan nyanyian rohani, kamu
mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan
atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada
Allah, Bapa kita” (Kol 3:12-17)
Pasal 11 - Kesempatan Istimewa Orang Kristen
BANYAK ORANG yang sungguh-sungguh mencati hati yang suci dan hidup yang murni tampaknya bingung
dan kecewa. Mereka terus-menerus memandang pada diri sendiri, dan menangisi iman mereka yang kurang;
dan karena mereka tidak memiliki iman, mereka merasa bahwa mereka tidak dapat menuntut berkat Allah.
Orang-orang ini salah mengerti perasaan sebagai iman. Mereka beralih dari kesederhanaan iman yang benar,
dengan demikian menimbulkan kegelapan besar ke atas jiwa mereka. Mereka harus mengalihkan pikiran mereka
dari diri, agar tinggal dalam belas kasihan dan kebaikan Allah dan merenungkan kembali janji-janji-Nya, lalu
percaya bahwa Ia akan menggenapi perkataan-Nya. Apabila kita bertobat dari pelanggaran masa lampau
terhadap hukum-hukum-Nya, dan bertekad memperbarui penurutan pada masa mendatang, kita harus percaya
bahwa Allah demi Kristus menerima kita dan mengampuni dosa-dosa kita. HD 83.1
Kadang-kadang, kegelapan dan kekecewaan datang kepada jiwa, mengancam dan mau menghanyutkan
kita, tetapi kita tidak boleh meninggalkan keyakinan kita. Kita harus mengarahkan pandangan kita kepada Yesus,
baik dengan satu perasaan maupun tidak. Kita harus berusaha melaksanakan setiap tugas dengan setia,
kemudian dengan tenang berpegang kepada janji-janji Allah. 
Kehidupan Iman
Kadang-kadang perasaan ketidaklayakan kita membuat ketakutan di dalam jiwa, tetapi ini bukanlah bukti
bahwa Allah telah berubah terhadap kita, atau kita terhadap Allah. Janganlah mengekang pikiran hingga
mempunyai satu perasaan tertentu. Bisa saja kita tidak merasakan hari ini damai sejahtera dan sukacita yang
kita rasakan kemarin; tetapi dengan iman kita harus memegang tangan Kristus, dan percaya penuh kepada-Nya
di dalam gelap maupun di dalam terang. HD 83.3
Setan bisa saja berbisik, “Engkau terlalu berdosa untuk dapat diselamatkan Kristus.” Sementara menyadari
bahwa engkau benar-benar orang berdosa dan tidak layak, namun engkau dapat menghadapi penggoda dengan
seruan, “Dengan jasa kebajikan pendamaian, aku mengklaim Kristus sebagai Juruselamatku. Aku tidak percaya
pada jasa-jasaku sendiri, tetapi kepada darah Yesus yang mahal, yang menyucikan aku. Saat ini aku
menggantungkan jiwaku yang tak berdaya kepada Kristus.” Kehidupan Kristen haruslah menjadi suatu
kehidupan iman yang hidup dan tetap. Kepercayaan yang kukuh, ketergantungan kepada Kristus akan
membawa damai dan jaminan kepada jiwa. 
Melawan Pencobaan
Janganlah kecewa bila tampaknya hati begitu keras. Setiap hambatan, setiap musuh di dalam jiwa, hanyalah
menambah keperluanmu akan Kristus. Ia datang untuk mengangkat hati batu dan mengaruniakan kepadamu
hati daging. Pandanglah kepada-Nya untuk kasih karunia khusus untuk mengatasi kesalahan-kesalahanmu yang
khusus. Bila diserang oleh pencobaan, dengan teguh lawanlah anjuran-anjuran jahat itu; katakanlah kepada
jiwamu, “Bagaimana mungkin aku menghina Penebusku? Aku telah menyerahkan diriku kepada Kristus; aku
tidak ingin melakukan pekerjaan Setan.” Berserulah kepada Juruselamat terkasih untuk memperoleh bantuan
dalam menyerahkan setiap berhala dan meninggalkan setiap dosa kesayangan. Biarlah mata iman diarahkan
kepada Yesus yang sedang berdiri di hadapan takhta Bapa, mengajukan tangan-Nya yang terluka sementara Ia
memohon bagimu. Percayalah bahwa kekuatan datang kepadamu melalui Juruselamatmu yang mulia. 
Memandang dengan Mata Iman
Dengan iman pandanglah mahkota yang disediakan bagi me-reka yang menang; dengarlah nyanyian
sukacita dari orang-orang yang ditebus, Layaklah, Layaklah Anak Domba, yang telah mati dan yang telah
menebus kita untuk Allah! Upayakanlah menganggap suasana ini sebagai kenyataan. Stefanus, orang Kristen
pertama yang mati syahid, dalam pergumulannya yang dahsyat dengan para pemerintah dan penguasa serta
kejahatan rohani di tempat tinggi, berseru, “Sungguh aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di
sebelah kanan Allah” (Kis 7:56). Juruselamat dunia dinyatakan kepadanya sementara menatap dia dari surga
dengan perhatian yang sangat dalam, dan terang kemuliaan dari wajah Kristus memancar ke atas Stefanus
dengan cahaya yang terang benderang sehingga musuh-musuhnya pun melihat wajahnya bercahaya seperti
wajah seorang malaikat. HD 85.1
Jika kita mengizinkan pikiran kita lebih banyak memikirkan Kristus dan hal surgawi, kita pasti mendapat
kuasa yang mendorong dan menyokong kita dalam peperangan Tuhan. Kesombongan dan kasih dunia akan
hilang kuasanya bila kita merenungkan kemuliaan negeri yang lebih baik, yang tak lama lagi akan menjadi
tempat tinggal kita. Dengan keindahan Kristus, segala penarikan dunia lainnya akan tampak tak bernilai. HD 85.2
Janganlah seorang pun menyangka bahwa tanpa upaya mereka yang sungguh-sungguh, mereka dapat
memperoleh jaminan kasih Allah. Bila pikiran telah lama dibiarkan untuk hanya memikirkan perkara-perkara
duniawi saja, sudah tentu sulit mengubah kebiasaan berpikir itu. Apa yang dilihat mata dan didengar telinga,
terlalu sering menarik perhatian dan menghilangkan minat. Tetapi jika kita mau memasuki kota Allah, dan
memandang Yesus dan kemuliaan-Nya, kita harus terbiasa memandang kepada-Nya dengan mata iman di dunia
ini. Sabda dan tabiat Kristus harus sering menjadi pokok pemikiran dan percakapan kita, dan setiap hari dalam
waktu-waktu tertentu harus digunakan untuk berdoa dan merenungkan tema-tema yang suci ini. 
Mendiamkan Roh
Penyucian adalah pekerjaan setiap hari. Biarlah jangan seorang pun menipu diri dengan keyakinan bahwa
Allah akan mengampuni serta memberkati mereka sementara melanggar salah satu dari tuntutan-tuntutan-Nya.
Pelanggaran sengaja akan suatu dosa yang diketahui, mendiamkan suara kesaksian Roh itu dan memisahkan
jiwa dari Allah. Bagaimanapun kegembiraan rohani yang dialami, Yesus tidak bisa tinggal di dalam hati yang
melanggar dan merendahkan hukum Ilahi. Allah hanya akan menghormati mereka yang menghormati Dia. HD
86.1
“Kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati” (Rm 6:16). Jika kita memanjakan amarah, nafsu,
keserakahan, dengki dan kepentingan diri atau segala jenis dosa lain, kita menjadi hamba-hamba kepada dosa.
“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat 6:24). Jika kita melayani dosa, kita tak dapat melayani
Kristus. Orang Kristen akan merasakan dorongan dosa, karena keinginan daging bertentangan dengan Roh;
tetapi Roh berjuang melawan daging secara terus-menerus. Di sinilah pertolongan Kristus diperlukan. Manusia
yang lemah dipersatukan dengan kekuatan Ilahi, dan iman berseru. “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Kor 15:57). 
Memperbaiki Kebiasaan Rohani
Jika kita ingin memperkembangkan suatu tabiat yang dapat diterima Allah, kita harus membentuk kebiasaan-
kebiasaan yang baik dalam kehidupan rohani kita. Doa setiap hari penting bagi pertumbuhan dalam kasih
karunia, bahkan dalam kehidupan rohani itu sendiri, seperti halnya makanan bagi kesehatan jasmani. Kita harus
membiasakan diri untuk mengangkat pikiran kita kepada Allah dalam doa. Bila pikiran mengembara, kita harus
kembalikan; dengan upaya yang tak kenal lelah, akhirnya kebiasaan akan membuatnya mudah. Sesaat pun kita
tak dapat aman bila terpisah dari Kristus. Hadirat-Nya boleh menyertai kita pada setiap langkah, tetapi hanya
dengan memenuhi syarat-syarat yang telah Dia tentukan sendiri. HD 86.3
Agama harus dibuat menjadi urusan besar kehidupan. Segala hal lain harus lebih rendah daripada itu.
Segala kesanggupan tubuh, jiwa dan roh harus digunakan dalam peperangan Kristiani. Kita harus memandang
kepada Kristus untuk kekuatan dan kasih karunia, dan kita akan memperoleh kemenangan seperti pastinya
Yesus telah mati bagi kita. 
Nilai Jiwa
Kita harus datang lebih dekat ke salib Kristus. Menyesali dosa di kaki salib adalah pelajaran pertama dari
damai yang harus kita pelajari. Kasih Yesus--siapa yang dapat memahaminya? Jauh lebih lembut dan lebih
menyangkal diri daripada kasih seorang ibu! Jika kita ingin mengetahui nilai satu jiwa, kita harus memandang
dengan iman yang hidup kepada salib itu, dengan demikian kita mulai belajar sesuatu yang akan menjadi
pelajaran dan nyanyian orang-orang yang ditebus itu selama-lamanya. Nilai waktu dan talenta-talenta kita hanya
dapat diukur oleh besarnya tebusan yang dibayar untuk kita. Betapa sikap tidak berterima kasih kita nyatakan
kepada Allah bila kita merampok Dia dari milik-Nya sendiri oleh tidak memberikan kepada-Nya kasih dan
pelayanan kita! Terlalu besarkah bagi kita bila menyerahkan diri kepada Dia yang telah mengorbankan
segalanya untuk kita? Dapatkah kita memilih persahabatan dengan dunia di hadapan kemuliaan Kristus yang tak
terhingga--“duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Why 3:21)? 
Suatu Pekerjaan yang Teras Maju
Penyucian adalah suatu pekerjaan yang progresif. Langkah maju ditempatkan di hadapan kita seperti
perkataan Rasul Petrus: “Kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada
penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-
saudara, dan kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu
dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus
Kristus, Tuhan kita” (2 Ptr 1:5-8). “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah terserandung.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (ayat 10, 11). HD 87.3
Inilah suatu pelajaran yang olehnya kita boleh diyakinkan bahwa kita tidak pernah akan jatuh. Dengan
demikian mereka yang sedang bekerja dalam rencana tambahan itu untuk memperoleh kasih karunia Kristus,
memperoleh juga jaminan bahwa Allah akan bekerja di atas rencana yang dilipatgandakan untuk mengumpulkan
bagi mereka karunia-karunia Roh-Nya. Petrus mengamanatkan kepada mereka yang memiliki iman yang
berharga: “Kasih karunia dan damai sejahtera meliputi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus,
Tuhan kita” (ayat 2). Dengan kasih karunia Ilahi, semua orang yang menaiki anak tangga bercahaya dari bumi ke
surga, dan akhirnya, “sukacita abadi meliputi mereka” (Yes 35:10), masuk melalui pintu gerbang kota Allah. HD
88.1
Juruselamat kita menuntut semua yang ada pada kita; Ia meminta pemikiran kita yang terutama dan yang
paling suci, serta kasih sayang kita yang paling murni dan kuat. Jika kita sungguh-sungguh ambil bagian dalam
sifat Ilahi, pujian kepada-Nya akan selamanya di hati dan di bibir kita. Satu-satunya keselamatan kita ialah
menyerahkan segala yang ada pada kita kepada-Nya dan terus-menerus bertumbuh di dalam kasih karunia dan
dalam pengenalan akan kebenaran.
Seruan Kemenangan Paulus
Rasul Paulus sangat dihormati Allah, sehingga dia diangkat ke langit yang ketiga dalam suatu penglihatan
yang suci, di mana ia melihat suatu pemandangan yang kemuliaannya tidak diperbolehkan dia nyatakan. Namun
ini tidak membuat dia jadi sombong atau percaya kepada diri sendiri. Ia menyadari pentingnya tetap setia dan
menyangkal diri, dan dengan jelas menyatakan, “Aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1 Kor 9:27). HD 89.1
Paulus menderita demi kebenaran, namun kita tidak mendengar persungutan keluar dari bibirnya. Sementara
ia meninjau kehidupannya yang kerja keras, penuh perhatian dan pengor-banan, ia berkata, “Sebab aku yakin,
bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan
kepada kita” (Rm 8:18). Seruan kemenangan hamba Allah yang setia itu sampai kepada zaman kita ini.
“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kegelapan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?... Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada
orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan
dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam kasih Yesus, Tuhan kita” (Rm 8:35-39). HD 89.2
Walaupun akhirnya Paulus harus dijebloskan ke dalam penjara Roma--tertutup dari terang dan udara surga,
terputus dari tugas aktifnya menyebarkan Injil, dan sebentar lagi akan dihukum mati--namun ia tidak mau
bimbang dan murung. Dari dalam penjara yang pengap dan dingin muncullah kesaksiannya yang terakhir, penuh
dengan iman dan keberanian yang mulia, memberikan inspirasi kepada hati orang-orang saleh dan yang mati
syahid dari abad ke abad. Perkataannya yang layak melukiskan hasil-hasil penyucian yang kita dapati dalam
halaman-halaman buku ini berusaha untuk menyatakan: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan
sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku
telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebesaran
yang akan dikaruniai kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku,
melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Tim 4:6-8).

Anda mungkin juga menyukai