TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
benar atau berguna (https://id.m.wikipedia.com di akses 09 April
2017)
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna
karena mempunyai cita, rasa dan karsa. Manusia memiliki kehendak
untuk mengetahui segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk itu
manusia selalu mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan.
Bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior) (Notoatmodjo, dalam Handayani, Sudarmiati 2012).
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Dan pengetahuan orang terhadap objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif, maka kedua
aspek ini akan menentukan sikap seseorang (Wawan & Dewi, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan dan faktor sosial
budaya (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
6
7
B. Sikap
1. Pengertian
Sikap adalah pernyataan suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,
konsep atau orang. Sikap berorientasi pada respon adalah
persamaan mendukung atau memihak atau tidak memihak pada
suatu objek. (Budiman dan Riyanto, 2014)
Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon evaluatif
berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap timbul
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi
kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-
negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,
dalam Sinaga 2016).
8
2. Tingkatan sikap :
a) Menerima (receiving) : seseorang mau dan memperhatikan
rangsangan yang diberikan.
b) Merespons (responding) : memberi jawaban apabila ditanya,
menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai tanda seseorang
menerima ide tersebut.
c) Menghargai (valuing) : tingkatan selanjutnya dari sikap adalah
menghargai. Menghargai berarti seseorang dapat menerima ide
dari orang lain yang mungkin saja berbeda dengan idenya sendiri,
kemudian dari dua ide yang berbeda tersebut didiskusikan
bersama antara kedua orang yang mengajukan ide tersebut.
d) Bertanggung jawab (responsible) : mampu mempertanggung
jawabkan sesuatu yang telah dipilih merupakan tingkatan sikap
yang tertinggi. (Fitriani, 2011)
C. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit tidak menular,
angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) meningkat sejak tahun
2010. Penyakit tidak menular ini mengalami peningkatan karena
perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi yang lebih
mementingkan makanan berlemak, kurang serat, maupun yang
diproses (seperti diawetkan, diasinkan, maupun diasapi). Kanker
adalah penyakit akibat dari pertumbuhan abnormal sel yang tidak
terkendali sehingga sel ini terus tumbuh, merusak bentuk dan fungsi
organ. Sel ini kemudian menyusup dan menyebar serta merusak
jaringan sekitar serta dapat juga menyebar ke organ tubuh yang lain.
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan
dan merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita,
setelah kanker leher rahim. (Wardhani, dkk 2017)
9
D. SADARI
1. Pengertian
Upaya untuk mendeteksi masalah pada payudara secara lebih
dini adalah dengan melakukan pemeriksaan pada payudara sendiri,
atau yang lazim disingkat SADARI. Dengan rutin melakukan SADARI,
wanita akan bisa mendeteksi adanya masalah atau kelainan pada
payudaranya, jika ada, dan itu akan mempercepat upaya penanganan
yang tentu akan lebih baik, jika dibandingkan terlambat menyadari
masalah yang terjadi.
Melakukan SADARI bisa dilakukan sehabis mandi. Gerakan
meraba atau memijat lembut lebih mudah dilakukan, karena masih
adanya sabun yang menempel di kulit. (Naviri, 2016)
SADARI merupakan suatu teknik penyaringan yang sederhana
dan baik untuk penyakit payudara. Meskipun SADARI tidak mahal,
tidak nyeri, tidak berbahaya dan nyaman, namun hanya sekitar dua
pertiga wanita mempraktikkannya sekurang-kurangnya sekali setahun
dan hanya sepertiga mempraktekkannya tiap bulan seperti dianjurkan.
Wanita yang melakukan teknik itu, hanya sekitar setengahnya yang
melakukan dengan benar. Hal ini disebabkan karena minimnya
10
3. Waktu Sadari
a. Haid teratur : Waktu terbaik adalah hari terakhir masa
haid
b. Haid tidak teratur : Setiap 6 bulan sekali, saat baru selesai
menstruasi
c. Waktu : 10 menit setiap bulan periksa payudara.