Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN ABORTUS
INKOMPLETE

Disusun oleh:
Faida Kurnia Cahyani, AMd. Keb

UNIT RAWAT JALAN

BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 1
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup
menurut SDKI 2012. Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal dengan usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Angka abortus di seluruh dunia adalah sekitar 35 per 1000 wanita yang berusia 15-44 tahun,
abortus merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia dari seluruh
kehamilan (selain keguguran dan lahir mati), 26% diantaranya berakhir dengan abortus (5). Sekitar
44% abortus di dunia adalah ilegal, 64% abortus legal dan hampir 95% abortus ilegal terjadi di
negara berkembang. sekitar 25% kematian ibu di Asia yang disebabkan karena abortus masih
tinggi. Abortus yang tidak aman bertanggung jawab terhadap 11% kematian ibu di Indonesia
(rata-rata dunia 13%). Abortus inkomplit memiliki kontribusi dalam kematian ibu, abortus
inkomplit merupakan komplikasi 10-20% kehamilan, penatalaksanaan abortus inkomplit dapat
dilakukan secara ekspektatif, medikamentosa dan tindakan bedah dengan kuretase.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah, Bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien abortus inkomplete?

C. Tujuan
1). Setelah menyelesaikan tugas ini mampu menerapkan asuhan kebidanan dengan
abortus inkomplete.
2). Mampu menyusun pengkajian pada pasien dengan abortus inkomplete

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil
konsepsi sebelumjanin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20
minggu dan beratbadan janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002). Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan
oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
(Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu
hidup di luarkandungan (Nugroho, 2010). Abortus kompletus adalah keguguran lengkap

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 2


di mana semua hasil konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar tanpa membutuhkan
intervensi medis.

B. Macam-Macam Abortus
1. Abortus Komplet adalah Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Abortus Inkomplet adalah Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih
ada yang tertinggal.
3. Abortus Insipiens adalah Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan
serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di
dalam rahim.
4. Abortus Iminens adalah Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam,
sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed Abortion adalah Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi
seluruhnya masih dalam kandungan.
6. Abortus Habitualis adalah Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau
lebih.

C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atauseluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterusberkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu hasilkonsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi
korialis belum menembus desiduasecara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14
minggu villi korialis menembusdesidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapatmenyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu keatas umumnya yangdikeluarkan setelah ketuban pecah
ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.2
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa
abortus inimenyerupai persalinan dalam bentuk miniature.Hasil konsepsi pada abortus
dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanyakantong amnion kosong atau
tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas danmungkin pula janin telah
mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalamwaktu yang cepat maka
ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakanmola kruenta. Bentuk
ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dandalam sisanya terjadi
organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lainadalah mola
tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena
terjadihematoma antara amnion dan korion.Pada janin yang telah meninggal dan
tidak dikeluarkan dapat terjadi prosesmumifikasi diamana janin mengering dan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 3
karena cairan amnion berkurang maka ia jadigepeng (fetus kompressus). Dalam
tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertasperkamen (fetus
papiraseus)Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah
terjadinyamaserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena
terisi cairan danseluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan
infeksi pada ibu apabilaperdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
(Prawirohardjo, 2006)

D. Penyebab Abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu.
Beberapa faktor yangmenyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan
kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak
bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti
radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan
pembuluhdarah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi
yang menahun.
3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti
radangparu paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut
rahim,kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang
(secara umumrahim melengkung ke depan),mioma uteri, dan kelainan bawaan pada
rahim.
5. Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual khususnya
kalauterjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat
keguguran yang berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan
sebagai penyebab terjadinyaabortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu,
yaitu saat plasenta mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Penyebab dari segi Janin
a. Kematian janin akibat kelainan bawaan
b. Mola hidatidosa
c. Penyakit plasentadandesidua, misalnyainflamasidandegenerasi.

E. Manifestasi klinis
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak
yang lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah
pucat dengan selaput putih, lengket, nadi lemah, puyeng, nyeri kepala, penglihatan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 4
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput putih.

F. Manifestasi Klinik
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahanper vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat
rasa mulas dankeluhan nyeri pada perut bagian bawah. (Mitayani, 2009) Secara umum
terdiri dari:
1. Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanandarah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normalatau meningkat.
3. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibatkontraksi uterus.

G. Penatalaksanaan
1. Abortus Komplet tidak memerlukan penanganan khusus, hanya apabila
menderitaanemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan
makanan yangmengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg
per hariselama 2 minggu.
5. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
6. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

H. Pemeriksaan
1. Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
terciumatau tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
adaatau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busukdari ostium.
3. Vaginal toucher : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyerisaat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi
tidak menonjoldan tidak nyeri.

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 5


I. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak
gangguan glandula thyroidea

BAB III
PENUTUP

Dengan adanya laporan pendahuluan dengan abortus kompletus diharapkan dapat


memberikan tindakan yang baik dan benar, serta diharapkan infrksi pada ibu dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC


Syaifudin, Abdul Bari, dkk. 1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC


Wiknjosastro, Hanika. 2001. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 6


Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Kebidanan Abortus Inkomplete |Hal 7

Anda mungkin juga menyukai