TINJAUAN PUSTAKA
tepat. Manajemen kebidanan adalah metode atau alur yang di gunakan oleh
yang sedang tumbuh didalam tubuhnya tepatnya berada dalam rahim, usia
(Siwi, 2015).
8
9
dan data yang tidak langsung ke yaitu (data objektif). Data Subjektif
data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien, suami, atau keluarga
kehamilan, persalinan nifas yang lalu, riwayat haid awal mulainya haid,
semua informasi atau keluhan yang telah dikaji dari klien ketika pertama
(2015), keluhan yang biasanya dirasakan ibu hamil TM III yaitu susah tidur,
cemas, nyeri punggung. Menurut Ardiana (2016), sebagian ibu hamil TM III
Keluhan nyeri punggung pada ibu hamil dapat diatasi dengan berbagai
macam cara menurut Siwi (2015), nyeri punggung dapat diatasi denga cara
ibu. Menjaga postur tubuh yang baik, postur tubuh sesuai dengan anatomis
pakai baju dan sepatu yang nyaman guna mencegah nyeri punggung. Susah
dalam masa kehamilan dan memberikan penjelasan tentang posisi tidur pada
ibu hamil TM III dengan posisi tidur miring kanan ataupun kiri dan dapat di
fisiologi yang dialami pada ibu hamil TM III dapat mengakibatkan keluhan
dialami pada ibu hamil terjadi karena otot – otot perut melemah, otot perut
posisi tidur miring dengan bantal atau penyangga diantara kedua tungkai.
darah dari tubuh bagian bawah kembali ke jantung. Posisi miring kiri
meningkatkan fungsi ginjal, pembuangan yang lebih baik dari produk cairan
bisa berkurang.
11
ibu hamil TM III sering mengalami kecemasan saat akan mengalami proses
persalinan, hal tersebut akan menimbulkan ketegangan pada jiwa dan fisik
segingga otot dan persendian menjadi kaku, ibu hamil di katakan siap fisik
bila tidak mudah lemah, lemas, kualitas tidur meningkat, fleksibelitas dan
daya tahan tubuh meningkat. Siap secara psikologis bila ibu tenang, rileks,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
assasment. Tanda gejala data ojektif diperoleh dari hasil pemeriksaan KU,
1 kali pada TM II, dan 2 x pada TM III, pemeriksaan pada ibu hamil terdiri
12
dari inspeksi (TD, nadi, suhu, RR, dll), perkusi, palpasi (palpasi perut guna
presentasi, gerak janin, kontraksi rahim braxton hicks dan his, macam –
macam cara palpasi (menurut leopold dengan variasi, knenel, budin, dan
ahlifeld).
(TFU) dan bagian atas janin.Menetukan letak kepala atau bokong dengan
tangan saat di atas fundus dan tangan yang satu di atas simfisis. Leopold II,
Menentukan batas rahim kanan dan kiri, menentukan letak punggung janin,
pada letak lintang tentukan letak kepala janin. Menentukan letak punggung
bawah janin, apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul
(PAP) atau belum. Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
bawah atau menghadap ke arah kaki ibu, menentuan bagian terbawah janin
dan berapa jauh sudah masuk PAP. Cara menentukan usia kehamilan dan
berat badan janin dalam kandungan Dihitung dari tanggal hari perkiraan
haid terakhir (HPHT), Ditambah 4,5 bulan dari waktu ibu merasakan
dan dopler guna mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) yang dapat di
janin), ibu (bising rahim, bising aorta, peristaltik usus). Pemeriksaan Dalam
secara vaginal toucher (VT), rectal toucher (RT). Guna pemeriksaan dalam
kepala dapat ditentuka posisi UUK, Kalau letak sungsang dapat teraba anus,
dan sakrum, Pemukaan servik, turunya bagian terbawah janin, Secara umum
sesuatu persalinan tidak maju – maju, Jika akan diambil tindakan obstetri
masalah dan kebutuhan. Hasil analisis tersebut dirumuskan ibu dan anak di
Menurut Handayani (2012), diagnosa kebidanan ibu hami yaitu Ny. I usia
kebutuhan pasien.
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh pasien kecuali
bila dengan kondisi tertentu dan bila tindakan tidak dilakukan. Oleh karena
itu jika kondisi pasien berubah, intervensi juga harus berubah atau
pemeriksaan pada ibu meliputi pemeriksaan seperti tensi, nadi, suhu, berat
15
kecemasan yang dialami pada ibu hamil TM III saat akan mengalami proses
ibu, suami, dan keluarga, upaya ini dilakukan untuk mengurangi AKI,
bezi (Fe) menurut Siwi (2015), Zat Besi (Fe) suplemen tambah darah guna
persalinan. Pemberian asuhan yang telah diberikan pada pasien akan dikaji
16
evaluasi tindakan.
Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penilaian ketepatan
tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi
hasil pemeriksaan tensi, nadi, suhu, berat badan, respirasi, pemeriksaan pada
pentingnya tidur bagi ibu hamil TM III dengan hasil ibu bersedia
dengan kondisi ibu merasa cemas dan telah di berikan informasi dan
didapatkan hasi ibu dalam kondisi siap dan tenang, telah dilakukan
P4K didepan pintu rumah, memberikan informasi tentang zat besi (Fe)
dengan hasil ibu bersedia mengonsumsi zat besi saat menjelang proses
persalinan.
17
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang
terdiri dari 4 kala yaitu : kala 1 waktu pembukaan servik hingga pembukaan
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
kumpulan data klien melalui anamesa, data yang diperoleh hasil dari
(2015), tanda tanda persalinan yang bias dialami ibu yaitu kenceng
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
(Prawirohardjo, 2011).
yaitu : Adanya kontraksi rahim tanda awal ibu hamil untuk menuju
mulut rahim menjadi lunak dan membuka, lendir ini disebut sebagai
itulah saatnya bayi harus keluar. Normalnya air ketuban berwarna jernih,
Siwi (2015), kala dalam pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu : Fase
berlangsung < 8 jam. Fase aktif waktu dimana frekuensi dan lama
selama 6 jam dan di bagi menjadi 3 fase yaitu : fase akselerasi dimana
janin tunggal, hidup,intra uterin, preskep, puki, inpartu kala 1 fase aktif.
dan hitung lama setiap kontraksi yag terjadi. Pada fase aktif minimal 2x
persalinan. penilaian kondisi ibu dan bayi meliputi setiap ½ jam (DJJ,
His, dan Nadi) 4 jam (servik, penurunan, TD, suhu, urin). Pencatatan
relaksasi yang paling efektif dalam mengurangi nyeri dalam kala I adalah
konsentrasi.
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
21
dari bertanya dari pasien, suami, atau keluarga (identitas umum, keluhan,
pada kala II memiliki ciri khusus seperti his yang terkoordinir, kuat,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
memiliki ciri khusus seperti his yang terkoordinir, kuat, cepat dan >2 – 3
menit sekali, kepala janin telah masuk PAP sehingga membuat rasa ingin
bercampur darah. Data yang telah didapat berdasarkan hasil anamesa dan
22
ditegakkan.
kebutuhan
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
objektif.
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
Data yang telah didapat berdasarkan hasil anamesa dan pemeriksaan akan
bersalin yaitu Ny. I usia 28 Tahun P2 A0 Inpartu kala III. Data yang telah
pemberian oksitosin, PTT dan rangsangan tartil pada dinding uterus atau
menghisap ASI sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupan.
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
25
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
melalui data objektif. Ibu mengatakan merasa nyeri pada bagian jalan
data objektif
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
darah. Penjahitan perineum di lakukan jika ada robekan dan adanya luka
(Muchtar, 2014).
terjadi setelah bayi lahir melalui pervaginam atau > 1000 ml setelah
merupakan waktu yang sangat kritis bagi ibu dan bayi. Salah satu cara
endorphin, dimana pijatan ini dilakukan pada kala IV. Pijat endorphin
darah. Penjaitan perineum di lakukan jika ada robekan dan adanya luka
merupakan salah satu trauma yang sering dialami oleh seorang wanita
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti
yaitu :
28
Pada masa nifas ibu menjadi sensitif, sehingga butuh pengertian dari
keluarga terdekat, Fase – fase pada pada ibu masa nifas yaitu : Fase Taking
In, Fase dimana berlangsung pada hari pertama hingga hari kedua post
29
partum. Fokus pada perhatian ibu terutama dirinya sendiri. Fase Taking
bayi. Fase Letting Go, Fase dimana berlangsung pada 10 hari post partum.
Fase dimana ibu sudah bisa menerima tanggung jawab akan peran barunya
sebagai ibu.
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
psikologi pada ibu masa nifas. Pada masa nifas ibu menjadi sensitif,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
30
(2014), pemeriksaan pada ibu masa nifas terdiri dari pemeriksaan fisik,
pasca salin yaitu Ny. I usia 28 tahun P2 A1 post partum 6 jam fase Taking
Taking In.
tambahan 500 kalori tiap hari, cairan dengan minum sedikitnya 3 liter air
31
putih setiap hari, zat besi dan harus diminum guna menambah zat gizi
dengan baik dan benar, perawatan bayi sehari – hari (Muchtar, 2014).
Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya ibu masa nifas terdiri dari
pendarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
bengkak pada tangan dan kaki, kejang, demam > 2 hari, payudara
selang berapa jam setelah persalinan segera bangun dari tempat tidur
untuk bergerak agar lebih kuat dan baik. Manfaat dari mobilisasi yaitu :
komstipasi, klien merasa lebih baik, lebih baik dan lebih sehat,
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
ibu masa nifas 6 hari yaitu lochea adalah lochea sanguilenta yaitu 3 - 7
hari post partum dengan warna merah kuning, dan Involusi uterus
ibu pasca salin yaitu Ny. I usia 28 tahun P2 A0 post partum 6 hari fase
Taking Hold.
didukung oleh kondisi ibu yang baik, kesadaran dan motivasi tinggi yang
timbul dari diri pasien. Mengajarkan pada ibu tentang teknik pemerahan
gelas kaca, kemudian simpan ASI lalu jika ASI yang disimpan ingin
diminumkan pada bayi rendam asi menggunakan wadah berisi air hangat,
ASI yang disimpan mampu bertahan 6-8 jam di suhu ruangan, 2-3 hari
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
data objektif.
35
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
ibu masa nifas 14 hariyaitu lochea adalah lochea alba yaitu 2 minggu
post partum dengan warna putih, dan Involusi uterus tidak teraba diatas
ibu pasca salin yaitu Ny. I usia 28 tahun P2 A0 post partum 14 hari fase
Latting Go.
pada ibu apakah sudah haid atau belum (Muchtar, 2014). Memberikan
36
seksual aman dilakukan ketika darah telah berhenti, luka episiotomi telah
sampai 40 hari karena pada massa itu diharapkan organ – organ tubuh
telah pulih kembali. Hal yang dapat menyebabkan pola seksual selama
(Anonymous ,2013).
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0 – 28 hari. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran dimana ada tiga masa yaitu,
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan
sesudah lahir, Neonatus dini adalah usia 0 – 7 hari dan Neonatus lanjut
saat setelah lahir berakhir kira – kira 30 menit setelah kelahiran, periode
tidur dimulai setelah 30 menit pertama atau setelah periode pertama bekisar
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
dengan melihat APGAR Score Menurut Siwi (2015), penilaian awal bayi
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
baru lahir yaitu BY. Ny. I jenis kelamin perempuan, BBL normal 1 jam
fasae tidur.
menjaga bayi agar tetap hangat dengan cara dipakaikan topi, setelah
dilakukan IMD bayi dipakaikan baju dan dibedong agar bayi tetap dalam
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
yaitu BY Ny. I jenis kelamin perempuan, BBL normal 6 jam fase kedua
reaktivitas .
anterolateral, menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering, menjaga
sirup bening yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit lemak
dari pada susu yang matang. Kolostrum dihasilkan pada hari pertama
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
yaitu menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering, menjaga kebersihan
pada ibu tentang tanda bahaya bayi seperti tidak mau menyusu, kejang,
2015).
berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung ke masyarakat yaitu
melalui anamesa. Data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien,
43
berupa hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan test
lain yaitu menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering, menjaga