Anda di halaman 1dari 24

G4 P3 A0 usia kehamilan 40-41

minggu dengan oligohidramnion

Identitas Pasien
Nama
Tanggal

Lahir

Usia
Jenis

kelamin
Status perkawinan
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Nomor RM
Masuk rumah sakit
pukul 14.00 WIB

: Ny. NM
: 17 Juni 1978
: 37 tahun
: Perempuan
: Menikah pada tahun 1995
: Ibu Rumah Tangga
: SMP
: Islam
: 15.07.08.37.73
: Jumat, 21 Agustus 2015

Nama suami
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Agama

:
:
:
:
:

Tn. E
41 tahun
Swasta
SLTA
Islam

Anamnesis

Autoanamnesis tanggal 21 Agustus 2015


pukul 14.00 WIB

Keluhan utama : Belum mules sejak 6 hari lalu

Riwayat kehamilan sekarang


Pasien datang ke poliklinik kebidanan untuk
USG atas rujukan puskesmas oleh bidan
Nurhayati karena belum mules sejak 6 hari
yang lalu.

Sebelumnya, pada pukul 10.00 wib pasien datang ke


tempat praktek bidan Nurhayati untuk konsultasi
tentang kehamilannya. Pasien mengatakan bahwa
usia kehamilannya sudah 40 minggu dan sudah
lewat dari taksiran kelahiran yaitu tanggal 16
agustus, namun belum merasakan mules.

Tidak ada cairan dan lendir bercampur darah yang


keluar. Pasien datang pukul 13.30 wib ke poli
kebidanan dan langsung dianamnesis serta diperiksa
tanda-tanda vital. Menurut pasien, janin masih
bergerak aktif.

Pukul 14.30 pasien masuk ke poli dan di USG oleh dr. A.,
didapatkan bahwa cairan ketuban sudah berkurang dan plasenta
sudah mengalami pengapuran. Dianjurkan untuk operasi. Pasien
dibawa ke ruang VK untuk di motivasi, dilakukan VT, di ambil
darahnya, dan diminta persetujuan untuk tindakan di ruang VK.

DJJ sebesar 139 x/menit, TFU 33 cm.

Setelah menunggu selama 1 jam, akhirnya pasien setuju untuk


dilakukan tindakan operasi. Surat ijin operasi disiapkan dan
ditandatangani oleh pasien dan saksi yang hadir. Dilakukan
pemasangan infus, kateter, skin test menggunakan cefotaxim, dan
pemeriksaan CTG.

Pasien mengaku selalu rutin memeriksa kehamilannya


setiap bulan di bidan. Mulai usia 7 bulan pasien selalu
memeriksakan kehamilannya di dokter setiap 4 minggu
sekali. Begitu masuk 8 bulan, pasien selalu ke dokter setiap
2 minggu sekali.

Menurut pasien, ini merupakan kehamilan ke-4. Tidak ada


riwayat keguguran. Anak pertama sampai ketiga sehat dan
dilahirkan normal. Anak pertama lahir normal pada tahun
1996, jenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 2600
gram, dan panjang badan 51 cm. Anak ke-2 jenis kelamin
laki-laki lahir normal pada tahun 2001 dengan berat badan
3000 gram dan panjang badan 50 cm. Anak ke-3 jenis
kelamin perempuan lahir normal pada tahun 2004 dengan
berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 50 cm.

Riwayat Haid
Pasien pertama kali haid pada usia 15 tahun.
Lama haid biasanya 3-5 hari, dan tanpa rasa
nyeri. Sehari biasanya mengganti pembalut
sebanyak 2 kali. Haid tidak teratur, namun
sejak melahirkan anak pertama, haidnya
teratur setiap 28 hari sekali. Hari pertama
haid terakhir adalah tanggal 9 November
2014. Taksiran partus tanggal 16 Agustus
2015

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat penyakit Jantung, hipertensi, diabetes
melitus, asma, alergi dan maag disangkal

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes
melitus, asma, alergi, dan maag disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
Status

generalis

Tanda

vital

TD

Keadaan

umum : Tampak

sehat

: 120/80 mmHg
N
: 88 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,5 0 C
Mata

Kesadaran

: CM

: Konjungtiva anemis -/- , Sklera


ikterik -/-

Leher

BB

terakhir : 85 kg

BB

sebelum hamil : 72 kg

Tinggi

badan : 160 cm

: Tidak teraba massa

Jantung

: Bunyi jantung 1 dan 2 regular,


murmur -/- , gallop -/-

Paru-paru

: Suara napas vesikuler, ronkhi -/, wheezing -/-

Abdomen

: Perut membuncit, striae


gravidarum (+), linea nigra (+)

Ekstremitas

: Akral hangat, edema -/-

STATUS OBSTETRI

Inspeksi : Abdomen membuncit, striae gravidarum ada, Linea nigra ada.

Palpasi :
Leopold I : TFU 33 cm, 2 jari di bawah proccessus xyphoideus, teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Divergen, bagian terendah janin belum melewati PAP

VT : Portio tebal lunak, belum ada pembukaan, kepala Hodge 1


DJJ : 139 x/menit
Genitalia : Tidak ada pengeluaran, Ada varises, tidak ada oedema, vulva warna merah muda

HPHT : 9 November 2014


Taksiran Partus : 16 Agustus 2015

DIAGNOSIS KERJA

Ibu : G4 P3 A0 Usia kehamilan 40-41 minggu


dengan oligohidramnion
Janin : Tunggal, hidup intrauterin, letak
memanjang

21 Agustus 2015

22 Agustus 2015

18.33

06.00

Antibiotik dimasukkan, dilakukan anastesi


spina. Operasi dimulai

18. 37
Bayi lahir sehat, Nilai APGAR 8/10 dan
9/10
BB : 3000 gram, PB : 50 cm , Jenis
kelamin laki-laki
19.20

Operasi selesai. Pasien di observasi di


ruangan OK selama 2 jam dengan TD
terakhir 131/76 mmHg dan nadi 86
x/menit.

21.20

Pasien diturunkan ke bangsal di ruangan


mawar 3

S :
ibu nifas merasa nyeri pada lokasi jahitan,
pusing, tidak bisa tidur, nafsu makan baik,
ASI sudah keluar
O:
TD : 120/70 mmHg , Nadi 64 x/menit , RR
24 x/menit TFU : Setinggi pusat
Perdarahan (+) sedikit cair ASI (+) sedikit
A:
P4 A0 dengan oligohidramnion
P:
Istirahat cukup, makan makanan bergizi,
boleh beraktifitas seperti biasa,
memperhatikan kecukupan ASI untuk bayi.

OLIGOHIDRAMNION

Adalah keadaan dimana cairan amnion kurang


dari 500 cc

Pada USG dapat dicurigai bila kantong amnion


kurang dari 2x2 cm atau indeks cairan pada 4
kuadran kurang dari 5 cm

Resiko kompresi tali pusat, dan distres janin


meningkat dengan berkurangnya cairan pada
semua persalinan, tetapi khususnya pada
kehamilan lebih bulan.

Kondisi yang dikaitkan

Janin :
abnormalitas kromosom, anomali kongenital, restriksi
pertumbuhan, kematian, kehamilan lebih bulan, dan ruptur
membran.

Ibu :
insufisiensi uteroplasenta, hipertensi, preeklampsia, diabetes.

Plasenta :
solutio plasenta, dan transfusi kembar ke kembar.

Obat-obatan :
inhibitor prostaglandin sintase, dan angiotensin-converting
enzyme inhibitor.

Gambaran Klinis

Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan


dan tidak ada ballotemen.
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap
pergerakan anak.
Sering berakhir dengan partus prematurus.
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai
bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
Sewaktu his akan sakit sekali.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali
bahkan tidak ada yang keluar.

Pemeriksaan Penunjang

USG

Penilaian subjektif
Disebut berkurang jika kantong amnion hanya
terlihat pada daerah tungkai bawah dan disebut
habis apabila tidak terlihat lagi kantong amnion.

Penilaian semi kuantitatif


pengukuran diameter terbesar pada salah1
kantong amnion dan pengukuran indeks cairan
amnion (ICA)/ Amnion Fluid Indeks (AFI).

Komplikasi

Pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat


bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa
terjadi partus prematurus

Pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan


seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi
tenal dan kering (lethery appereance).

Hipoplasia paru
Kompresi tali pusat
Aspirasi mekonium pada intrapartum
IUGR
Volume darah janin berkurang
Kematian janin

Kehamilan Postterm

Berhubungan erat dengan mortalitas,


morbiditas perinatal, maupun makrosomia.

Pengaruh kehamilan Postterm

Plasenta
1. Penimbunan kalsium.
2. Selaput vaskulosinsial menjadi tambah tebal dan
jumlahnya berkurangnya, dapat menurunkan mekanisme
transpor plasenta.
3. Proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema,
timbunan fibrinoid, fibrosis, trombosis intervili, dan infark vili.
4. Perubahan biokimia. Adanya insufisiensi plasenta
menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA di bawah
normal, konsentrasi RNA meningkat

Janin

1. Berat janin
2. Sindroma postmaturitas
3. Gawat janin atau kematian perinatal, umumnya disebabkan :
Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada
persalinan, fraktur klavikula, sampai kematian janin
Insufisiensi plasenta yang berakibat pertumbuhan janin
terhambat, oligohidramnion (terjadi kompresi tali pusat, keluat
mekonium yang kental, perubahan abnormal jantung janin),
hipoksia janin, keluarnya mekonium yang berakibat dapat terjadi
aspirasi mekonium pada janin.
4. Cacat bawaan

Ibu
1. Morbiditas/mortalitas ibu dapat meningkat

2. Aspek emosi.
Ibu dan keluarga menjadi cemas

Pengelolaan aktif yaitu dengan melakukan persalinan


anjuran pada usia kehamilan 41 atau 42 minggu
untuk memperkecil resiko terhadap janin.

Pengelolaan pasif/menunggu/ekspektatif yaitu


dilakukan pengawasan terus-menerus terhadap
kesejahteraan janin, sampai persalinan berlangsung
dengan sendirinya atau timbul indikasi untuk
mengakhiri kehamilan.

Umumnya penatalaksanaan dimulai sejak umur


kehamilan mencapai 41 minggu dengan melihat
kematangan serviks,

Pencegahan

Pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal


4 kali selama kehamilan.

Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan


dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan,
2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan
dan seminggu sekali pada bulan terakhir.

Anda mungkin juga menyukai