Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang: Masalah dalam persalinan, termasuk persalinan lama, yang merupakan salah

satu penyebab kematian bagi ibu dan bayi baru lahir, masih banyak ditemukan di Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan memakan waktu lebih lama adalah presentasi
abnormal, kontraksi yang tidak memadai, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar dan anemia.
Untuk menangani persalinan berkepanjangan, Inggris telah memperkenalkan teknik kelahiran
aktif. Hypnobirthing adalah salah satu metode kelahiran aktif yang dapat digunakan selama tahap
pertama persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerapan teknik
kelahiran aktif menggunakan hypnobirthing terhadap kemajuan persalinan tahap pertama pada
ibu.
Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan pendekatan post-test only design.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei sampai dengan 18 Agustus 2020, di 4 bidan
praktik mandiri (BPM) Kota Padang pada tahun 2020. Data dikumpulkan melalui lembar
observasi dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu purposive sampling
dengan total sampel 15 sampel. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Data
dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji t dependen.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemajuan persalinan menggunakan
hypnobirthing adalah 3,67 dan SD±1,49 dengan nilai minimum 1 dan maksimum 6. Berdasarkan
uji statistik, nilai p adalah 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Ada pengaruh penerapan teknik kelahiran aktif menggunakan hypnobirthing
terhadap kemajuan persalinan stadium I pada persalinan ibu.

Melahirkan adalah proses alami. Secara fisiologis, ibu akan mengalami kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Ini akan menyebabkan ibu merasakan sakit dan
rasa sakit ini sering dianggap sebagai pengalaman rasa sakit paling hebat yang pernah dirasakan
seorang ibu selama hidupnya.1
Ada 2 fase pada tahap pertama persalinan di mana fase laten adalah ketika serviks melebar dari 0
cm menjadi 3-4 cm dan fase aktif dimulai ketika serviks melebar 3-4 cm hingga 8-10 cm. Pada
tahap ini, nyeri kontraksi seperti kram yang berasal dari distensi jaringan rahim dan pelebaran
serviks, menyebar melalui sumsum tulang belakang ke daerah perut dan daerah lumbosakral.
Karena, kebanyakan wanita menggambarkan rasa sakit saat melahirkan sebagai rasa sakit paling
intensif yang pernah mereka alami, manajemen nyeri persalinan yang efektif tetap menjadi aspek
penting dari perawatan intrapartum.
Menurut laporan data dari WHO (2015), tercatat setiap hari di tahun 2015 terdapat 830 ibu yang
meninggal dunia karena komplikasi kehamilan dan persalinan. WHO juga mencatat AKI di
Indonesia (2015) sebanyak 126/100.000 kelahiran hidup.3
Survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mencatat bahwa AKI di Indonesia masih
tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Data terakhir dari Kementerian Kesehatan
(2016) menyebutkan bahwa sampai dengan semester I tahun 2017 terdapat 1.712 kasus kematian
ibu saat melahirkan.4 AKI yang tinggi menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
di Indonesia masih rendah.5 Data yang dirilis oleh Direktorat Kesehatan Ibu tahun 2012
menunjukkan bahwa kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
ini termasuk perdarahan (30,1%), hipertensi (26,9%), infeksi (5,6%), persalinan berkepanjangan
(1,8%), aborsi (1,6%) dan penyebab lainnya (34,5%). Berdasarkan data tersebut, persalinan
berkepanjangan merupakan salah satu faktor penyumbang kontribusi angka kematian ibu di
Indonesia, meskipun persentasenya cukup kecil. Di Indonesia, masih banyak masalah saat
melahirkan, termasuk persalinan lama, yang menjadi salah satu penyebab kematian bagi ibu dan
bayi baru lahir.
Persalinan panjang (persalinan lama) adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk
primipara dan lebih dari 18 jam untuk multipara, masalah yang terjadi pada persalinan panjang
adalah fase laten lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung lebih dari 12 jam tetapi bayi
belum lahir, serviks melebar di sebelah kanan garis mengingatkan kita pada persalinan fase aktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan memakan waktu lebih lama adalah presentasi
abnormal, kontraksi yang tidak memadai, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar dan anemia.
Untuk menangani persalinan berkepanjangan, Inggris telah memperkenalkan teknik kelahiran
aktif. Keberhasilan penerapan metode kelahiran aktif di Inggris adalah 46% lahir alami dengan
posisi berlutut 29%, kombinasi 4 posisi 28%, tersisa 23%miring, berdiri 9% dan jongkok 4%.
Lebih dari 200 bidan di Inggris telah menerapkan metode ini.

Metode kelahiran aktif di Indonesia sebenarnya telah diterapkan sebagai salah satu layanan
perawatan dalam proses persalinan, yaitu dalam hal mobilisasi yang mendorong ibu untuk
memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan tujuan meminimalkan rasa sakit dan dapat
mempengaruhi lamanya persalinan tahap pertama dan tahap kedua, hal ini sesuai dengan standar
bidan menurut WHO tahun 2010 dalam hal bidan sebagai asisten persalinan. Pada umumnya
masih banyak ibu yang mengalami haid I berkepanjangan dan lebih banyak ibu yang melewati
tahap pertama dengan berbaring di tempat tidur karena tidak tahan dengan rasa sakit kontraksi
dan beberapa pasien karena alasan lain

Metode yang dapat digunakan dalam teknik kelahiran aktif adalah berjalan-jalan, miring ke kiri,
mobilisasi, pendampingan suami, yoga, kompres dingin hangat, bola kelahiran dan
hypnobirthing yang telah dilakukan oleh asuhan kebidanan saat melahirkan untuk membantu
persalinan lama.9 Keuntungan dari kelahiran aktif termasuk kemajuan persalinan, mengurangi
rasa sakit karena kontraksi rahim bergerak ke arah depan rahim secara alami dan tidak melawan
gravitasi, peningkatan energi pada tahap kedua, risiko robekan perineum pada stadium II lebih
kecil dan kondisi ibu dan bayi lebih optimal karena mengurangi terapi medis yang dapat
menyebabkan efek samping pada keduanya.10 Hypnobirthing adalah salah satu metode kelahiran
aktif yang dapat digunakan selama tahap pertama persalinan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah di Gombang tentang penerapan teknik kelahiran aktif
menggunakan bola kelahiran terhadap kemajuan persalinan, yaitu kemajuan persalinan menjadi
2-3 jam lebih cepat.

Hypnobirthing adalah latihan menanamkan sugesti ke pikiran bawah sadar ibu untuk mendukung
pikiran sadarnya dan mengendalikan tindakannya dalam menjalani persalinan. Hypnobirthing
dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan alam bawah sadar. Hypnobirthing dapat
membantu ibu merasa lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Menanamkan konsep dan
pemahaman dalam pikiran bawah sadar ibu akan sangat membantu kelancaran proses kelahiran.
Seorang ibu yang secara sadar tidak dapat melakukan apa-apa dapat membiarkan alam bawah
sadar bekerja untuk menenangkannya dan membantunya melalui persalinan, kecuali untuk tahap
mendorong yang harus dilakukan secara sadar. Hypnobirthing terdiri dari berbagai teknik
relaksasi yang dapat digunakan ibu saat melahirkan. Teknik relaksasi ini sangat berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan stres emosional selama persalinan.

Hypnobirthing adalah teknik yang digunakan untuk mengatasi rasa takut melahirkan.
Berdasarkan teknik relaksasi, pernapasan, dan visualisasi yang mendalam, wanita diajarkan
untuk mempercayai tubuh mereka, mendapatkan kembali kepercayaan pada kemampuan mereka
untuk melahirkan, dan membebaskan diri dari ketegangan dan rasa sakit. Dengan menggunakan
teknik ini, ibu yang akan melahirkan dapat mencapai keadaan relaksasi yang mendalam tanpa
kehilangan kontak dengan kenyataan. Bersalin akan menghasilkan endorfin yang mengurangi
ketidaknyamanan dan intensitas nyeri seiring dengan kebutuhan.

Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh penerapan teknik kelahiran aktif
menggunakan hypnobirthing terhadap kemajuan persalinan tahap pertama pada ibu.
METODE
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain. Jenis penelitian ini quasi experimental
dengan pendekatan Post -test Only Design 14. Penelitian dilakukan di
4 bidan praktik mandiri (BPM) Kota Padang. Dilakukan pada 15 Mei-18 Agustus 2020. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di praktik mandiri bidan di Kota Padang
dengan umur kehamilan penuh ≥37-42 minggu tanpa komplikasi kehamilan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu purposive sampling.
Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 15
ibu dengan teknik pengobatan hypnobirthing. Kriteria inklusi adalah ibu hamil dengan usia
kehamilan ≥37-42 minggu, fase aktif stadium I (pembukaan >4 cm), presentasi kepala, tidak ada
komplikasi kehamilan/ibu dengan komplikasi (mantan secio caesarea, Mc Donald >40 cm, TB
ibu <145 cm, tekanan darah ibu >140/90 mm/Hg, anemia ibu), FHR normal. Data dikumpulkan
menggunakan lembar observasi. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis univariat
dan bivariat menggunakan uji t dependen.

HASIL
Berdasarkan Tabel 1, ditemukan bahwa kemajuan rata-rata persalinan menggunakan
hypnobirthing adalah 3,67 dan SD±1,49 dengan nilai minimum 1 dan maksimum 6 dibandingkan
dengan teori yang ada, rata-rata adalah 4,27 dan SD±1,38 dan nilai minimum 2 dan maksimum
6.

DISKUSI
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan p-value sebesar 0,000
(p<0,05) berarti terdapat pengaruh penerapan teknik kelahiran aktif menggunakan bola kelahiran
dan hypnobirthing terhadap kemajuan persalinan tahap pertama pada persalinan.
Selain itu, juga sejalan dengan hasil penelitian Buulolo yang menunjukkan bahwa terdapat efek
hypnobirthing dengan lamanya proses persalinan fase I aktif pada ibu persalinan primipara dan
multipara dengan p value <0,005.
Dampak positif pada ibu yang melakukan terapi hypnobirthing saat melahirkan dapat
memfasilitasi proses pengiriman (tahap I dan II lebih lancar). Hasil penelitian yang dilakukan
Mahmuda menunjukkan bahwa kelompok hypnobirthing memiliki rata-rata lama persalinan 2,47
jam, hal ini menunjukkan bahwa ibu hypnobirthing adalah ibu hamil yang melahirkan lebih cepat
dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan hypnobirthing.
Pada penelitian ini, dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada 10 sampel yang diberikan
perlakuan hypnobirthing. Perawatan diberikan kepada ibu yang sudah berada dalam fase aktif
fase I.
Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan adalah nyeri persalinan. Nyeri persalinan adalah
kondisi fisiologis, nyeri persalinan mulai muncul pada tahap pertama persalinan pada fase laten
dan fase aktif. Fase laten terbuka hingga 3 cm, berlangsung selama 8 jam. Nyeri berasal dari
kontraksi uterus dan pelebaran serviks, dengan meningkatnya volume dan frekuensi kontraksi
uterus, Rasa sakit yang Anda rasakan akan semakin kuat, puncak rasa sakit terjadi pada fase
aktif, di mana pembukaan terjadi dari 3 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Rasa
sakit yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, ketakutan, khawatir dan
menyebabkan stres. Stres dapat menyebabkan kontraksi rahim melemah dan mengakibatkan
persalinan berkepanjangan dan bahkan kematian.
Hypnobirthing dikaitkan dengan memperpendek tahap pertama persalinan, terutama pada ibu
primipara dan dapat mengurangi penggunaan analgesik. Persalinan dapat dilewati tanpa
komplikasi dan tidak memerlukan operasi, forsep atau vakum dan bahkan bayi yang lahir
memiliki nilai APGAR normal. Hypnobirthing adalah metode yang mengajarkan ibu untuk
memahami dan melepaskan rasa takut, ketegangan, sindrom nyeri (sindrom ketakutan,
ketegangan dan nyeri) yang menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman selama persalinan.
Hypnobirthing adalah metode pereda nyeri non-farmakologis persalinan. Penggunaannya
bermanfaat secara fisik selama kehamilan dan persalinan.19 Metode hypnobirthing adalah
kombinasi dari proses kelahiran alami dengan hipnosis untuk membangun persepsi positif dan
kepercayaan diri serta mengurangi rasa takut, cemas dan tegang, serta panik sebelum, selama dan
setelah melahirkan. Manfaat yang disarankan dari menggunakan hypnobirthing selama
persalinan termasuk mengurangi rasa sakit, penurunan tingkat kecemasan, kurang menggunakan
analgesik, pengiriman kepala janin lebih mudah dan rotasi, durasi lebih pendek dari satu tahap
persalinan dan peningkatan kepuasan dan kesejahteraan ibu.
Pada penelitian ini, penggunaan hypnobirthing saat persalinan, tepatnya pada fase aktif, sangat
mempengaruhi kemajuan persalinan. Hypnobirthing membantu tahap pertama persalinan
menjadi lebih pendek. Metode hypnobirthing didasarkan pada keyakinan bahwa setiap ibu yang
melahirkan berpotensi menjalani proses kelahiran secara alami, tenang, dan nyaman (tanpa rasa
sakit). Cara ini digunakan untuk mengendalikan pikiran ibu dan memasukkan sugesti positif
dalam pikiran ibu, sehingga dapat memberikan perasaan rileks pada ibu, peningkatan indera ibu
kesejahteraan dapat mendorong proses fisiologis persalinan.
Penelitian ini relatif sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Phillips-Moore yang
menyimpulkan bahwa ibu yang melahirkan yang diberi pengobatan hypnobirthing menunjukkan
hasil yang serupa dengan yang ditemukan pada penelitian lain tentang hipnosis untuk
melahirkan. Hasilnya menunjukkan beberapa manfaat tambahan dari hypnobirthing. Wanita
bersalin merasa lebih percaya diri, santai, kurang takut, fokus, dan lebih terkendali dan tentang
kemudahan dan kenyamanan persalinan dan persalinan.
KESIMPULAN
Terdapat pengaruh penerapan teknik kelahiran aktif menggunakan hypnobirthing terhadap
kemajuan persalinan stadium I pada persalinan di BPM Kota Padang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada semua pihak LLDIKTI Wilayah X dan Kemenristek-Brin serta BPM Kota
Padang.
Pendanaan: Kemenristek-Brin Benturan kepentingan: Tidak ada yang dinyatakan
Persetujuan etis: Studi ini disetujui oleh Komite Etika Kelembagaan

Anda mungkin juga menyukai