POST PARTUM
Disusun oleh :
1. Devi nurmanto
2. Hanniefah addieni
3. Hanifah maulidia
4. Ratih ayu
5. Repti krismalia
B. Definisi Operasional
Variabel penelitian ini termasuk variabel bebas yaitu menyusui dan variabel terikatnya
adalah involusi uterus ibu post partum.
C. Teknik Pengumpulan Data
Studi ini telah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dengan registrasi nomor 511 / KEP / FK / 2017. Inisiasi menyusui dini dalam waktu 1
jam setelah bayi lahir dan dilanjutkan dengan menyusui bayi dengan ASI selama 7 hari.
Pengukuran fundal tinggi menggunakan pelvimetri kaliper dengan prosedur setelah dini
inisiasi menyusui ,. Pengukuran tinggi fundus dilakukan oleh peneliti dibantu dengan
mendampingi peneliti (bidan). Untuk menghindari terjadinya bias dalam mengukur tinggi
fundus uterus, itu dilakukan oleh 2 orang yaitu peneliti dan pendamping peneliti yang
melakukannya secara bersamaan. Jika ada perbedaan pengukuran> 20%, pengukuran
tinggi fundus diulangi.
D. Analisis Data
Variabel kuantitatif dicatat sebagai Mean ± SD, median dan persentase. Uji normalitas
data dengan Uji Shapiro-Wilk dan uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan.
SEBUAH nilai P dua sisi <0,05 dianggap secara statistik penting. Nilai P dua sisi <0,05
dianggap signifikan secara statistik. Data dianalisis menggunakan Stata versi 14.2 (Stata
Corporation).
Tabel 1 menunjukkan usia responden dalam kelompok menyusui 28,33 ± 4,12 tahun dan
27,52 ± 3,87 tidak menyusui kelompok. Paritas kelompok menyusui 2.24 ± 0.70 dan 2.10
± 1.09 pada kelompok tidak menyusui.
Tabel 2: Perbedaan rata-rata tinggi fundus antara kelompok menyusui dan bukan
menyusui
Kelompok
Tabelll
Tabel 3 menunjukkan tinggi fundus dari involusi uterus pada hari tersebut 1-3 adalah
2,21 cm dan hari 1-7 adalah 6,48 cm. Ada secara statistik pemberian ASI yang signifikan
pada pasak involusi uterus ibu partum (p <0,05).
DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian ASI terhadap involusi uterus ibu
post partum. Tinggi fundus Proses pengurangan cepat jika pada hari pertama tinggi
fundus > 1 jari telanjang di bawah tengah dan pada hari ke-3> 3 jari di bawah tengah.
Dikatakan biasa jika di pertama tinggi fundus hari 1 jari berada di bawah tengah, dan
pada ke-3 tinggi fundus hari 3 jari di bawakh tengah. Tapi dikatakan demikian lambat
jika pada hari pertama tinggi fundus <1 jari dibawah tengah, dan pada hari ke-3 tinggi
fundus <3 jari di bawah pusat. Dalam penelitian ini terjadi penurunan tinggi fundus saat
menyusui ibu menemukan penurunan tinggi fundus pada hari ke-1 dan ke-32.21 dan
masuk kategori cepat dan sampai hari ke 7 ada a penurunan 6,48 cm.
Pemberian ASI atau menyusui sebaiknya dilakukan segera setelah bayi baru lahir,
hal ini dapat mengasuh a hubungan atau ikatan antara ibu dan bayi dan bisa memberikan
perasaan hangat dengan meletakkan dan menempel pada kulit ibu dan menutupinya,
menyusui secara maksimal karena ini sangat penting apakah bayi akan mendapatkan
cukup susu atau tidak. Hal ini diwujudkan dengan peran hormon pembuat susu, termasuk
di dalamnya hormon prolaktin sirkulasi darah ibu akan menurun setelah satu jam
persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Dalam upaya Untuk menjaga
prolaktin, hisapan bayi akan memberikan stimulasi ke hipofisis untuk mengeluarkan
hormon oksitosin. Oksitosin Hormon bekerja merangsang otot polos untuk memeras susu
yang ada di alveoli, lobus dan saluran berisi payudara susu dikeluarkan melalui puting
[7,8].
Pada kondisi ini hisapan bayi akan membantu mengeluarkan isapan tersebut susu.
Prosesnya adalah saat bayi menghisap otot polos dari puting yang terangsang, rangsangan
oleh saraf ini ditransmisikan ke otak. Kemudian otak menginstruksikan bagian belakang
kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon oksitosin yang ada dibawa ke otot polos
payudara, agar mulus otot-otot payudara berkontraksi. Dengan kontraksi tersebut otot
polos susu dilepaskan, dan di dalam sel terjadi produksi ASI lagi. Hormon oksitosin tidak
hanya mempengaruhi otot polos payudara tapi juga otot otot polos rahim sehingga rahim
berkontraksi lebih baik, sehingga involusi uterus dan lochea lebih cepat pengeluaran lebih
lancar. Itu sebabnya pada ibu siapa involusi menyusui pada rahim berlangsung lebih
cepat daripada tidak menyusui [9, 10].
Pelaksanaan ASI sedini mungkin dengan meletakkan bayi di payudara ibu akan
menguntungkan ibu dan bayi. Usap kepala bayi di payudara ibu, sentuh bayi tangan saat
menyusui, bayi di puting ibu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan
mendukung untuk kontraksi uterus dan mempercepat proses uterus kerumitan.
. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa ada pengaruh menyusui pada involusi
uterus pasca melahirkanibu.
PENGAKUAN
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua responden yang telah berpartisipasi
pelajaran ini.