PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia (Notoatmodjo,
2003).
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa
dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. “Sampah adalah
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan atau materi berkelebihan atau ditolak
atau buangan”.
2
Ada beberapa macam – macam sampah yaitu sampah elastic
atau sampah organik, sampah anorganik, sampah B3, limbah. Dari
beberapa sampah tersebut jika tidak dikelola dengan baik pasti akan
mengakibatkan dampak yang sangat buruk contohnya sungai kotor,
sungai akan tercemari, banjir, dan semakin lama ketersediaan air
bersih akan semakin langka. Dan terlebih lagi jika keadaan semakin
seperti itu maka akan berdampak pada kesehatan kita, contohnya
penyakit diare, penyakit jamur dan masih banyak lagi.
3
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
1) Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan implementasi aktualisasi adalah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan di bidang kesehatan lingkungan
yang dijalankan oleh Sanitarian Terampil yang profesional yang
karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi (ANEKA), sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat.
b. Tujuan khusus
Sebagai seorang ASN dengan profesi Sanitarian Terampil
diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan lingkungan
salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai penanganan sampah di lingkungan untuk mewujudkan misi
dari puskesmas Liukang Tangaya yaitu meningkatkan peran serta
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan terhadap diri
sendiri, keluarga dan lingkungan.
4
2) Manfaat Habituasi
Manfaat untuk Diri Sendiri
5
BAB II
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. GAMBARAN UMUM
6
Luas wilayah masing-masing desa di wilayah kerja
Puskesmas Panyipatan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Luas Tanah Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tangaya
Kel.Sapuka 14,20 0
7
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Liukang TangayaTahun 2018
Desa/ Tahun 2018
8
1. Adil
a. Memberikan pelayanan yang merata tanpa membedakan
pasien
b. Memberikan tanggung jawab kepada staf sesuai analisis
beban kerja.
2. Etis
a. memberikan pelayanan yang adil dengan integritas
modal yang tinggi
b. menerapkan standar etika setiap saat
c. memahami dan menaati etika perseorangan kebijakan
tata kelola puskesmas yang baik.
3. Terbuka
a. Mendorong informalitas dan keterbukaan dalam
komunikasi disemua tingkatan
b. Membangun suasana saling percaya diantara petugas-
petugas manajemen
c. Saling menghormati
d. Berfikiran terbuka dan memiliki etika kerja yang tinggi.
4. Inovatif
a. Tugas Puskesmas
Tugas puskesmas diatur didalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 pasal 4
yaitu: Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
9
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
b. Fungsi Puskesmas
10
i) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas berwenang
untuk:
a) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat;
d) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung;
e) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f) melaksanakan rekam medis;
g) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan
h) melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga
Kesehatan;
i) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan
j) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.
11
4. PROSES PELAYANAN DAN PROFIL ORGANISASI
12
5. Penanggung Jawab Usaha Kesehatan Perorangan,
Kefarmasian dan Laboratorium
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan Kefarmasian
g. Pelayanan Laboratorium dan DOTS TB Paru dan Kusta
h. Pelayanan Promosi Kesehatan (PHBS) dan Program
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
6. Penanggung Jawab Jejaring Pelayanan Puskesmas dan
Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa / Polindes
d. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
13
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah dasar bagi ASN untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
dengan orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
14
Nilai-nilai dasar Nasionalisme yaitu:
15
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi atas standar atau norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan,
perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun nilai-nilai
dasar Etika Publik yaitu :
1) Memegang teguh ideologi pancasila;
2) Setia dan mempertahankan undang-undang dasar negara
republik indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat indonesia;
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.
16
4. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan.Adapun
nilai-nilai komitmen mutu diantaranya mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan klien dan menghasilkan produk/jasa yang
berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada
pemborosan.Komitmen Mutu memiliki nilai-nilai dasar yaitu :
1) Efektivitas dan efisiensi;
2) Inovasi;
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/
clients;
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia;
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi;
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan;
8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan
ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
5. Anti Korupsi
17
1) Nilai-nilai dasar Anti Korupsi adalah sebagai berikut :
(a) Jujur
(b) Peduli
(c) Mandiri
(d) Disiplin
(e) Tanggung jawab
(f) Kerja keras
(g) Sederhana
(h) Berani
(i) Adil
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar,etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No.5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
(a) PNS merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki
Nomor Induk Pegawai (NIP)
(b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
merupakan pegawai dengan perjanjian kerja sesuai
kebutuhan instansi dalam jangka waktu tertentu.
18
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada dipusat, daerah dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah:
(a) PelaksanaKebijakan Publik
(b) Pelayan Publik
(c) Perekan danPemersatu Bangsa
5) Pegawai ASN bertugas:
(a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
(b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
(c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Whole of Government
Whole of Governement atau disingkat WoG adalah
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sector dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
19
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
1) Praktek WoG dalam Pelayanan Publik
(a) Berdasarkan Jenis
(1) Pelayanan yang bersifat administrative
(2) Pelayanan jasa
(3) Pelayanan barang
(4) Pelayanan regulative
(b) Berdasarkan Pola
(1) Pelayanan Teknis Fungsional
(2) Pelayanan Satu Atap
(3) Pelayanan Satu Pintu
(4) Pelayanan Terpusat
(5) Pelayanan Elektronik
(c) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG
(1) Budaya dan filosofi
(2) Cara Kerja yang Baru
(3) Akuntabilitas dan insentif
(4) Cara baruPengembangan Kebijakan, Mendesain
(5) Program dan pelayanan Collegate approach.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
20
2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan
dan,
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Keseimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Parsitipatif
7) Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
1) Ketepatan waktu
2) Akurasi
3) Kesopanan dan keramahan
4) Tanggung jawab
5) Kelengkapan
6) Kemudahan
7) Variasi model
8) Pelayanan pribadi
21
9) Kenyamanan
C. IDENTIFIKASI ISU
D. CORE ISU
E. DESKRIPSI ISU
22
F. SUMBER ISU
23
G. ANALISIS ISU
seriousness, Growth).
Table 3.2
BOBOT KETERANGAN
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
Tabel 3.3
Tabel Analisis Isu Menggunakan APKL
N A P K L RAN
ISU Jml
O (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) K
24
24
3 Rendahnya Cakupan
Hygiene Sanitasi Makanan 3 3 4 3 12 3
Dan Minuman di Masyarakat
4 Rendahnya Pengetahuan
Masyarakat Mengenai 5 4 5 5 19 1
Penanganan Sampah
5 Tidak Optimalnya
Penggunaan Aplikasi Onilne
2 1 1 2 6 5
Untuk Penginputan Data
Atau Pelaporan SAB
dari analisis criteria isu dengan alat analisis APKL tersebut diatas lalu
Dari criteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian
25
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya
bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera
ditangani.
Tabel 3.4
Rendahnya Pengetahuan
1 Masyarakat Mengenai 5 5 5 15 1
Penanganan Sampah
Klinik Sanitasi yang Tidak
2 4 3 4 11 2
Berjalan
Rendahnya Cakupan Hygiene
3 Sanitasi Makanan dan 3 4 3 10 3
Minuman Di Masyarakat
26
H. RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 3.5
Tabel Rancangan Aktualisasi
27
ISU PRIORITAS “RENDAHNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT
MENGENAI PENANGANAN SAMPAH DI KELURAHAN SAPUKA
KECAMATAN LIUKANG TANGAYA PADA WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS LIUKANG TANGAYA”
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
TAHAPAN OUT PUT / TERHADAP VISI
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
KEGIATAN TARGET MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
1 Melakukan a. Melakukan Mendapat a. Etika Publik : Untuk Dengan Pada kegiatan
koordinasi pertemuan arahan dan melakukan terlaksananya ini mengandung
dengan dengan Kapus bimbingan koordinasi dengan koordinasi dan beberapa nilai
Kepala b. Membahas dari Kepala rekan kerja apalagi persetujuan dari
yakni Etika
Puskesmas rencana Puskesmas, Kepala Puskesmas Kepala
Publik,
kegiatan atau tersedianya harus menggunakan Puskesmas maka
gagasan konsep dapat Akuntabilitas
bahasa yang baik,
c. Meminta kegiatan yang mewujudkan misi dan WoG,
bersikap sopan dan
bimbingan akan “Menjadikan sejalan dengan
dan arahan dilaksanakan santun, Puskesmas nilai yang
terhadap mengutarakan Liukang Tangaya tertanam di
rencana maksud dengan jelas sebagai pusat
dan mudah di Puskesmas
kegiatan pelayanan
d. Mencatat pahami kesehatan Liukang Tangaya
hasil b. Akuntabilitas : masyarakat.” yaitu Etis dan
pertemuan Dalam melakukan Terbuka
dan suatu kegiatan
bimbingan dibutuhkan
dari kepala perencanaan
puskesmas strategis yang
e. Meminta
outputnya dalam
persetujuan
bentuk surat
atau
rekomendasi persetujuan
dari Kepala melakukan kegiatan
Puskesmas yang telah disetujui
oleh Kepala
28
Puskesmas
c. WoG :Melakukan
komunikasi dengan
pimpinan
merupakan
perwujudan aspek,
karena kegiatan ini
terlaksana karena
adanya koordinasi
kepada pihak yang
berkaitan
29
sasaran yang tepat
dan terarah.
f. Komitmen mutu:
(mengedepankan
komitmen terhadap
kepuasan
masyarakat)
Terjalinnya
kerjasama antara
pihak puskesmas
dengan lintas sektor
mampu
mengoptimalkan
terlaksananya
kegiatan dengan
baik.
30
melaksanakan terjangkau.” yaitu Adil dan
kebijakan dan Etis.
program
pemerintah):
Melakukan
sosialisasi kepada
masyarakat dengan
memiliki
kemampuan dalam
melaksanakan
kegiatan.
d. Komitmen mutu
Melakukan upaya
perbaikan secara
berkelanjutan
melalui berbagai
cara sosialisasi dan
memberikan
pemahaman pada
masyarakat cara
penanganan sampah
e. Anti korupsi : kerja
keras): Sebagai
seorang sanitarian
perlu bekerja keras
karena untuk
memberikan
pemahaman kepada
masyarakat dan
menanamkan sikap
dan perilaku kearah
yang lebih baik.
31
percontohan kembali kembali oleh masyarakat ulang sampah
daur ulang masyarakat dalam mengatasi mengandung
sampah b. Akuntabilitas: masalah sampah, nilai :
plastik Membantu mewujudkan misi Nasionalisme,a
dijadikan Membuat “Meningkatkan kuntabilitas,
barang yang peran serta pelayanan
percontohan tempat
dapat masyarakat publik serta
digunakan sampah kepada terhadap diri komitmen mutu
kembali dan masyarakat dan sendiri, keluarga yang dimana
memiliki nilai bertanggung jawab dan lingkungan terkait dengan
dengan hasil serta memberi nilai
c. Pelayan publik: pelayanan yang
masyarakat dalam ramah dan
terjangkau.”
mengatasi sampah
organik yang
dihasilkan dari
rumah tangga untuk
dijadikan kompos.
Menjadikan salah
satu peran dan
kedudukan ASN
d. Komitmen mutu
(inovasi):
Bekerja sama
dengan masyarakat
dengan mendaur
ulang sampah plastik
dan mengajarkan
kepada masyarakat
untuk berinovasi
mengolah barang
buangan
menghasilkan
sesuatu yang lebih
bernilai.
32
membersihkan lingkungan dapat Komitmen
lingkungan mewujudkan visi Mutu,
b. Nasionalisme (sila “Mewujudkan Nasionalisme,
3): mengajak Pelayanan Akuntabilitas,
masyarakat ikut Kesehatan yang Etika Publik
serta dalam program Merata dan yang dimana
Terjangkau.” bersangkutan
“Jumat GerMas
dengan nilai
BerLian” dengan
Puskesmas
membersihkan Liukang Tangaya
lingkungan. : Adil, Etis dan
c. Akuntabilitas Inovatif.
(Kejelasan):
Menetapkan
waktu/jadwal
pelaksanaan dihari
jumat untuk
pelaksanaan “Jumat
GerMas BerLian”
d. Etika Publik
(tanggung jawab):
bertanggung jawab
dala program
“Jumat GerMas
BerLian”
33
monitoring
7. Evaluasi a. Laporan hasil Mengetahui b. akuntabilitas Melaporkan hasil
kegiatan hasil kegiatan (kejelasan) : kegiatan dengan
b. melaporkan yang dilakukan memberikan transparan, maka
hasil kegiatan penilaian dan hasil dapat
kepada kepala laporan yang jelas mewujudkan misi
puskesmas dan benar karena “Memaksimalkan
harus bersifat netral, pelayanan
transparan dan kesehatan
dapat di kepada
pertanggung masyarakat dan
jawabkan memberi
pelayanan yang
ramah dan
terjangkau.”
34
BAB IV
35
Deskripsi kegiatan :
Bertemu dengan Kepala Puskesmas, berkonsultasi membahas mengenai
masalah kegiatan yang akan dilakukan serta meminta arahan dan bimbingan
dari kepala puskesmas, mencatat hasil dari pertemuan dan meminta surat
rekomendasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
Hasil Kegiatan :
Mendapat arahan dan bimbingan dari Kepala Puskesmas, tersedianya konsep
kegiatan yang akan dilaksanakan
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas :
Dengan melakukan konsultasi dengan atasan terkait dengan Rancangan
Aktualisasi yang akan saya lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Etika Publik :
Saat melaksanakan Konsultasi dengan atasan, menggunakan bahasa yang
sopan dan santun, mengutarakan maksud dengan jelas dan mudah dipahami
sehingga mempermudah dalam berkomunikasi.
Sektor
36
Deskripsi kegiatan :
Bertemu dengan Kepala Kelurahan serta staff kelurahan dan memberi surat
undangan sosialisasi serta menyampaikan dengan sopan santun dan jelas
mengenai kegiatan yang akan dilakukan serta meminta bantuan kepada pihak
yang terkait agar dapat bekerja sama mengumpulkan masyarakat untuk
melaksankan kegiatan yang akan dilakukan.
Hasil Kegiatan :
Terjalin kerjasama dengan lintas sektor terkait.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas
Melakukan pendekatan dengan lintas sektor sangat diperlukan agar
terciptanya rasa saling percaya sehingga tercapainya kerjasama kerjasama
kedepannya dalam melaksanakan kegiatan;
Etika Publik
Melalaui pendekatan dengan lintas sektor dapat memberikan layanan kepada
masyarakat dengan sasaran yang tepat dan terarah serta penggunaan bahasa
yang sopan dan santun saat berkomunikasi kepada lintas sektor yang terkait ;
Komitmen Mutu
Terjalinnya kerjasama antara pihak puskesmas dengan lintas sektor mampu
mengoptimalkan terlaksananya kegiatan dengan baik.
Nasionalisme
Pendekatan dengan lintas sektor terkait agar tercapainya satu tujuan yang
sama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
37
Kegiatan 3 Melakukan Sosialisasi di Masyarakat
38
benar.
Hasil Kegiatan :
- Masyarakat memahami dan tertarik mengubah pola pikir mengenai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan cara tidak buang sampah
sembarangan dan dapat memanfaatkan sampah dengan mendaur ulang
sampah
- Absensi kegiatan, notulen kegiatan.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Etika publik
Pada saat melakukan sosialisasi di masyarakat bersikap sopan dan santun
serta menggunakan bahasa yang baik dan benar serta jelas agar mudah di
pahami oleh masyarakat dan dapat di terima di masyarakat;
Akuntabilitas
Sosialisasi kepada masyarakat dengan metode yang jelas dan terarah agar
masyarakat mampu memahami maksud dan tujuan kegiatan yang akan
dilakukan;
Nasionalisme
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan
mengenai penanganan sampah dan cara pemilahan sampah merupakan hak
masyarakat untuk mengetahui;
Komitmen mutu
Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara
sosialisasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat kepada
masyarakatcara penanganan sampah;
Anti korupsi
Sebagai seorang sanitarian, perlu bekerja keras karena untuk memberi
pemahaman kepada masyarakat dan menanamkan sikap dan perilaku
kearah yang lebih baik
39
Kegiatan 4 Pembagian media cetak berupa leaflet
Membuat desain leaflet dengan sedemikian rupa agar masyarakat tertarik dan
mudah memahami, mencetak berwarna agar terlihat jelas dan memperbanyak,
kemudian membagikan kepada masyarakat pada saat sosialisai berlangsung
agar menjadi media bantu untuk masyarakat bisa memahami dengan cepat.
40
Hasil Kegiatan :
Terlaksananya Sosialisasi dengan menggunakan alat bantu berupa media
cetak leaflet agar mudah dipahami oleh masyarakat.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas
Memudahkan masyarakat agar dapat lebih mudah memahami dan lebih
jelas mengenai sosialisasi yang diberikan dengan media cetak berupa
leaflet
Etika Publik
Dengan media cetak berupa leaflet akan memudahkan kita dalam
berkomunikasi secara cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat
Komitmen Mutu
Memberi kemudahan kepada masyarakat dalam penyampaian sosialisasi
berupa leaflet dengan berbagai gambar yang jelas kepada masyarakat
untuk bisa lebih dipahami oleh masyarakat.
Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan pembagian leaflet saya melakukan
dokumentasi sebagai bukti pelayanan
41
Kegiatan 5 Pembuatan percontohan di Masyarakat
Tahapan Kegiatan
1. Membuat percontohan daur ulang sampah plastik
dijadikan barang yang bernilai dan dapat di
gunakan kembali;
2. Membuat percontohan tempat sampah organik
dan anorganik untuk dijadikan sebagai tempat
pembuangan dan pemilahan sampah.
Deskripsi Kegiatan :
Membuat percontohan berupa tempat sampah organik dan anorganik dengan
menggunakan barang bekas yang didapatkan di pulau, serta mendaur ulang
sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan kembali berupa tempat
tissue, tempat gelas dan lain sebagainya kemudian menjelaskan kepada
masyarakat cara pembuatan percontohan tersebut dengan jelas agar mudah
dimengerti oleh masyarakat.
42
Hasil Kegiatan :
Membantu masyarakat dalam mengatasi masalah sampah serta memberi
pemahaman dan kreatifitas kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan
sampah menjadi barang yang bernilai dan dapat digunakan kembali.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Nasionalisme
Mengikut sertakan dan melibatkan masyarakat dalam pembuatan tempat
sampah serta daur ulang sampah.
Etika Publik
Memberi pemahaman serta mengajarkan kepada masyarakat untuk
berkreatifitas dengan penyampaian yang lemah lembut serta sopan santun dan
jelas agar mudah di pahami serta di terima dimasyarakat.
Akuntabilitas
Membantu membuat percontohan tempat sampah kepada masyarakat dan
bertanggung jawab dengan hasil
Deskripsi Kegiatan :
Bersama sama bergotong royong dengan masyarakat membersihkan
lingkungan dari sampah setiap hari jumat agar lingkungan menjadi bersih
bebas dari sampah dan penyakit dari lingkungan akibat sampah.
Hasil Kegiatan :
Terlaksananya inovasi pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan
masyarakat bersihkan lingkungan setiap jumat.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Komitmen Mutu
43
Membuat program “Jumat GerMas Berlian” untuk membiasakan masyarakat
membangun PHBS dengan membersihkan lingkungan dari sampah
Nasionalisme
Mengajak masyarakat ikut serta dalam program “Jumat GerMas Berlian”
Akuntabilitas
Menetapkan jadwal atau waktu pelaksanaan di hari Jumat (kejelasan)
Etika publik
Bertanggung jawab dalam program pemberdayaan masyarakat “Jumat
GerMas Berlian”
Anti Korupsi
Bertanggung jawab dengan kegiatan hasil dari inovasi yang dilakukan dan
bekerja keras agar tercapainya suatu tujuan yang akan dicapai.
44
dilakukan.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Komitmen Mutu
Melihat sejauh mana perkembangan dan kemajuan dari kegiatan yang
dilakukan, serta dampak dan efektifnya suatu kegiatan.
Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan monitoring hasil kegiatan tersebut saya
membuat lembar monitoring sebagai bukti monitoring hasil kegiatan
45
Deskripsi Kegiatan :
Mengevaluasi segala kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan kepada kepala
puskesmas dan pembimbing aktualisasi.
Hasil Kegiatan :
Mengetahui hasil kegiatan yang telah dilakukan dan adanya laporan hasil
kegiatan.
Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan :
Akuntabilitas
Memberikan penilaian dan hasil laporan yang jelas dan benar karena harus
bersifat netral, transparan dan dapat di pertanggung jawabkan.
Nasionalisme
mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan kegiatan yang dilakukan sebagai bahan perbaikan untuk
mencapai tujuan kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Komitmen Mutu
Mengevaluasi kegiatan dan melihat seberapa efektivitas dan efisien nya suatu
kegiatan yang dilakukan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
46
untuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah
dirumuskan melaui analisa APKL dan USG. Isu yang diangkat
adalah belum Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Mengenai
Penanganan Sampah di Kelurahan Sapuka Kecamatan Liukang
Tangaya Pada Wilayah Kerja UPT Puskesmas Liukang Tangaya.
Dari isu tersebut muncul gagasan pemecah isu yang tertuang
dalam delapan kegiatan. Rancangan ini dibutuhkan untuk
meningkatkan pelayanan penanganan sampah organik dan
anorganik di masyarakat kelurahan Sapuka dan penting dalam
menginternalisasi nilai-nilai dasar PNS, yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi) selama habituasi sehingga dapat menghasilkan
PNS yang berintegritas dan mampu melayani masyarakat
secara baik dan maksimal. Selain itu juga dapat meningkatkan
kedudukan peran ASN yang meliputi Manajemen ASN, Whole
of government dan Pelayanan Publik terutama Whole of
government sehingga kolaborasi dengan rekan kerja dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan
baik. Peran pelayan publik juga dapat terlaksana dengan lebih
baik lagi.
B. SARAN
47
Berdasarkan hasil pembahasan, keterbatasan dan kesimpulan
48