Anda di halaman 1dari 130

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya

Penurunan Insiden Difteri Melalui Peningkatan Cakupan ORI


Putaran Kedua di Warga RW 08, Desa Babakan, Kecamatan Legok,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 27 Desember 2018 – 23 Januari 2018

Penyusun:
Yashica Lorencia (406152079)
Alyssa Aldilla (406152080)
Stefanie (406161019)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
18 Desember 2017- 10 Februari 2018
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya
Penurunan Insiden Difteri Melalui Peningkatan Cakupan ORI
Putaran Kedua di Warga RW 08, Desa Babakan, Kecamatan Legok,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 27 Desember 2018 – 23 Januari 2018

Penyusun:
Yashica Lorencia (406152079)
Alyssa Aldilla (406152080)
Stefanie (406161019)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara
18 Desember 2017- 10 Februari 2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Kami yang bertandatangan dibawah ini:


1. Yashica Lorencia (406152079)
2. Alyssa Aldilla (406152080)
3. Stefanie (406161019)

Dengan ini menyatakan, menjamin, bahwa laporan kunjungan kasus keluarga yang
diserahkan kepada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara, berjudul:

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan


Insiden Difteri Melalui Peningkatan Cakupan ORI Putaran Kedua di Warga RW
08, Desa Babakan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 27 Desember 2018 – 23 Januari 2018

Merupakan hasil karya kami, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah kami
nyatakan dengan benar dan tidak melanggar ketentuan plagiarisme dan otoplagiarisme.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa unsur paksaan dari pihak
manapun.

Tangerang, 02 Februari 2018


Yang menyatakan,

Yashica Lorencia (406152079) (tanda tangan)

Alyssa Aldilla (406152080) (tanda tangan)

Stefanie (406161019) (tanda tangan)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat iii


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya dapat menyelesaikan
laporan diagnosis komunitas ini dengan baik. Laporan ini merupakan prasyarat agar dapat
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Selama proses
pembuatan mulai dari awal hingga akhir, banyak sekali pengalaman yang didapatkan oleh
penulis untuk berkarir sebagai dokter di kemudian hari.
Selama proses penyusunan laporan ini, penulis mengalami berbagai keterbatasan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung dalam
proses penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang atas kesempatan dan kepercayaan yang
telah diberikan selama menjalani kepaniteraan IKM.
2. dr. Dewi Novianti, MIPH., MHM selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengoreksi, memberikan
pengarahan, dan memberikan semangat kepada kami selama penyusunan laporan
kasus ini.
3. Keluarga besar Bagian IKM Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara atas
kesempatannya yang telah diberikan kepada kami serta bimbingannya dalam
penyusunan laporan ini.
4. drg. Widya Anggraeni selaku Kepala Puskesmas Legok yang telah memberikan
dukungan baik secara moral, sarana dan prasarana, serta waktunya untuk
berdiskusi dengan kami.
5. dr. Linda Mayliana, Bidan Margareth Lauren, Bidan Andriyani Rahayu, Bidan
Eem Maghfiroh dan segenap keluarga besar Puskesmas Legok yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu.
6. Bapak Miswan selaku Kepala RW 08 Desa Babakan; Ibu Dyah Trisetia Asih, Ibu
Nata Suri, Ibu Barbara Kristina dan Ibu Risnawati selaku Kader Posyandu Mawar
V Desa Babakan yang telah memberi kesempatan dan ikut menyelenggarakan
kegiatan penyuluhan di Posyandu Mawar V.
7. Kepala Sekolah SDN Legok IV yang telah memberikan kesempatan dan ikut
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan untuk murid SDN Legok IV.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat iv


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
8. Keluarga, teman-teman dan para sahabat yang telah memberikan dukungan
selama proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini tentu tidak terlepas dari kekurangan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan
dan saran yang membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Tangerang, 02 Februari 2018

Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat v


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Kami yang bertandatangan dibawah ini:


Yashica Lorencia (406152079)
Alyssa Aldilla (406152080)
Stefanie (406161019)

Program Studi : Program Profesi Kedokteran


Fakultas : Kedokteran
Jenis Karya : Laporan Diagnosis Komunitas
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan persetujuan/ijin kepada bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk memublikasikan hasil karya ilmiah kami yang
berjudul:

Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan


Insiden Difteri Melalui Peningkatan Cakupan ORI Putaran Kedua di Warga RW
08, Desa Babakan, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Periode 27 Desember 2018 – 23 Januari 2018

Tangerang, 02 Februari 2018


Yang menyatakan,

Yashica Lorencia (406152079) (tanda tangan)

Alyssa Aldilla(406152080) (tanda tangan)

Stefanie (406161019) (tanda tangan)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat vi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Upaya Penurunan Insiden Difteri Melalui Peningkatan Cakupan ORI Putaran
Kedua Warga RW 08, Desa Babakan

Yashica Lorencia1, Alyssa Aldilla1, Stefanie1, Dewi Novianti2

ABSTRAK

Latar Belakang : Difteri merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria yang dapat dicegah dengan imunisasi. Indonesia menduduki
peringkat kedua dengan prevalensi difteri terbanyak di dunia tahun 2016. Pada tahun
2017 terjadi KLB difteri di Indonesia dimana provinsi Banten mengalami peningkatan
kasus hingga 63 kasus disertai 9 kematian. Puskesmas Legok dilaporkan terdapat 2 kasus
suspek difteri pada awal bulan Desember. Diagnosa Komunitas diharapkan dapat
meningkatkan cakupan imunisasi difteri melalui Outbreak Response Immunization (ORI)
pada wilayah kerja Puskesmas Legok untuk menimbulkan kekebalan kelompok.
Metode: Metode yang digunakan ialah diagnosis komunitas dengan pendekatan
Paradigma BLUM, penentuan prioritas masalah non-scoring Delphi dan analisis masalah
menggunakan fishbone diagram. Data yang dibutuhkan didapatkan dengan berdiskusi
dengan kepala puskesmas, wawancara, observasi, mini survey dan data penunjang lain
dari Puskesmas Legok. Monitoring dilakukan dengan menggunakan Plan-Do-Check-Act
(PDCA) cycle serta dilakukan evaluasi pada akhir kegiatan dengan menggunakan
Pendekatan Sistem.
Hasil: Lifestyle dipilih sebagai prioritas masalah dan dilakukan intervensi berdasarkan
fishbone diagram. Hasilnya berupa penyuluhan mengenai penyakit difteri dan cara
pencegahannya serta cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar kepada warga RW
08 Desa Babakan dan murid SDN Legok IV serta follow-up di lingkungan RW 08 Desa
Babakan. Hasil yang didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan pada warga RW 08
menjadi rerata sebesar 8,49 dan pada murid SDN Legok 8,56. Peningkatan cakupan ORI
menjadi 96,09% pada RW 08 Babakan dan 100% pada kelas 4-6 SDN Legok IV. Setelah
dilakukan sweeping, cakupan ORI kedua RW 08 menjadi 98,43%
Kesimpulan: Intervensi yang dilakukan dapat meningkatan pengetahuan, merubah
perilaku dan meningkatkan cakupan imunisasi difteri anak berumur 1-19 tahun RW 08
Desa Babakan.

Kata-kata kunci : Difteri, Paradigma BLUM, Diagnosa Komunitas, Fishbone diagram,


Outbreak Response Immunization
1
Mahasiswa kepaniteraan IKM FK Untar
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Untar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat vii


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Reducing Diphtheria Incidence Through Increased ORI Coverage Second Round
Residents of RW 08, Babakan Village

Yashica Lorencia1, Alyssa Aldilla1, Stefanie1, Dewi Novianti2

ABSTRACT

Background: Diphtheria is an acute disease caused by Corynebacterium diphtheria


bacteria that can be prevented by immunization. Indonesia ranks second with the highest
prevalence of diphtheria in the world by 2016. In 2017, a diphtheria outbreak occurred
in Indonesia where Banten province experienced an increase in cases up to 63 cases with
9 deaths. Legok Healthcare Community reported there were 2 cases of diphtheria suspect
in early December. Community Diagnosis is expected to increase the coverage of
diphtheria immunization through Outbreak Response Immunization (ORI) in the working
area of Legok Healthcare Service to achieve herd immunity.
Method: The method was used by a community diagnosis using BLUM Paradigm
approach, prioritization using Delphi non-scoring problem and problem analysis using
fishbone diagram. Data required is obtained by discussion with head of healthcare
center, interview, observation, minisurvey and other supporting data from Legok
Healthcare Center. Monitoring was carried out using the Plan-Do-Check-Act (PDCA)
cycle and evaluated at the end of the activity using the System Approach.
Result: Lifestyle was chosen as a priority problem and intervention based on fishbone
diagram. The result is counseling about diphtheria disease and how to prevent it and how
to wash hands and correct coughing ethic to RW 08 Babakan villagers and students of
SDN Legok IV and sweeping door-to-door in RW 08 neighborhood of Babakan Village.
The results obtained increase knowledge on RW 08 residents to be averaged at 8.49 and
the students at SDN Legok at 8.56. Increased ORI coverage to 96.09% at RW 08 Babakan
and 100% in grade 4-6 SDN Legok IV. After follow-up, the second ORI RW 08 coverage
is increase to 98.43%
Discussion: Interventions can increase knowledge, change behavior and increase
coverage of diphtheria immunization of children aged 1-19 years RW 08 Babakan
Village.

Keywords: Diphtheria, BLUM Paradigm, Community Diagnosis, Fishbone diagram,


Outbreak Response Immunization
1
Student of Clinical program of public health of Medical student of UNTAR
2
Public Health Department, Faculty of medicine UNTAR

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat viii


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
1.2 TUJUAN ...................................................................................................... 2
1.2.1 TUJUAN UMUM .............................................................................. 2
1.2.2 TUJUAN KHUSUS........................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 DIAGNOSIS KOMUNITAS ....................................................................... 3
2.1.1 TUJUAN ............................................................................................ 4
2.1.2 ALUR KERJA ................................................................................... 4
2.2 DIFTERI ...................................................................................................... 6
2.2.1 DEFINISI........................................................................................... 6
2.2.2 EPIDEMIOLOGI .............................................................................. 7
2.2.3 ETIOLOGI......................................................................................... 7
2.2.4 PATOFISIOLOGI ............................................................................. 8
2.2.5 KLASIFIKASI................................................................................... 9
2.2.6 MANIFESTASI KLINIS ................................................................... 9
2.2.7 DIAGNOSIS .................................................................................... 11
2.2.8 DIAGNOSIS BANDING ................................................................ 11
2.2.9 TATALAKSANA ........................................................................... 11
2.2.10 PENCEGAHAN ............................................................................ 13
2.2.11 KOMPLIKASI............................................................................... 15
2.2.12 PROGNOSIS ................................................................................. 16
2.3 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) ............................................................ 17
2.3.1 DEFINISI ........................................................................................ 17
2.3.2 KRITERIA ....................................................................................... 17
2.3.3 PENANGGULANGAN .................................................................. 18
2.4 PENDIDIKAN KESEHATAN .................................................................. 19
2.5 PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI
DIFTERI .................................................................................................... 23
2.6 UPAYA PUSKESMAS DALAM MENANGGULANGI DIFTERI ......... 25
2.7 KEKEBALAN KELOMPOK .................................................................... 25
2.8 KERANGKA TEORI................................................................................. 26
BAB 3 IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH
PENYEBAB ...................................................................................................... 27
3.1 ANALISIS SITUASI ................................................................................. 27
3.1.1 DATA EPIDEMIOLOGIS .............................................................. 30
3.1.2 HASIL SURVEY BASIC SIX PUSKESMAS ................................... 30

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat ix


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
3.1.3 KESENJANGAN PENCAPAIAN DAN TOLOK UKUR ............. 31
3.2 SCOPE TEMPAT ...................................................................................... 31
3.3 IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN PARADIGMA BLUM .............. 32
3.4 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH PENYEBAB ............................ 36
BAB 4 IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH ............................................................................ 37
4.1 IDENTIFIKASI AKAR MASALAH PENYEBAB ................................... 37
4.2 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ............................................. 39
BAB 5 PERENCANAAN INTERVENSI ................................................................... 40
5.1 PENYUSUNAN INTERVENSI ................................................................ 40
5.1.1 INTERVENSI 1 ............................................................................... 40
5.1.2 INTERVENSI 2 ............................................................................... 41
5.1.3 INTERVENSI 3 ............................................................................... 41
5.1.4 INTERVENSI 4 ............................................................................... 42
5.2 LOG FRAME GOALS................................................................................. 43
5.2.1 INTERVENSI 1 ............................................................................... 43
5.2.2 INTERVENSI 2 ............................................................................... 44
5.2.3 INTERVENSI 3 ............................................................................... 45
5.2.4 INTERVENSI 4 ............................................................................... 46
5.3 PLANNING OF ACTION ........................................................................... 47
5.3.1 INTERVENSI 1 ............................................................................... 47
5.3.2 INTERVENSI 2 ............................................................................... 50
5.3.3 INTERVENSI 3 ............................................................................... 52
5.3.4 INTERVENSI 4 ............................................................................... 53
5.4 TIMELINE (GANTT CHART) .................................................................... 55
BAB 6 PELAKSANAAN INTERVENSI.................................................................... 57
6.1 FLOWCHART KEGIATAN ....................................................................... 57
6.1.1 FLOWCHART KEGIATAN POSYANDU MAWAR V................. 57
6.1.2 FLOWCHART KEGIATAN SDN LEGOK IV ............................... 58
6.1.3 FLOWCHART INTERVENSI 1 ...................................................... 59
6.1.4 FLOWCHART INTERVENSI 2 ...................................................... 60
6.1.5 FLOWCHART INTERVENSI 3 ...................................................... 61
6.1.6 FLOWCHART INTERVENSI 4 ...................................................... 62
6.2 DESKRIPSI PROSES INTERVENSI SECARA DETAIL ........................ 63
6.2.1 INTERVENSI 1 ............................................................................... 63
6.2.2 INTERVENSI 2 ............................................................................... 64
6.2.3 INTERVENSI 3 ............................................................................... 65
6.2.4 INTERVENSI 4 ............................................................................... 65
6.3 HASIL DAN MONITORING .................................................................... 66
6.3.1 HASIL INTERVENSI ..................................................................... 66
6.3.2 JADWAL MONITORING DAN PELAKSANAAN ...................... 72
6.3.3 KENDALA YANG DIHADAPI ..................................................... 72
6.3.4 PDCA CYCLE ................................................................................. 73
BAB 7 EVALUASI KEGIATAN ................................................................................ 77
7.1 METODE EVALUASI .............................................................................. 77
7.2 HASIL EVALUASI INTERVENSI 1 DAN 3 ............................................ 77
7.3 HASIL EVALUASI INTERVENSI 2 DAN 4 ............................................ 81
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 86

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat x


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
8.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 86
8.2 SARAN ...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 90
LAMPIRAN .................................................................................................................. 93

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat xi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosis Banding Difteri ....................................................................... 11


Tabel 2.2 Jumlah Pemberian Anti Diphtheria Serum Sesuai Jenis Difteri .............. 12
Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi DPT untuk Bayi .......................................................... 14
Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi Difteri .......................................................................... 24
Tabel 3.1 Tabel Target dan Pencapaian Imunisasi Dasar DPT pada Desa Legok
Tahun 2015-2017..................................................................................... 27
Tabel 3.2 Cakupan ORI Putaran 1 Wilayah Kerja Puskesmas Legok ..................... 28
Tabel 3.3 Data Cakupan ORI Putaran 1 di Sekolah SD pada Wilayah
Desa Babakan .......................................................................................... 29
Tabel 3.4 Data Cakupan ORI Putaran 1 di Posyandu pada Wilayah
Desa Babakan .......................................................................................... 29
Tabel 3.5 Tabel Cakupan Imunisasi ORI di Posyandu Mawar V dan SDN
Legok IV Desa Babakan .......................................................................... 32
Tabel 5.1 Log Frame Goals Intervensi 1 ................................................................. 43
Tabel 5.2 Log Frame Goals Intervensi 2 ................................................................. 44
Tabel 5.3 Log Frame Goals Intervensi 3 ................................................................. 45
Tabel 5.4 Log Frame Goals Intervensi 4 ................................................................. 46
Tabel 5.6 Planning Of Action Intervensi 1 .............................................................. 47
Tabel 5.7 Planning Of Action Intervensi 2 .............................................................. 50
Tabel 5.8 Planning Of Action Intervensi 3 .............................................................. 52
Tabel 5.9 Planning Of Action Intervensi 4 .............................................................. 53
Tabel 5.10 Timeline (Gant Chart) Kegiatan di Posyandu Mawar V
Desa Babakan .......................................................................................... 55
Tabel 5.11 Timeline (Gant Chart) Kegiatan di SDN Legok IV ................................ 56
Tabel 6.1 Tabel Karakteristik Responden Posyandu Mawar V, Desa Babakan...... 67
Tabel 6.2 Tabel Karakteristik Anak yang Mengikuti ORI di Posyandu Mawar V . 68
Tabel 6.3 Tabel Karakteristik Responden Murid SDN Legok IV, Desa Babakan .. 69
Tabel 6.4 Tabel Karakteristik Murid yang Mengikuti ORI di SDN Legok IV ....... 70
Tabel 7.1 Hasil Evaluasi Intervensi 1 dan 3 ........................................................... 77
Tabel 7.2 Hasil Evaluasi Intervensi 2 dan 4 ........................................................... 81

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat xii


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... .26


Gambar 3.1 Paradigma Blum ................................................................................. 35
Gambar 4.1 Fishbone Diagram ............................................................................... 38
Gambar 6.1 Flow Chart Kegiatan di Posyandu Mawar V Desa Babakan .............. 57
Gambar 6.2 Flow Chart Kegiatan di SDN Legok IV .............................................. 58
Gambar 6.3 Flow Chart Intervensi 1 ....................................................................... 59
Gambar 6.4 Flow Chart Intervensi 2 ....................................................................... 60
Gambar 6.5 Flow Chart Intervensi 3 ....................................................................... 61
Gambar 6.6 Flow Chart Intervensi 4 ....................................................................... 62
Gambar 6.7 Diagram Hasil Intervensi 3 ................................................................. .71
Gambar 6.8 Diagram Hasil Intervensi 4 ................................................................. .71
Gambar 6.9 PDCA Cycle Intervensi 1..................................................................... 73
Gambar 6.10 PDCA Cycle Intervensi 2..................................................................... 74
Gambar 6.11 PDCA Cycle Intervensi 3..................................................................... 75
Gambar 6.12 PDCA Cycle Intervensi 4..................................................................... 76
Gambar 7.1 Pendekatan Sistem ............................................................................... 77

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat xiii


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Mini Survey ............................................................................................ 93


Lampiran 2 Soal Pre-test dan Post-test ..................................................................... 96
Lampiran 3 Evaluasi Hasil Pre-test dan Post-test ..................................................... 98
Lampiran 4 Data Follow-up RW 08 Desa Babakan .................................................. 101
Lampiran 5 Dokumentasi .......................................................................................... 109
Lampiran 6 Alat Peraga ............................................................................................. 114

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat xiv


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnosis komunitas adalah sebuah kegiatan mengumpulkan data di masyarakat untuk
menentukan adanya suatu permasalahan. Tujuan diagnosis komunitas adalah mengetahui
kondisi kesehatan komunitas yang bersangkutan dan mengetahui cara untuk
meningkatkan kondisi kesehatan komunitas. Diagnosis komunitas tidak hanya berhenti
pada identifikasi masalah, tetapi juga melingkupi solusi untuk mengatasi masalah tersebut
berdasarkan sumber yang ada.1
Difteri adalah penyakit akut dengan mediasi toksin yang disebabkan oleh bakteri
basil gram positif anaerob Corynebacterium diphtheriae. Nama difteri berasal dari bahasa
Yunani “diphtera” yang berarti kulit yang tersembunyi.2 Penyakit ini bersifat akut serta
memiliki ciri menginfeksi saluran nafas dan tenggorokan, lalu memproduksi toksin yang
mempengaruhi organ lain. Karakteristik penyakit ini adalah nyeri tenggorokan diikuti
demam yang tidak tinggi dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, lalu toksin
yang diproduksi oleh bakteri dapat menyebabkan membran dari sel yang telah mati terus
menumpuk dan menutupi tenggorokan dan tonsil sehingga terjadi kesulitan dalam
bernafas dan menelan. Penyakit ini akan menular melalui kontak fisik atau melalui udara
yang telah terkontaminasi sekresi dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.3
Angka prevalensi difteri di dunia sepanjang tahun 2000-2015 adalah 106.750 jiwa
dan Asia Tenggara adalah wilayah dengan angka prevalensi infeksi difteri tertinggi di
dunia dengan jumlah 80.866.4 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara
dengan prevalensi difteri terbanyak di dunia tercatat sebanyak 342 jiwa telah terinfeksi
difteri di tahun 2016.5 Jumlah kasus difteri pada tahun 2017 adalah 591 kasus dengan
jumlah kematian sebesar 37 kasus, dan 79,2% dari kasus tersebut terjadi pada 6 provinsi
termasuk Banten.6 Kabupaten Tangerang pada tahun 2015 terdapat 6 kasus difteri dan
menurun pada tahun 2016 menjadi 5 kasus difteri.7 Awal bulan Desember 2017
dilaporkan terdapat adanya 2 kasus suspek difteri di salah satu desa yang termasuk ke
wilayah kerja Puskesmas Legok setelah sebelumnya pada tahun 2016 ditemukan
rendahnya angka cakupan imunisasi DPT di desa yang sama sebesar 87,57%, hal ini tidak
memenuhi target 95%.8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 1


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Tahun 2017 terjadi peningkatan kejadian penyakit difteri hingga dinyatakan
Kejadian Luar Biasa di Indonesia pada tanggal 6 Desember 2017. Provinsi Banten terjadi
peningkatan kasus hingga mencapai 63 kasus disertai 9 kematian.9 Sesuai dengan
pernyataan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan jika suatu
wilayah melaporkan satu saja kasus difteri, maka wilayah tersebut dinyatakan Kejadian
Luar Biasa (KLB) maka wilayah Provinsi Banten termasuk kedalam KLB.10 Penyakit
difteri dijadikan sebagai topik diagnosis komunitas periode Desember 2017 karena
adanya peningkatan kasus di wilayah kerja Puskesmas Legok sebanyak 2 suspek difteri
setelah dalam 5 tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus.8 Melalui kegiatan ini,
diharapkan masalah penyebab dan akar masalah dapat diidentifikasi sehingga dapat
dilakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tidak ditemukan insidens difteri di wilayah kerja Puskesmas Legok.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya lokasi yang memiliki masalah utama yang harus segera diselesaikan
di wilayah kerja Puskesmas Legok periode Desember 2017.
2. Diketahuinya masalah-masalah penyebab yang menyebabkan munculnya suspek
difteri di Desa Babakan.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tercapainya tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang
diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 2


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis Komunitas


Diagnosis komunitas adalah suatu upaya sistematis untuk menentukan masalah kesehatan
yang ada di masyarakat dengan cara pengumpulan data dalam bentuk survey di
masyarakat sehingga dapat ditemukan solusi dari masalah-masalah tersebut. Diagnosis
komunitas merupakan diagnosis perorangan dan keluarga dengan jumlah data yang jauh
lebih banyak dan memerlukan analisis yang lebih panjang dan biasanya membutuhkan
proses mekanis. Diagnosis komunitas mengidentifikasi masalah untuk selanjutnya
mengarah ke suatu intervensi perbaikan agar dapat menghasilkan suatu rencana kerja
yang konkrit.11
Data yang harus diteliti dengan cermat dalam proses penyusunan diagnosis
komunitas antara lain:11
1. Demografi, termasuk semua angka penting.
2. Penyebab kesakitan/morbiditas dan kematian/mortalitas (bersadarkan kelompok
umur dan jenis kelamin).
3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA).
4. Pola gizi, pemberian makanan serta penyapihan anak, dan pertumbuhan anak
prasekolah serta anak sekolah.
5. Keadaan komunitas, kebudayaan, dan stratifikasi sosio-ekonomi.
6. Pola-pola kepemimpinan dan komunikasi dalam komunitas.
7. Kesehatan mental bersama-sama penilaian sebab-sebab umum terjadinya stres.
8. Lingkungan; khususnya penyediaan air, pemukimam dan vektor-vektor penyakit.
9. Pengetahuan, sikap dan perbuatan penduduk berkenaan dengan kegiatan-kegiatan
yang ada hubungan dengan kesehatan.
10. Epidemiologi terinci dari setiap kondisi endemik.
11. Pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia bagi perkembangan khususnya
perkembangan non-medis seperti pertanian, peternakan dan pelayanan sosial.
12. Derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kesehatannya sendiri, termasuk
penggunaan para dukun atau pengobatan tradisional.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 3


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
13. Penyebab kegagalan program kesehatan pada masa lalu dan kesulitan yang mungkin
dihadapi.

2.1.1 Tujuan
Tujuan diagnosis komunitas adalah:11
 Dokter mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
 Dokter mampu mengembangkan instrumen guna mengidentifikasi masalah
kesehatan.
 Dokter mampu menganalisis masalah kesehatan dan memberikan pemecahan
solusinya.
 Dokter mampu menjelaskan struktur organisasi fasilitas kesehatan di tingkat primer.
 Dokter mampu berkomunikasi dengan masyarakat secara baik.

2.1.2 Alur Kerja


Mengerti dan memecahkan masalah yang ada. Perlu dilakukan identifikasi masalah untuk
memecahkan masalah yang telah diketahui dan dimengerti; identifikasi masalah
penyebab dan alternatif pemecahan masalah; perencanaan intervensi; pelaksanaan,
pengawasan, pecatatan, pengolahan dan penyajian intervensi; evaluasi terhadap program
intervensi; kesimpulan dan saran.11
Penjabaran alur kerja diagnosis komunitas antara lain:11
1. Identifikasi masalah
a. Analisis situasi
 Data epidemiologis yang ada di lapangan (morbiditas, mortalitas, kejadian
luar biasa/KLB), prevalensi dan insiden).
 Penyakit yang termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di puskesmas.
 Hasil Survey Basic Six Puskesmas yaitu promosi kesehatan; kesehatan
lingkungan; kesehatan ibu anak termasuk keluarga berencana; perbaikan
gizi masyarakat; penanggulangan penyakit dan pengobatan.
 Program kesehatan (adanya kesenjangan pencapaian/tolok ukur).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 4


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Masalah spesifik yang ada di wilayah tersebut (diperoleh melalui observasi,
survey, wawancara dengan kepala puskesmas/pemegang
program/masyarakat).
b. Diagnosis komunitas
Mengidentifikasi masalah yang terdapat di dalam komunitas dengan
menggunakan Paradigma Blum. Paradigma Blum mencakup 4 faktor sebagai
berikut:
 Genetik
Faktor yang bisa mempengaruhi kondisi imunitas seseorang terhadap suatu
penyakit
 Pelayanan kesehatan
Mencakup kegiatan pencegahan, pengobatan, perawatan, rehabilitasi dan
peningkatan kesehatan
 Perilaku individu/masyarakat
Perilaku yang secara langsung/tidak langsung berkaitan dengan kesehatan.
 Lingkungan
Terbagi atas lingkungan fisik (kondisi air, tanah, udara, habitat dan cuaca),
biologis (populasi kuman, vektor, parasit dan karier) dan sosial-ekonomi-
budaya (legenda, kepercayaan dan tabu yang berkaitan dengan kesehatan)
Penentuan prioritas masalah dilakukan setelah ditemukan semua masalah
berdasarkan Paradigma Blum dengan cara non scoring technique (cara Delphi
dan Delbeq) dan scoring technique (cara Bryant).
2. Identifikasi masalah penyebab dan alternatif pemecahan masalah
 Analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,
Opportunity/peluang, dan Threat/ancaman) digunakan jika terdapat masalah di
pelayanan kesehatan.
 Fishbone diagram digunakan jika terdapat masalah pada lifestyle dan
lingkungan.
 Pendekatan sistem digunakan jika terdapat masalah di program kesehatan.
 Brain storming digunakan jika diperlukan untuk menunjukkan bagaimana
intervensi diperoleh yang belum jelas ditemukan dengan ke 3 cara di atas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 5


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
3. Perencanaan intervensi
 Penetapan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Untuk mengukur
keberhasilan tujuan jangka pendek diperlukan suatu indikator yang bisa
diperoleh dari Standar Operational Procedure (SOP) kegiatan di puskesmas,
indikator program, kepustakaan, wawancara dengan kepala
Puskesmas/pemegang program dan dapat ditentukan sendiri oleh anggota
kelompok dengan berkonsultasi dengan ahli dalam bidang tersebut.
 Menyusun rencana kegiatan.
 Menyusun jadwal kegiatan.
4. Pelaksanaan, pengawasan, pencatatan, pengelolaan dan penyajian hasil intervensi
Kegiatan yang telah direncanakan diaplikasikan, kemudian dilakukan pencatatan,
pengawasan dan evaluasi apakah sudah mencapai dari tujuan dilakukannya kegiatan
tersebut.
5. Evaluasi
Hasil akhir yang diperoleh setelah disesuaikan dengan indikator yang telah
ditetapkan.
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan khusus. Saran merupakan anjuran kepada
sasaran atau tempat dilakukannya intevensi, kepada puskesmas, lembaga lain yang
terlibat dan tim selanjutnya yang ingin melanjurkan diagnosis komunitas dengant
topik yang sama.

2.2 Difteri
2.2.1 Definisi
Difteri adalah penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang disebabkan oleh
Corynebacterium diptheriae yang sangat menular.12,13,14 Khas penyakit ini adalah
pembentukan pseudo-membran pada kulit dan/atau mukosa.13 Beberapa jenis dari C.
ulcerans dan C. pseudotuberculosis dapat memproduksi toksin difteri dan penyakit yang
ditimbulkan dapat tampak seperti klinis difteri.15 Difteri berasal dari bahasa yunani,
diphtera yang berarti leather hide yang berarti kulit yang tersembunyi. 15,17

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 6


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
2.2.2 Epidemiologi
Sepanjang tahun 2000-2015, angka prevalensi difteri di dunia adalah 106.750 jiwa.4 Asia
Tenggara merupakan wilayah dengan prevalensi tertinggi difteri yaitu 80.866 jiwa.4
Tahun 2011-2015, Indonesia merupakan peringkat ke-2 prevalensi difteri dengan jumlah
terinfeksi sebesar 3203 dan pada tahun 2016 telah tercatat 342 jiwa telah terinfeksi
difteri.5 Kasus difteri pada tahun 2017 tercatat sebanyak 468 kasus dari 591 kasus pada
8 provinsi Indonesia yaitu Banten, Jawa barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, Jambi dan
Lampung. Angka kematian kasus difteri pada 8 provinsi ini mencapai 32 kasus dari 37
kasus kematian secara nasional.6 Kasus difteri pada tahun 2016pada Kabupaten
Tangerang telah menurun dari 6 kasus pada tahun 2015 menjadi 5 kasus, tetapi angka ini
kembali meningkat pada Desember 2017.7 Wilayah kerja Puskesmas Legok sendiri telah
mendapat laporan adanya 2 kasus suspek difteri pada Desember 2017. Munculnya 2 kasus
suspek difteri pada bulan Desember di Desa Babakan setelah dalam 5 tahun terakhir tidak
ada kejadian di wilayah kerja puskesmas Legok sehingga dilaporkan sebagai KLB di
wilayah kerja Puskesmas Legok ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tanggal 7
Desember 2017.
Kisaran usia kasus difteri adalah umur 1 tahun untuk usia terendah dan umur 59
tahun untuk usia tertinggi, sedangkan kisaran usia kasus terbanyak difteri adalah usia 1-
18 tahun. Jika diteliti lebih lanjut, kelompok usia yang terbanyak pada kasus difteri untuk
tahun 2016 dan 2017 adalah kelompok usia 5-9 tahun yaitu sebesar masing-masing
sebesar 39% dan 32%.6

2.2.3 Etiologi
Corynebacterium diptheriae merupakan kuman batang Gram-positif, tidak bergerak,
pleomorfik, tidak berkapsul, tidak membentuk spora.12,13 Bakteri ini mati pada
pemanasan 60OC selama 10 menit, tahan sampai beberapa minggu dalam es, air, susu dan
lendir yang telah mengering.18 Pada membran mukosa manusia C. diptheriae dapat hidup
bersama-sama dengan kuman diptheroid saprofit yang mempunyai morfologi serupa.12,13
Secara umum dikenal 3 tipe utama C. diptheriae yaitu tipe gravis, intermedius dan
mitis.13,15,17,111 Pada seorang pasien bisa terdapat kolonisasi lebih dari satu jenis C.
diptheriae.13 Menurut virulensinya, bakteri ini dibagi menjadi tipe ganas dan tipe jinak.17
Jenis tipe jinak ditemukan di tenggorok dan selaput mukosa manusia.17 Tipe ini

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 7


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
mengeluarkan toksin yang bekerja sebagai immunogen yang mampu mengikat antitoksin
difteri.13,17 Toksin berfungsi sebagai antitoksin antibodi sehingga sering terjadi infeksi
tanpa gejala (carrier).111 Jenis bakteri yang tidak ganas dapat berubah menjadi ganas
apabila terinfeksi bakteriofag atau virus.12,13,17
Jalur utama penularan melalui droplet saat penderita atau karier batuk, bersin atau
berbicara.13,15,17,112-21 Debu, cairan muntahan dan eksudat lesi pada kulit juga diduga
dapat menjadi sumber penularan.13,15,17,112-21 Masa inkubasinya 2-5 hari. 13,17
Masa
penularan 2-4 minggu, sedangkan masa penularan pada carrier mencapai 6 bulan.17 Bayi
jarang tertular karena masih memiliki antibodi pasif dari ibunya dan dapat bertahan
hingga 6-12 bulan.17 Seiring dengan penurunan kekebalan pasif, maka bayi yang
berusia >1 tahun memiliki risiko lebih tinggi tertular difteri.17,22

2.2.4 Patofisiologi
Bakteri C.diptheriae sendiri tidak terlalu invasif, menyerang lapisan superfisial dari
mukosa repiratorik dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal.21 Virulensi utama bakteri
C.diptheriae adalah eksotoksin yang dapat menginhibisi sintesis protein sel mamalia.21
Kuman C. diptheriae masuk melalui mukosa/kulit, melekat serta berkembang-biak pada
permukaan mukosa saluran nafas bagian atas dan mulai memproduksi toksin yang
merembes ke sekelling, selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe
dan pembuluh darah.13 Pembentukan toksin ditentukan oleh sebuah bakteriofilia
lisogenik dan tidak ada di semua tipe C.diptheriae.13,14,22 Pada fase lisogenik, DNA
sirkuler fagus tersebut masuk kedalam sel bakteria, sehingga bakteri tersebut dapat
menghasilkan toksin polipeptida.21 Ketika diberikan stimuli seperti sinar ultraviolet,
fagus tersebut memasuki siklus lisis dan menyebabkan matinya sel host dan melepaskan
bakteriofilia baru.21 Toksin difteri membunuh sel dengan menginhibisi sintesis protein
secara ireversibel.14,20,21 Toksin diserap melalui membran mukus dan menyebabkan
penghancuran epitelium dan reaksi inflamasi lokal. Jaringan nekrotik epitelium menjadi
tersangkut dengan fibrin, eritrosit dan leukosit dan membentuk sebuah pseudomembran
putih yang akhirnya menutupi tonsil, faring atau laring.14,220,21 Membran tersebut jika
dilepas secara paksa akan merobek kapiler dibawahnya sehingga terjadi
perdarahan.14,20,21 Eksotoksin difteri memiliki efek pada semua sel manusia, tetapi efek
paling besar terjadi pada miokardium (miokarditis), saraf perifer (demielinasi) dan ginjal

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 8


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
(nekrosis tubular akut).15 Eksotoksin tersebut sangat poten; bekerja dalam hitungan jam
dan dalam dosis 0.1 g/kg berakibat fatal.21 Infeksi kemungkinan tersebar melalui
bakteriofag daripada penyebaran bakteria tersebut pada komunitas yang terimunisasi.14,17

2.2.5 Klasifikasi
Pembagian berdasarkan berat ringannya penyakit juga diajukan oleh Beach dkk (1950)
sebagai berikut:18
1. Infeksi ringan
Pseudomembran terbatas pada mukosa hidung atau fausial dengan gejala hanya nyeri
menelan.18
2. Infeksi sedang
Pseudomembran menyebar lebih luas sampai ke dinding posterior faring dengan
edema ringan laring yang dapat diatasi dengan pengobatan konservatif.18
3. Infeksi berat
Keluhan disertai gejala sumbatan jalan nafas yang berat, yang hanya dapat diatasi
dengan trakeostomi.18 Gejala komplikasi lain yang dapat menyertai yaitu
miokarditis, paralisis atau pun nefritis.18

2.2.6 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis difteri dapat bervariasi dari tidak ada gejala sampai keadaan yang
fatal.12,13 Hal yang mempengaruhi adalah imunitas penjamu terhadap toksin yang
dihasilkan oleh C. diptheriae, virulensi serta toksigenitas bakteri tersebut, dan lokasi
penyakit secara anatomis.12,13 Umur dan penyakit penyerta juga berpengaruh.12,13 Masa
tunas difteria adalah 2-5 hari.13,17 Pasien pada umumnya datang karena gejala umum
seperti peningkatan suhu tubuh hingga subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan
lemah, nadi lambat, keluhan nyeri telan.13,21 Demam jarang melebihi 38,9oC dan gejala
penyerta tergantung dari lokasi infeksi difteri.13

2.2.6.1 Difteri Hidung


Awalnya mirip dengan common cold, yaitu diawali dengan gejala pilek ringan disertai
atau tidak gejala sistemik.13,15 Sekret awalnya terjadi unilateral, berupa serosa yang lama-
kelamaan menjadi mukopurulen.13,15 Muncul ekskoriasi pada lubang hidung dan kulit

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 9


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
diatas bibir bagian atas.15 Membran putih dapat ditemukan di mukosa hidung pada daerah
septum nasi.13,15,21

2.2.6.2 Difteri Tonsil Faring


Tipe ini paling sering ditemukan, onset lambat dan disertai demam sedang, malaise dan
nyeri tenggorok.13,15,21 Gejala lainnya berupa mual muntah dan nyeri telan.13,15,21
Membran melekat yang berwarna keabu-abuan dalam 2 hari akan timbul pada tonsil dan
dinding faring, dapat menyebar ke uvula dan palatum molle atau kebawah ke laring dan
trakea.13,15,21 Perdarahan akan terjadi bila membran dilepas secara paksa.13,15,21 Keluhan
dapat juga disertai dengan limfadenitis bagian servikalis dan submandibular, yang jika
terjadi bersamaan dengan edema jaringan lunak leher akan menyebabkan bullneck.13,15,21
Perburukan gejala tergantung parda penyebaran toksin.13,15,21 Pembengkakan jika sangat
luas dapat menyebabkan gagal nafas.13,15,21 Paralisis juga dapat terjadi pada palatum
molle baik unilateral maupun bilateral, disertai kesulitan menelan dan regurgitasi.13,15,21
Koma sampai kematian dapat terjadi dalam 7 sampai 10 hari.13,15,21 Penyulit berupa
miokarditis dan neuritis juga dapat terjadi.13,15,21 Membran akan terlepas dengan
sendirinya pada proses penyembuhan.13,15,21

2.2.6.3 Difteri Laring


Difteria laring merupakan perluasan dari difteria tonsil faring, dan membran dapat meluas
sampai ke percabangan trakeobronkial.13,15,21 Gejala yang lebih mencolok adalah
obstruksi saluran nafas, dan bila membran terlepas dapat menyebabkan kematian
mendadak.13,15,21 Difteria laring sulit dibedakan dengan infectious croups lainnya, seperti
nafas berbunyi, stridor yang progresif, suara parau dan batuk kering.13,15,21 Difteria laring
dapat menyebabkan retraksi suprasternal, interkostal dan supraklavikular jika berat.13,15,21

2.2.6.4 Difteri Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva dan Telinga


Kasus difteria kulit, vulvovaginal, konjungtiva dan telinga jarang terjadi.13,15,22 Tanda
pada kulit berupa tukak di kulit dan terdapat membran pada dasarnya.13,15,22 Tanda pada
mata berupa lesi kemerahan dan edema pada konjungtiva palpebra.13,15,22 Tanda pada
telinga berupa otitis eksterna dengan sekrat purulen dan berbau.13,15,22

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 10


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
2.2.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan C. diphtheria pada preparat langsung atau
biakan namun, apabila secara klinis diduga kuat merupakan difteri, maka penderita harus
diobati sebagai penderita difteri, tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan preparat
langsung atau biakan karena akan berakibat fatal.13,18,111,22 Corynebacterium diphtheria,
yang memproduksi koloni hitam pada media yang mengandung telurit (misalnya media
Hoyle) dapat diifentifikasi menggunakan uji biokimia.13,111,112 Produksi toksin
dikonfirmasi dengan imunodiffusi agar (tes Elek) atau deteksi gen toksin dengan
NAAT.13,111,112 Media serum Loffler dapat berguna sebagai isolasi dini.13,111,112

2.2.8 Diagnosis Banding


Tabel 2.1. Diagnosis banding difteri.13,18
Jenis Difteri Diagnosis Banding
Difteria hidung Rhinorrhea, benda asing dalam hidung, snuffles.
Difteria tonsil faring Infeksi streptokokus, infeksi mononukleosus infeksiosa,
tonsilitis membranosa non bakterial, tonsilitis herpetika
primer, tonsilitis folikularis atau lakunaris, angina Plaut
Vincent, moniliasis, blood dyscrasia, pasca tonsilektomi.
Difteria laring Laringitis, infectious croups (spasmodic croup,
angioneurotic edema), benda asing pada laring.
Difteria kulit Impetigo, infeksi kulit oleh streptokokus dan stafilokokus.

2.2.9 Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan difteri adalah menginaktivasikan toksin yang belum terikat
secepatnya, mengeliminasi C. diptheriae secepatnya untuk memutus rantai penularan,
mengusahakan agar penyulit yang terjadi normal, mengobati infeksi penyerta dan
penyulit difteri.23
Pengobatan difteria dibagi menjadi dua yaitu tatalaksana umum dan
khusus.13,15,18,21
 Umum
Pasien diisolasi pada masa akut, dan sampai hapusan tenggorok negatif 2 kali
berturut-turut.13,15,18,21 Tirah baring selama 2-3 minggu, pemberian cairan dan diet
yang adekuat.13,15,18,21,22 Khusus untuk difteria laring dijaga agar jalan nafas tetap
bebas dan udara sekitar tetap lembab dengan humidifier.13,15,18,21

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 11


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Khusus
1. Antitoksin: anti diptheria serum (ADS)
Antitoksin sebaiknya diberikan segera setelah diagnosis dibuat untuk
menurunkan angka kematian, karena ADS yang diberikan pada hari pertama
menurunkan angka kematian sampai dibawah 1%.13,15,18,21 Antitoksin harus
diberikan dalam 48 jam agar efektif.21 Sebelum diberikan ADS harus dilakukan
tes kulit karena dapat menimbulkan reaksi anafilaktik, maka dari itu disediakan
juga larutan adrenalin saat menyuntikkan ADS.13,15,18,21 Pengamatan terhadap
kemungkinan terjadinya efek samping dilakukan selama 2 jam setelah
penyuntikan ADS.13,15,18,22 ADS diberikan secara intramuskular atau intravena
tergantung jenis difteria, dengan dosis sesuai tabel dibawah ini:13,15

Tabel 2.2. Jumlah pemberian Anti Dipthteria Serum sesuai jenis difteri13
Tipe Difteria Dosis ADS Cara Pemberian
Difteria hidung 20.000 Intramuskular
Difteria tonsil 40.000 Intramuskular atau
intravena
Difteria faring 40.000 Intramuskular atau
intravena
Difteria laring 40.000 Intramuskular atau
intravena
Kombinasi lokasi diatas 80.000 Intravena
Difteria + penyulit bullneck 80.000-120.000 Intravena
Terlambat berobat (>72 jam), 80.000-120.000 Intravena
lokasi dimana saja

2. Antibiotik
Terapi antibiotik memiliki tiga manfaat yaitu terminasi produksi toksin,
perbaikan daerah infeksi lokal dan mencegah penyebaran organisme ke daerah
yang tidak terinfeksi.21 Pemberian antibiotik disertai dengan pemberian ADS
untuk membunuh bakteri C. diptheriae dan menghentikan produksi toksin.13-
15,21,22
Penisilin prokain 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 10 hari dapat
diberikan, bila terdapat alergi penisilin dapat diganti dengan eritromisin
40mg/kgBB/hari.13-15,21,22 Penderita yang dilakukan trakeostomi dapat
ditambahkan kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari yang dibagi dalam 4 dosis.18
Eritromisin sedikit lebih baik untuk membasmi karier.21 Pemberian obat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 12


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
profilaksis untuk semua orang yang kontak dengan penderita dengan diberikan
antibiotik eritromisin 250 mg 3x / hari selama 5 hari.17
3. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid hanya bila terdapat kejadian obstruksi saluran nafas
bagian atas dan atau terdapat penyulit miokarditis.13 Pemberian kortikosteroid
berupa prednison 2mg/kgBB/hari selama 3 minggu kemudian dosis diturunkan
secara tapering off.13,15,18,21

2.2.10 Pencegahan
Pencegahan difteri secara umum dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dan
memberikan pengetahuan tentang bahaya difteri.13 Pencegahan secara khusus dengan
vaksin DPT untuk anak-anak sehingga mereka mempunyai antibodi terhadap toksin
difteria sehingga jika terkena difteria gejalanya ringan.13
 Imunisasi
Efektivitas imunisasi yang dilaporkan oleh Kassur dkk (1966) menyatakan yaitu
golongan yang mendapat imunisasi hanya mendapat infeksi ringan 81,3%, infeksi
sedang 16,4% sedangkan infeksi berat hanya 2,3%.18 Golongan yang tidak mendapat
imunisasi mengalami infeksi ringan 19,0%, infeksi sedang 21,5% dan infeksi 59,5%
dengan angka kematian empat kali lebih besar.18
o Vaksin yang beredar di Indonesia:23,24
1. Diptheria tetanus whole-cell pertussis (Tdwp)
2. Diptheria tetanus acellular-pertussis (Tdap)
3. Diptheria tetanus (Td)
4. Tetanus toxoid (TT)
o Indikasi:
Vaksin untuk bayi tersedia dalam bentuk DTaP dan Tdwp.15,18,23,24 Imunisasi
DTP diberikan 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan, dengan jarak 4-8
minggu.15,18,23,24 DTP tidak boleh diberikan untuk usia dibawah 6
minggu.15,18,23,24, Vaksin DTP dapat dikombinasikan dengan vaksin lain pada
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yaitu hepatitis B, Hib, atau polio injeksi
(IPV).24,24

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 13


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Tabel 2.3. Jadwal imunisasi DTP untuk bayi.24
Imunisasi Usia
DTP-1 2 bulan
DTP-2 4 bulan
DTP-3 6 bulan
DTP-4 (booster) 18-24 bulan
DTP-5 (booster) 5 tahun

Terdapat 3 dosis primer vaksinasi Td untuk orang dewasa yang belum pernah
mendapat vaksinasi difteri dan tetanus.15,18,23,24 Dosis ke 2 diberikan 1 bulan setelah dosis
pertama, dan dosis ke-3 diberikan 6-12 bulan setelah dosis ke-2, jika Td tidak tersedia
bisa diganti dengan Tdap sekali pada 3 vaksin primer.15,18,23,24 Dianjurkan setelah itu
untuk booster dengan Td atau Tdap setiap 10 tahun sekali.15,18,24,24
1. Booster dapat diberikan setiap 10 tahun sekali dengan Td atau Tdap. jika orang
dewasa tersebut telah mendapatkan imunisasi tetanus dan difteri sebelumnya,
15,18,23,24

2. Vaksin Td dapat diberikan pada trimester 2 atau 3 untuk wanita hamil jika belum
pernah divaksin difteri dan tetanus sebelumnya atau vaksin difteri dan tetanus
terakhir sudah berjarak lebih dari 10 tahun. Vaksin Tdap dapat diberikan secepatnya
pascapartum jika jarak vaksin difteri dan tetanus terakhir kurang dari 10
tahun.15,18,24,24
o Cara pemakaian:
Suntikan secara IM pada daerah deltoid dengan dosis 0,5mL. Vaksin
mengandung ajuvan apabila disuntikkan secara intradermal atau subkutan yang
dapat menimbulkan iritasi lokal.15,18,23,24
o Efek samping:
1. Reaksi lokal pada daerah penyuntikan (42,9%) berupa kemerahan, bengkak,
dan nyeri
2. Demam ringan yang tingkat kejadiannya sama dengan reaksi lokal. 2,2%
dapat mengalami hiperpireksia.18,23,24
3. Somnolen, iritabilitas, anoreksia, atau muntah5,23,24
4. Ensefalopati akut dan reaksi anafilaksis adalah kejadian ikutan yang paling
serius. Biasa disebabkan oleh komponen DPT.18,23,24

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 14


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
o Kontraindikasi:
1. Reaksi alergi berat sebelumnya terhadap vaksin tetanus dan difteri.23,24
2. Riwayat kejadian ensefalopati dalam 7 haru setelah pemberian vaksin
dengan komposisi pertussis. Orang dengan kondisi tersebut dapat diberikan
vaksin Td.23,24
3. Perhatian khusus untuk orang dengan riwayat sindrom Guillain-Barre  6
minggu sebelum akan divaksin, kondisi sakit sedang atau berat, kelainan
neurologis progresif, epilepsi tidak terkontrol, atau ensefalopati progresif
yang belum stabil.24

2.2.11 Komplikasi
Pasien dengan difteri memiliki risiko kematian yang besar, karena jika pasien sembuh
dari fase infeksi maka mereka masih memiliki kemungkinan meninggal karena efek
toksin yang tersisa.13,15,21 Pasien yang sembuh dari difteri maka memiliki risiko kematian
dalam 8 minggu setelah membaik dari fase akut.13,15,21 Komplikasi yang paling menonjol
adalah neuritis dan miokarditis.13,15,21 Risiko dan keparahan dari toxin akan memperluas
pembentukan pseudomembran dan memperlambat kerja antitoksin.13,15,21
1. Miokarditis
Kurang lebih 10% pada pasien difteri akan muncul miokarditis. miokarditis dapat
diprediksi dengan kecepatan pembentukan pseudomembran dan ada tidaknya
bullneck.13,15,21 Bukti pertama keterlibatan organ jantung akan muncul dalam 2
minggu pertama perjalanan penyakit.13,15,21 Gejala klinis meliputi suara jantung yang
semakin halus, irama gallop, penyakit jantung kongestif.13,15,21 Munculnya murmur
dikarenakan dilatasi ventrikel.13,15,21 Angka mortalitas dhubungkan dengan
miokarditis difteri diperkirakan 50%.13,15,21 Ekokardiografi menunjukkan adanya
dilatasi dan kontraksi ventrikel yang buruk.13,15,21 Elektrokardiografi menunjukkan
gelombang supraventricular dan ventricular yang ektopik, lonjakan takiaritmia,
pemanjangan kompleks QRS, perubahan segmen ST dan T.13,15,21 Berbagai derajat
blok jantung dan bradiaritmia dapat terjadi.13,15,21 Hilangnya gelombang R anterior
atau terbentuknya blok jantung komplit adalah gejala perburukan yang terjadi.13,15,21
Pasien dengan bundle branch block dan blok jantung komplit memiliki angka
mortalitas yang tinggi (lebih dari 80%).13,15,21

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 15


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
2. Neuropati
Neurotoksisitas muncul 10-20% dari kasus dan biasanya merupakan komplikasi dari
infeksi difteri orofaring.13,15,21 Eksotoksin menyebabkan degenerasi segmental dari
selubung myelin, dan pada kasus yang lebih berat pada pembungkus akson.13,15,21
Polineuritis jarang ditemukan pada difteri ringan, tapi 7-10% ditemukan pada kasus
sedang hingga berat.13,15,21 Komplikasi neurologis biasanya timbul belakangan
sekitar 3-8 minggu setelah onset dari gejala lokal difteri. 13,15,21 Paralisis ditemukan
pada palatum sebagai tanda awal neuropati.13,15,21 Hal ini jarang ditemukan pada
difteri kutaneus dan mungkin sebagai hasil dari penyebaran toxin secara lokal ke
jaringan orofaring.13,15,21 Regurgitasi cairan yang diminum melalui hidung terjadi
pada minggu-minggu awal, lalu diikuti pandangan yang kabur karena adanya
paralisis otot akomodasi diikuti dengan paralisis faring, laring dan otot
pernafasan.13,15,21 Saraf kranialis IX dan X paling sering terpengaruhi, diikuti dengan
saraf no VII dan saraf pada otot okuler eksternal (III, IV, dan V).13,15,21 Quadriparesis
sering terjadi, kematian terjadi karena kegagalan otot saluran nafas yang merupakan
hasil dari paralisis otot pernafasan atau paralisis pada laring yang menyebabkan
obstruksi.13,15,21 Kelemahan tungkai terjadi pada sebagian pasien neuropati.13,15,21
Disfungsi otonomi ditandai dengan hipotensi mendadak pada minggu ke 4 -7.13,15,21
Perbaikan fungsi saraf kranial sering ditemukan tetapi gangguan saraf perifer
semakin berat.13,15,21 Perbandingan Guillain-Barre syndrome dengan polineuropati
difteri adalah dari onset bulbar hingga mencapai gagal nafas yang merjalan lebih
perlahan dan memiliki dua fase perbaikan.13,15,21 Pemberian antitoksin tidak efektif
untuk mencegah neuropati jika diberikan setelah hari kedua gejala difteri.13,15,21
3. Komplikasi lainnya
Nekrosis tubular akut, disseminated intravascular coagulation, endokarditis dan
pneumonia sekunder.13,15,21 Angka kematian difteri diperkirakan 5-10% dan lebih
sering ditemukan pada bayi dan lansia.13,15,21

2.2.12 Prognosis
Kematian penderita sekitar 3-5% dan bergantung pada:18
1. Usia penderita karena makin muda umur anak prognosis makin buruk18,22
2. Perjalanan penyakit, karena makin lanjut makin buruk prognosisnya18

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 16


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
3. Keadaan umum penderita18
4. Pengobatan18

2.3 Kejadian Luar Biasa (KLB)


2.3.1 Definisi
Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi di suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan dapat menjurus pada terjadinya wabah. Wabah adalah kejadian
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara signifikan melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu.25

2.3.2 Kriteria
Kejadian luar biasa dapat ditetapkan pada suatu daerah apabila memenuhi salah satu
kriteria dibawah ini:25
1. Suatu penyakit menular tertentu yang timbul dimana sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
2. Angka kejadian kesakitan yang meningkat terus menerus selama 3 kurun waktu
tertentu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Angka kejadian kesakitan mengalami peningkatan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu tertentu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam 1 bulan menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 2 tahun menunjukan kenaikan
2 kali atau lebih bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan pada tahun sebelumnya.
6. Kenaikan 50% atau lebih angka kematian kasus suatu penyakit dalam 1 kurun waktu
tertentu bila dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Kenaikan 2 kali atau lebih angka proporsi penyakit penderita baru pada satu periode
dibandingkan dengan satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 17


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
2.3.3 Penanggulangan
Penanggulangan KLB/wabah meliputi penyelidikan epidemiologi dan surveilans;
penatalaksanaan penderita; pencegahan dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit;
penanganan jenazah; penyuluhan kepada masyarakat; dan upaya penanggulangan
lainnya.25
1. Penyelidikan epidemiologi dan surveilans
Tujuan dilaksanakan penyelidikan epidemiologi yaitu:25
a. Mengetahui gambaran epidemiologi KLB
b. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam penyakit KLB
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit KLB termasuk
sumber dan cara penularan penyakitnya
d. Menentukan cara penanggulangan KLB
Surveilans di daerah KLB dan daerah yang berisiko terjadi wabah dilaksanakan untuk
mengetahui perkembangan penyakit untuk mendukung upaya penanggulangan yang
sedang dilaksanakan, meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:25
a. Menjaring kasus baru pada kunjungan berobat di pos kesehatan lalu membuat
tabel, grafik dan pemetaan serta melakukan analisis kecenderungan KLB dari
waktu ke waktu dan analisis data menurut tempat, RT, RW, desa hingga
kelompok masyarakat tertentu lainnya.
b. Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan dengan kepala desa untuk
membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya penanggulangan KLB yang
telah dilaksanakan.
c. Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya penanggulangan KLB.
2. Penatalaksanaan penderita
Penatalaksanaan penderita meliputi penemuan penderita, pemeriksaan, pengobatan,
dan perawatan serta upaya pencegahan penularannya. Upaya pencegahan penularan
penyakit dilakukan dengan pengobatan dini, tindakan isolasi, evakuasi dan karantina
sesuai dengan penyakitnya.25
3. Pencegahan dan pengebalan
Tindakan ini dilakukan terhadap masyarakat dan lingkungannya yang mempunyai
risiko terkena penyakit KLB agar jangan sampai terjangkit penyakit. Tindakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 18


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
pencegahan dan pengebalan dilaksanakan sesuai dengan jenis penyakit serta hasil
penyelidikan epidemiologi, yaitu:25
a. Pengobatan penderita sedini mungkin agar tidak menjadi sumber penularan.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat dengan perbaikan gizi dan
imunisasi.
c. Melindungi diri dari penularan penyakit, termasuk menghindari kontak dengan
penderita, sarana dan lingkungan tercemar, menggunakan alat proteksi diri,
perilaku hidup bersih dan sehat serta penggunaan obat profilaksis.
d. Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan pembawa penyakit untuk
menghilangkan sumber penularan dan memutus rantai penularan.
4. Pemusnahan penyebab penyakit
Pemusnahan dilakukan terhadap penyebab penyakit, hewan, tumbuhan dan atau
benda yang mengandung penyebab penyakit tersebut. Pemusnahan ini dapat
dilakukan dengan cara dibakar atau dikubur sesuai dengan jenis hewan atau
tumbuhan.25
5. Penanganan jenazah
Penanganan jenazah akibat penyakit KLB, perlu penanganan secara khusus menurut
jenis penyakitnya untuk menghindarkan penularan penyakit pada orang lain.25
6. Penyuluhan kepada masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat ini dilakukan oleh petugas kesehatan dengan
mengikutsertakan instansi terkait lain, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat menggunakan berbagai media komunikasi agar terjadi
peningkatan kewaspadaan dan peran aktif masyarajat dalam upaya menanggulangan
KLB.25

2.4 Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo adalah bentuk intervensi atau upaya yang
ditujukan untuk perubahan perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan.27
Pendidikan kesehatan menurut Azwar adalah sejumlah pengalaman yang memiliki
pengaruh menguntungkan terhadap perubahan kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Tujuan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 19


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
pendidikan kesehatan untuk mengubah pemahaman perilaku menjadi perilaku sehat yang
dibagi menjadi 3 macam:
1. Perilaku yang membuat kesehatan sebagai suatu yang memiliki nilai di
masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam hal
penyuluhan untuk mengarahkan cara hidup sehat agar menjadi sebuah kebiasaan
masyarakat sehari-hari.28
2. Secara mandiri mampu membuat perilaku sehat bagi dirinya sendiri dan
kelompoknya, dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan supaya dikelola
sendiri oleh masyarakat dalam bentuk yang nyata seperti Posyandu. 28
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang
dimiliki secara tepat. 28
Dari batasan pendidikan kesehatan terdapat unsur-unsur pendidikan berupa: 28
 Input adalah sasaran pendidikan yang bisa berupa individu, kelompok,
masyarakat.
 Pendidik adalah pelaku pendidikan.
 Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
 Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku.

Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif menuju perilaku yang kondusif
ini memiliki berbagai dimensi seperti: 27
1) Perubahan perilaku
Perubahan perilaku masyarakat yang pada awalnya tidak sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan menjadi sesuai, atau perubahan dari perilaku negatif menuju positif.
2) Pembinaan perilaku
Utamanya ditujukan kepada perilaku masyarakat agar mempertahankan perilaku sehat
yang telah ada.
3) Pengembangan perilaku
Bertujuan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak-anak.

Menurut penyebab terbentuknya, pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu : 27


1. Pendidikan kesehatan dalam faktor predisposisi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 20


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Pendidikan kesehatan bertujuan menggugah kesadaran, meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai pemeliharaan dan peningkatan kesadaran,
dalam bentuk penyuluhan kesehatan.
2. Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor enabling
Berupa fasilitas/ sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan
kesehatannya adalah dengan memberdayakan masyarakat supaya mampu
mengadakan sarana dan prasarana kesehatan untuk mereka dalam bentuk pos obat
desa, dsb.
3. Pendidikan kesehatan dalam faktor “reinforcing”
Dilakukan dalam bentuk pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan
petugas kesehatan.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: 27
1) Pengelompokan berdasarkan aspek kesehatan: 27
a. Pendidikan kesehatan berdasarkan aspek promotif dengan sasaran berupa
kelompok orang sehat. Derajat kesehatannya adalah dinamis oleh karena itu
sekalipun seseorang berada dalam kondisi sehat tetapi perlu ditingkatkan serta
dibina lagi kesehatannya.
b. Pendidikan kesehatan dalam aspek pencegahan dan penyembuhan yang
mencakup tiga upaya atau kegiatan pencegahan yaitu :
 Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dengan sasaran kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi (high risk) seperti kelompok ibu hamil,
pekerja seks, dsb. Tujuannya supaya tidak terkena penyakit.
 Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) dengan sasaran para
penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes mellitus, dsb. Tujuannya
supaya penderita dapat mencegah penyakitnya supaya menjadi tidak lebih
parah.
 Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention) dengan sasaran kelompok
pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya supaya mereka
segera pulih kembali kesehatannya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 21


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
2) Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya27
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat yang dikelompokkan
menjadi: pendidikan kesehatan di tatanan keluarga (rumah tangga), pendidikan
kesehatan di tatanan sekolah, pendidikan kesehatan di tempat kerja, pendidikan di
tempat umum.

3) Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan27


Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari
Leavel dan Clark:
a) Promosi kesehatan (health promotion), Pendidikan kesehatan yang diperlukan
dapat berupa peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat, dsb.
b) Perlindungan khusus (specific protection), Program imunisasi merupakan
salah satu bentuk pelayanan perlindungan khusus yang bisa dilakukan pada
level ini, dapat juga dilakukan pendidikan kesehatan yang sangat diperlukan
terutama di negara berkembang karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi dianggap masih rendah.
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
Rendahnya pengetahauan serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
sehingga deteksi penyakit yang terjadi di masyarakat menjadi sulit sehingga
pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
d) Pembatasan cacat (disability limitation). Kurangnya pengertian serta
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit sehingga banyak orang
yang tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas yang dapat
mengakibatkan kecacatan pada orang tersebut.
e) Rehabilitasi (rehabilitation), Keadaan setelah sembuh dari suatu penyakit
tertentu, kadang orang menjadi cacat sehingga diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang malu
untuk kembali ke masyarakat dan masyarakat tidak mau menerima mereka.

Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga: 27


1) Metode pendidikan individual /perorangan, bentuk pendekatannya berupa:
a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling), melalui cara ini kontak
antara klien dengan petugas menjadi lebih intensif sehingga akhirnya klien tersebut

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 22


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
berdasarkan kesadaran, serta penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut lalu
terjadi perubahan perilaku.
b) Wawancara (interview), wawancara antara petugas kesehatan dengan seorang
individu untuk menggali informasi mengapa seseorang tidak atau belum menerima
perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi
itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

2) Metode pendidikan kelompok, metode ini dibagi menjadi:


a) Kelompok besar (peserta penyuluhan  15 orang): metode yang digunakan berupa
ceramah dan seminar.
b) Kelompok kecil (peserta penyuluhan < 15 orang): metode yang digunakan berupa
diskusi, curah pendapat (brain storming), kelompok kecil (buzz group), permainan
peran (role play).
3) Metode pendidikan massa
Metode pendidikan/ pendekatan yang cocok untuk mengkomunikasikan pesan
kesehatan dengan tujuan kepada masyarakat dan bersifat umum. Biasanya bentuk
pendekatannya tidak langsung dan metode yang cocok adalah ceramah umum (public
speaking), pidato atau diskusi melalui media elektronik, tulisan di majalah atau
koran, dan sebagainya.

2.5 Program Pemerintah dalam Menanggulangi Difteri

Sebesar 20% kasus difteri adalah anak yang telah terimunisasi DPT lengkap 3 kali dari
data nasional status imunisasi kasus difteri sampai tahun 2017, sedangkan sisanya tidak
diketahui status imunisasinya dahulu. Data ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar
kejadian difteri lebih banyak terjadi pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi secara
lengkap, sehingga pentingnya imunisasi untuk pencegahan difteri.6
Program pencegahan difteri sendiri telah termasuk dalam rencana imunisasi dasar
oleh Dinas Kesehatan dalam bentuk jadwal imunisasi DPT. Imunisasi dasar ini dilakukan
dengan jadwal imunisasi dasar lainnya.6

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 23


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi Difteri6
Imunisasi Jadwal
Hepatitis B 0 0-7 hari
BCG + Polio 1 1 bulan
DPT-HB-HiB 1, OPV 2 2 bulan
DPT-HB-HiB 2, OPV 3 3 bulan
DPT-HB-HiB 3, OPV 4 4 bulan
Campak 9 bulan

Ditemukannya satu kasus Difteri klinis adalah kriteria KLB difteri, pada Banten
sendiri telah terjadi – kasus klinis difteri dan – kematian, sehingga terhitung dari tanggal
6 Desember 2017, difteri merupakan KLB pada provinsi Banten.9 Program-program
penanggulangan KLB sendiri ada di dalam Peraturan Menteri Kesehatan no 1051 tahun
2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu dan Yang Dapat Menimbulkan Wabah
dan Upaya Penaggulangan.10 Program-program khusus yang dapat dilakukan untuk kasus
difteri dengan mengimplementasikan program penanggulangan KLB oleh pemerintah
adalah sebagai berikut:18
1. Program pemberantasan bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas
penderita difteria terutama untuk memutus rantai penularan penyakit.18
2. Kebijakan pemerintah dalam pengamatan ketat kasus difteria.18
3. Setiap satu kasus saja dianggap sebagai kejadian luar biasa/KLB dan direncanakan
penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit.18
4. Kegiatan surveilans secara terus menerus terhadap kasus ini melalui laporan harian
atau mingguan dari unit pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, praktik dokter
dan klinik).18
5. Penyelidikan epidemiologis dengan kegiatan pelacakan untuk mencari sumber
penularan dan mencari adanya kasus baru yang mungkin terjadi serta penanggulangan
sementara. Pelacakan dilakukan pada orang yang kontak dengan penderita (tetangga
sekitar rumah, teman bermain, teman sekelas di sekolah).18
6. Pemeriksaan swab tenggorok untuk setiap orang yang kontak dengan di laboratorium
untuk mencari kemungkinan tertular.18

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 24


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
7. Pemberian obat profilaksis untuk semua orang yang kontak dengan penderita. Obat
yang diberikan merupakan antibiotik eritromisin 250 mg 3x/hari selama 5 hari
termasuk guru yang mengajar di kelas penderita.18
8. Pencatatan dan pelaporan sebagai laporan W1 (wabah 1) yang berasal dari puskesmas
dalam waktu 24 jam sejak ditemukan atau dicurigai menderita sakit difteri atau
kewaspadaan dini rumah sakit / KDRS. Rumah sakit harus melaporkan setiap kasus
difteri kepada pihak dinas kesehatan kota/kabupaten setempat secara lengkap, disertai
identitas penderita, nama orang tua dan alamat lengkap untuk memudahkan
pelacakan.18

2.6 Upaya Puskesmas dalam Menanggulangi Difteri


Berdasarkan dari program penanggulangan difteri oleh pemerintah, maka puskesmas
Legok melakukan pencatatan dan pelaporan kejadian 2 kasus suspek difteri yang terjadi
di wilayah kerjanya serta memberikan obat profilaksis eritromisin 250mg 3 kali sehari
pada semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita. Pelaksanaan
program ORI di Puskesmas Legok sebagai salah satu respon pemerintah terhadap
kejadian KLB difteri juga telah dilakukan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Legok
yang dimulai putaran pertamanya sejak tanggal 11 Desember 2017 dilanjutkan putaran
kedua pada tanggal 11 Januari 2018 dan putaran ketiga pada tanggal 11 Juli 2018.
Langkah pencegahan yang sudah dilakukan selain melakukan ORI, puskesmas juga telah
menjalankan promosi kesehatan dengan adanya program imunisasi dasar dan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah/ BIAS yang mencakup imunisasi DPT untuk mencegah penyakit
difteri pada seluruh wilayah kerjanya.8

2.7 Kekebalan Kelompok


Kekebalan kelompok atau herd immunity adalah suatu situasi dimana sebagian besar
masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga secara tidak langsung
menimbulkan efek melindungi bagian masyarakat yang tidak kebal terhadap penyakit
tersebut.29 Kekebalan kelompok dapat dicapai dengan tercapainya minimal 80%
imunisasi pada target yang diinginkan, dan bila target yang diimunisasi kurang dari 60%,
akan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).29 World Health Organization mentargetkan
cakupan imunisasi minimal 90% untuk semua imunisasi dasar pada tahun 2020.30 Hal ini

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 25


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
ditargetkan didalam Global Vaccine Plan 2011-2020, dan data terakhir WHO
menyebutkan bahwa jumlah cakupan vaksinasi DPT di dunia tahun 2016 adalah 86%.31

2.8 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 26


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN PRIORITAS MASALAH
PENYEBAB

3.1 Analisis Situasi


Kecamatan Legok terletak di bagian selatan Kabupaten Tangerang, dengan puskesmas
Legok sebagai salah satu puskesmas yang terdapat di dalam wilayah Legok. Alamat
Puskesmas Legok adalah Ps. Legok, Jl. Raya Legok No.11C, Babakan, Legok,
Tangerang, Banten 15820. Wilayah kerja Puskesmas Legok mencakup 5 desa yaitu Desa
Legok, Desa Babakan, Desa Palasari, Desa Rancagong dan Desa Serdangwetan.
Adapun batas–batas wilayah Kecamatan Legok:
 Utara : Kecamatan Curug dan Kecamatan Kelapa Dua
 Selatan : Kabupaten Bogor
 Barat : Kecamatan Panongan
 Timur : Kecamatan Pagedangan
Puskesmas Legok memiliki program promosi kesehatan untuk menanggulangi
penyakit difteri dengan melakukan imunisasi difteri yang mencakup imunisasi dasar dan
bulan imunisasi anak sekolah. Menurut data Puskesmas, tingkat imunisasi dasar DPT
pada wilayah kerja Puskesmas Legok untuk 3 tahun terakhir melebihi target imunisasi
yaitu 90%. Peningkatan pencapaian imunisasi terlihat pada tahun 2017 dimana semua
desa mencapai tagret imunisasi dasar DPT sebesar 90%. Tingkatan imunisasi per desa
dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut.8

Tabel 3.1 Tabel target dan pencapaian imunisasi dasar DPT pada desa Legok tahun
2015 – 20178
Tahun Desa Tercapai Sasaran Persentasi Target
2015 Legok 862 882 97,73%  90%
Babakan 930 962 96,67%  90%
Palasari 627 663 94,57%  90%
Rancagong 894 914 97,81%  90%
Serdang Wetan 888 914 97,15%  90%
Bersambung ke halaman 28

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 27


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 27
Tahun Desa Tercapai Sasaran Persentasi Target
2016 Legok 957 972 98,45%  90%
Babakan 937 1070 87,57%  90%
Palasari 696 708 98,31%  90%
Rancagong 961 975 98,56%  90%
Serdang Wetan 931 957 97,28%  90%
2017 Legok 986 1016 97,04%  90%
Babakan 1093 1121 97,50%  90%
Palasari 719 744 96,63%  90%
Rancagong 1003 1023 98,04%  90%
Serdang Wetan 981 1008 97,32%  90%

Salah satu bentuk penanggulangan KLB difteri pada provinsi Banten, dilakukan
Outbreak Response Immunization (ORI) sejak minggu ke-2 bulan Desember. Putaran
ORI sendiri terdiri dari 3 bagian: putaran pertama berlangsung sampai 11 Januari, dan
langsung dilanjutkan dengan putaran kedua sebulan setelah mulainya putaran pertama,
sedangkan putaran ke-3 dilakukan 6 bulan dari putaran pertama.9 Puskesmas Legok telah
melakukan Outbreak Response Immunization/ORI sejak tanggal 11 Januari 2018 pada
warga di wilayah kerjanya dengan target anak usia 1- 19 tahun. Kegiatan ini dilakukan
mulai dari Posyandu hingga ke sekolah dengan target cakupan 95%. Hasil dari ORI yang
sudah dilakukan pada putaran pertama, cakupan ORI pada ke-5 desa wilayah kerja Legok
adalah sebagai berikut.8

Tabel 3.2 Cakupan ORI putaran 1 wilayah kerja Puskesmas Legok8

Desa Keterangan DPT DT Td Total


Sasaran 1560 847 2862 5269
Tercapai 1535 828 2724 5087
Persentase 98.39% 97.75% 95.17% 96.54%
Legok Target  95%  95%  95%  95%
Sasaran 1747 705 6778 9230
Tercapai 1677 696 6449 8822
Persentase 95.99% 98.72% 95.14% 95.57%
Babakan Target  95%  95%  95%  95%
Bersambung ke halaman 29

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 28


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 28
Desa Keterangan DPT DT Td Total
Sasaran 1265 590 1961 3816
Tercapai 1213 583 1901 3697
Persentase 95.88% 98.81% 96.94% 96.88%
Palasari Target  95%  95%  95%  95%
Sasaran 1568 699 1674 3941
Tercapai 1518 674 1610 3802
Persentase 96.81% 96.42% 96.17% 96.47%
Rancagong Target  95%  95%  95%  95%
Sasaran 1432 774 3388 5594
Tercapai 1400 767 3285 5452
Serdang Persentase 97.76% 99.09% 96.95% 97.46%
Wetan Target  95%  95%  95%  95%
Sasaran 7572 3615 16663 27850
Tercapai 7343 3548 15969 26860
Total Persentase 96.97% 98.14% 95.83% 96.44%
Target  95%  95%  95%  95%

Tabel 3.3 Data cakupan ORI putaran 1 di sekolah SD pada wilayah Desa Babakan8
Nama Sasaran Tercapai Persentase Target
SDN Legok I 387 376 97,15%  95%
SDN Legok II 310 304 98,06%  95%
SDN Legok IV 158 149 94,03%  95%
SDN Babakan 321 312 97,19%  95%
MI Mursidul Fauz 466 459 98,49%  95%
SD An-Nabil 100 95 95%  95%

Tabel 3.4 Data cakupan ORI putaran 1 di Posyandu pada wilayah Desa Babakan8
Nama Posyandu Sasaran Tercapai Persentase Target
Mawar I 153 139 90.84%  95%
Mawar II 146 135 92.46%  95%
Mawar III 124 116 93.54%  95%
Mawar IV 160 146 91.25%  95%
Mawar V 128 114 89.06%  95%
Mawar VI 120 109 90.83%  95%
Mawar VII 175 162 92.57%  95%

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 29


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Selain melakukan imunisasi, Puskesmas juga sudah melakukan pencatatan dan
pelaporan terhadap 2 kasus suspek difteri yang terjadi di wilayah kerjanya pada tanggal
7 Desember 2018 dan 8 Desember 2018 dan memberikan obat profilaksis pada semua
anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita berupa pemberian antibiotik
eritromisin 250 mg yang diminium 3 kali sehari selama 5 hari. Puskesmas juga merujuk
1 kasus tersebut ke RSPI Prof dr. Sulianti Saroso dan melakukan follow up mingguan
terhadap 2 suspek tersebut.

3.1.1 Data Epidemiologis


Kasus difteri di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 291 kasus, dengan angka kematian
sebesar 37 kasus. Sebanyak 79,2% dari jumlah kasus tersebut terjadi pada provinsi
Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, Jambi dan Lampung dengan angka
kematian 32 dari total 37 kasus kematian. Munculnya 2 kasus suspek difteri pada bulan
Desember 2017 di Desa Babakan setelah dalam 5 tahun terakhir tidak ada kejadian di
wilayah kerja puskesmas Legok sehingga dilaporkan sebagai KLB di wilayah kerja
Puskesmas Legok ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tanggal 7 Desember 2017.8
Puskesmas Legok telah menjalankan program imunisasi DPT sebagai salah satu bentuk
pencegahan penyakit difteri didapatkan bahwa cakupan imunisasi DPT tahun 2015-2017
menunjukkan bahwa tahun 2015 didapatkan cakupan imunisasi yang tidak mencapai
target adalah Desa Palasari dengan hasil 94,57% dan pada tahun 2016 terdapat di Desa
Babakan sebesar 97,57% dengan target awal 90%.8

3.1.2 Hasil Survey Basic Six Puskesmas


Difteri tercakup dalam 4 basic six Puskesmas, diantaranya:
a. Upaya Promosi kesehatan
b. Upaya Kesehatan lingkungan
c. Upaya Kesehatan ibu dan anak, serta keluarga berencana
d. Upaya Pengendalian penyakit dan perbaikan lingkungan
e. Upaya Perbaikan gizi masyarakat
f. Upaya Pengobatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 30


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
3.1.3 Kesenjangan Pencapaian dan Tolok Ukur
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 82 Tahun 2014, penyakit
difteri adalah salah satu Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).26
Puskesmas Legok telah menjalankan DPT sebagai salah program kerjanya dan
didapatkan bahwa terdapat rendahnya cakupan imunisasi DPT di Desa Palasari pada
tahun 2015 sebesar 94,57% dan Desa Babakan pada tahun 2016 sebesar 87,57%
sedangkan target untuk imunisasi DPT 90% sehingga terjadi kesenjangan sebanyak
2,43% yang dicurigai menjadi penyebab tidak tercapainya herd imunity yang diinginkan.8
Munculnya 2 kasus difteri menjadi sebuah kesenjangan pada Puskesmas Legok
karena pada 5 tahun sebelumnya tidak ditemukan sama sekali.8 Sesuai dengan salah satu
kriteria KLB bahwa suatu daerah dikatakan mengalami KLB jika jumlah penderita baru
yang ditemukan dalam 1 bulan menunjukkan ada kenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.25
Hasil dari ORI pertama didapatkan bahwa seluruh wilayah kerja Puskesmas
Legok telah mencapai target  95%, tetapi observasi terhadap masyarakat yang datang ke
puskesmas untuk imunisasi menunjukkan bahwa masyarakat tidak mengetahui apa itu
penyakit difteri, bahaya penyakit difteri, pencegahan dan tidak mengetahui bahwa mereka
harus melakukan suntik sebanyak 3 kali, banyak dari masyarakat yang menganggap
bahwa suntik hanya dilakukan 1 kali saja sehingga dikhawatirkan jika persentase peserta
yang mengikuti ORI putaran kedua akan menurun karena sudah tidak ada KLB lagi di
masyarakat.

3.2 Scope Tempat


Desa Babakan RW 08 dipilih karena terdapat 2 suspek difteri pada bulan Desember 2017,
sedangkan pada daerah lainnya tidak ditemukan sama sekali.
Posyadu Mawar V dipilih sebagai salah satu tempat intervensi karena Posyandu tersebut
merupakan satu-satunya Posyandu yang berada Desa Babakan RW08. Terdapat 2 sekolah
yang berada didekat Desa Babakan RW 08, sekolah tersebut adalah TK Islam Citra
Cendikia dan SDN Legok IV. Dipilihnya SDN Legok IV sebagai salah satu tempat
intervensi karena cakupan TK Islam Citra Cendikia sudah masuk dalam cakupan
Posyandu Mawar V. Sebagai surat edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
untuk menanggulangi KLB difteri yang terjadi maka diadakan Oubreak Response

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 31


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Immunization (ORI) mulai tanggal 06 Desember 2017 yang mencakup kedalam dua
tempat yang dipilih sebagai tempat intervensi dengan hasil:10
Tabel 3.5 Tabel cakupan imunisasi ORI di Posyandu Mawar V dan SDN Legok IV
Desa Babakan.8
Nama Sasaran Tercapai Persentase Target
Posyandu Mawar 05 128 114 89%  95%
SDN Legok IV 158 149 94.30%  95%

3.3 Identifikasi Masalah dengan Paradigma BLUM


Dua suspek difteri di desa Babakan RW 08 dan rendahnya cakupan imunisasi DPT
tahun 2016 (87,57%)
1. Genetik : tidak dinilai
2. Medical care services/layanan kesehatan:
 Kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas Legok
 Suplai vaksin difteri tidak tepat waktu
 Kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit difteri.
 Kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi difteri.
 Kurangnya kontrol terhadap imunisasi DPT
3. Lifestyle :
Pengetahuan:
 Sebanyak 25 dari 30 responden (83,33%) tidak mengetahui bahwa penyakit
difteri itu adalah yang penyakit tenggorokan.
 Sebanyak 17 dari 30 responden (56,67%) mengetahui penyebab penyakit difteri
adalah bakteri.
 Sebanyak 22 dari 30 responden (73,33%) mengetahui cara penularan difteri
dengan cara lewat makanan yang sudah terkontaminasi atau terhirup percikan
ludah di udara atau berjabat tangan.
 Sebanyak 24 dari 30 responden (80%) tidak mengetahui tanda dan gejala
penyakit difteri adalah demam, nyeri tenggorok, leher membengkak, muncul
selaput putih di tenggorokan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 32


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Sebanyak 20 dari 30 responden (66,67%) tidak mengetahui bahwa imunisasi
untuk mencegah difteri adalah DPT.
 Sebanyak 25 dari 30 responden (83,33%) mengetahui komplikasi penyakit difteri
adalah dapat menyebabkan infeksi jantung, kesulitan bernafas dan gangguan
saraf.
 Sebanyak 15 dari 30 responden (50%) mengetahui bahaya dari penyakit difteri
adalah dapat menular dan menyebar secara cepat atau dapat menimbulkan
kematian.
 Sebanyak 26 dari 30 responden (86,67%) tidak mengetahui Outbreak Response
Immunization (ORI) adalah imunisasi yang diberikan secara serentak untuk
mencegah penyakit yang menjadi kejadian luar biasa.
 Sebanyak 30 dari 30 responden (100%) mengetahui kejadian luar biasa apa yang
ada di kabupaten Tangerang saat ini adalah difteri.
Sikap:
 Sebanyak 28 dari 30 responden (93,33%) setuju diberikan penyuluhan ke
masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan tentang penyakit difteri.
 Sebanyak 28 dari 30 responden (93,33%) setuju dilakukannya imunisasi dasar
DPT untuk mengurangi risiko tertular penyakit difteri.
 Sebanyak 16 dari 30 responden (53,33%) tidak setuju dilakukannya booster pada
anak pada bulan imunisasi anak sekolah untuk mengurangi risiko tertular
penyakit difteri.
 Sebanyak 27 dari 30 responden (90%) setuju dilakukannya Outbreak Response
Immunization (ORI) untuk mengurangi risiko tertular penyakit difteri.
 Sebanyak 30 dari 30 responden (100%) setuju bahwa anak/ keluarga yang
memiliki gejala difteri harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan jika terdapat
gejala difteri.
 Sebanyak 16 dari 30 responden (53,33%) setuju jika setiap orang yang berkontak
erat dengan orang yang diduga terkena penyakit difteri harus diberi pengobatan
pencegahan.
Perilaku
 Sebanyak 19 dari 30 responden (63,33%) menyatakan bahwa pernah ada
penyuluhan mengenai difteri dilingkungan mereka.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 33


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Sebanyak 10 dari 30 responden (52,63%) menyatakan bahwa mereka tidak
mengikuti penyuluhan difteri yang ada dilingkungannya.
 Sebanyak 22 dari 30 responden (73,33%) menyatakan bahwa mereka tidak
mendapat imunisasi dasar DPT untuk difteri.
 Sebanyak 22 dari 30 responden (73,33%) menyatakan bahwa mereka tidak
pernah mengikuti imunisasi difteri tambahan saat Bulan Imunisasi Anak
Sekolah.
 Sebanyak 30 dari 30 responden (100%) menyatakan bahwa mereka tidak pernah
mengikuti imunisasi difteri tambahan saat dewasa.
 Sebanyak 22 dari 30 responden (73,33%) menyatakan bahwa mereka tidak
mengikuti Outbreak Response Immunization (ORI) untuk difteri.
 Sebanyak 30 dari 30 responden menunjukkan (100%) bahwa mereka akan
membawa orang yang memiliki gejala difteri (leher bengkak, muncul selaput
putih pada tenggorokan, demam, nyeri tenggorok ke fasilitas kesehatan.
 Sebanyak 27 dari 30 responden (90%) menyatakan bahwa mereka tidak mencuci
tangan sebelum makan dan sesudah ke toilet.
 Sebanyak 26 dari 30 responden (86,67%) menyatakan bahwa mereka tidak
menggunakan masker jika sedang batuk.
 Sebanyak 28 dari 30 responden (93,33%) menyatakan bahwa mereka tidak
menutup hidung dan mulut dengan lengan baju atau tisu saat batuk.

4. Environment :
 Lingkungan fisik : Desa babakan RW 08 merupakan desa padat penduduk,
sehingga ventilasi dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang
baik.
 Lingkungan biologis : kuman Corynebacterium diphteriae
 Sosial ekonomi budaya :
o Desa Babakan RW 08 merupakan desa yang penduduknya golongan
menengah kebawah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 34


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Kurangnya tenaga
kesehatan di
puskesmas Legok
 Penyediaan
 Lingkungan vaksin difteri
fisik : Desa tidak tepat waktu
babakan Tidak  Kurangnya
merupakan dinilai edukasi kepada
desa yang masyarakat
padat Genetik mengenai
penduduk. penyakit difteri.
 Lingkungan  Kurangnya
biologis : 2 suspek difteri di edukasi kepada
kuman desa Babakan RW masyarakat
Corynebacte 08 + cakupan mengenai
rium Environ imunisasi DPT Medical pentingnya
diphteriae ment Desa Babakan Care imunisasi difteri.
 Sosial tahun 2016 rendah  Kurangnya
ekonomi kontrol terhadap
budaya : imunisasi DPT
o Desa Lifestyle
Babakan
merupakan
desa yang Pengetahuan
pendudukny  Secara umum, pengetahuan warga mengenai
a golongan penyakit difteri dan penularannya masih kurang.
menengah Sikap
kebawah.  Sikap warga untuk turut serta dalam melakukan
pencegahan difteri masih kurang.
Perilaku
 Perilaku warga dalam melakukan pencegahan
penyakit difteri masih kurang dilihat dari banyaknya
responden yang tidak mengikuti imunisasi difteri,
kebiasaan mencuci tangan danetika batuk yang
kurang baik.

Gambar 3.1 Paradigma Blum


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 35


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
3.4 Penentuan Prioritas Masalah Penyebab
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan Paradigma Blum, dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan cara non-scoring (Delphi), pada tanggal 8 Januari 2018
dilakukan diskusi dengan:
 drg. Widya Anggraeni, sebagai Kepala Puskesmas Legok.
 dr. Linda Mayliana, sebagai dokter Puskesmas Legok.
 Bidan Margareth Lauren, sebagai Bidan Pembina Desa Babakan, Kecamatan Legok
 Bidan Andriyani Rahayu sebagai Bidan pemegang program imunisasi Puskesmas
Legok.
 Bidan Eem Maghfiroh sebagai Bidan pemegang progam kesehatan lingkungan dan
sanitasi.
Faktor lifestyle dari hasil diskusi dipilih menjadi masalah utama karena dilihat
dari kurangnya pengetahuan tentang penyakit, penularan, gejala dan pencegahannya.
Intervensi pada aspek lifestyle diharapkan akan menimbulkan peningkatan
pengetahuan yang bertujuan untuk mempengaruhi perubahan perilaku, sikap dan
kesadaran masyarakat sehingga mencegah terjadinya kasus Difteri di wilayah kerja
Puskesmas Legok, terutama di Desa Babakan RW 08.
Genetik, lingkungan dan medical care services tidak dipilih karena:
a. Genetik tidak dinilai karena tidak ada masalah yang berhubungan dengan genetik.
b. Lingkungan tidak dipilih karena masalah lingkungan fisik dan sosial ekonomi
budaya tidak feasible untuk dilakukan intervensi dalam waktu yang singkat. Cakupan
intervensi terlalu luas dan memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan
perubahan yang signifikan dalam waktu dekat.
c. Medical care services tidak dipilih karena memerlukan waktu yang lama dan tidak
bertujuan langsung pada sasaran pencegahan difteri untuk menghasilkan perubahan
yang signifikan dalam waktu dekat, sedangkan diperlukan tatalaksana yang cepat
untuk mengatasi masalah ini.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 36


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 4
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH

4.1 Identifikasi Akar Masalah Penyebab


Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan permasalahan yang akan
diidentifikasi adalah faktor lifestyle. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar
diperoleh setelah dilakukan identifikasi masalah penyebab dengan fishbone diagram.
Munculnya 2 kasus suspek difteri yang ada di desa Babakan dipengaruhi beberapa faktor
lifestyle seperti :
a. Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit difteri dan penularannya masih kurang.
b. Sikap
Sikap masyarakat untuk turut serta dalam melakukan pencegahan difteri masih
kurang.
c. Perilaku
Perilaku masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit difteri masih kurang
dilihat dari banyaknya responden yang tidak mengikuti imunisasi difteri serta
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang baik.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 37


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Gambar 4.1 Fishbone Diagram
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 38


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
4.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Sejak tanggal 06 Desember 2017, Pemerintah menetapkan status KLB difteri pada
provinsi Banten, dengan adanya 63 kasus dan jumlah kematian 9 kasus.10 Upaya
penanggulangan KLB difteri oleh Pemerintah adalah dengan mengadakan Outbreak
Response Immunization (ORI), dengan menjadwalkan 3 putaran imunisasi difteri dan
menyediakan vaksinasi difteri secara gratis.10 Putaran pertama ORI dilaksanakan mulai
tanggal 11 Desember sampai 11 Januari, putaran kedua ORI mulai tanggal 12 Januari
sampai 12 Februari, dan putaran ketiga ORI 6 bulan setelah ORI putaran pertama.10
Puskesmas Legok juga menjalankan program ORI ini, dengan melakukan imunisasi ke
posyandu, sekolah, balai desa dan membuka poli imunisasi difteri di puskesmas setiap
hari. Cakupan ORI pada wilayah kerja Legok pada putaran pertama ORI adalah 96,44%,
dengan persentase cakupan ORI Desa Babakan sebesar 95,57% sehingga diharapkan pada
ORI putaran kedua dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan cakupannya.8
Berdasarkan diagram fishbone, ditemukan akar masalah penyebab yang akan
dijadikan landasan untuk melakukan intervensi dalam jangka pendek berupa penyuluhan
mengenai penyakit difteri, demonstrasi cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar.
Penyuluhan dan demonstrasi yang diberikan diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan menciptakan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan
penyakit difteri sedari dini. Diharapkan dengan intervensi-intervensi yang dilakukan
dapat meningkatkan dana tau mempertahankan cakupan ORI putaran kedua di wilayah
kerja Puskesmas Legok.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 39


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1 Penyusunan Intervensi


Setelah dilakukan pengidentifikasian masalah untuk mencari akar penyebab dari lifestyle
yang kemungkinan berpengaruh terhadap 2 kasus difteri yang ada di Desa Babakan RW
08, maka dilakukan beberapa intervensi sebagai alternatif jalan keluar.

5.1.1 Intervensi 1
Intervensi 1: Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri untuk warga RW 08 Desa
Babakan di posyandu Mawar V. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan warga RW 08 Desa Babakan tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan
gejala, cara penularan, komplikasi, tanda bahaya, pencegahan (imunisasi difteri) dan
menghimbau warga yang datang untuk membawa anak umur 1-19 tahun untuk mengikuti
ORI putaran kedua yang diadakan tanggal 19 Januari 2018.
 Kegiatan: Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri dan pencegahannya
dengan menggunakan media berupa poster berisikan materi penyuluhan.
 Dasar: Kurangnya pengetahuan warga RW 08 Desa Babakan tentang penyakit difteri
dan rendahnya cakupan imunisasi difteri.
 Sasaran: 100 perwakilan KK RW 08 Desa Babakan.
 Tempat: Posyandu Mawar V Desa Babakan.
 Waktu: Jumat, 18 Januari 2018 pkl 08.00 – 10.00 WIB.
 Indikator penilaian:
 Peningkatan hasil post-test dari pre-test yang ditandai dengan nilai ≥ 7 pada ≥
60% peserta penyuluhan.
 Dipertahankan pencapaian cakupan ORI lebih dari 95% pada umur 1-19 tahun di
RW 08 Desa Babakan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 40


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.1.2 Intervensi 2
Intervensi 2: Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri untuk murid SDN Legok
IV. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak sekolah
tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan gejala, cara penularan, komplikasi, tanda
bahaya, pencegahan (imunisasi difteri) dan menghimbau murid untuk ikut kegiatan ORI
putaran kedua yang diadakan tanggal 22 Januari 2018.
 Kegiatan: Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri dan pencegahannya
dengan menggunakan media berupa materi penyuluhan dan LCD.
 Dasar: Kurangnya pengetahuan anak-anak sekolah tentang penyakit difteri dan
pentingnya imunisasi difteri.
 Sasaran: Semua murid SDN Legok IV.
 Tempat: Ruang kelas SDN Legok IV.
 Waktu: Senin, 22 Januari 2018 pkl 13.00 siang.
 Indikator penilaian:
 Peningkatan hasil post-test dari pre-test yang ditandai dengan nilai ≥ 7 pada ≥
60% peserta penyuluhan.
 Didapatkan lebih dari 95% jumlah anak umur 1-19 tahun di RW 08 Desa Babakan
ikut ORI.

5.1.3 Intervensi 3
Intervensi 3: Demonstrasi menggunakan lagu cara mencuci tangan dan etika batuk yang
benar kepada warga RW 08 Desa Babakan. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku untuk mencegah
penularan difteri pada warga RW 08 Desa Babakan.
 Kegiatan: Demonstrasi tentang cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar.
 Dasar: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran warga RW 08 Desa Babakan
mengenai cara pencegahan penularan penyakit difteri.
 Sasaran: 100 perwakilan KK RW 08 Desa Babakan.
 Tempat: Posyandu Mawar V Desa Babakan.
 Waktu: Jumat, 18 Januari 2018 pkl 08.00 pagi.
 Indikator penilaian: Seluruh warga yang hadir (100%) dapat memperagakan ulang
langkah mencuci tangan dan etika batuk yang benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 41


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.1.4 Intervensi 4
Intervensi 4: Demonstrasi menggunakan lagu cara mencuci tangan dan etika batuk yang
benar kepada murid SDN Legok IV. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku untuk mencegah
penularan difteri pada murid sekolah SDN Legok IV.
 Kegiatan: Demonstrasi tentang cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar.
 Dasar: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran anak-anak sekolah mengenai cara
pencegahan penularan penyakit difteri.
 Sasaran: Semua murid SDN Legok IV.
 Tempat: Ruang kelas SDN Legok IV.
 Waktu: Senin, 22 Januari 2018 pkl 13.00 siang.
 Indikator penilaian: Seluruh murid yang hadir (100%) dapat memperagakan ulang
langkah mencuci tangan dan etika batuk yang benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 42


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.2 Log Frame Goals
5.2.1 Intervensi 1: Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri Kepada
Warga RW 08 Desa Babakan di Posyandu Mawar V

Tabel 5.1 Log Frame Goals Intervensi 1


Keluaran
Kegiatan/ Jangka Jangka Jangka
Masukan
Intervensi Pendek Menengah Panjang
(1 hari) (6 bulan) (5 tahun)
- 3 Dokter 1. Membuat Meningkatnya Meningkatnya Tidak
muda POA pengetahuan cakupan ditemukan
- 2 Bidan desa 2. Pembagian dan imunisasi ORI insidens difteri
Man

- 4 Kader tugas pemahaman di Desa di wilayah


- Warga RW 3. Pre-test warga RW 08 Babakan. kerja
08 Desa 4. Pembagian tentang Puskesmas
Babakan leaflets difteri. Legok.
Rp. 1.000.000,- 5. Pemberian Meningkatnya
Money

materi dari cakupan ORI


narasumber putaran kedua
6. Post-test RW 08 Desa
- Daftar hadir 7. Tanya Babakan.
- Lembar Pre- jawab
test 8. Door prize
- Lembar Post- 9. Membantu
Material

test pelaksanaan
- Poster ORI putaran
- Leaflets kedua di
- Pulpen Posyandu
- Sound system Mawar V
- Konsumsi tanggal 19
- Door prize Januari
- Pre-test 2018
- Pembagian 10. PDCA
leaflets
Method

- Penyuluhan
- Tanya jawab
- Post-test
- Door prize

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 43


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.2.2 Intervensi 2 : Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri untuk
Murid SDN Legok IV

Tabel 5.2 Log Frame Goals Intervensi 2


Keluaran
Kegiatan/ Jangka Jangka Jangka
Masukan
Intervensi Pendek Menengah Panjang
(1 hari) (6 bulan) (5 tahun)
- 3 Dokter 1. Membuat Meningkatny Meningkatnya Tidak
Man

muda POA a cakupan ditemukan


- 2 Bidan 2. Pembagian pengetahuan imunisasi ORI insidens difteri
desa tugas dan di Desa di wilayah
Rp. 3. Pre-test pemahaman Babakan.. kerja
Money

1.000.000,- 4. Pembagian murid SDN Puskesmas


leaflets Legok IV Legok.
5. Pemberian tentang
materi dari difteri.
- Daftar hadir
narasumber Meningkatny
- Lembar Pre-
6. Post-test a cakupan
test
7. Tanya jawab ORI putaran
- Lembar
8. Door prize kedua SDN
Post-test
Material

9. Membantu Legok IV.


- Poster
pelaksanaan
- Leaflets
ORI putaran
- Pulpen
kedua di
- Sound
SDN Legok
system
IV tanggal
- Konsumsi
23 Januari
- Door prize
2018
-Penyuluhan
10. PDCA
- door prize
- Pre-test
Method

- Pembagian
leaflets
- Post-test
- Tanya jawab

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 44


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.2.3 Intervensi 3: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada Warga RW 08 Desa Babakan

Tabel 5.3 Log Frame Goals Intervensi 3


Keluaran
Kegiatan/ Jangka Jangka
Masukan Jangka Pendek
Intervensi Menengah Panjang
(1 hari)
(1 tahun) (5 tahun)
- 3 Dokter 1. Membuat Warga dapat Warga sadar Tidak
Man

muda POA memperagakan dan mau ditemukan


- 2 Bidan desa 2. Pembagian ulang langkah menerapkan insidens
tugas mencuci tangan cuci tangan difteri di
Money

3. Pemberian dan etika batuk dan etika wilayah


materi dan yang benar batuk yang kerja
demonstrasi untuk mencegah benar dalam Puskesmas
4. Peragaan terjadinya kehidupan Legok.
-Daftar hadir ulang oleh penularan sehari-hari
Material

-Properti warga penyakit difteri. serta mau


peragaan 5. PDCA mengajak
- Sound system dan
-Edukasi dan mengajarkan
demonstrasi pada anggota
langkah keluarga
mencuci lainnya
tangan yang bagaimana
Method

benar, etika cara untuk


batuk dan mencegah
simulasi penularan
penyebaran penyakit
penyakit difteri.
melalui alat
makan.
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 45


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.2.4 Intervensi 4: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada murid SDN Legok IV

Tabel 5.4 Log Frame Goals Intervensi 4


Keluaran
Kegiatan/ Jangka Jangka
Masukan Jangka Pendek
Intervensi Menengah Panjang
(1 hari)
(1 tahun) (5 tahun)
- 3 Dokter 1. Membuat POA Siswa dapat Murid sadar Tidak
Man

muda 2. Pembagian memperagakan dan mau ditemukan


- 2 Bidan desa tugas ulang langkah menerapkan insidens
3. Pemberian mencuci tangan cuci tangan difteri di
Money

materi dan dan etika batuk dan etika wilayah


demonstrasi yang benar untuk batuk yang kerja
4. Peragaan ulang mencegah benar dalam Puskesmas
oleh siswa terjadinya kehidupan Legok.
-Daftar hadir 5. PDCA penularan sehari-hari
Material

-Properti penyakit difteri. serta mau


peragaan mengajak dan
- Sound system mengajarkan
-Edukasi dan pada anggota
demonstrasi keluarga
langkah lainnya
mencuci bagaimana
tangan yang cara untuk
Method

benar, etika mencegah


batuk dan penularan
simulasi penyakit
penyebaran difteri.
penyakit
melalui alat
makan.
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 46


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.3 Planning of Action
5.3.1 Intervensi 1: Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri kepada Warga RW 08 Desa Babakan
di Posyandu Mawar V
Tabel 5.6 Planning of Action Intervensi 1
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Meminta izin kepada Kegiatan dapat  Kepala - Puskesmas Senin, 15 Yashica Lorencia Mendapatkan Izin kegiatan
Kepala Puskesmas, terlaksana Puskesmas Legok Januari Alyssa Aldilla izin Kepala diperoleh
Dokter Puskesmas,  Dokter 2018 Stefanie Puskesmas,
Bidan Desa Puskesmas Rumah Dokter
Babakan,  Bidan Desa Ketua RW Puskesmas,
Ketua RW 08 Desa Babakan 08 Desa Bidan Desa
Babakan  Ketua RW Babakan Babakan, Ketua
08 Desa RW 08 Desa
Babakan Babakan
Berkoordinasi Seluruh warga Kader Desa - Rumah Senin, 15 Yashica Lorencia Kader bersedia
dengan Kader untuk Desa Babakan Babakan RW Kader Desa Januari Alyssa Aldilla bekerjasama
mengundang warga RW 08 08 Babakan 2018 Stefanie dan akan
ke kegiatan diundang ke RW 08 menyebarkan
pemantapan kegiatan informasi ke
pengetahuan di pemantapan warga melalui
posyandu. pengetahuan pengumuman di
Masjid.
Mempersiapkan Konsumsi dan Dokter muda Rp Rumah Senin, 15 Yashica Lorencia - Sudah
konsumsi dan hadiah hadiah siap 800.000,- Dokter Januari Alyssa Aldilla mendapatkan
door prize Muda 2018 Stefanie katering dan
hadiah

Bersambung ke halaman 48

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 47


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 47
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Mempersiapkan Materi siap Dokter muda Rp. Rumah Rabu, 17 Yashica - Poster, materi
materi kegiatan, 200.000,- Dokter Januari Lorencia kegiatan,
poster, pre-test dan Muda 2018 Alyssa Aldilla materi pre-test
post-test Stefanie dan post-test
siap.
Pre-test Diketahuinya Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Mendapat -
pengetahuan kegiatan Mawar V Januari Lorencia gambaran
warga Desa Desa 2018 Alyssa Aldilla pengetahuan
Babakan RW Babakan Stefanie warga terhadap
08 sebelum penyakit difteri
diadakan
kegiatan
Pembagian leaflets Memudahkan Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica -
peserta dalam kegiatan Mawar V Januari Lorencia
mengikuti Desa 2018 Alyssa Aldilla
kegiatan Babakan Stefanie
Pemantapan Memberikan Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Warga -
pengetahuan informasi kegiatan Mawar V Januari Lorencia memperhati-
tentang penyakit kepada warga Desa 2018 Alyssa Aldilla kan pemberian
difteri mengenai Babakan Stefanie materi tentang
penyakit penyakit difteri
difteri
Post-test Diketahuinya Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Peningkatan -
pengetahuan kegiatan Mawar V Januari Lorencia nilai ≥7 pada
warga setelah Desa 2018 Alyssa Aldilla ≥60% peserta
kegiatan Babakan Stefanie kegiatan
Bersambung ke halaman 49

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 48


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 48
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Sesi tanya jawab Memberikan Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Warga aktif -
kesempatan kegiatan Mawar V Januari Lorencia menanyakan
kepada warga Desa 2018 Alyssa Aldilla hal-hal yang
untuk bertanya Babakan Stefanie belum
dimengerti
Door Prize Memberikan Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Peserta dapat -
hadiah kepada kegiatan Mawar V Januari Lorencia menjawab 10
warga yang Desa 2018 Alyssa Aldilla pertanyaan
dapat Babakan Stefanie yang
menjawab merupakan
pertanyaan poin-poin
seputar penting
penyakit pemantapan
difteri. pengetahuan.
Membantu Memantau Warga RW - Posyandu Jumat, 19 Bidan Jumlah anak
kegiatan ORI di keberhasilan 08 Desa Mawar V Januari Margareth RW 08 Desa
Posyandu Mawar pemantapan Babakan usia Desa 2018 Lauren dan Babakan yang
V pengetahuan 1-19 tahun Babakan Bidan mengikuti ORI
Trimiyanti
Sumber: Hasil Analisis penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 49


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.3.2 Intervensi 2 : Penyuluhan Kesehatan tentang Penyakit Difteri untuk Murid SDN Legok IV
Tabel 5.7 Planning of Action Intervensi 2
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Meminta izin Kegiatan dapat  Kepala - Puskesmas Senin, 15 Yashica Lorencia Mendapatkan Izin kegiatan
kepada Kepala terlaksana Puskesmas Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla izin Kepala diperoleh
Puskesmas,  Dokter Stefanie Puskesmas,
Dokter Puskesmas Dokter
Puskesmas,  Bidan Puskesmas,
Bidan Pemegang Pemegang Bidan Pemegang
Program ORI Program Program ORI
ORI
Meminta izin Kegiatan dapat Kepala - Sekolah Selasa, 16 Yashica Lorencia Mendapatkan Kepala Sekolah
kepada Kepala terlaksana Sekolah SDN SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla Izin Kepala memberikan
Sekolah SDN Legok IV IV Stefanie Sekolah SDN Izin dan
Legok IV Legok IV mengkoordinasi
kan dengan para
guru.
Mempersiapkan Konsumsi dan Dokter muda Rp 800.000,- Rumah Selasa, 16 Yashica Lorencia - Sudah
konsumsi dan hadiah siap Dokter Januari 2018 Alyssa Aldilla mendapatkan
hadiah door prize Muda Stefanie katering dan
hadiah
Mempersiapkan Materi siap Dokter muda Rp. Rumah Rabu, 17 Yashica Lorencia - Poster, materi
materi kegiatan, 200.000,- Dokter Januari 2018 Alyssa Aldilla kegiatan, materi
poster, pre-test Muda Stefanie pre-test dan
dan post-test post-test siap.
Pre-test Diketahuinya Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia Mendapat -
pengetahuan siswa kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla gambaran
SDN Legok IV IV Stefanie pengetahuan
sebelum kegiatan siswa terhadap
penyakit difteri
Bersambung ke halaman 51

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 50


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 50
Tujuan dan Biaya Pelaksana Rencana
Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Ket
target penilaian
Pembagian leaflets Memudahkan Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia -
peserta dalam kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla
mengikuti IV Stefanie
kegiatan
Pemantapan Memberikan Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia Siswa -
pengetahuan tentang informasi kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla memperhati-kan
penyakit difteri kepada siswa IV Stefanie pemberian materi
mengenai tentang penyakit
penyakit difteri difteri
Post-test Diketahuinya Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia Peningkatan nilai -
pengetahuan kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla ≥7 pada ≥60%
siswa setelah IV Stefanie peserta kegiatan
kegiatan
Sesi tanya jawab Memberikan Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia Siswa aktif -
kesempatan kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla menanyakan hal-
kepada siswa IV Stefanie hal yang belum
untuk bertanya dimengerti
Door Prize Memberikan Peserta - Sekolah Senin, 22 Yashica Lorencia Peserta dapat -
hadiah kepada kegiatan SDN Legok Januari 2018 Alyssa Aldilla menjawab 10
siswa yang IV Stefanie pertanyaan yang
dapat menjawab merupakan poin-
pertanyaan poin penting
seputar penyakit pemantapan
difteri. pengetahuan.

Membantu kegiatan Memantau Murid SDN - SDN Legok Selasa, 23 Bidan Andriyani Jumlah murid
ORI di SDN Legok keberhasilan Legok IV IV Januari 2018 Rahayu SDN Legok IV
IV pemantapan yang mengikuti
pengetahuan ORI
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 51


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.3.3 Intervensi 3: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar kepada Warga RW 08 Desa Babakan
Tabel 5.8 Planning of Action Intervensi 3
Kegiatan Tujuan dan target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana penilaian Ket
Meminta izin Kegiatan dapat terlaksana  Kepala - Puskesma Senin, 15 Yashica Lorencia Mendapatkan izin Izin
kepada Kepala Puskesmas s Legok Januari Alyssa Aldilla Kepala Puskesmas, kegiatan
Puskesmas,  Dokter 2018 Stefanie Dokter Puskesmas, diperoleh
Dokter Puskesmas Rumah Bidan Desa
Puskesmas,  Bidan Desa Ketua RW Babakan, Ketua
Bidan Desa Babakan 08 Desa RW 08 Desa
Babakan,  Ketua RW Babakan Babakan
Ketua RW 08 08 Desa
Desa Babakan Babakan
Mempersiapkan Materi siap Dokter muda - Rumah Rabu, 17 Yashica Lorencia - Materi siap
materi Dokter Januari Alyssa Aldilla
demonstrasi dan Muda 2018 Stefanie Properti
properti siap
Melakukan Warga memperhatikan Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Lorencia Warga mengikuti -
edukasi dan edukasi langkah mencuci kegiatan Mawar V Januari Alyssa Aldilla secara aktif
demonstrasi tangan, etika batuk dan sadar Desa 2018 Stefanie
PHBS untuk tidak beragi alat makan Babakan
untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit difteri.
Peragaan ulang Semua peserta yang hadir Peserta - Posyandu Kamis, 18 Yashica Lorencia Semua peserta -
materi oleh dapat memperagakan ulang kegiatan Mawar V Januari Alyssa Aldilla dapat
warga secara langkah mencuci tangan, Desa 2018 Stefanie memperagakan
bersama-sama etika batuk dan sadar untuk Babakan ulang.
tidak beragi alat makan untuk
mencegah terjadinya
penularan penyakit difteri.
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 52


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.3.4 Intervensi 4: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar kepada siswa SDN Legok IV
Tabel 5.9 Planning of Action Intervensi 4
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Meminta izin Kegiatan dapat  Kepala - Puskesmas Senin, 15 Yashica Mendapatkan Izin
kepada Kepala terlaksana Puskesmas Legok Januari Lorencia izin Kepala kegiatan
Puskesmas,  Dokter 2018 Alyssa Aldilla Puskesmas, diperoleh
Dokter Puskesmas Stefanie Dokter
Puskesmas,  Bidan Puskesmas,
Bidan Pemegang Pemegang Bidan
Program ORI Program ORI Pemegang
Program ORI
Meminta izin Kegiatan dapat Kepala - Sekolah SDN Selasa, Yashica Mendapatkan Kepala
kepada Kepala terlaksana Sekolah SDN Legok IV 16 Lorencia Izin Kepala Sekolah
Sekolah SDN Legok IV Januari Alyssa Aldilla Sekolah SDN memberika
Legok IV 2018 Stefanie Legok IV n izin dan
mengkoordi
nasikan
dengan para
guru.
Mempersiapkan Materi siap Dokter muda - Rumah Rabu, 17 Yashica - Materi siap
materi Dokter Muda Januari Lorencia
demonstrasi dan 2018 Alyssa Aldilla Properti
properti Stefanie siap
Bersambung ke halaman 54

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 53


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 53
Tujuan dan Rencana
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Ket
target penilaian
Melakukan Siswa Peserta kegiatan - Sekolah SDN Senin, 22 Yashica Lorencia Siswa -
edukasi dan memperhatikan Legok IV Januari Alyssa Aldilla mengikuti
demonstrasi edukasi langkah 2018 Stefanie secara aktif
PHBS mencuci tangan,
etika batuk dan
sadar untuk tidak
beragi alat makan
untuk mencegah
terjadinya
penularan
penyakit difteri.

Peragaan ulang Semua peserta Peserta kegiatan - Sekolah SDN Senin, 22 Yashica Lorencia Semua siswa -
materi oleh warga yang hadir dapat Legok IV Januari Alyssa Aldilla dapat
secara bersama- memperagakan 2018 Stefanie memperagaka
sama ulang langkah n ulang.
mencuci tangan,
etika batuk dan
sadar untuk tidak
beragi alat makan
untuk mencegah
terjadinya
penularan
penyakit difteri.

Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 54


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
5.4 Timeline (Gantt chart)

Tabel 5.10 Timeline (Gantt chart) kegiatan di Posyandu Mawar V Desa Babakan.
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
1. Identifikasi kasus di Puskesmas
2. Diskusi tentang masalah Puskesmas dengan Kepala Puskesmas dan
Dokter Puskesmas
3. Rapat antar anggota kelompok untuk menentukan masalah yang dipilih
4. Mengidentifikasi faktor penyebab: (menentukan target dan mini survey)
5. Penentuan prioritas masalah dengan teknik Delphi

6. Diskusi untuk menetapkan masalah utama dengan Kepala Puskesmas,


dokter Puskesmas dan staf Puskesmas
7. Perencanaan intervensi
8. Diskusi dengan Kepala Puskesmas untuk menetapkan indikator
keberhasilan
Pengorganisasian
9. Pembagian tugas dan jadwal
Pelaksanaan Intervensi
10. Pengajuan izin pelaksanaan kegiatan di Posyandu Mawar V Desa
Babakan
11. Pembuatan daftar hadir, poster, soal pre-test dan post-test
12. Pre-test sebelum pemantapan pengetahuan
13. Pempantapan pengetahuan tentang penyakit difteri kepada warga Desa
Babakan RW 08
14. Demonstrasi cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar kepada
warga Desa Babakan RW 08
15. Peragaan ulang cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar oleh
warga Desa Babakan RW 08
16. Post-test sesudah pemantapan pengetahuan
17. Membantu pelaksanaan ORI putaran kedua di Posyandu Mawar V tanggal
19 Januari 2018
Pengawasan
18. Supervisi dan pendampingan oleh bidan desa
Evaluasi
19. Menghitung hasil pre-test dan post-test
20. Pengolahan data
21. Evaluasi keberhasilan & tindak lanjut
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 55


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Tabel 5.11 Timeline (Gantt chart) kegiatan di SDN Legok IV.
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
1. Identifikasi kasus di Puskesmas
2. Diskusi tentang masalah Puskesmas dengan Kepala Puskesmas dan Dokter
Puskesmas
3. Rapat antar anggota kelompok untuk menentukan masalah yang dipilih
4. Mengidentifikasi faktor penyebab: (menentukan target dan mini survey)
5. Penentuan prioritas masalah dengan teknik Delphi

6. Diskusi untuk menetapkan masalah utama dengan Kepala Puskesmas,


dokter Puskesmas dan staf Puskesmas
7. Perencanaan intervensi
8. Diskusi dengan Kepala Puskesmas untuk menetapkan indikator
keberhasilan
Pengorganisasian
9. Pembagian tugas dan jadwal
Pelaksanaan Intervensi
10. Pengajuan izin pelaksanaan kegiatan di SDN Legok IV
11. Pembuatan daftar hadir, poster, soal pre-test dan post test
12. Pre-test sebelum pemantapan pengetahuan
13. Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri kepada siswa SDN Legok
IV
14. Demonstrasi cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar kepada siswa
SDN Legok IV
15. Peragaan ulang cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar oleh siswa
SDN Legok IV
16. Post-test sesudah pemantapan pengetahuan
17. Membantu pelaksanaan ORI putaran kedua pada tanggal 23 januari 2018 di
SDN Legok IV
Pengawasan
18. Supervisi dan pendampingan oleh bidan pemegang program ORI
Evaluasi
19. Menghitung hasil pre-test dan post-test
20. Pengolahan data
21. Evaluasi keberhasilan & tindak lanjut
Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 56


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI

6.1 Flowchart Kegiatan


6.1.1 Flowchart Kegiatan Posyandu Mawar V

Berdiskusi dengan Menyusun rencana intervensi :


dokter, staf dan -Pemantapan pengetahuan
Identifikasi kepala puskesmas mengenai penyakit difteri dan
kasus serta menganalisa pencegahannya
data 2 kasus difteri -Demonstrasi cara mencuci
di Desa Babakan tangan dan etika batuk yang
dan melakukan benar untuk mencegah
perencanaan penularan penyakit difteri
intervensi

Berkoordinasi dengan Kader Desa


Babakan RW 08 untuk memberi informasi Meminta izin kepala puskesmas,
kepada warga untuk datang saat kegiatan ketua Desa Babakan RW 08,
pemantapan pengetahuan meminta izin kepada bidan desa

Mempersiapkan Intervensi : Membantu


keperluan untuk - Pemantapan pelaksanaan ORI
intervensi. pengetahuan mengenai putaran kedua tanggal
penyakit difteri dan 19 Januari 2018 di
pencegahannya Posyandu Mawar V
- Demonstrasi cara
mencuci tangan dan
etika batuk yang benar
untuk mencegah
penularan penyakit Pengolahan
difteri data yang
didapatan

Pelaporan hasil intervensi


Evaluasi Saran dan tindak lanjut kepada kepala dan dokter
puskesmas

Gambar 6.1 Flow Chart Kegiatan di Posyandu Mawar V Desa Babakan


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 57


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.1.2 Flowchart Kegiatan SDN Legok IV

Menyusun rencana
Berdiskusi intervensi :
Identifikasi dengan dokter,
kasus -Pemantapan
staf dan kepala pengetahuan engenai
puskesmas serta penyakit difteri dan
menganalisa data pencegahannya
2 kasus difteri di -Demonstrasi cara
Desa Babakan mencuci tangan dan
dan melakukan etika batuk yang
perencanaan benar untuk
intervensi mencegah penularan
penyakit difteri

Meminta izin Berkoordinasi Meminta izin


kepala puskesmas, dengan Kepala kepala
Kepala Sekolah Sekolah SDN Legok puskesmas,
SDN Legok IV IV dan guru pengajar Kepala Sekolah
SDN Legok IV

Intervensi : Membantu
-Pemantapan Pengolahan data yang
pelaksanaan ORI didapatkan
pengetahuan mengenai putaran 2 tanggal 23
penyakit difteri dan Januari 2018 di SDN
pencegahannya IV Legok
-Demonstrasi cara
mencuci tangan dan
etika batuk yang benar Evaluasi
untuk mencegah
penularan penyakit
difteri

Pelaporan hasil
intervensi kepada
kepala dan dokter
puskesmas

Saran dan tindak


lanjut

Gambar 6.2 Flow Chart Kegiatan di SDN Legok IV


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 58


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.1.3 Intervensi 1: Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri kepada
Warga RW 08 Desa Babakan di Posyandu Mawar V

Tanggal 18 Januari
2018 pukul 08.00
dilakukan pemantapan Kata sambutan dari
pengetahuan tentang bidan Desa Babakan
penyakit difteri di Pre-test
dan perkenalan diri
Posyandu Mawar V
dokter muda
Desa Babakan dengan
100 perwakilan KK
warga RW 08 Desa
Babakan

Pemberian
Sesi tanya jawab materi dari Pembagian leaflets
narasumber

Mengadakan doorprize
tentang materi yang Membantu
telah diberikan dan Post- pelaksanaan ORI
pemberian hadiah test putaran kedua tanggal
kepada peserta yang 19 Januari 2018
menjawab dengan benar

Menilai
perbandingan pre-
test dan post-test
Hasil intervensi 1 +
Menghitung jumlah
anak RW 08 yang
ikut ORI tanggal 19
Januari 2018 di
Posyandu Mawar V

Gambar 6.3 Flow Chart Intervensi 1


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 59


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.1.4 Intervensi 2: Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri untuk
Murid SDN Legok IV

Tanggal 22 Januari Kata sambutan dari


2018 pukul 13.00 bidan Desa
dilakukan pemantapan Pre-test
Babakan dan
pengetahuan penyakit
perkenalan diri
difteri di SDN Legok
dokter muda
IV

Mengadakan doorprize
tentang materi yang
telah diberikan dan Pemberian
Sesi tanya
pemberian hadiah materi dari
kepada peserta yang jawab
narasumber
menjawab dengan benar

Membantu
pelaksanaan ORI
Post- Pembagian putaran kedua
test leaflets tanggal 23
Januari 2018

Menilai perbandingan pre-test dan


post-test
Hasil +
intervensi 2 Menghitung jumlah murid yang
tidak ikut ORI tanggal 23 Januari
2018 di SDN Legok IV

Gambar 6.4 Flow Chart Intervensi 2


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 60


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.1.5 Intervensi 3: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada Warga RW 08 Desa Babakan

Tanggal 18 Januari 2018 pukul Kata sambutan dari


08.00 dilakukan edukasi dan bidan Desa Babakan
demontrasi cara mencuci dan perkenalan diri
tangan dan etika batuk yang dokter muda
benar di Posyandu Mawar V
Desa Babakan dengan 100
perwakilan KK warga RW 08
Desa Babakan

Melakukan edukasi dan


demonstrasi langkah
Peragaan ulang
mencuci tangan dan
materi oleh
etika batuk dengan
warga secara
benar untuk mencegah
bersama-sama
terjadinya penularan
penyakit difteri

Menilai apakah warga dapat


mendemonstrasikan langkah
mencuci tangan dan etika Hasil intervensi 3
batuk dengan benar

Gambar 6.5 Flow Chart Intervensi 3


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 61


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.1.6 Intervensi 4: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada siswa SDN Legok IV

Tanggal 22 Januari Kata sambutan dari


2018 pukul 13.00 Kepala Sekolah atau
dilakukan edukasi dan guru dan perkenalan diri
demonstrasi cara dokter muda
mencuci tangan dan
etika batuk yang benar
di semua murid SDN
Legok IV

Melakukan edukasi dan


demonstrasi mencuci
Peragaan ulang tangan dan etika batuk
materi oleh dengan benar untuk
warga secara mencegah terjadinya
bersama-sama penularan penyakit
difteri

Menilai apakah siswa dapat


mendemonstrasikan langkah
mencuci tangan dan etika Hasil intervensi 4
batuk dengan benar

Gambar 6.6 Flow Chart Intervensi 4


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 62


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.2 Deskripsi Proses Intervensi secara Detail
6.2.1 Intervensi 1: Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri kepada
Warga RW 08 Desa Babakan di Posyandu Mawar V
Pemantapan pengetahuan tentang penyakit difteri kepada warga RW 08 Desa Babakan
dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Januari 2018 bertempat di Posyandu Mawar V yang
beralamat di Perumahan Legok Indah Blok A1 No. 01, Desa Babakan, Kecamatan Legok,
Tangerang, pukul 08.00 – 10.00 WIB dengan sasaran 100 perwakilan KK warga RW 08
Desa Babakan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tiga dokter muda dari Universitas
Tarumanagara. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan warga RW 08 Desa Babakan tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan
gejala, cara penularan, komplikasi, tanda bahaya dan pencegahan (imunisasi difteri).
Kegiatan ini diawali dengan persiapan tempat, kursi dan perlengkapan yang
dibutuhkan (penempelan poster) dan pengisian daftar hadir oleh peserta. Kegiatan dibuka
oleh Bidan Desa Babakan dan pemberian kata sambutan oleh Ketua RW 08 Desa
Babakan dilanjutkan dengan perkenalan oleh tiga dokter muda Universitas Tarumanagara
kepada peserta kegiatan. Sebelum memulai kegiatan dilakukan doa bersama dan
dilanjutkan dengan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta mengenai
penyakit difteri lalu dilakukan pembagian leaflet kepada peserta untuk dibagikan kepada
tetangga. Kegiatan dilakukan dengan media poster dan leaflet dengan materi pemantapan
pengetahuan berisi tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan gejala, cara penularan,
komplikasi, tanda bahaya dan pencegahan (imunisasi difteri). Warga juga dihimbau untuk
membawa anaknya yang berumur 1-19 tahun untuk mengikuti ORI putaran kedua pada
tanggal 19 Januari 2018. Sesi tanya jawab dilakukan dengan peserta mengenai materi
penyakit difteri setelah pemberian materi selesai dan diikuti sesi pembagian hadiah
doorprize pada peserta yang dapat menjawab 10 pertanyaan yang diberikan. Penutupan
kegiatan dilakukan dengan kegiatan post-test untuk menilai pengetahuan warga diikuti
dengan pembagian snack. Penilaian keberhasilan intervensi dengan melihat adanya
peningkatan nilai post-test ≥ 7 dibandingkan dengan nilai pre-test pada ≥ 60% peserta
kegiatan. Dokter muda mengikuti pelaksanaan ORI putaran kedua di Posyandu Mawar V
pada ke-esokkan harinya, tanggal 19 Januari 2018 dan setelah selesainya pelaksanaan
ORI, dicatat jumlah anak yang mengikuti dan yang tidak mengikuti ORI hari itu dan
dibandingkan dengan ORI putaran pertama pada Posyandu Mawar V.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 63


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.2.2 Intervensi 2 : Pemantapan Pengetahuan tentang Penyakit Difteri untuk
Murid SDN Legok IV
Pemantapan pengetahuan tentang difteri untuk siswa SDN Legok IV dilaksanakan pada
hari Senin, 22 Januari 2018 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di ruang kelas 5 dan 6
SDN Legok IV yang beralamat di Jl. Raya Legok Karawaci No.4, Desa Babakan,
Kecamatan Legok, Tangerang, pukul 13.00 – 15.00 WIB dengan sasaran semua murid
SDN Legok IV. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tiga dokter muda dari Universitas
Tarumanagara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa SDN
Legok IV tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan gejala, cara penularan, komplikasi,
tanda bahaya dan pencegahan (imunisasi difteri).
Kegiatan ini diawali dengan persiapan tempat, kursi dan perlengkapan yang
dibutuhkan (pemasangan proyektor dan layar untuk penayangan power-point materi) dan
pencocokan daftar absensi. Kegiatan dibuka oleh perwakilan guru dan pemberian kata
sambutan oleh kepala sekolah SDN Legok IV dilanjutkan dengan perkenalan oleh tiga
dokter muda Universitas Tarumanagara kepada peserta. Sebelum memulai kegiatan ini
dilakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan pre-test untuk mengetahui pengetahuan
awal peserta mengenai penyakit difteri lalu dilakukan pembagian leaflet kepada peserta
untuk diberikan kepada orang tua murid. Kegiatan dilakukan dengan media power-point
dan leaflet dengan materinya berisi tentang penyakit difteri (definisi, tanda dan gejala,
cara penularan, komplikasi, tanda bahaya dan pencegahan (imunisasi difteri). Murid-
murid juga dihimbau untuk mengikuti ORI putaran kedua pada tanggal 23 Januari 2018
di SDN Legok IV. Sesi tanya jawab dilakukan dengan peserta mengenai materi penyakit
difteri setelah pemberian materi selesai dan diikuti sesi pembagian hadiah doorprize pada
peserta yang dapat menjawab 10 pertanyaan yang diberikan. Penutupan kegiatan
dilakukan dengan post-test untuk menilai pengetahuan warga setelah pemberian materi
diikuti dengan pembagian snack. Penilaian keberhasilan intervensi dengan melihat
adanya peningkatan nilai post-test ≥ 7 dibandingkan dengan nilai pre-test pada ≥60%
peserta kegiatan. Dokter muda mengikuti pelaksanaan ORI putaran kedua di SDN Legok
IV pada ke-esokkan harinya, tanggal 23 Januari 2018 dan setelah selesainya pelaksanaan
ORI, dicatat jumlah anak yang mengikuti dan yang tidak mengikuti ORI hari itu dan
dibandingkan dengan ORI putaran pertama pada SDN Legok IV.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 64


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.2.3 Intervensi 3: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada Warga RW 08 Desa Babakan
Pemantapan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada warga RW 08
Desa Babakan dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Januari 2018 bertempat di Posyandu
Mawar V yang beralamat di Perumahan Legok Indah Blok A1 No. 01, Desa Babakan,
Kecamatan Legok, Tangerang, pukul 08.00 – 10.00 WIB dengan sasaran 100 perwakilan
KK warga RW 08 Desa Babakan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tiga dokter muda dari
Universitas Tarumanagara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan perubahan perilaku pada warga RW 08 Desa Babakan untuk mencegah
penularan difteri. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pemantapan pengetahuan
penyakit difteri dengan demonstrasi cara mencuci tangan dan etika batuk yang benar
didepan peserta lalu diikuti dengan peragaan ulang langkah mencuci tangan dan etika
batuk yang benar oleh semua peserta. Penilaian keberhasilan intervensi dilakukan dengan
melihat apakah peserta dapat memperagakan langkah mencuci tangan dan etika batuk
yang telah diajarkan.

6.2.4 Intervensi 4: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang
Benar kepada siswa SDN Legok IV
Pemantapan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa SDN
Legok IV dilaksanakan pada hari Senin, 22 Januari 2018 pukul 13.00-15.00 WIB
bertempat di ruang kelas 5 dan 6 SDN Legok IV yang beralamat di Jl. Raya Legok
Karawaci No.4, Desa Babakan, Kecamatan Legok, Tangerang, pukul 13.00 – 15.00 WIB
dengan sasaran semua murid SDN Legok IV. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tiga dokter
muda dari Universitas Tarumanagara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku pada siswa SDN Legok IV untuk
mencegah penularan difteri. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pemantapan
pengetahuan penyakit difteri dengan demonstrasi cara mencuci tangan dan etika batuk
yang benar didepan peserta lalu diikuti dengan peragaan ulang langkah mencuci tangan
dan etika batuk yang benar oleh semua peserta. Penilaian keberhasilan intervensi
dilakukan dengan melihat apakah peserta dapat memperagakan langkah mencuci tangan
dan etika batuk yang telah diajarkan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 65


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3 Hasil dan Monitoring
6.3.1 Hasil Intervensi
6.3.1.1 Intervensi 1: Pemantapan pengetahuan tentang Penyakit Difteri kepada Warga
RW 08 Desa Babakan di Posyandu Mawar V
 Pengolahan dan penyajian data
Data diperoleh melalui pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bobot
nilai 1 untuk setiap pertanyaan, lalu hasil diolah menggunakan program pengolah data
dan disajikan dalam bentuk deskripsi dan tabel. Setiap pertanyaan dalam pre-test dan
post-test memiliki 4 pilihan jawaban. Jumlah peserta yang datang sebanyak 35 orang
dengan persebaran laki-laki sebanyak 1 orang (2,86%) dan perempuan sebanyak 34 orang
(97,14%). Rerata usia peserta yang hadir 31,71 tahun dan nilai tengah 30 tahun dengan
usia termuda 18 tahun dan usia tertua 51 tahun. Hasil pre-test didapatkan rata-rata nilai
5,83 dengan nilai tengah 6 dan nilai terendah 3 serta nilai tertinggi 9. Hasil pre-test
peserta dengan nilai <7 seanyak 21 orang (60%) dan nilai ≥7 sebanyak 14 orang (40%).
Hasil post-test didapatkan rata-rata nilai 8,49 dengan nilai tengah 8 dan nilai terendah 7
serta nilai tertinggi 10. Hasil post-test peserta dengan nilai <7 tidak ada dan nilai ≥7
sebanyak 35 orang (100%). Rerata selisih nilai pre-test dan post-test adalah 2,66 dengan
nilai tengah 2 kenaikan nilai terendah adalah 0 dan kenaikan nilai tertinggi 5. Peserta
yang mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 34 orang (97,14) dan yang tidak
mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 1 orang (2,86%).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 66


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Tabel 6.1 Tabel Karakteristik Reponden Posyandu Mawar V, Desa Babakan

Proporsi (%) Median (min-


Variabel Mean ± SD
N=35 maks)
Jenis Kelamin
Laki-laki 1 (2,86)
Perempuan 34 (97,14)

Usia 31,71 tahun ± 8,84 30 tahun (18-51)

Pengetahuan pre-test 5,83 ± 1,85 6 (3-9)


Nilai <7 21 (60)
Nilai ≥7 14 (40)

Pengetahuan post-test 8,49 ± 1,14 8 (7-10)


Nilai <7 0 (0)
Nilai ≥7 35 (100)

Peningkatan
pengetahuan 2,66 ± 1,30 2 (0-5)
Meningkat 34 (97,14)
Tidak Meningkat 1 (2,86)
Sumber : Hasil Pengolahan Data oleh Penulis

Melalui Kader Desa Babakan RW 08 didapatkan daftar anak usia 1-19 tahun yang
tinggal di wilayah tersebut sebanyak 128 orang. Data yang didapatkan kemudian
dicocokkan dengan daftar hadir ORI putaran pertama di Posyandu Mawar V yang sudah
dilakukan pada tanggal 18 Desember 2017. Cakupan ORI pertama sebanyak 114 orang
(89,04%) yang ikut suntik dan 14 orang (10,96%) sisanya tidak ikut suntik pada ORI
putaran pertama, cakupan suntik ORI putaran kedua sebanyak 12 orang (9,38%) suntik
untuk pertama kali, 111 orang (86,71%) yang ikut suntik untuk kedua kali dan 5 orang
(3,91%) yang tidak ikut suntik. Kami melakukan follow-up setelah dilakukannya ORI
putaran kedua di Posyandu Mawar V, melakukan pembagian leaflet dan contact person
kepada keluarga yang anaknya tidak ikut dalam ORI putaran satu atau putaran kedua agar
mereka melakukan suntik difteri di Puskesmas lalu menghubungi contact person dan
kemudian dicocokkan dengan daftar hadir data di Puskesmas. Hasil follow-up didapatkan
bahwa dari 14 orang yang tidak mengikuti suntik ORI putaran pertama, 12 diantaranya
suntik di ORI putaran kedua di Posyandu Mawar V tanggal 19 Januari 2018. Hasil follow-
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 67
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
up didapatkan bahwa dari 3 orang yang tidak mengikuti ORI kedua telah suntik di
puskesmas pada tanggal 20-24 Januari 2018, sehingga hasil ORI kedua setelah follow-up
menjadi terdapat 12 orang (9,38%) suntik untuk pertama kali, 114 orang (89,05%) yang
ikut suntik untuk kedua kali dan 2 orang (1,57%) yang tidak mengikuti ORI putaran
pertama dan kedua dan setelah di follow-up ternyata kedua orang tersebut sedang berada
di luar kota sehingga tidak bisa mengikuti ORI saat ini.

Tabel 6.2 Tabel Karakteristik Anak yang Mengikuti ORI di Posyandu Mawar V
Proporsi (%) Median (min-
Variabel Mean ± SD
N=128 maks)
ORI 1
Suntik pertama 114 (89,04)
Tidak suntik 14 (10,96)

ORI 2 sebelum follow-up


Suntik pertama 12 (9,38)
Suntik kedua 111 (86,71)
Tidak suntik 5 (3,91)

ORI 2 sesudah follow-up


Suntik pertama 12 (9,38)
Suntik kedua 114 (89,05)
Tidak suntik 2 (1,57)
Sumber : Hasil Pengolahan Data oleh Penulis

6.3.1.2 Intervensi 2 : Pemantapan pengetahuan tentang Penyakit Difteri untuk Murid


SDN Legok IV
 Pengolahan dan penyajian data
Data diperoleh melalui pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bobot
nilai 1 untuk setiap pertanyaan, lalu hasil diolah menggunakan program pengolah data
dan disajikan dalam bentuk deskripsi dan tabel. Setiap pertanyaan dalam pre-test dan
post-test memiliki 4 pilihan jawaban. Jumlah peserta yang datang sebanyak 72 orang
dengan persebaran laki-laki sebanyak 33 orang (45,8%) dan perempuan sebanyak 39
orang (54,2%). Rata peserta yang hadir berasal dari kelas 5 SD sebanyak 26 orang
(36,1%), kelas 4 SD sebanyak 23 orang (31,9%) dan kelas 6 SD sebanyak 23 orang
(31,9%). Hasil pre-test didapatkan rata-rata nilai 4,01 dengan nilai tengah 4 dan nilai

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 68


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
terendah 2 serta nilai tertinggi 7. Hasil pre-test peserta dengan nilai <7 sebanyak 70 orang
(97,22%) dan nilai ≥7 sebanyak 70 orang (97,22%). Hasil post-test didapatkan rata-rata
nilai 8,56 dengan nilai tengah 8,50 dan nilai terendah 7 serta nilai tertinggi 10. Hasil post-
test peserta dengan nilai <7 tidak ada dan nilai ≥7 sebanyak 72 orang (100%). Rerata
selisih nilai pre-test dan post-test adalah 4,54 dengan nilai tengah 5 kenaikan nilai
terendah adalah 0 dan kenaikan nilai tertinggi 7. Peserta yang mengalami peningkatan
pengetahuan sebanyak 71 orang (98,61) dan yang tidak mengalami peningkatan
pengetahuan sebanyak 1 orang (1,39%).

Tabel 6.3 Tabel Karakteristik Responden Murid SDN Legok IV, Desa Babakan

Proporsi (%) Median (min-


Variabel Mean ± SD
N=72 maks)
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 (45,8)
Perempuan 39 (54,2)

Pendidikan
Kelas 4 SD 23 (31,9)
Kelas 5 SD 26 (36,1)
Kelas 6 SD 23 (31,9)

Pengetahuan pre-test 4,01 ± 1,18 4 (2-7)


Nilai <7 70 (97,22)
Nilai ≥7 2 (2,78)

Pengetahuan post-test 8,56 ± 1,12 8,50 (7-10)


Nilai <7 0 (0)
Nilai ≥7 72 (100)

Peningkatan
pengetahuan 4,54 ± 1,67 5 (0-7)
Tidak meningkat 1 (1,39)
Meningkat 71 (98,61)
Sumber : Hasil Pengolahan Data oleh Penulis

Melalui daftar absen kelas 4-6 SD yang diberikan oleh SDN Legok IV didapatkan
bahwa jumlah total siswa kelas 4-6 SD sebanyak 72 orang, melalui survey pemantapan
pengetahuan didapatkan bahwa pada ORI putaran pertama ada 68 orang (94,44%) yang
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 69
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
suntik pertama dan ada 4 orang (5,56%) dari siswa kelas 4-6 SD yang tidak suntik, lalu
saat ORI putaran kedua didapatkan 72 orang melakukan suntik dengan 4 orang (5,56%)
melakukan suntik pertama dan 68 orang (94,44%) melakukan suntik kedua.

Tabel 6.4 Tabel Karakteristik Murid yang Mengikuti ORI di SDN Legok IV
Proporsi (%) Median (min-
Variabel Mean ± SD
N=72 maks)
ORI 1
Suntik pertama 68 (94,44)
Tidak suntik 4 (5,56)
ORI 2
Suntik pertama 4 (5,56)
Suntik kedua 68 (94,44)
Tidak suntik 0 (0,00)
Sumber : Hasil Pengolahan Data oleh Penulis

6.3.1.3 Intervensi 3: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar
kepada Warga RW 08 Desa Babakan
 Pengolahan dan penyajian data
Data diperoleh dengan melihat apakah peserta dapat memperagakan langkah mencuci
tangan, etika batuk yang telah diajarkan, data disajikan dalam bentuk deskripsi dan
diagram. Hasil intervensi 2 didapatkan bahwa 35 dari 35 peserta (100%) yang hadir
dapat memperagakan dengan baik dan tidak ada peserta yang tidak dapat.

Tidak
dapat
0%

Dapat
memperagakan
100%

Gambar 6.7 Diagram Hasil Intervensi 3


Sumber : Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 70


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3.1.4 Intervensi 4: Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar
kepada siswa SDN Legok IV
 Pengolahan dan penyajian data
Data diperoleh dengan melihat apakah peserta dapat memperagakan langkah mencuci
tangan, etika batuk yang telah diajarkan, data disajikan dalam bentuk deskripsi dan
diagram. Didapatkan 72 dari 72 peserta (100%) yang hadir dapat memperagakan
dengan baik dan tidak ada peserta yang tidak dapat.

Tidak dapat
0%

Dapat
memperagakan
100%

Gambar 6.10 Diagram Hasil Intervensi 4


Sumber: Hasil Analisis Penulis

6.3.2 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan


 Monitoring intervensi I dilakukan melalui evaluasi hasil pre-test dan post-test dari
Warga RW 08 Desa Babakan peserta kegiatan pemantapan pengetahuan difteri di
Posyandu Mawar V tanggal 21 Januari 2018 dan jumlah anak umur 1-19 tahun yang
datang saat ORI putaran kedua di Posyandu Mawar IV tanggal 19 Januari 2018.
 Monitoring intervensi II dilakukan melalui evaluasi hasil pre-test dan post-test dari
murid SDN Legok IV tanggal 22 Januari 2018 dan jumlah murid yang ikut ORI
putaran kedua di SDN Legok IV tanggal 23 Januari 2018.
 Monitoring intervensi III dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada warga
RW 08 Desa Babakan untuk memperagakan ulang cara mencuci tangan dan etika
batuk yang benar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 71


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Monitoring intervensi IV dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada murid
SDN Legok IV untuk memperagakan ulang cara mencuci tangan dan etika batuk
yang benar.

6.3.3 Kendala yang Dihadapi


Beberapa hal yang menjadi kendala saat melakukan intervensi, yaitu:
o Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi 1 dan 3 adalah keadaan cuaca yang
tidak dapat diprediksi dan tidak mendukung terlaksananya kegiatan dengan kondusif
dikarenakan hujan yang terjadi sebelum dan saat kegiatan diadakan.
o Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi 1 dan 3 adalah salah satu kader
berhalangan hadir saat kegiatan pemantapan pengetahuan di Posyandu Mawar V.
o Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi 1 dan 3 adalah kondisi bangunan
posyandu yang kurang memadai dalam menampung jumlah peserta sehingga terpaksa
kegiatan dialihkan ke halaman samping posyandu.
o Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi 1 dan 3 adalah rendahnya respon
warga cakupan Posyandu Mawar IV terhadap undangan kegiatan pemantapan
pengetahuan.
o Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi 1 dan 3 adalah sound system tidak
dapat digunakan saat kegiatan pemantapan pengetahuan di Posyandu Mawar V.
o Kendala yang dihadapi baik saat melakukan intervensi 2 dan intervensi 4 adalah
jumlah peserta yang hadir 72 orang, yaitu kelas 4-6 SD dikarenakan kelas 1-3 SDN
Legok IV sudah imunisasi difteri pertama bulan November saat BIAS dan imunisasi
kedua bulan Desember saat ORI putaran pertama.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 72


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3.3 PDCA Cycle
6.3.3.1 PDCA Cycle Intervensi 1

 Kegiatan tetap dilaksanakan dengan 3


kader yang hadir  Merencanakan kegiatan pemantapan
 Kegiatan dilakukan di lapangan pengetahuan kesehatan tentang difteri
sebelah gedung posyandu untuk warga RW 08 Desa Babakan di
 Kegiatan tetap dilaksanakan tanpa posyandu Mawar V
pengeras suara  Pelaksana : 3 dokter muda, 2 bidan
 Melakukan follow-up pada 17 anak desa, 4 kader
yang tidak ikut ORI putaran pertama  Sasaran : 100 perwakilan KK warga
atau kedua RW 08 Desa Babakan
 Membagikan leaflet dan memberi  Tempat: Posyandu Mawar V Desa
contact person pada keluarga dari Babakan
anak yang tidak ikut ORI lalu  Waktu: Jumat, 18 Januari 2018 pkl
melakukan follow-up ulang untuk 08.00 – 10.00 WIB
memastikan sudah disuntik di  Alat yang digunakan : daftar hadir,
Puskesmas Legok lembar pre-test, lembar post-test,
 15 anak yang di follow-up telah suntik poster, pulpen, sound system, leaflet
di Puskesmas Legok

act plan

check do

 Melaksanakan kegiatan pemantapan


pengetahuan tentang difteri untuk
 1 kader berhalangan hadir saat warga RW 08 Desa Babakan di
kegiatan posyandu Mawar V berupa:
 Ruangan posyandu kecil dan tidak  Pembukaan dan perkenalan
memadai  Pre-test
 Jumlah peserta yang hadir 35 dari  Pembagian leaflet
target 100 peserta (35%)  Pemberian materi dari narasumber
 Sound system tidak dapat digunakan  Sesi tanya jawab
karena tidak ada aliran listrik di  Doorprize
bangunan Posyandu Mawar V  Post-test
 Mendata warga RW 08 Desa babakan  Motivasi masyarakat untuk ikut ORI
yang tidak mengikuti ORI di Posyandu  Pembagian leaflet untuk diberikan ke
Mawar V tanggal 19 Januari 2018 tetangga yang tidak datang kegiatan
 Membantu pelaksanaan ORI putaran
kedua di Posyandu Mawar V tanggal
19 Januari 2018

Gambar 6.9 PDCA Cycle Intervensi 1


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 73


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3.3.2 PDCA Cycle Intervensi 2

Merencanakan kegiatan pemantapan


pengetahuan kesehatan tentang
penyakit difteri untuk siswa SDN
Legok IV
 Pelaksana : 3 dokter muda, 2 bidan
 Menempelkan poster difteri di SDN desa
Legok IV agar dapat dilihat oleh
 Sasaran: Semua murid SDN Legok IV
seluruh murid SDN Legok IV
 Tempat: Ruang kelas 5 dan 6 SDN
 Semua murid kelas 4-6 SDN Legok IV
Legok IV
telah mengikuti ORI putaran kedua
 Waktu: Senin, 22 Januari 2018 pkl
tanggal 22 Januari 2018
13.00 – 15.00 WIB
 Alat yang digunakan : daftar absen,
lembar pre-test, lembar post-test,
poster, pulpen, sound system,
proyektor, layar, laptop, leaflet

act plan
check do

Melaksanakan kegiatan pemantapan


pengetahuan tentang difteri untuk
siswa SDN Legok IV berupa :
 Jumlah peserta yang hadir 72 orang,  Pembukaan dan perkenalan
yaitu kelas 4-6 SD dikarenakan kelas  Pre-test
1-3 SDN Legok IV sudah imunisasi  Pembagian leaflet
difteri pertama bulan November saat
 Pemberian materi dari narasumber
BIAS dan imunisasi kedua bulan
 Sesi tanya jawab
Desember saat ORI putaran pertama
 Doorprize
 Post-test
 Mendata murid kelas 4-6 SDN Legok
yang tidak mengikuti ORI putaran  Motivasi siswa untuk ikut ORI
kedua  Pembagian leaflet untuk diberikan ke
orang tua siswa
 Membantu pelaksanaan ORI putaran
kedua di SDN Legok IV tanggal 22
Januari 2018

Gambar 6.10 PDCA Cycle Intervensi 2


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 74


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3.3.3 PDCA Cycle Intervensi 3

 Merencanakan demonstrasi cara


mencuci tangan dan etika batuk yang
benar untuk mencegah penularan
difteri kepada warga RW 08 Desa
 Penyuluhan tetap dilaksanakan dengan
Babakan
3 kader yang hadir
 Sasaran : 100 perwakilan KK warga
 Penyuluhan dilakukan di lapangan
RW 08 Desa Babakan
sebelah gedung posyandu
 Tempat: Posyandu Mawar V Desa
 Penyuluhan tetap dilaksanakan tanpa
Babakan
pengeras suara
 Waktu: Jumat, 18 Januari 2018 pkl
08.00 – 10.00 WIB
 Alat yang digunakan : daftar hadir,
pemutar lagu, sound system

act plan

check do

 1 kader berhalangan hadir saat


penyuluhan  Melaksanakan demonstrasi cara
 Ruangan posyandu kecil dan tidak mencuci tangan dan etika batuk yang
memadai benar kepada warga RW 08 Desa
 Jumlah peserta yang hadir 35 dari Babakan
target 100 peserta (35%)  Peragaan ulang cara mencuci tangan
 Sound system tidak dapat digunakan dan etika batuk yang benar oleh semua
karena tidak ada aliran listrik di peserta penyuluhan
bangunan Posyandu Mawar V

Gambar 6.11 PDCA Cycle Intervensi 3


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 75


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6.3.3.4 PDCA Cycle Intervensi 4

 Merencanakan demonstrasi cara


mencuci tangan dan etika batuk yang
benar untuk mencegah penularan
difteri kepada siswa SDN Legok IV
 Pelaksana : 3 dokter muda, 2 bidan
desa
 Demonstrasi tetap dilakukan kepada
 Sasaran: semua murid SDN Legok IV
murid kelas 4-6 SD
 Tempat: Ruang kelas 5 dan 6 SDN
Legok IV
 Waktu: Senin, 22 Januari 2018 pkl
13.00 – 15.00 WIB
 Alat yang digunakan : daftar absen,
pemutar lagu, sound system

act plan

check do

 Jumlah peserta yang hadir 72 orang,


yaitu kelas 4-6 SD dikarenakan kelas 1-  Melaksanakan demonstrasi cara
mencuci tangan dan etika batuk yang
3 SDN Legok IV sudah imunisasi difteri
benar kepada murid SDN Legok IV
pertama bulan November saat BIAS dan
 Peragaan ulang cara mencuci tangan
imunisasi kedua bulan Desember saat dan etika batuk yang benar oleh semua
ORI putaran pertama peserta penyuluhan

Gambar 6.12 PDCA Cycle Intervensi 4


Sumber: Hasil Analisis Penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 76


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 7

EVALUASI KEGIATAN

7.1 Metode Evaluasi


Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan adalah
dengan metode pendekatan sistem.

LINGKUNGAN

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

UMPAN
BALIK

Gambar 7.1 Pendekatan Sistem


Sumber: Hasil Analisis Penulis

7.2 Hasil Evaluasi Intervensi 1 dan 3


Tabel 7.1 Hasil Evaluasi Intervensi 1 dan 3
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
1. Masukan
a) Tenaga
 Dokter muda  3 orang  3 orang  Tidak ada
 Bidan Desa  2 orang  2 orang  Tidak ada
 Kader RW 08  4 orang  3 orang  Ada, 1 kader
berhalangan
hadir
 Warga RW 08  100 orang  35 orang  Ada, kurang
Desa Babakan dari target
sebanyak 65
orang
b) Dana
Rp 1.000.000,- Pemakaian dana Ada, terdapat
Rp 973.000,- lebih Rp
27.000,-
Bersambung ke halaman 78

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 77


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 77
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
c) Sarana
 Daftar hadir  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Lembar Pret-test  100 lembar  35 lembar  Ada, tersisa
65 lembar
 Lembar Post-test  100 lembar  35 lembar  Ada, tersisa
65 lembar
 Poster  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Leaflets  150 lembar  150 lembar  Tidak ada
 Pulpen  100 buah  35 buah  Ada, sisa 65
buah
 Sound system  1 buah mic dan  Tidak ada  Ada
pengeras suara
 Snack  100 buah  35 buah  Ada, sisa 65
buah
 Konsumsi  8 buah  8 buah  Tidak ada
 Door prize  10 buah  10 buah  Tidak ada
d) Metode
Mendatangi bidan Bidan desa dapat Bidan desa dapat Tidak ada
pemegang desa ditemui ditemui
Mendatangi kepala Kepala daerah Kepala daerah Tidak ada
daerah dapat ditemui dapat ditemui
Kegiatan Kegiatan dimulai Kegiatan dimulai Banyak peserta
dilaksanakan tanggal tepat waktu tepat waktu yang datang
18 Jan 2018 terlambat
Pemberian materi Materi diberikan Materi diberikan Tidak ada
oleh narasumber dalam waktu 1 jam dalam waktu 1 jam
Tanya jawab Minimal 3 Ada 5 pertanyaan Tidak ada
pertanyaan
2. Proses
a) Planning
Menentukan sasaran, Ditentukan Ditentukan Tidak ada
lokasi, dan bentuk sasaran, lokasi, dan sasaran, lokasi, dan
intervensi bentuk intervensi bentuk intervensi

Merencanakan untuk Diberikan izin Diberikan izin Tidak ada


meminta izin kepada untuk kegiatan ini untuk kegiatan ini
kepala puskesmas,
dokter puskesmas,
bidan desa dan ketua
RW
Merencanakan untuk Kader Kader Tidak ada
berkoordinasi mengumumkan mengumumkan
dengan kader untuk kegiatan kepada kegiatan kepada
mengundang warga warga lewat warga lewat
ke kegiatan pengumuman pengumuman
penyuluhan Masjid Masjid
Bersambung ke halaman 79

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 78


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 78
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
Mempersiapkan soal Disiapkan soal pre- Disiapkan soal pre- Tidak ada
pre-test dan post-test test dan post-test test dan post-test
Mempersiapkan Disiapkan untuk Disiapkan untuk Tidak ada
materi, poster dan materi, poster dan materi, poster dan
leaflets leaflets leaflets
Mempersiapkan Disiapkan Disiapkan Tidak ada
konsumsi dan hadiah konsumsi dan konsumsi dan
door prize hadiah doorprize hadiah doorprize
b) Organizing
Membuat materi Materi mengenai Materi mengenai Tidak ada
mengenai difteri difteri berupa difteri berupa
berupa poster dan poster dan leaflets poster dan leaflets
leaflets selesai dibuat selesai dibuat

Membuat soal pre- Dibuat soal pre-test Dibuat soal pre-test Tidak ada
test dan post-test dan post-test dan post-test

Mempersiapkan Telah disiapkan Telah disiapkan Tidak ada


tempat, kursi dan alat tempat, kursi dan tempat, kursi dan
yang diperlukan alat yang alat yang
untuk kegiatan diperlukan untuk diperlukan untuk
kegiatan kegiatan
Mempersiapkan Dipersiapkan Dipersiapkan Tidak ada
konsumsi dan hadiah konsumsi dan konsumsi dan
door prize hadiah door prize hadiah door prize
c) Actuating
Pembukaan kegiatan Kata sambutan oleh Kata sambutan oleh Tidak ada
dan pembagian snack ketua RW 08 Desa ketua RW 08 Desa
kepada peserta. babakan dan babakan dan
perkenalan dokter perkenalan dokter
muda serta muda serta
pembagian snack pembagian snack
kepada peserta kepada peserta
Melakukan pre-test Dilaksanakan pre- Dilaksanakan pre- Tidak ada
mengenai difteri test mengenai test mengenai
difteri. difteri.
Melakukan Dilaksanakan Dilaksanakan Tidak ada
pemantapan pemantapan pemantapan
pengetahuan pengetahuan pengetahuan
mengenai difteri dan mengenai difteri mengenai difteri
demonstrasi dan demontrasi dan demontrasi
mengenai cara mengenai cara mengenai cara
mencuci tangan serta mencuci tangan mencuci tangan
etika batuk yang serta etika batuk serta etika batuk
benar yang benar yang benar
Bersambung ke halaman 80

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 79


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 79
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
Melakukan peragaan Peserta dapat Peserta dapat Tidak ada
ulang mengenai cara memperagakan memperagakan
mencuci tangan dan ulang cara mencuci ulang cara mencuci
etika batuk yang tangan dan etika tangan dan etika
benar batuk yang benar batuk yang benar
Melakukan post-test Dilaksanakan post- Dilaksanakan post- Tidak ada
mengenai difteri test mengenai test mengenai
difteri difteri
Melakukan Pembagian leaflets Pembagian leaflets Tidak ada
pembagian leaflets kepada seluruh kepada seluruh
mengenai difteri peserta peserta
d) Controlling
Mengevaluasi Semua peserta Semua peserta Tidak ada
pembagian snack penyuluhan penyuluhan
kepada peserta mendapatkan snack mendapatkan snack
Mengevaluasi hasil Adanya evaluasi Adanya evaluasi Tidak ada
pre-test dan post-test hasil pre-test dan hasil pre-test dan
sesuai dengan jumlah post-test sesuai post-test sesuai
jawaban yang benar dengan jumlah dengan jumlah
jawaban yang benar jawaban yang benar
Mengevaluasi Semua peserta Semua peserta Tidak ada
pembagian leaflets mendapatkan mendapatkan
mengenai difteri leaflets dan leaflets dan
semakin semakin
memahami memahami
penyakit difteri penyakit difteri
3. Keluaran
Meningkatnya Kenaikan 60% atau Peserta yang Ada, sebesar
pengetahuan warga lebih peserta mengalami 36.9%
RW 08 Desa mendapat nilai kenaikan nilai
Babakan mengenai post-test 70 atau Sebesar 97,14%
penyakit difteri lebih.

Meningkatnya Semua peserta Semua peserta Tidak ada


pengetahuan warga dapat dapat
RW 08 Desa memperagakan memperagakan
Babakan mengenai ulang cara mencuci ulang cara mencuci
cara mencuci tangan tangan dan etika tangan dan etika
dan etika batuk yang batuk yang benar batuk yang benar
benar
Meningkatnya Peningkatan Cakupan ORI pada Tidak ada
cakupan ORI putaran cakupan ORI > putaran kedua
kedua di RW 08 95% pada putaran sebesar 98,43%
Desa Babakan kedua

Bersambung ke halaman 81

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 80


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 80
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
4. Lingkungan
Fisik Lokasi dapat Lokasi dapat Tidak ada
diakses dengan diakses dengan
mudah oleh peserta mudah oleh peserta
Tempat yang Tempat yang Ada
digunakan cukup digunakan sempit
untuk jumlah dan tidak cukup
peserta
Non Fisik Kegiatan sangat Kegiatan sangat Tidak ada
didukung oleh didukung oleh
Kader RW 08 Kader RW 08
Desa Babakan Desa Babakan
Peran serta warga Peran serta warga Tidak ada
RW 08 Desa RW 08 Desa
Babakan sangat Babakan sangat
antusias antusias
5. Umpan balik
Pencatatan dan Pencatatan dan Pencatatan dan Tidak ada
pelaporan pelaporan pelaporan
dilakukan dengan dilakukan dengan
baik baik
Hasil umpan balik Digunakan hasil Digunakan hasil Tidak ada
dapat digunakan pencatatan dan pencatatan dan
untuk perbaikan pelaporan pelaporan
selanjutnya
6. Dampak
1. Cakupan imunisasi 1. Meningkat 1. Belum dapat dinilai
difteri
2. Angka kejadian 2. Menurun 2. Belum dapat dinilai
penyakit difteri
3. Angka kematian 3. Tidak ada 3. Belum dapat dinilai
penyakit difteri
Sumber: Hasil Analisis Penulis

7.3 Hasil Evaluasi Intervensi 2 dan 4


Tabel 7.2 Hasil Evaluasi Intervensi 2 dan 4
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
1. Masukan
a) Tenaga
 Dokter muda  3 orang  3 orang  Tidak ada
 Bidan desa  2 orang  2 orang  Tidak ada
 Murid SDN legok  158 orang  72 orang  Ada, kurang
IV dari target
sebanyak 82
orang

Bersambung ke halaman 82

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 81


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 81
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
b) Dana
Rp 1.000.000,- Pemakaian dana Ada, lebih Rp
Rp 872.500,- 127.500,-
c) Sarana
 Daftar absensi  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Lembar Pret-test  158 lembar  72 lembar  Ada, terdapat
sisa sebanyak
86 lembar
 Lembar Post-test  158 lembar  72 lembar  Ada, terdapat
sisa sebanyak
86 lembar.
 Powerpoint difteri  1 file  1 file  Tidak ada
 Poster  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Leaflets  150 lembar  150 lembar  Tidak ada
 Pulpen  158 buah  72 buah  Ada, sisa 86
buah
 Sound system  1 buah mic dan  1 buah mic dan  Tidak ada
pengeras suara pengeras suara
 LCD  1 buah  1 buah  Tidak ada
 Meja  27 buah  27 buah  Tidak ada
 Kursi  27 buah  27 buah  Tidak ada
 Snack  158 buah  72 buah  Ada, lebih 86
buah
 Konsumsi  15 buah  15 buah  Tidak ada
 Door prize  10 buah  10 buah  Tidak ada
d) Metode
Mendatangi kepala Kepala puskesmas Kepala puskesmas Tidak ada
puskesmas legok dapat ditemui dapat ditemui
Mendatangi kepala Kepala sekolah Kepala sekolah Tidak ada
sekolah SDN Legok dapat ditemui dapat ditemui
IV
Kegiatan dilaksanakan Kegiatan dimulai Kegiatan dimulai Tidak ada
tanggal 22 Jan 2018 tepat waktu tepat waktu
Pemberian materi oleh Materi diberikan Materi diberikan Tidak ada
narasumber dalam waktu 1 dalam waktu 1 jam
jam
Tanya jawab Minimal 3 Minimal 3 Tidak ada
pertanyaan pertanyaan
2. Proses
a) Planning
Menentukan sasaran, Ditentukan Ditentukan sasaran, Tidak ada
lokasi, dan bentuk sasaran, lokasi, lokasi, dan bentuk
intervensi dan bentuk intervensi
intervensi
Bersambung ke halaman 83

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 82


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 82
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
Merencanakan untuk Diberikan izin Diberikan izin Tidak ada
meminta izin kepada untuk kegiatan ini untuk kegiatan ini
kepala puskesmas,
dokter puskesmas,
bidan pemegang
program ORI dan
kepala sekolah SDN
Legok IV
Mempersiapkan soal Disiapkan soal Disiapkan soal pre- Tidak ada
pre-test dan post-testpre-test dan post- test dan post-test
test
Mempersiapkan power Disiapkan untuk Disiapkan untuk Tidak ada
point difteri, LCD, power point power point difteri,
poster dan leaflets difteri, LCD, LCD, poster dan
poster dan leaflets leaflets
Mempersiapkan Disiapkan Disiapkan Tidak ada
konsumsi dan hadiah konsumsi dan konsumsi dan
door prize hadiah doorprize hadiah doorprize
b) Organizing
Membuat materi Materi berupa Materi berupa Tidak ada
difteri berupa power power point, power point, poster
point, poster dan poster dan leaflets dan leaflets
leaflets
Membuat soal pre-test Dibuat soal pre- Dibuat soal pre-test Tidak ada
dan post-test test dan post-test dan post-test
Mempersiapkan Telah disiapkan Telah disiapkan Tidak ada
tempat, kursi dan alat tempat, kursi dan tempat, kursi dan
yang diperlukan untuk alat yang alat yang
kegiatan diperlukan untuk diperlukan untuk
kegiatan kegiatan
Mempersiapkan Dipersiapkan Dipersiapkan Tidak ada
konsumsi dan hadiah konsumsi dan konsumsi dan
door prize hadiah door prize hadiah door prize
c) Actuating
Pembukaan kegiatan Kata sambutan Kata sambutan oleh Tidak ada
oleh kepala kepala sekolah
sekolah SDN SDN Legok IV dan
Legok IV dan perkenalan dokter
perkenalan dokter muda
muda
Melakukan pre-test Dilaksanakan pre- Dilaksanakan pre- Tidak ada
mengenai difteri test mengenai test mengenai
difteri. difteri.
Bersambung ke halaman 84

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 83


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 83
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
Melakukan pkegiatan Dilaksanakan kegiatan Dilaksanakan Tidak ada
pemantapan pemantapan kegiatan
pengetahuan mengenai pengetahuan pemantapan
difteri dan demonstrasi mengenai difteri dan pengetahuan
mengenai cara mencuci demontrasi mengenai mengenai difteri
tangan serta etika batuk cara mencuci tangan dan demontrasi
yang benar serta etika batuk yangmengenai cara
benar mencuci tangan
serta etika batuk
yang benar
Melakukan peragaan Peserta dapat Peserta dapat Tidak ada
ulang mengenai cara memperagakan ulang memperagakan
mencuci tangan dan cara mencuci tangan ulang cara
etika batuk yang benar dan etika batuk yang mencuci tangan
benar dan etika batuk
yang benar
Melakukan post-test Dilaksanakan post-test Dilaksanakan Tidak ada
mengenai difteri mengenai difteri post-test
mengenai difteri
Melakukan pembagian Pembagian leaflets Pembagian Tidak ada
leaflets mengenai difteri kepada seluruh peserta leaflets dan snack
kepada seluruh
peserta
Melakukan pembagian Pembagian snack Pembagian snack Tidak ada
snack kepada seluruh peserta kepada seluruh
peserta

d) Controlling
Mengevaluasi hasil Adanya evaluasi hasil Adanya evaluasi Tidak ada
pre-test dan post-test pre-test dan post-test hasil pre-test dan
sesuai dengan jumlah sesuai dengan jumlah post-test sesuai
jawaban yang benar jawaban yang benar dengan jumlah
jawaban yang
benar
Mengevaluasi Semua peserta Semua peserta Tidak ada
pembagian leaflets mendapatkan leaflets mendapatkan
mengenai difteri dan semakin leaflets dan
memahami penyakit semakin
difteri memahami
penyakit difteri
Mengevaluasi Semua peserta Semua peserta Tidak ada
pembagian snack mendapatkan snack mendapatkan
kepada peserta snack
Bersambung ke halaman 85

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 84


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 84
No. Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan
3. Keluaran
Meningkatnya Kenaikan 60% atau Peserta yang Ada, sebesar
pengetahuan murid lebih peserta mengalami 39,35%
SDN Legok IV mendapat nilai kenaikan nilai
mengenai penyakit post-test 70 atau Sebesar 98,61%
difteri lebih.
Meningkatnya Semua peserta Semua peserta Tidak ada
pengetahuan warga dapat dapat
SDN Legok IV memperagakan memperagakan
mengenai cara mencuci ulang cara mencuci ulang cara mencuci
tangan dan etika batuk tangan dan etika tangan dan etika
yang benar batuk yang benar batuk yang benar
Meningkatnya cakupan Peningkatan Cakupan ORI pada Tidak ada
ORI putaran kedua di cakupan ORI > putaran kedua
SDN Legok IV 95% pada putaran sebesae 98,43%
kedua
4. Lingkungan
Fisik Lokasi dapat Lokasi dapat Tidak ada
diakses dengan diakses dengan
mudah oleh peserta mudah oleh peserta
Non Fisik Kegiatan sangat Kegiatan sangat Tidak ada
didukung oleh didukung oleh
Kepala sekolah dan Kepala sekolah dan
guru-guru SDN guru-guru SDN
Legok IV Legok IV
Peran serta Murid Peran serta Murid Tidak ada
SDN Legok IV SDN Legok IV
sangat antusias sangat antusias
5. Umpan balik
Pencatatan dan Pencatatan dan Pencatatan dan Tidak ada
pelaporan pelaporan dilakukan pelaporan
dengan baik dilakukan dengan
baik
Hasil umpan balik dapat Digunakan hasil Digunakan hasil Tidak ada
digunakan untuk pencatatan dan pencatatan dan
perbaikan selanjutnya pelaporan pelaporan

6. Dampak
1. Cakupan imunisasi 1. Meningkat 1. Belum dapat dinilai
difteri
2. Angka kejadian 2. Menurun 2. Belum dapat dinilai
penyakit difteri
3. Angka kematian 3. Tidak ada 3. Belum dapat dinilai
penyakit difteri

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 85


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
1. Lokasi yang memiliki masalah utama yang harus segera diselesaikan di wilayah kerja
Puskesmas Legok periode Desember 2017 adalah RW 08 Desa Babakan.
2. Masalah-masalah penyebab yang menyebabkan munculnya suspek difteri dan
rendahnya cakupan imunisasi DPT tahun 2016 (87,57%) di desa Babakan.
- Genetik : tidak dinilai
- Medical care services/layanan kesehatan:
 Kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas Legok
 Penyediaan vaksin difteri tidak tepat waktu
 Kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit difteri.
 Kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi
difteri.
 Kurangnya kontrol terhadap imunisasi DPT
- Lifestyle :
Pengetahuan:
 Secara umum, pengetahuan warga mengenai penyakit difteri dan
penularannya masih kurang.
Sikap:
 Sikap warga untuk turut serta dalam melakukan pencegahan difteri masih
kurang.
Perilaku
 Perilaku warga dalam melakukan pencegahan penyakit difteri masih kurang
dilihat dari banyaknya responden yang tidak mengikuti imunisasi difteri serta
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang baik.
- Environment :
 Lingkungan fisik : Desa babakan RW 08 merupakan desa padat penduduk,
sehingga ventilasi dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang
baik.
 Lingkungan biologis : kuman Corynebacterium diphteriae.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 86
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Sosial ekonomi budaya :
o Desa Babakan RW 08 merupakan desa yang penduduknya golongan
menengah kebawah.

3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan
jangka menengah dan jangka panjang dipilih dari faktor lifestyle berdasarkan
prioritas masalah dengan Delphi, yaitu:
 Pemantapan pengetahuan tentang Penyakit Difteri kepada Warga RW 08 Desa
Babakan di Posyandu Mawar V.
 Pemantapan pengetahuan tentang Penyakit Difteri untuk Murid SDN Legok IV.
 Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar kepada Warga
RW 08 Desa Babakan.
 Demonstrasi Cara Mencuci Tangan dan Etika Batuk yang Benar kepada siswa
SDN Legok IV.

4. Hasil dari intervensi yang dilakukan adalah peningkatan pengetahuan peserta


penyuluhan yang ditandai dengan
 Terjadi peningkatan hasil pada kegiatan pemantapan pengetahuan yang
diadakan di Posyandu Mawar V, dengan hasil awal rerata pre-test 5,83 menjadi
8,49 saat post-test. Semua peserta (35 orang) memiliki nilai akhir post-test diatas
7 dan 34 orang (97,14) diantaranya mengalami kenaikan nilai.
 Semua peserta kegiatan di Posyandu Mawar V dapat mempraktekan kembali
etika batuk serta langkah mencuci tangan dengan baik dan benar.
 Terjadi peningkatan ORI putaran kedua di Posyandu Mawar V tanggal 19
Januari 2018, dengan hasil 89,04% anak RW 08 Desa Babakan mengikuti ORI
pertama menjadi 96,09% anak RW 08 Desa Babakan mengikuti ORI kedua.
 Telah dilakukan follow-up pada 5 anak yang tidak ikut ORI kedua, dan setelah
di follow up 3 anak telah melakukan imunisasi difteri susulan di puskesmas.
 2 anak yang tidak melakukan imunisasi difteri berada di luar kota sehingga tidak
dapat mengikuti ORI

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 87


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
 Terjadi peningkatan hasil pada kegiatan pemantapan pengetahuan yang
diadakan di SDN Legok IV, dengan hasil awal rerata pre-test 4,01 menjadi 8,56
saat post-test. Semua peserta (72 orang) memiliki nilai akhir post-test diatas 7
dan 71 orang (98,61%) diantaranya mengalami kenaikan nilai.
 Semua siswa peserta kegiatan di SDN Legok IV dapat mempraktekan kembali
etika batuk serta langkah mencuci tangan dengan baik dan benar.
 Terjadi peningkatan ORI putaran kedua di SDN Legok IV tanggal 22 Januari
2018, dengan hasil 94,44% murid kelas 4-6 SD mengikuti ORI pertama menjadi
100% murid kelas 4-6 SD mengikuti ORI kedua.
 Tercapainya target cakupan imunisasi pada RW 08 Desa Babakan memberikan
kekebalan komunitas dan menurunkan kemungkinan terkena difteri.

8.2 Saran
1. Saran bagi sasaran atau tempat dilakukannya intervensi
 Mendorong warga RW 08 Desa Babakan dan murid SDN Legok 4 untuk
melakukan imunisasi difteri lengkap dan mengikuti imunisasi difteri tambahan
sesuai dengan jadwal.
 Mendorong warga RW 08 Desa Babakan dan murid SDN Legok 4 untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Mendorong warga RW 08 Desa Babakan dan murid SDN Legok 4 untuk
melengkapi ORI sampai putaran ketiga, 6 bulan setelah ORI pertama.

2. Saran untuk stakeholder lain selain Puskesmas


 Menyarankan kepada Pemerintah untuk menyediakan vaksin tepat waktu dan
terus melakukan surveillance penyakit difteri secara berkala.

3. Saran bagi Puskesmas


 Melakukan penyuluhan terhadap penyakit difteri
 Melakukan skrining terhadap penyakit difteri
 Mendorong warga untuk imunisasi difteri lengkap
 Mendorong warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Mendorong warga untuk mengikuti ORI hingga selesai

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 88


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
4. Saran bagi tim selanjutnya
 Mengevaluasi, memonitoring dan memotivasi warga untuk mengikuti ORI
lengkap, imunisasi difteri lengkap serta menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 89


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku keterampilan klinis ilmu


kedokteran komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI;
2014
2. US Center for Disease Control and Prevention. Epidemiology and prevention of
vaccine-preventable disease. 13th ed. Atlanta : CDC; 2015.
3. Begg, N. Manual for the management of diphteria in the european region.
Copenhagen : WHO; 1994.
4. Clarke, KEN. Review of the epidemiology of diphteria 2000-2016. Atlanta : CDC;
2017.
5. World Health Organization. Diphteria reported cases. WHO vaccine-preventable
disease: monitoring system 2017 global summary[Internet]. 2017 December 6 [cited
2017
December 30]: [about 1p]. Available from:
http://apps.who.int/immunization_monitoring/globalsummary/timeseries/
tsincidencediphtheria.html
6. Komite Ahli Difteri Indonesia. Rekomendasi komite ahli difteri pada pertemuan
komite ahli difteri jakarta, 30 november 2017. Jakarta: Komite Ahli Difteri
Indonesia;2017.
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. profil kesehatan kabupaten tangerang 2016.
Tangerang: Dinkes kabupaten tangerang; 2017.
8. Rahayu A. Laporan penyakit difteri periode 1 januari – 31 desember 2017,
puskesmas legok, tangerang, banten. Tangerang: Puskesmas Legok; 2018.
9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Meningkatnya kasus difteri, 3 provinsi
sepakat lakukan respon cepat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia [Internet].
2017 December 6 [cited 2018 January 22]: [about 1p]. Available from:
http://www.depkes.go.id/article/view/17120700003/meningkatnya-kasus-difteri-3-
provinsi-sepakat-lakukan-respon-cepat.html
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ini makna KLB difteri. kementrian
kesehatan republik indonesia [Internet]. 2017 Desember 10 [cited 2018 January 22]:

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 90


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
[about 1p]. Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/
17121200001/ini-makna-klb-difteri.html
11. Bennet, FJ. Diagnosis komunitas dan program kesehatan. Jakarta: Yayasan Essentia
Medica; 1987.
12. Bishai WR, Murphy JR. Diphteria and Other Corine Bacterial Infection. In Kasper
DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, editors. Harrison’s
principles of internal medicine. 18th ed. New York: Mc Graw-Hill. 2012. 977-80p
13. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku ajar infeksi & pediatri
tropis. 2nd ed. Jakarta: IDAI; 2010: 312-321p
14. Hay, Jr. WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current pediatric diagnosis
& treatment. 18th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2007: 1176-1178p
15. Hien TT, White NJ. Diphteria. In Farrar J, Hotez PJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo
D, editors. Manson’s tropical diseases. 23rd ed. China: Elsevier Saunders; 2014: 416-
420p
16. Widoyono. Penyakit tropis: epidemiologi, penularan, pencegahan &
pemberantasannya. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011: 23-27p
17. Hassan R, Alatas H. Buku ajar 2 ilmu kesehatan anak. 11th ed. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta; 2007: 550-
556p
18. Engelkirk PG, Duben-Engelkirk JL. Laboratory diagnosis of infectious diseases:
essentials of diagnostic microbiology. 1st ed. Baltimore: Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins; 2008: 459-460p
19. Gillespie S, Bamford K. At a glance: mikrobiologi medis dan infeksi. 3rd ed. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2009: 38-39p
20. Tille PM. Bailey & scott’s diagnostic microbiology. 13th ed. St. Louis: Mosby, Inc.;
2014: 274-285p
21. MacGregor RR. Corynebacterium diphtheria (diphtheria). In Bennett JE, Dolin R,
Blaser MJ, editors. Mandell, douglas and bennett’s principles and practice of
infectious diseases. 8th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2014: 2366-2371p
22. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan:
telinga, hidung, tenggorok, kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI,
Jakarta; 2012: 200p

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 91


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
23. Djauzi S, Rengganis I, Koesnoe S, Ahani AR. Pedoman imunisasi pada orang dewasa
tahun 2012. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, Jakarta; 2012:102-110p
24. Satgas Imunisasi PP IDAI. Panduan imunisasi anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2013: 90p
25. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
26. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Bab III upaya penanggulangan KLB/ wabah.
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
1501/MENKES/PER/X/2010. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia;
2010.
27. Azwar, S. Sikap manusia : teori dan pengukurannya. 2nd ed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2006.
28. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mengenal herd immunity dalam
imunisasi [Internet]. 2017 April 25 [cited 2018 Februari 8]: [about 1p]. Available
from: http://www.depkes.go.id/article/view/17042600003/mengenal-herd-
immunity-dalam-imunisasi.html
30. World Health Organization. Immunization coverage reaches 84%, still short of 90%
goal [Internet]. 2014 July 17 [cited 2018 Februari 8]: [about 1p]. Available from:
http://www.who.int/immunization/newsroom/press/immunization_coverage_july20
14/en
31. World Health Organization. Global vaccine action plan: immunization, vaccine and
biologicals [Internet]. 2018 January [cited 2018 Februari 8]: [about 1p]. Available
from: http://www.who.int/immunization/global_vaccine_action_plan/en/

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 92


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Lampiran 1. Mini Survey
KUESIONER
PENGETAHUAN TENTANG DIFTERI DI WILAYAH PUSKESMAS LEGOK

IDENTITAS
No Responden :
Nama :
Alamat :
RT / RW :
Tempat / Tanggal lahir :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
No Telp :

PENGETAHUAN
Petunjuk : beri tanda silang ( X )
1. Apakah penyakit difteri itu ?
a. Penyakit tenggorokan
b. Penyakit mata
c. Penyakit saluran pencernaan
d. Penyakit telinga

2. Menurut anda apakah penyebab penyakit difteri ?


a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
d. Parasit

3. Bagaimana cara penularan penyakit difteri ? pilihlah jawaban yang anda anggap
paling benar ! boleh memilih jawaban lebih dari 1.
a. Lewat makanan yang sudah terkontaminasi
b. Terhirup percikan ludah di udara
c. Berjabat tangan
d. Darah

4. Apakah tanda dan gejala penyakit difteri ?


a. Demam sepanjang hari dan semakin tinggi suhunya dimalam hari, nyeri
perut
b. Demam tinggi selama 3 hari berturut-turut disertai dengan bintik-bintik
merah di kulit
c. Demam, nyeri tenggorok, leher membengkak, muncul selaput putih di
tenggorokan
d. Demam, disertai nyeri saat BAK, BAK sering dan sedikit, tidak dapat
menahan BAK
5. Apakah nama imunisasi untuk mencegah difteri ?
a. DPT
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 93
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
b. TT
c. Polio
d. BCG

6. Apakah komplikasi dari penyakit difteri ? pilihlah jawaban yang anda anggap
paling benar ! boleh memilih jawaban lebih dari 1.
a. Dapat menyebabkan infeksi jantung
b. Dapat menyebabkan kesulitan bernafas
c. Dapat menyebabkan gangguan saraf
d. Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan

7. Apakah bahaya dari penyakit difteri ? pilihlah jawaban yang anda anggap paling
benar ! boleh memilih jawaban lebih dari 1.
a. Dapat menular dan menyebar secara cepat
b. Dapat menyebabkan penyakit menahun
c. Dapat menimbulkan kematian
d. Sulit untuk diobati

8. Apakah yang anda ketahui mengenai Outbreak Response Immunization (ORI)?


a. Imunisasi yang diberikan pada usia 1 tahun pertama kehidupan
b. Imunisasi yang diberikan secara serentak untuk mencegah penyakit yang
menjadi kejadian luar biasa.
c. Imunisasi tambahan yang diberikan saat bulan imunisasi anak sekolah.
d. Imunisasi tambahan yang diberikan saat dewasa untuk meningkatkan
imunitas.

9. Apakah anda mengetahui kejadian luar biasa apa yang ada di kabupaten
Tangerang saat ini ?
a. Pertusis
b. Tetanus
c. Polio
d. Difteri

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 94


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
SIKAP
Petunjuk : beri tanda centang (  ) pada kolom yang anda anggap benar !
No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1. Apakah anda setuju diberikan penyuluhan ke masyarakat
untuk meningkatkan kewaspadaan tentang penyakit
difteri ?
2. Apakah anda setuju dilakukannya imunisasi dasar DPT
untuk mengurangi risiko tertular penyakit difteri ?
3. Apakah anda setuju dilakukannya booster pada anak
pada bulan imunisasi anak sekolah untuk mengurangi
risiko tertular penyakit difteri ?
4. Apakah anda setuju dilakukannya Outbreak Response
Immunization (ORI) untuk mengurangi risiko tertular
penyakit difteri ?
5. Apakah anda setuju bahwa anak/ keluarga yang
memiliki gejala difteri harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan jika terdapat gejala difteri ?
6. Apakah anda setuju jika setiap orang yang berkontak
erat dengan orang yang diduga terkena penyakit difteri
harus diberi pengobatan pencegahan

PERILAKU
Petunjuk : beri tanda centang (  ) pada kolom yang anda anggap benar !
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah dilingkungan anda pernah ada penyuluhan
mengenai difteri (jika ya, lanjut ke pertanyaan 2, jika
tidak lanjut ke pertanyaan no 3)
2. Apakah anda mengikuti penyuluhan tersebut ?
3. Apakah anda telah mendapat imunisasi dasar DPT untuk
difteri ? (jika tidak tahu, pilih tidak)
4. Apakah anda pernah mengikuti imunisasi difteri
tambahan saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah ? (jika
tidak tahu, pilih tidak)
5. Apakah anda pernah mengikuti imunisasi difteri
tambahan saat dewasa ?
6. Apakah anda telah mengikuti Outbreak Response
Immunization (ORI) untuk difteri ?
7. Apakah anda akan membawa orang yang memiliki
gejala difteri (leher bengkak, muncul selaput putih pada
tenggorokan, demam, nyeri tenggorok) harus segera
dibawa ke fasilitas kesehatan jika terdapat gejala difteri ?
8. Apakah anda mencuci tangan saat mau makan dan
sesudah ke toilet?
9. Apakah anda menggunakan masker jika sedang batuk?
10 Apakah anda menutup hidung dan mulut dengan lengan
baju atau tisu saat batuk ?

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 95


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Medical services

1. Apakah sudah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit difteri di lingkungan


anda ?
a. Ya, sudah dilakukan di ….
b. Belum
c. Tidak tahu

2. Apakah sudah dilakukan program Outbreak Response Immunization (ORI) di


lingkungan anda ?
a. Ya, sudah dilakukan di ….
b. Belum
c. Tidak tahu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 96


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Lampiran 2 Soal Pre-test dan Post-test

PRE-TEST / POST TEST

IDENTITAS
NAMA :
USIA :
PENDIDIKAN TERAKHIR :
PEKERJAAN :
ALAMAT :

Petunjuk : beri tanda silang ( X )


1. Apakah penyakit difteri itu ?
a. Penyakit tenggorokan
b. Penyakit mata
c. Penyakit saluran pencernaan
d. Penyakit telinga

2. Apakah penyebab penyakit difteri ?


a. Virus Corynebacterium diphteriae
b. Bakteri Corynebacterium diphteriae
c. Jamur Corynebacterium diphteriae
d. Parasit Corynebacterium diphteriae

3. Bagaimana cara termudah penularan penyakit difteri ?


a. Lewat pipis tikus
b. Terhirup percikan kuman di udara
c. Berjalan di tanah/pasir tanpa menggunakan alas kaki
d. Lewat gigitan nyamuk

4. Apakah tanda dan gejala penyakit difteri ?


a. Demam sepanjang hari dan semakin tinggi suhunya dimalam hari, nyeri perut
b. Demam tinggi selama 3 hari berturut-turut disertai dengan bintik-bintik merah di
kulit
c. Demam, nyeri tenggorok, kelenjar leher membengkak, muncul selaput putih di
tenggorokan
d. Demam, disertai nyeri saat BAK, BAK sering dan sedikit, tidak dapat menahan
BAK

5. Bagaimanakah cara untuk mencegah penularan penyakit difteri ?


a. Melakukan 3M plus
b. Menutup tempat sampah dan menjaga kebersihan agar terhindar dari tikus
c. Melakukan imunisasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
d. Rajin berolahraga dan mengurangi konsumsi garam

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 97


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
6. Apakah nama imunisasi dasar untuk mencegah penyakit difteri?
a. DPT
b. TT
c. Polio
d. BCG

7. Berapa kali imunisasi difteri Outbreak Response Immunization diberikan ?


a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 6 kali

8. Pada bulan ke berapa imunisasi difteri Outbreak Response Immunization ke-3


diberikan ?
a. 1 bulan setelah suntikan kedua
b. 2 bulan setelah suntikan kedua
c. 4 bulan setelah suntikan kedua
d. 6 bulan setelah suntikan kedua

9. Apakah komplikasi dari penyakit difteri ?


a. Dapat menyebabkan gangguan janin
b. Dapat menyebabkan kesulitan bernafas
c. Dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
d. Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan

10. Apakah bahaya dari penyakit difteri ?


a. Dapat menular dan mematikan
b. Dapat menyebabkan gangguan janin
c. Dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
d. Sulit untuk diobati

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 98


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Lampiran 3. Evaluasi hasil pre-test dan post-test

Evaluasi hasil pre-test dan post-test warga RW 08 Desa Babakan


Jenis Kelamin Pre- Post-
No Nama Usia Selisih Keterangan
L P test test
1 Lasmaria N 1 34 3 7 4 Meningkat
2 Siti Raudoh 1 23 5 8 3 Meningkat
3 Kartika 1 28 7 10 3 Meningkat
4 Leli 1 32 4 8 4 Meningkat
5 Winarsih 1 26 4 7 3 Meningkat
6 Siti Hamidah 1 39 3 7 4 Meningkat
7 Nova Masyanti 1 25 5 7 2 Meningkat
8 Supriyanti 1 25 5 7 2 Meningkat
9 Ria M 1 36 7 9 2 Meningkat
Dyah Trisetia
10 51 6 9 3 Meningkat
Asih 1
11 Umi 1 28 3 8 5 Meningkat
12 Novianti 1 37 3 7 4 Meningkat
13 Dina 1 42 3 8 5 Meningkat
14 Vera Wanestiara 1 26 8 9 1 Meningkat
15 Ria 1 18 8 9 1 Meningkat
16 Jaslim 1 49 6 7 1 Meningkat
17 Eli 1 35 9 10 1 Meningkat
18 Nata Suri 1 38 7 10 3 Meningkat
19 Risnawati 1 30 7 10 3 Meningkat
20 Tuti 1 41 8 10 2 Meningkat
21 Dede 1 20 8 10 2 Meningkat
22 Yuni 1 33 6 8 2 Meningkat
23 Deni 1 47 5 9 4 Meningkat
24 Linda 1 25 8 10 2 Meningkat
25 Ade 1 22 6 8 2 Meningkat
26 Nurhasanah 1 21 5 8 3 Meningkat
27 Rita 1 33 4 9 5 Meningkat
28 Fitri 1 23 5 7 2 Meningkat
29 Kumaiya 1 23 7 7 0 Tidak Meningkat
30 Sunarni 1 23 8 9 1 Meningkat
31 Tari 1 30 6 9 3 Meningkat
32 Barbara Kristina 1 48 6 8 2 Meningkat
33 Miswan 1 34 3 8 5 Meningkat
34 Margaret Louren 1 38 8 10 2 Meningkat
35 Trimiyanthi 1 27 8 10 2 Meningkat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 99


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Evaluasi hasil pre-test dan post-test murid SDN Legok IV

Jenis
Kelas Pre- Post-
No Nama Anak Kelamin Selisih Keterangan
test test
L P 4 5 6
1 Noval 1 1 3 7 4 Meningkat
2 Hani 1 1 3 9 6 Meningkat
3 Dela 1 1 3 8 5 Meningkat
4 Keano 1 1 4 8 4 Meningkat
5 Ahmad 1 1 3 8 5 Meningkat
6 Ridho 1 1 6 10 4 Meningkat
7 Sinta 1 1 4 10 6 Meningkat
8 Syila 1 1 3 9 6 Meningkat
9 Adrian 1 1 4 9 5 Meningkat
10 Nisa 1 1 5 9 4 Meningkat
11 Ulfa 1 1 4 10 6 Meningkat
12 Zaki 1 1 4 10 6 Meningkat
13 Fani R 1 1 4 10 6 Meningkat
14 Rosa 1 1 3 10 7 Meningkat
15 Shakira 1 1 6 10 4 Meningkat
16 Kori 1 1 5 10 5 Meningkat
17 Lidia 1 1 4 10 6 Meningkat
18 Addin 1 1 5 10 5 Meningkat
19 Fathan 1 1 4 10 6 Meningkat
20 Indah 1 1 4 10 6 Meningkat
21 Vala 1 1 4 10 6 Meningkat
22 Dafa 1 1 3 8 5 Meningkat
23 Pandu 1 1 3 8 5 Meningkat
24 Ragil 1 2 5 9 4 Meningkat
25 Salva 1 2 3 7 4 Meningkat
26 Ovi 1 2 3 9 6 Meningkat
27 Davina 1 2 3 8 5 Meningkat
28 Fahira 1 2 6 7 1 Meningkat
29 Salva 1 2 6 8 2 Meningkat
30 Hanifah 1 2 6 9 3 Meningkat
31 Waada 1 2 4 8 4 Meningkat
32 Hidayah 1 2 3 8 5 Meningkat
33 Fikar 1 2 5 8 3 Meningkat
34 Reza M 1 2 5 8 3 Meningkat
35 Elfira 1 2 5 9 4 Meningkat
36 Karim 1 2 4 8 4 Meningkat
Bersambung ke halaman 101

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 100


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 100
Jenis
Nama Kelas Pre- Post
No Kelamin Selisih Keterangan
Anak test -test
L P 4 5 6
37 Shareen 1 2 4 8 4 Meningkat
38 Anes 1 2 6 7 1 Meningkat
39 Dinda 1 2 5 8 3 Meningkat
40 Nawang 1 2 4 10 6 Meningkat
41 Azkia 1 2 4 10 6 Meningkat
42 Angga 1 2 3 10 7 Meningkat
43 Nabil 1 2 4 10 6 Meningkat
44 Bayu 1 2 3 10 7 Meningkat
45 M. Daffa 1 2 3 9 6 Meningkat
46 Fita 1 2 3 9 6 Meningkat
47 Izan 1 2 3 9 6 Meningkat
48 Lastri 1 2 3 9 6 Meningkat
49 Novi 1 2 3 9 6 Meningkat
50 Vina 1 3 3 7 4 Meningkat
51 Latif 1 3 2 8 6 Meningkat
52 Reza 1 3 3 10 7 Meningkat
53 Eca 1 3 3 10 7 Meningkat
54 Iqbal 1 3 3 7 4 Meningkat
55 Tika 1 3 2 8 6 Meningkat
56 Ara 1 3 2 7 5 Meningkat
57 Vida 1 3 5 7 2 Meningkat
58 Yoga 1 3 5 7 2 Meningkat
59 M. Alib 1 3 5 7 2 Meningkat
Tidak
60 Laura 1 3 7 7 0
Meningkat
61 Baim 1 3 3 7 4 Meningkat
62 Sakil 1 3 3 8 5 Meningkat
63 Mutia 1 3 3 8 5 Meningkat
64 Faizal 1 3 4 9 5 Meningkat
65 Bilal 1 3 3 8 5 Meningkat
66 Lutfi 1 3 6 7 1 Meningkat
67 Diana 1 3 5 7 2 Meningkat
M.
68 1 3 4 7 3 Meningkat
Galvan
69 Adelia 1 3 4 7 3 Meningkat
70 Diki 1 3 5 9 4 Meningkat
71 Putri 1 3 7 8 1 Meningkat
72 Raihan 1 3 5 9 4 Meningkat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 101


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 18 Desember 2017 - 10 Februari 2018
Lampiran 4, data follow-up RW 08 Desa Babakan
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
1 Ara RT 1 1
2 Ica RT 1 1
3 Azizah RT 1 1
4 Fachri RT 1 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
5 Farhan RT 1 1
6 Dewa RT 1 1
7 Humayya RT 1 1
8 Refan RT 1 1
9 Karina RT 1 1
10 Noven RT 1 1
11 M. Daffa RT 1 1 1 Suntik di sekolah 23/1/18
12 Anindia RT 1 1
13 Nabila RT 1 1
14 Angga RT 1 1
15 Akma RT 1 1
16 Firza RT 1 1
17 Kaira RT 1 1 1 1 Kuliah di Bandungberi leaflet
18 Diva RT 1 1
Bersambung ke halaman 103

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 102


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 102
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
19 Ragil RT 1 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
20 Davin RT 1 1
21 Revan Aprilia RT 1 1
22 Rifki RT 1 1
23 Adin RT 1 1
24 Rizky RT 1 1
25 Kayla RT 1 1
26 Helsa RT 1 1
27 Lio RT 1 1
28 Akhtar RT 1 1
29 Florentina RT 1 1 1 Suntik tanggal 24/1/18
30 M. Fattih RT 2 1
31 Askia RT 2 1
32 M. Ghazali RT 2 1
33 Dikka RT 2 1
34 Galuh RT 2 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
35 Mutiara RT 2 1 1 Suntik di sekolah 23/1/18
36 Abigail RT 2 1
37 Markus RT 2 1
38 Rian RT 2 1
Bersambung ke halaman 104

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 103


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 103
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
39 Ziko RT 2 1
40 Dimas RT 2 1
41 Arkon RT 2 1
42 Abid RT 2 1
43 Cindi RT 2 1
44 Ratih RT 2 1
45 Teja RT 2 1
46 Queen RT 2 1
47 Dika RT 2 1
48 Alzirra RT 2 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
49 Rafa RT 2 1
50 Faiza RT 2 1
51 Arif RT 2 1
52 Marisa RT 2 1
53 Ilham RT 2 1
54 Shakira RT 2 1
55 Mutia RT 2 1
56 Danis RT 2 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
57 Rani RT 2 1
58 Noval RT 2 1
Bersambung ke halaman 105

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 104


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 104
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
59 Novi RT 2 1 1 Suntik tanggal 24/1/18
60 Anindita RT 2 1
61 Danis RT 2 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
62 Reynaka RT 2 1
63 Reyhan RT 2 1
64 Hanip RT 2 1
65 Zulvira RT 2 1
66 Pandi RT 2 1
67 Guwen RT 2 1
68 Zivara RT 2 1
69 Khazza RT 2 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
70 Bagus RT 2 1
71 Azkia RT 2 1
72 Jafwan RT 2 1
73 Khanza RT 3 1
74 Kayla RT 3 1
75 Usi RT 3 1
76 Akmal RT 3 1
77 Azzam RT 3
78 Marsel RT 3 1 1
Bersambung ke halaman 106

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 105


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 105
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
79 Akmal RT 3 1
80 Shiva RT 3 1
81 Erlang RT 3 1
82 Wildan RT 3 1
83 Zaki RT 3 1
84 Rani RT 3 1
85 Sahira RT 3 1
86 Pandu RT 3 1
87 Rasyid RT 3 1
88 Karin RT 3 1
89 Arya RT 3 1
90 Nazwa RT 3 1
91 Zulfa Nurhasa RT 3 1
92 M. Adit RT 3 1
93 Aska RT 3 1
94 Zahran RT 3 1
95 Puput RT 3 1
96 Maglen RT 3 1
97 Wiryawan RT 3 1 1 Suntik tanggal 23/1/18
98 Ayessa RT 3 1 1 Suntik 1 tanggal 19/1/18
Bersambung ke halaman 107

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 106


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 106
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
99 Belva RT 3 1
100 Sasa RT 3 1
101 Hafiz RT 3 1
102 Fatir RT 3 1
103 Shofie RT 3 1
104 Naurin RT 3 1
105 M. Syahdani RT 3 1
106 Anggi RT 3 1
107 Anca RT 3 1
108 Shakilla RT 3 1
109 Naomi RT 3 1
110 Gita RT 3 1
111 Ulfa RT 3 1
112 Ica RT 3 1
113 Ilham RT 3 1
114 Dela RT 3 1 1 Suntik di sekolah 23/1/18
115 Fadli RT 3 1
116 Iqbal RT 3 1 1 Suntik di sekolah 23/1/18
117 Malik RT 3 1
118 Dewi RT 3 1
Bersambung ke halaman 108

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 107


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Sambungan dari halaman 107
Keterangan tidak
No Nama Anak RT Posyandu SD SMP SMA dll Imunisasi I Imunisasi 2 Keterangan
119 Raisa RT 3 1
120 Marsel RT 3 1 1 1 Bekerja di Malang
121 Adeliana RT 3 1
122 Dinda RT 3 1
123 Biyan RT 3 1
124 Raditya RT 3 1
125 Hans RT 3 1
126 Ihsan RT 3 1
127 Irsad RT 3 1
128 Rida RT 3 1
Total 33 55 14 16 10 14 5
Total 128

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 108


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Lampiran 5. Dokumentasi

Foto bersamaPak Miswan selaku Kepala RW 08 Desa Babakan

Foto bersama kader RW 08 Desa Babakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 109


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Penyuluhan di Posyandu Mawar V, Desa Babakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 110


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Kegiatan ORI putaran kedua di
Posyandu Mawar V, Desa
Babakan dan Sweeping door-
to-door di lingkungan RW 08,
Desa Babakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 111


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Foto bersama kepala sekolah SDN Legok IV, Desa Babakan

Penyuluhan di SDN Legok IV, Desa Babakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 112


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Penyuluhan di SDN Legok IV, Desa Babakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 113


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Lampiran 6. Alat Peraga

Poster dan leaflet

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 114


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Powerpoint presentasi penyuluhan difteri

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 115


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018
Powerpoint presentasi penyuluhan difteri

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 116


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Desember 2017 – 10 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai