Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah HIV AIDS
Disusun oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas Rahmat dan Karunia-nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan
keterbataan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran, yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Akhir kata kita meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang
mungkin dapat kita maklumi bersama.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3.2 Saran..........................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui manajemen kasus
2. Mengetahui tujuan manajemen kasus
3. Mengetahui manfaat manajemen kasus pada pasien ODHA
4. Mengetahui proses manajemen kasus hiv aids
5. Mengetahui pengaruh manajemen kasus hiv aids terhadap ODHA
6. Mengetahui analisis jurnal dengan metode PICO
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.4 Proses manajemen kasus HIV/AIDS terhadap ODHA
Setiap anggota komunitas yang rentan terhadap penularan HIV AIDS belum tentu
positif terjangkit virus tersebut. Jika tes menunjukkan hasil positif, maka tentu saja pasien
harus mendapatkan langkah pengobatan lebih lanjut. Alur pelayanan apabila pasien terbukti
positif HIV adalah sebagai berikut :
a. Pengobatan lebih lanjut dapat dilakukan di puskesmas PDP (Perawatan Dukungan dan
Pengobatan). Kota Yogyakarta memiliki empat puskesmas PDP, yakni puskesmas
Gedong Tengen, Umbulharjo 1, Mantrijeron, dan juga Tegal Rejo
b. Pasien yang berada di puskesmas PDP harus memenuhi syarat-syarat untuk dapat
mengakses pengobatan ARV. Misal harus sudah melakukan tes rontgen, fungsi hati,
dan fungsi ginjal. Hal ini penting dilakukan karena pengobatan ARV memiliki dosis
tinggi dengan intensitas diminum sehari 2x setiap 12 jam dan dilakukan seumur
hidup. Pengobatan gratis (KTP luar DIY dikenakan biaya Rp. 22.000,00)
c. Jika sudah dapat diberikan pengobatan secara intensif, maka pasien dapat dirujuk
kembali ke LSM. Berbeda dengan LSM sebelumnya (LSM Vesta khusus
penjangkauan, promosi, dan edukasi).
d. Pasien HIV positif dirujuk ke LSM Victoryplus. LSM Victoryplus sebagai mitra KPA
Kota Yogyakarta memiliki tugas untuk mendampingi pasienpasien yang sudah HIV
positif. Dalam LSM tersebut terdapat kelompok dukungan sebaya, yakni anggota
kelompok yang sama-sama terinfeksi HIV. Harapannya, setelah berkumpul dan
berdiskusi dengan orang yang terinfeksi HIV maka akan mendapatkan dukungan
moril dan solusi yang lebih realistis. Pelayanan di LSM Victoryplus juga mencakup
akomodasi jaminan kesehatan. Jika pasien merupakan penduduk DIY, termasuk
dalam golongan tidak mampu dan tidak ikut kesertaan dalam BPJS kesehatan, maka
LSM Victoryplus akan mencarikan jaminan kesehatan sosial. Jaminan kesehatan ini
meliputi perawatan rawat jalan dan rawat inap
e. Hal ini terus dilakukan sampai pasien tersebut dapat berdaya kembali baik secara
kesehatan, sosial maupun ekonomi meskipun menyandang status HIV positif.
Jika ternyata kondisi pasien HIV positif semakin memburuk maka pihak LSM
Victoryplus kemudian dapat mencarikan dukungan bagi pasien. Pihak LSM dapat
berkoordinasi dengan KPA maupun Dinas terkait untuk mencarikan solusi bersama. Alur
pelayanan tersebut dilakukan apabila pasien positif mengidap virus HIV.
Namun jika hasil tes menunjukkan hasil negatif, maka pasien dapat kembali
kemasyarakat namun tetap diberikan edukasi dan tetap dihimbau melakukan perilaku yang
sehat. Dalam hal ini terdapat permasalahan yang cukup kompleks, dimana baik KPA Kota
Yogyakarta maupun LSM tidak bisa serta merta melarang pasien yang hasil tesnya negatif
untuk menjauhi perilaku yang menyebabkan kerentanan penyebaran virus HIV AIDS.
Misalnya, apabila profesinya merupakan pekerja sex komersial, KPA dan LSM tidak
mungkin melarang mereka untuk meninggalkan pekerjaannya tanpa bisa memberikan solusi
6
pekerjaan pengganti yang lebih layak karena hal ini juga sangat terkait dengan
keberlangsungan ekonomi mereka beserta keluarganya. Dalam posisi ini, LSM hanya sebatas
mengedukasi bahwa pekerjaannya mengandung tingkat resiko yang tinggi sehingga
pelakunya harus mampu menjaga kesehatan dan melakukan pekerjaannya secara aman (misal
dengan penggunaan kondom secara konsisten).
Manajemen kasus adalah salah satu metode pelayanan yang biasa dipergunakan untuk
membantu ODHA. Pelayanan manajemen kasus menggunakan pendekatan pada individu
secara holistik dan terpadu yang mengkoordinasikan sistem – sistem sumber yang ada di
lingkungannya (lembaga pemerintah atau non pemerintah, keluarga dan sebagainya untuk
memenuhi kebutuhan dan pemecahan masalahnya.
Pendekatan manajemen kasus mempunyai tiga sisi utama yaitu bio, psiko dan sosial.
Manajemen kasus ini berkonsentrasi pada upaya meningkatkan kondisi kesehatan pasien
berdasarkan intervensi perawat yang spesifik, dalam kegiatannya manajemen kasus dilakukan
oleh seorang manajer kasus.
Manajemen kasus merupakan pelayanan terpadu dan berkesinambungan yang
diberikan kepada ODHA untuk dapat menghadapi permasalahan dalam hidupnya.
Manajemen kasus merupakan salah satu layanan untuk membantu dan mendukung serta
memberi pengaruh orang dengan HIV/AIDS untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial dan
spiritual. Pelayanan yang diperlukan, rujukan yang sesuai serta perencanaan yang baik
mendukung kualitas hidup ODHA. Dengan pelayanan yang bersifat komprehensif dan
berkesinambungan yang melibatkan suatu jaringan kerja di antara semua sumber daya yang
ada dalam rangka memberikan pelayanan dan perawatan yang holistic, komprehensif dan
dukungan yang luas bagi ODHA.
Maanfaat manajemen kasus pada pasien ODH :
1.) Menjamin kontinuitas pelayanan (holistik,terpadu dan berkesinambungan)
Memperoleh akses pelayanan yang tepat sesuai Kebutuhan
2.) Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS sehingga mengurangi resiko HIV
(seperti munculnya infeksi oportunistik)
3.) Penyediaan pelayanan yang menekankan hubungan yang aman, konfidensial, dan
menghargai
2.6 Jurnal
7
o n
Pengaruh 2016 Dosen Pada Penelitian Tidak Pelaksanaan
Manajeme Sekolah penelitian ini ada manajemen
n Kasus Tinggi Ilmu yang merupaka jurnal kasus pada
HIV/AIDS Kesehatan dilakukan di n jenis pemb HIV/AIDS
Terhadap (STIKes) salah satu penelitian andin pada
Kualitas Elisbeth rumah sakit quasi g kelompok
Hidup Semarang, di Kota eksperime intervensi
Pasien Dosen Sorong n : pretest- sebelum
HIV/AIDs Jurusan dimana posttest pelatihan
Keperawata selama ini with dalam
n Fakultas ditemukan control kategori
Kedokteran beberapa group kurang yaitu
UNDIP hasil design. sebanyak 26
observasi Perlakuka responden
pada 25 n yang (78,5%)
status diberikan sedangkan
pendokumen dalam dalam
tasian penelitian kategori baik
keperawatan ini yaitu yaitu
pasien pelatihan sebanyak 7
HIV/AIDS, manajemn responden
didapatkan kasus (21,2%).
lembar HIV/AIDS Setelah
manajemen yang dilakukan
kasus pasien diberikan pelatihan,
HIV/AIDS kepad pelaksanaan
masih dalam perawat di manajemen
keadaan ruang kasus dalam
kosong, rawat inap kategori
minimnya selama 2 kurang yaitu
penulisan hari. sebanyak 6
data Sebelum responden
pengkajian, dilakukan (18,2%) dan
diagnosa pelatihan dalam
keperawatan, kepada kategori baik
perencanaan perawat, yaitu 27
dan tindakan terlebih responden
keperawatan dahulu (81,8%).
yang dilakukan Dengan
diberikan. pre test demikian
pengukura terjadi
n kualitas peningkatan
hidup pelaksanaan
pada manajemen
pasien kasus
HIV/AIDS HIV/AIDS
kelompok dengan rata-
intervensi rata
dan kenaikan
8
kelompok sebesar
kontrol, 12,48%.
kemudian Untuk
dua membuktika
minggu n adanya
setelah peningkatan
pelatihan yang
manajeme signifikan
n kasus pada
HIV/AIDS pelaksanaan
dilakukan manajemen
post test kasus
pada HIV/AIDS
kelompok setelah
intervensi dilakukan
dan intervensi
kelompok dilakukan uji
kontrol. komparasi
Pengambil menggunaka
an sampel n paired t-
mengguna test. Hasil
kan paired t-test
metode diperoleh
total nilai P value
sampling sebesar
dengan 0,001 yang
jumlah berarti
responden bahwa ada
pada peningkatan
kelompok nilai
intervensi pelaksanaan
sebanyak manajemen
33 kasus yang
responden signifikan
dan pada setelah
kelompok dilakukan
kontrol intervensi.
sebanyak Hasil
33 tabulasi
responden. pelaksanaan
Manajemen
kasus
HIV/AIDS
sebelum
dilakukan
pelatihan
adalah 26%
responden
(78,8%)
dalam
9
keadaan
kurang dan
setelah
dilakukan
pelatihan
diperoleh 27
responden
(81,8%)
dalam
kategori
baik. Hal ini
berarti ada
peningkatan
kualitas
pelaksanaan
Manajemen
kasus
HIV/AIDS
di Rumah
Sakit setelah
dilaksanakan
kegiatan
pelatihan
manajeman
kasus
HIV/AIDS
bagi perawat
dengan rata-
rata
kenaikan
sebesar
12,48%.
i. Judul/tema : Manajemen Kasus dalam Menangani Orang dengan HIV/AIDS oleh Pekerja
Sosial pada Yayasan Pelayanan Anak dan Keluarga (LAYAK) di Citayam 3 Depok
ii. Kata Kunci Pencarian Jurnal: Metode manajemen kasus, Peran pekerja sosial
sebagai manajer kasus, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
10
dalam wati menganali menggunak pemban ini
Menangan sa an jenis ding menunjuk
i Orang bagaimana penelitian kan
dengan seorang kualitatif keberhasil
HIV/AIDS pekerja dengan an dari
oleh sosial di pendekatan metode
Pekerja Yayasan deskriptif. manajeme
Sosial LAYAK n kasus
pada mengguna Teknik yang
Yayasan kan yang digunakan
Pelayanan tahapan digunakan pekerja
Anak dan manajeme untuk sosial
Keluarga n kasus pemilihan Yayasan
(LAYAK) dan informan LAYAK,
di Citayam menjalank adalah yaitu
3 Depok an teknik banyak
perannya purposive dari klien
sebagai sampling yang
manajer dimana menjadi
kasus informan berdaya
dalam dipilih dan patuh
menangani berdasarkan meminum
Orang pertimbanga obat.
dengan n tertentu
HIV/AIDS dan
(ODHA). dianggap
sebagai
orang-orang
yang tepat
dalam
memberikan
informasi
yang sesuai
kebutuhan.
Informan
terdiri dari
anggota
dewan
pembina,
pekerja
sosial dalam
menangani
ODHA dan
klien
ODHA.
Program
manajemen
kasus
11
HIV/AIDS
yang
dilakukan
yaitu
pemberian
obat ARV.
Jurnal 3
a. Judul/tema : Pengaruh Manajeman Kasus HIV/AIDS Terhadap Kualitas Hidup Pasien
HIV/AIDS di RS Sele Be Solu Kota Sorong.
b. Kata Kunci pencarian Jurnal : Manajemen kasus, ODHA, pekerja social, RPS phala
martha.
c. Sumber Jurnal : google scholar
d. Analisa Jurnal
12
Solu Kota 0,259
Sorong.
Sampel
penelitian
66
responden
BAB III
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
IJPA-The Indonesian Journal of Public Administration Volume 4 | Nomor 1 | Juni 2018 14
Available online at website :http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/admpublik/index
Copyright © 2018|IJPA|E-ISSN:2460-0369
https://www.google.com/search?
q=pengaruh+manajemen+kasus+HIV+AIDS+terhadap+odha&safe=strict&sxsrf=ALeKk01u
diDUVChCYAfTMqf7ggdiFD-
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=manajemen+kasus+pada+hiv&oq=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DykzOj5U9B9AJ
Kurniyawati, Dewi. 2017. Manajemen Kasus dalam Menangani Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) oleh Pekerja Sosial pada Yayasan Pelayanan Anak dan Keluarga (LAYAK) di
Citayam 3 Depok. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
http://eprints.undip.ac.id/47139/1/Theis_hal_Depan_-Bab.3.pdf
14