Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN LOKAL PENANGGULANGAN HIV

DI YAYASAN CAHAYA KASIH PEDULI


WARGA PEDULI AIDS (WPA) TUREN

Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV

Oleh:

NOVRELIA NITYASSARI (185070209111004)


MARGARETA LAURA CANGKUNG (185070209111006)
JAYANTI IKA SIWI (185070209111010)
FERDIAN WAHONO (185070209111016)
SUWOTO (185070209111022)
TUTUT ANDAYANI (185070209111024)
SAGUNG MANIK D.P. (185070209111033)
RATIH ARUM VATMASARI (185070209111035)
MUHAMMAD SYAIFULLOH (185070209111036)
HARIS PETRIANO (185070209111039)
ANASTASIA INTAN P (185070209111045)
REGINA HEGE (185070209111049)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2019
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV YAYASAN CAHAYA KASIH PEDULI
WARGA PEDULI AIDS (WPA) TUREN

Penanggulangan HIV dan AIDS di Turen dalam pelaksanaannya mengacu pada kebijakan,
antara lain:

A. Permenkes no 1 tahun 2012 (Permenkes, 2012)


Tentang system pelayanan rujukan perseorangan

TANTANGAN di LAYANAN KESEHATAN:


1. Stigma dan diskriminasi
2. Rendahnya pengetahuan tentang HIV – AIDS dan IMS.
3. Adanya miss opportunity : diagnosis, perawatan / terapi dini, akses dukungan
psikososial.
4. Terbatasnya akses dan utilisasi terhadap layanan.
5. Logistik dan SDM yang memadai.
6. Jejaring dan rujukan antar layanan ( Permenkes No. 1 tahun 2012).

B. Permenkes RI no 87 tahun 2014 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)


Tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral

C. SK Bupati Malang no 2 tahun 2015 (Perbup, 2015)

Tentang peran serta masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten
Malang

Bab II Tentang azas dan tujuan, Pasal 2:

1. Peran serta masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan


berdasarkan azas kemanusiaan, keadilan, kesetaraan gender, kemitraan, dan
keselarasan.
2. Peran serta masyarakat dalam penanggulangan HID dan AIDS bertujuan:
a. Meningkatkan lingkungan yang kondusif
b. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab masyarakat terhadap bahaya
penularan HIV dan AIDS
c. Mencegah penularan HIV baru di masyarakat
d. Meningkatkan kualitas hidup ODHA

Bab III Tentang kelompok peduli HIV dan AIDS, Pasal 6:

1. Di tingkat kecamatan dibentuk kelompok masyarakat peduli HIV dan AIDS yang
disebut WPA
2. Keanggotaan WPA sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari perwakilan
desa/kelurahan yang mencakup unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 dengan mempertimbangkan komposisi antara laki-laki dan perempuan
3. Keanggotaan WPA sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan
keputusan Camat

2
Bab IV tentang Fungsi dan Tugas kelompok peduli HIV dan AIDS pasal 8, 9, dan 10

D. SK Kemenhumkam no AHU-0017578.AH.01.04 tahun 2017 tentang Yayasan Cahaya


Kasih Peduli

E. Kebijakan Pengendalian HIV – AIDS dan IMS tahun 2010 – 2014 : (Kemenkes, 2013)
1. Meningkatkan advokai, sosialisasi dan pengembangan kapasitas.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme dalam pengendalian
HIV- AIDS dan IMS.
3. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
4. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi,
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah
kesehatan.
5. Mengutamakan program berbasis masyarakat.
6. Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerjasama.
7. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya.
8. Mengutamakan promotif dan preventif.
9. Memprioritaskan pencapaian sasaran MDG’s, komitmen nasional dan
internasional.

3
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes (2013) ‘Kebijakan Program Pengendalian Hiv-Aids Dan Ims


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014) ‘Peraturan Mentri Kesehatan RI No 87
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretrovial’, Kementrian Kesehatan RI,
Perbup (2015) ‘Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
di Kabupaten Malang’.
Permenkes, R. (2012) ‘Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan’.

Anda mungkin juga menyukai