Anda di halaman 1dari 16

INOVASI

STOP BASSUNG (PUSKESMAS TOGO-TOGO PEDULI


BEBAS PASUNG)

Nama Unit Pelayanan : Puskesmas Togo-Togo


Kab.Jeneponto
Nama Inovator : Imran Rosady, S.Kep, Ns
Kontak Person : 0823 5216 6670
Email : puskesmastogotogo
@gmail.com
Tanggal Implementasi Inovasi
Friday, 03 January 2020
Instansi : Pemerintah Kab. Jeneponto
Kelompok Umum
Kategori Kategori 1
Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan
URL Youtube
https://youtu.be/2ycmeuiHHfQ
URL Bukti Iniasi Inovasi
https://drive.google.com/file/d/1riGlXFskva1y5KxdKOgximNoM5t
4yt-b/view?usp=sharing

Ringkasan
Implementasi
Inovasi STOP BASSUNG merupakan inisiasi yang
mengoptimalkan fungsi keluarga dalam pemantauan Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat berobat teratur dan
meniadakan pemasungan dengan membentuk Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang memperoleh pelatihan
dan dibekali Kartu Kendali. Akhir bulan, Tim bersama lintas sektor
mengunjungi ODGJ Berat untuk memeriksa kondisi dan
kepatuhan berobat. Kerjasama lintas sektor terjalin baik, telah
membantu inovasi memperoleh dukungan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam pemberdayaan ODGJ Berat yang
berkondisi baik.
Dampak
Dampak inovasi yaitu terjadi peningkatan ODGJ Berat
berobat teratur yang awalnya hanya 2 orang menjadi 11 orang.
Selain itu, tidak ada lagi kasus pemasungan. Capaian lainnya 8
orang telah diberdayakan pemerintah desa/kelurahan sebagai
kader, pedagang, tukang kebun serta petani dengan estimasi
penghasilan Rp15.200.000. ODGJ Berat juga telah diintegrasikan
kembali ke masyarakat. Melalui inovasi ini, pemantauan berobat
yang dulu hanya dilakukan tenaga kesehatan, kini adanya
Pajamma sebagai keluarga terlatih berhasil meningkatkan
keterlibatan keluarga dalam pemantauan berobat teratur.
Kategori yang Dipilih
Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori
Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif adalah peningkatan derajat kesehatan bagi semua
kelompok masyarakat termasuk bagi ODGJ Berat dengan
mengoptimalkan keluarga tanpa membedakan kasta daerah.
Selain itu, pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Ide Inovatif
Latar Belakang
Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya, sebagai lokus
inovasi, berada di Kecamatan Batang yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Togo-Togo. Desa Bungeng berpenduduk 3.738
jiwa dengan luas wilayah 3,60 km², sedangkan Kelurahan
Bontoraya berpenduduk 2.316 jiwa dengan luas wilayah 4,81 km².
Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya merupakan dua
daerah yang memiliki potensi mata pencaharian yang besar.
Ironisnya belum didukung dengan status kesehatan masyarakat
yang baik. Faktanya sebelum inovasi (2019) ternyata masih ada
masyarakat yang berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat berjumlah 5 orang di Desa Bungeng dan 7 orang di
Kelurahan Bontoraya. Bahkan 2 diantaranya mengalami
pemasungan, 1 di Desa Bungeng dan 1 di Kelurahan Bontoraya.
Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Stigma masyarakat terhadap keberadaan ODGJ Berat juga
dianggap sebagai ancaman dan aib keluarga. Masyarakat masih
mempercayai gangguan kesehatan jiwa disebabkan hal yang
tidak rasional, supranatural hingga kutukan. Kondisi ini
mengakibatkan keluarga ODGJ Berat kurang memiliki kesadaran
merawat dan membawanya berobat teratur. Akibatnya, kondisi
ODGJ Berat semakin memburuk sehingga ditelantarkan dan
dianggap sebagai kelompok masyarakat yang tidak produktif.
Fakta-fakta tersebut mendorong digagasnya Inovasi STOP
BASSUNG (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas Pasung).
Tujuan
Inovasi ini bertujuan:
1. Meningkatkan ODGJ Berat untuk berobat teratur, sehingga
mencegah semakin beratnya kondisi kejiwaan pasien ODGJ
Berat yang dapat berisiko pada pemasungan.
2. Meniadakan ODGJ Berat yang dipasung, untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan pemenuhan hak-hak
asasi manusia.
3. Menghilangkan stigma masyarakat tentang ODGJ Berat
sebagai kutukan, untuk mencegah diskriminsasi dan dapat
diterima kembali di lingkungan sosial.
4. Meningkatkan kehidupan perekonomian ODGJ Berat melalui
pemberdayaan, untuk meningkatkan produktivitas serta
memberikan aktivitas rutin.
Kategori yang Dipilih
Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori
Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif inovasi ini adalah peningkatan derajat kesehatan bagi
semua kelompok masyarakat termasuk bagi Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dengan mengoptimalkan keluarga
ODGJ Berat tanpa membedakan kasta daerah. Selain itu,
pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam percepatan pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Sisi Keunikan, Kebaruan, Keunggulan dan Nilai Tambah
1. Keunikan
Sebelum inovasi, keluarga ODGJ Berat bersikap masa
bodoh dan sudah menganggap ODGJ Berat sudah sulit untuk
sembuh dan sebagai aib keluarga, sehingga proses pemantauan
berobat teratur hanya dilakukan tenaga kesehatan. Setelah
inovasi, Puskesmas Togo-Togo memberdayakan keluarga ODGJ
Berat. Mereka mendapat pelatihan tentang cara mengontrol
minum obat dan melaporkan perkembangan ODGJ Berat kepada
tenaga kesehatan. Keluarga terlatih inilah yang diberi nama
Pajamma (Para Juru Pemantau Minum Obat) yang telah berhasil
meningkatkan disiplin ODGJ Berat untuk berobat teratur.
2. Kebaruan
Sebelum inovasi, Puskesmas Togo-Togo sulit memastikan
ODGJ Berat sudah minum obat secara teratur atau tidak, karena
tidak adanya pencatatan dan pelaporan dari keluarga ke petugas
kesehatan. Setelah inovasi, tenaga kesehatan dimudahkan dalam
mengontrol ODGJ Berat berobat teratur melalui Pajamma yang
dibekali Kartu Kendali sebagai alat kontrol dalam minum obat
yang dilaporkan melalui grup Whatsapp sebagai wadah konsultasi
kesehatan.
3. Keunggulan
Sebelum inovasi, peranan desa/kelurahan terhadap ODGJ
Berat masih belum maksimal baik dari anggaran maupun regulasi.
Begitupun peranan lintas sektor lainnya seperti Dinas Sosial,
Babinsa, Bhabinkamtibmas yang masih minim. Setelah inovasi,
peranan desa/kelurahan menjadi sangat besar, terbukti dengan
telah dianggarkannya penghargaan kepada Pajamma. Adanya
penghargaan kepada Pajamma dari dana desa telah terbukti
berhasil menambah motivasi Pajamma menjalankan tugasnya
memantau ODGJ Berat berobat teratur. Peranan Dinas Sosial,
Babinsa serta Bhabinkamtibmas juga telah sangat aktif dalam
evakuasi ODGJ Berat.
4. Nilai Tambah
Sebelum inovasi, ODGJ Berat dianggap sebagai aib
keluarga dan menjadi beban ekonomi. Setelah inovasi, ODGJ
Berat yang telah rutin berobat dan kondisinya telah membaik,
berkat inisiasi pemerintah desa/kelurahan diberdayakan sebagai
kader posyandu dan diintegrasikan kembali ke masyarakat untuk
berdagang, berkebun, serta bertani. Hal tersebut berdampak
kepada peningkatan produktivitas ODGJ Berat.
Signifikansi
Deskripsi Inovasi
Inovasi ini berdampak signifikan pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat yang selama ini tidak berobat
secara teratur. Adanya STOP BASSUNG telah berhasil
mengoptimalkan fungsi keluarga yang dipilih sebagai Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang telah dilatih sehingga
mampu melakukan tugas dalam pemantauan ODGJ Berat berobat
teratur.
Tahapan Inovasi STOP BASSUNG yaitu:
1. Pembentukan Tim Inovasi STOP BASSUNG melalui Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Togo-Togo.
2. Penggalangan dukungan dan komitmen Pemerintah
Kecamatan, Desa, Kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas
serta Dinas Sosial dalam keterlibatan inovasi STOP
BASSUNG.
3. Kunjungan ke masing-masing rumah ODGJ Berat untuk
dipilih Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma).
4. Tim STOP BASSUNG melatih Pajamma tentang tata cara
perawatan bagi ODGJ Berat serta pentingnya peran
keluarga dalam kesembuhan ODGJ Berat.
5. Pajamma diberikan Kartu Kendali yang diisi setiap harinya
sesuai dosis obat ODGJ Berat, yang dilaporkan secara rutin
kepada Tim STOP BASSUNG melalui grup aplikasi
Whatsapp ataupun secara langsung.
6. Di akhir bulan, Tim STOP BASSUNG bersama lintas sektor
berkunjung ke rumah ODGJ Berat untuk melihat kondisi fisik,
mental, kejiwaan serta kartu kendali.
7. Setiap 3 bulan, Pajamma yang berhasil memantau ODGJ
Berat berobat teratur dan rutin melapor, oleh Pemerintah
Desa dan Kelurahan diberikan penghargaan. Sedangkan
bagi ODGJ Berat yang rutin berobat dan kondisinya sudah
membaik dalam rentang pemantauan satu tahun, diangkat
sebagai Kader Pos Pelayanan Terpadu.
Penilaian Evaluasi
1. Internal
Evaluasi internal dilakukan melalui Loka Karya Mini
Bulanan setiap bulan. Metode pelaksanaan evaluasi internal
dilakukan dengan melihat indikator capaian Standar Pelayanan
Minimal Program Kesehatan Jiwa yaitu : Capaian ODGJ Berat
yang berobat teratur (100%) Tidak adanya ODGJ Berat yang
dipasung (100%)
2. Eksternal
Evaluasi eksternal dilakukan melalui Loka Karya Mini
Lintas Sektor dengan menampilkan capaian SPM Kesehatan Jiwa
pertriwulan. Evaluasi eksternal juga dilakukan melalui survei
kepuasan masyarakat terhadap keberhasilan inovasi dengan
rentang skoring 1-4 dengan kategori Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS) serta Sangat Tidak Setuju (STS).

Dampak
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Dampak Setelah Setelah
No
Inovasi Sebelum Inovasi Inovasi Tahun Inovasi Tahun
I II
1. ODGJ Berat Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ
yang Berobat Berat, hanya 2 Berat, Berat,
Teratur orang yang berobat meningkat meningkat
teratur menjadi 5 lagi menjadi
orang yang 11 orang
berobat yang berobat
teratur teratur
2. ODGJ Berat Terdapat 2 ODGJ 1 ODGJ Berat 1 ODGJ Berat
yang lepas Berat yang di Desa di Kelurahan
pasung dipasung (1 Desa Bungeng Bontoraya
Bungeng dan 1 sudah lepas sudah lepas
Kelurahan pasung dan pasung dan
Bontoraya) berobat berobat
sehingga
sudah tidak
ada yang
dipasung
3. Pajamma Belum ada Sudah ada 5 Sudah ada 11
(Para Juru Pajamma terlatih Pajamma Pajamma
Pemantau yang terlatih yang terlatih.
Minum Obat)
keluarga
terlatih
4. ODGJ Berat Belum ada Kader : 1 Kader : 1
yang Orang Orang
diberdayakan Pedagang : 2 Pedagang : 2
Orang Orang
Tukang Tukang
Kebun : 1 Kebun : 3
Orang Orang Petani
: 2 Orang
5. Stigma ODGJ Berat ODGJ Berat ODGJ Berat
masyarakat dianggap sebagai perlahan diintegrasikan
tentang kutukan berbaur kembali ke
ODGJ Berat dengan masyarakat
masyarakat
6. Kehidupan ODGJ Berat yang Setelah Setelah
ekonomi tidak berobat ODGJ Berat ODGJ Berat
ODGJ Berat teratur melakukan berobat berobat
pembakaran teratur, 4 teratur, 8
rumah, mencederai orang orang
orang lain, diantaranya diantaranya
perusakan fasilitas, diberdayakan, diberdayakan,
yang ditaksir dan dan
200.000.000 (Dua memperoleh memperoleh
Ratus Juta Rupiah) estimasi estimasi
penghasilan: penghasilan:
Kader = Rp Kader = Rp
1.800.000 1.800.000
Pedagang = Pedagang =
Rp 6.000.000 Rp 8.400.000
Tukang Tukang
Kebun = Rp Kebun = Rp
4.000.000 4.000.000
Petani = Rp
1.000.000
Sumber: Data Puskesmas dan Data Sekunder Desa/Kelurahan,
2021
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi STOP BASSUNG telah berkontribusi
merealisasikan Pilar Pembangunan Sosial SDGs pada tujuan
nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, khususnya poin
3.4 yaitu pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka
kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan
dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan. Dengan adanya inovasi ini, telah menjamin Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dapat berobat secara
teratur sehingga secara berangsur-angsur dapat memulihkan
kondisi fisik dan kejiwaannya.
Inovasi ini mampu mewujudkan percepatan reformasi
birokrasi dalam hal pelayanan kepada ODGJ Berat dan
berkontribusi dalam percepatan Program Indonesia Sehat. Selain
itu, peran serta masyarakat dalam pemantauan ODGJ Berat untuk
berobat telah merealisasikan konsep promotif dan preventif, yaitu
upaya deteksi dini bagi ODGJ Berat yang berpotensi putus obat
melalui Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma), dan
meniadakan pemasungan bagi ODGJ Berat melalui edukasi
kepada keluarga dan advokasi pemerintah setempat.
Tidak hanya itu, Puskesmas Togo-Togo telah mendorong
kesejahteraan bagi para Pajamma dan ODGJ Berat itu sendiri.
Dengan terbangunnya kerjasama dengan pemerintah desa dan
kelurahan, Puskesmas Togo-Togo telah berhasil mengadvokasi
bahwa bagi ODGJ Berat yang secara kondisi fisik dan mentalnya
sudah membaik, telah diangkat sebagai Kader Pos Pelayanan
Terpadu di wilayah masing- masing.
Adaptabilitas
Inovasi STOP BASSUNG terdiri dari 2 lokus yaitu Desa
Bungeng tahun 2020 dan dikembangkan di Kelurahan Bontoraya
tahun 2021. Inovasi ini mudah direplikasi melalui pengoptimalan
konsep pemberdayaan. Pemberdayaan ditekankan dengan
dibentuknya Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma) terlatih.
Pajamma merupakan keluarga terdekat dari ODGJ Berat itu
sendiri, sehingga saat diberikan pelatihan sangat antusias.
Pajamma dengan senang hati telah menjadi motor penggerak
dalam pemantauan ODGJ Berat berobat teratur.
Selain itu, Kartu Kendali yang diberikan kepada Pajamma
mudah diaplikasikan serta sistem pelaporan yang memanfaatkan
teknologi grup Whatsapp telah menciptakan sistem terintegrasi.
Adapun penghargaan berupa sembako telah diberikan sebagai
apresiasi kepada Pajamma maupun ODGJ Berat yang kondisinya
sudah membaik dan telah diangkat sebagai Kader Posyandu,
bersumber dari dana desa. Tidak hanya itu, ODGJ Berat yang
telah rutin berobat pun telah difasilitasi oleh desa/kelurahan untuk
kembali diintegrasikan ke masyarakat seperti berdagang,
berkebun serta bertani. Hal tersebut dapat terealisasi berkat
advokasi kepada pemerintah desa/kelurahan.

Potensi replikasi inovasi ini sangatlah mudah. Kerjasama


yang telah terbangun bersama lintas sektor, telah memudahkan
Puskesmas Togo-Togo meniadakan ODGJ Berat yang dipasung
di 2 lokus inovasi. Inovasi ini telah berhasil menciptakan
kesadaran kolektif kepada lintas sektor untuk bergerak bersama
dalam meniadakan pemasungan di Desa Bungeng dan Kelurahan
Bontoraya. Mulai dari proses assesmen awal, edukasi kepada
ODGJ Berat bersama Pajamma, proses evakuasi, hingga
pengintegrasian kembali ke masyarakat.
Selain itu, inovasi ini juga telah disosialisasikan di berbagai
forum-forum pertemuan seperti Musrenbang, Lokmin Lintas
Sektor maupun Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan.
Tujuannya tentu saja untukterus menyosialisasikan, memonitoring
dan menjaga keberlanjutan dari inovasi ini. Alhasil, Puskesmas
Togo-Togo terus memperoleh dukungan sumber daya, regulasi
serta penganggaran dari desa untuk mendukung tugas Pajamma.
Inovasi STOP BASSUNG layak direplikasi karena telah
terbukti menghasilkan perubahan khususnya di lokus inovasi
terkait peningkatan pelayanan pada ODGJ Berat. Atas capaian
tersebut, STOP BASSUNG mendapatkan pengakuan dari
pemerintah Kabupaten Jeneponto (Piagam Jeneponto Award
Tahun 2021) dan Provinsi Sulawesi Selatan (TOP 30 KIPP
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022). Kemudahan untuk
mereplikasi inovasi ini akhirnya mendorong Puskesmas Rumbia
dan Bangkala melakukan kaji banding inovasi untuk menerapkan
di wilayah kerjanya masing-masing.
Segala capaian-capaian dari inovasi ini juga telah
dipublikasikan di berbagai platform media sosial hingga media
elektronik yang mudah diakses. Publikasi ini sangat penting
karena menjadi bukti otentik akan keberadaan inovasi ini yang
telah dirasakan pula manfaatnya oleh masyarakat. Dengan
masifnya publikasi inovasi ini, juga telah menjadi senjata bagi
Puskesmas Togo-Togo untuk menggalang semakin banyak
dukungan dalam keberlanjutan dan perbaikan inovasi ini.
Keberlanjutan
Sumber Daya
Dalam menyukseskan Inovasi STOP BASSUNG, ada
beberapa sumber daya yang dibutuhkan yaitu:
1. Manusia, terdiri atas: Dokter 1 orang, Perawat 1 orang, Bidan
Desa 1 orang, Apoteker 1 orang, Penyuluh Kesehatan 1
orang.
2. Keuangan:
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada tahun 2019
sebesar Rp5.200.000, tahun 2020 sebesar Rp14.400.000,
dan tahun 2021 sebesar Rp23.400.000.
Anggaran Dana Desa, seperti Desa Bungeng
mengalokasikan dana tahun 2020 sebesar Rp5.000.000
untuk pemberian penghargaan bagi Pajamma, serta tahun
2021 insentif kader Pos Pelayanan Terpadu Rp1.800.000
dan penghargaan sebesar Rp.5.000.000.
3. Metode
Metode pemberdayaan masyarakat yang dioptimalkan
melalui pembentukan Pajamma, dimana Pajamma ini adalah
keluarga terdekat dari ODGJ itu sendiri, lalu Kemudian
diberikan pelatihan oleh tim sehingga menjadi Pajamma
yang terlatih. Dalam pemantauannya, pajamma menjadi
lebih aktif dan responsif baik dalam pemantauan berobat
maupun menyampaikan kondisi ODGJ Berat melalui Kartu
Kendali yang dilaporkan melalui Grup Whatsapp.
4. Peralatan dan Perlengkapan
Kartu Kendali, Buku, Alat Tulis, Tensimeter, Termometer,
Saturasi Oksigen, Handphone, Leaflet, Hadiah.
Strategi
Keberlanjutan Inovasi STOP BASSUNG dijamin dengan
berbagai pendekatan strategi yaitu:
1. Strategi Institusional
Inovasi STOP BASSUNG telah didukung oleh berbagai
regulasi dan kerjasama diantaranya:
 Keputusan Bupati Jeneponto Nomor: 440/90.a/2021
tentang Penetapan Inovasi Puskesmas Togo- Togo dalam
Penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat.
 Memorandum of Understanding antara Puskesmas Togo-
Togo dengan Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto, Nomor:
445/003.a/PKM-TG/I/2021 tentang Program Penanganan
ODGJ Berat (Disabilitas Mental) Melalui Program STOP
BASSUNG/Pasung.
 Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Jeneponto, Nomor: 440/020/Dinkes/I/2021 tentang STOP
BASSUNG sebagai Kegiatan Inovasi Puskesmas Togo-
Togo Kabupaten Jeneponto Tahun 2021.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
445/048/PKM-TG/I/2021 tentang Jenis Inovasi Program
“STOP BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
445/049/PKM-TG/I/2021 tentang Tim Pelaksana “STOP
BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala Kelurahan Bontoraya Nomor:
23/KBR/II/2021 tentang Pengangkatan Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) se-Kelurahan
Bontoraya Kecamatan Batang.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
110/PKM-TG/TU/I/2020 tentang Jenis Inovasi Program
“STOP BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Togo-Togo, Nomor:
111/PKM-TG/TU/I/2020 tentang Tim Pelaksana “STOP
BASSUNG” (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas
Pasung) UPTD Puskesmas Togo-Togo.
 Keputusan Kepala Desa Bungeng, Nomor: 03 Tahun 2020
tentang Pengangkatan Kader Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) se-Desa Bungeng Kecamatan Batang.
 Keputusan Kepala Desa Bungeng, Nomor: 04 Tahun 2020
tentang Pengangkatan Para Juru Pemantau Minum Obat
(Pajamma) se-Desa Bungeng Kecamatan Batang.
2. Strategi Sosial
Partisipasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor
adalah komponen terpenting dalam kesuksesan inovasi ini.
Penguatan partisipasi pemerintah desa/kelurahan terwujud dalam
pemberian penghargaan kepada Pajamma dan pemberdayaan
bagi ODGJ Berat yang kondisinya sudah membaik untuk dijadikan
sebagai Kader Pos Pelayanan Terpadu. Hal tersebut dikawal
melalui pertemuan Loka Karya Mini Lintas Sektor yang telah
menghasilkan komitmen bersama untuk terus melanjutkan inovasi
ini.
3. Strategi Manajerial
Manajemen inovasi STOP BASSUNG telah disusun secara
baik melalui Standar Operasional Prosedur (SOP), petunjuk teknis
(juknis) serta pelatihan kepada penanggungjawab program
Kesehatan Jiwa dan tim, baik di Dinas Kesehatan maupun In
House Training. Hal tersebut telah menjamin kualitas pelayanan
yang diberikan. Untuk Pajamma, diberikan pelatihan oleh Tim
mereka telah dibekali kompetensi dan kemampuan dalam
memantau ODGJ Berat berobat teratur.
Faktor Kekuatan
Faktor internal dalam mendukung keberhasilan inovasi
adalah:
1. Tekad yang kuat dan kesolidan dari Tim STOP BASSUNG
2. Alokasi anggaran yang tetap dalam mendukung biaya
operasional inovasi.
3. Kolaborasi berbagai profesi kesehatan dalam penanganan
ODGJ Berat.
Faktor eksternal (peluang) dalam mendukung keberhasilan
inovasi adalah:
1. Dukungan lintas sektor dalam menyukseskan inovasi baik
dari segi anggaran, sumber daya manusia serta regulasi.
2. Kompetensi dan kemampuan Para Juru Pemantau Minum
Obat (Pajamma) dalam melakukan pendekatan dan
pemantauan berobat teratur kepada ODGJ Berat.
3. Komitmen dan konsistensi lintas sektor dalam memonitoring
capaian inovasi.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam inovasi STOP
BASSUNG adalah:
1. Kepala Dinas Kesehatan: Sebagai inisiator yang
mengoordinasikan, memantau, serta mengevaluasi hasil
Inovasi. Selain itu berperan merumuskan kebijakan dan
peraturan tentang inovasi STOP BASSUNG.
2. Kepala Dinas Sosial: Memastikan kepemilikan Kartu BPJS
bagi ODGJ Berat serta pemberian bantuan dan mobilisasi
ODGJ Berat.
3. Kepala Wilayah Kecamatan Batang: Melakukan koordinasi
ke pemerintah desa dan kelurahan tentang sarana
prasarana serta anggaran yang dibutuhkan dalam
mendukung pelaksanaan inovasi STOP BASSUNG.
4. Kepala Puskesmas Togo-Togo: Sebagai Inovator dan
penggerak inovasi, membentuk Tim, merancang
peningkatan SDM inovasi, mengawal jalannya inisiatif,
menggalang dukungan lintas sektor dan menjalin
komunikasi dengan pemangku kepentingan.
5. Kepala Desa/Lurah: Sebagai pemangku kebijakan di tingkat
Desa/Kelurahan yang memfasilitasi, mendampingi Pajamma
serta mengalokasikan anggaran dalam pemberian
penghargaan dan memberdayakan ODGJ Berat sebagai
Kader Pos Kesehatan Jiwa.
6. Kepala Dusun/Lingkungan: Mendampingi kerja dari
Pajamma dan kader dalam pemantauan minum obat ODGJ
Berat bekerjasama dengan Pajamma.
7. TNI/POLRI melalui Babinsa/Bhabinkamtibmas:
Mendampingi dan mengawal dalam kunjungan dan
mobilisasi ODGJ Berat.
8. Kader Desa/Kelurahan: Membantu petugas kesehatan
dalam pelayanan kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu
serta memantau ODGJ Berat.
9. Pajamma: Melakukan pemantauan dan pengawasan minum
obat secara teratur kepada ODGJ Berat serta mengisi Kartu
Kendali.

Anda mungkin juga menyukai