Ringkasan
Implementasi
Inovasi STOP BASSUNG merupakan inisiasi yang
mengoptimalkan fungsi keluarga dalam pemantauan Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat berobat teratur dan
meniadakan pemasungan dengan membentuk Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang memperoleh pelatihan
dan dibekali Kartu Kendali. Akhir bulan, Tim bersama lintas sektor
mengunjungi ODGJ Berat untuk memeriksa kondisi dan
kepatuhan berobat. Kerjasama lintas sektor terjalin baik, telah
membantu inovasi memperoleh dukungan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam pemberdayaan ODGJ Berat yang
berkondisi baik.
Dampak
Dampak inovasi yaitu terjadi peningkatan ODGJ Berat
berobat teratur yang awalnya hanya 2 orang menjadi 11 orang.
Selain itu, tidak ada lagi kasus pemasungan. Capaian lainnya 8
orang telah diberdayakan pemerintah desa/kelurahan sebagai
kader, pedagang, tukang kebun serta petani dengan estimasi
penghasilan Rp15.200.000. ODGJ Berat juga telah diintegrasikan
kembali ke masyarakat. Melalui inovasi ini, pemantauan berobat
yang dulu hanya dilakukan tenaga kesehatan, kini adanya
Pajamma sebagai keluarga terlatih berhasil meningkatkan
keterlibatan keluarga dalam pemantauan berobat teratur.
Kategori yang Dipilih
Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori
Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif adalah peningkatan derajat kesehatan bagi semua
kelompok masyarakat termasuk bagi ODGJ Berat dengan
mengoptimalkan keluarga tanpa membedakan kasta daerah.
Selain itu, pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Ide Inovatif
Latar Belakang
Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya, sebagai lokus
inovasi, berada di Kecamatan Batang yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Togo-Togo. Desa Bungeng berpenduduk 3.738
jiwa dengan luas wilayah 3,60 km², sedangkan Kelurahan
Bontoraya berpenduduk 2.316 jiwa dengan luas wilayah 4,81 km².
Desa Bungeng dan Kelurahan Bontoraya merupakan dua
daerah yang memiliki potensi mata pencaharian yang besar.
Ironisnya belum didukung dengan status kesehatan masyarakat
yang baik. Faktanya sebelum inovasi (2019) ternyata masih ada
masyarakat yang berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat berjumlah 5 orang di Desa Bungeng dan 7 orang di
Kelurahan Bontoraya. Bahkan 2 diantaranya mengalami
pemasungan, 1 di Desa Bungeng dan 1 di Kelurahan Bontoraya.
Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Stigma masyarakat terhadap keberadaan ODGJ Berat juga
dianggap sebagai ancaman dan aib keluarga. Masyarakat masih
mempercayai gangguan kesehatan jiwa disebabkan hal yang
tidak rasional, supranatural hingga kutukan. Kondisi ini
mengakibatkan keluarga ODGJ Berat kurang memiliki kesadaran
merawat dan membawanya berobat teratur. Akibatnya, kondisi
ODGJ Berat semakin memburuk sehingga ditelantarkan dan
dianggap sebagai kelompok masyarakat yang tidak produktif.
Fakta-fakta tersebut mendorong digagasnya Inovasi STOP
BASSUNG (Puskesmas Togo-Togo Peduli Bebas Pasung).
Tujuan
Inovasi ini bertujuan:
1. Meningkatkan ODGJ Berat untuk berobat teratur, sehingga
mencegah semakin beratnya kondisi kejiwaan pasien ODGJ
Berat yang dapat berisiko pada pemasungan.
2. Meniadakan ODGJ Berat yang dipasung, untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan pemenuhan hak-hak
asasi manusia.
3. Menghilangkan stigma masyarakat tentang ODGJ Berat
sebagai kutukan, untuk mencegah diskriminsasi dan dapat
diterima kembali di lingkungan sosial.
4. Meningkatkan kehidupan perekonomian ODGJ Berat melalui
pemberdayaan, untuk meningkatkan produktivitas serta
memberikan aktivitas rutin.
Kategori yang Dipilih
Inovasi STOP BASSUNG sesuai dengan kategori
Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Bukti pelayanan
inklusif inovasi ini adalah peningkatan derajat kesehatan bagi
semua kelompok masyarakat termasuk bagi Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dengan mengoptimalkan keluarga
ODGJ Berat tanpa membedakan kasta daerah. Selain itu,
pelayanan berkeadilan diwujudkan dalam percepatan pemerataan
pelayanan ODGJ Berat dan pemberdayaan pada keluarganya.
Sisi Keunikan, Kebaruan, Keunggulan dan Nilai Tambah
1. Keunikan
Sebelum inovasi, keluarga ODGJ Berat bersikap masa
bodoh dan sudah menganggap ODGJ Berat sudah sulit untuk
sembuh dan sebagai aib keluarga, sehingga proses pemantauan
berobat teratur hanya dilakukan tenaga kesehatan. Setelah
inovasi, Puskesmas Togo-Togo memberdayakan keluarga ODGJ
Berat. Mereka mendapat pelatihan tentang cara mengontrol
minum obat dan melaporkan perkembangan ODGJ Berat kepada
tenaga kesehatan. Keluarga terlatih inilah yang diberi nama
Pajamma (Para Juru Pemantau Minum Obat) yang telah berhasil
meningkatkan disiplin ODGJ Berat untuk berobat teratur.
2. Kebaruan
Sebelum inovasi, Puskesmas Togo-Togo sulit memastikan
ODGJ Berat sudah minum obat secara teratur atau tidak, karena
tidak adanya pencatatan dan pelaporan dari keluarga ke petugas
kesehatan. Setelah inovasi, tenaga kesehatan dimudahkan dalam
mengontrol ODGJ Berat berobat teratur melalui Pajamma yang
dibekali Kartu Kendali sebagai alat kontrol dalam minum obat
yang dilaporkan melalui grup Whatsapp sebagai wadah konsultasi
kesehatan.
3. Keunggulan
Sebelum inovasi, peranan desa/kelurahan terhadap ODGJ
Berat masih belum maksimal baik dari anggaran maupun regulasi.
Begitupun peranan lintas sektor lainnya seperti Dinas Sosial,
Babinsa, Bhabinkamtibmas yang masih minim. Setelah inovasi,
peranan desa/kelurahan menjadi sangat besar, terbukti dengan
telah dianggarkannya penghargaan kepada Pajamma. Adanya
penghargaan kepada Pajamma dari dana desa telah terbukti
berhasil menambah motivasi Pajamma menjalankan tugasnya
memantau ODGJ Berat berobat teratur. Peranan Dinas Sosial,
Babinsa serta Bhabinkamtibmas juga telah sangat aktif dalam
evakuasi ODGJ Berat.
4. Nilai Tambah
Sebelum inovasi, ODGJ Berat dianggap sebagai aib
keluarga dan menjadi beban ekonomi. Setelah inovasi, ODGJ
Berat yang telah rutin berobat dan kondisinya telah membaik,
berkat inisiasi pemerintah desa/kelurahan diberdayakan sebagai
kader posyandu dan diintegrasikan kembali ke masyarakat untuk
berdagang, berkebun, serta bertani. Hal tersebut berdampak
kepada peningkatan produktivitas ODGJ Berat.
Signifikansi
Deskripsi Inovasi
Inovasi ini berdampak signifikan pada Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat yang selama ini tidak berobat
secara teratur. Adanya STOP BASSUNG telah berhasil
mengoptimalkan fungsi keluarga yang dipilih sebagai Para Juru
Pemantau Minum Obat (Pajamma) yang telah dilatih sehingga
mampu melakukan tugas dalam pemantauan ODGJ Berat berobat
teratur.
Tahapan Inovasi STOP BASSUNG yaitu:
1. Pembentukan Tim Inovasi STOP BASSUNG melalui Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Togo-Togo.
2. Penggalangan dukungan dan komitmen Pemerintah
Kecamatan, Desa, Kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas
serta Dinas Sosial dalam keterlibatan inovasi STOP
BASSUNG.
3. Kunjungan ke masing-masing rumah ODGJ Berat untuk
dipilih Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma).
4. Tim STOP BASSUNG melatih Pajamma tentang tata cara
perawatan bagi ODGJ Berat serta pentingnya peran
keluarga dalam kesembuhan ODGJ Berat.
5. Pajamma diberikan Kartu Kendali yang diisi setiap harinya
sesuai dosis obat ODGJ Berat, yang dilaporkan secara rutin
kepada Tim STOP BASSUNG melalui grup aplikasi
Whatsapp ataupun secara langsung.
6. Di akhir bulan, Tim STOP BASSUNG bersama lintas sektor
berkunjung ke rumah ODGJ Berat untuk melihat kondisi fisik,
mental, kejiwaan serta kartu kendali.
7. Setiap 3 bulan, Pajamma yang berhasil memantau ODGJ
Berat berobat teratur dan rutin melapor, oleh Pemerintah
Desa dan Kelurahan diberikan penghargaan. Sedangkan
bagi ODGJ Berat yang rutin berobat dan kondisinya sudah
membaik dalam rentang pemantauan satu tahun, diangkat
sebagai Kader Pos Pelayanan Terpadu.
Penilaian Evaluasi
1. Internal
Evaluasi internal dilakukan melalui Loka Karya Mini
Bulanan setiap bulan. Metode pelaksanaan evaluasi internal
dilakukan dengan melihat indikator capaian Standar Pelayanan
Minimal Program Kesehatan Jiwa yaitu : Capaian ODGJ Berat
yang berobat teratur (100%) Tidak adanya ODGJ Berat yang
dipasung (100%)
2. Eksternal
Evaluasi eksternal dilakukan melalui Loka Karya Mini
Lintas Sektor dengan menampilkan capaian SPM Kesehatan Jiwa
pertriwulan. Evaluasi eksternal juga dilakukan melalui survei
kepuasan masyarakat terhadap keberhasilan inovasi dengan
rentang skoring 1-4 dengan kategori Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS) serta Sangat Tidak Setuju (STS).
Dampak
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Dampak Setelah Setelah
No
Inovasi Sebelum Inovasi Inovasi Tahun Inovasi Tahun
I II
1. ODGJ Berat Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ Dari 12 ODGJ
yang Berobat Berat, hanya 2 Berat, Berat,
Teratur orang yang berobat meningkat meningkat
teratur menjadi 5 lagi menjadi
orang yang 11 orang
berobat yang berobat
teratur teratur
2. ODGJ Berat Terdapat 2 ODGJ 1 ODGJ Berat 1 ODGJ Berat
yang lepas Berat yang di Desa di Kelurahan
pasung dipasung (1 Desa Bungeng Bontoraya
Bungeng dan 1 sudah lepas sudah lepas
Kelurahan pasung dan pasung dan
Bontoraya) berobat berobat
sehingga
sudah tidak
ada yang
dipasung
3. Pajamma Belum ada Sudah ada 5 Sudah ada 11
(Para Juru Pajamma terlatih Pajamma Pajamma
Pemantau yang terlatih yang terlatih.
Minum Obat)
keluarga
terlatih
4. ODGJ Berat Belum ada Kader : 1 Kader : 1
yang Orang Orang
diberdayakan Pedagang : 2 Pedagang : 2
Orang Orang
Tukang Tukang
Kebun : 1 Kebun : 3
Orang Orang Petani
: 2 Orang
5. Stigma ODGJ Berat ODGJ Berat ODGJ Berat
masyarakat dianggap sebagai perlahan diintegrasikan
tentang kutukan berbaur kembali ke
ODGJ Berat dengan masyarakat
masyarakat
6. Kehidupan ODGJ Berat yang Setelah Setelah
ekonomi tidak berobat ODGJ Berat ODGJ Berat
ODGJ Berat teratur melakukan berobat berobat
pembakaran teratur, 4 teratur, 8
rumah, mencederai orang orang
orang lain, diantaranya diantaranya
perusakan fasilitas, diberdayakan, diberdayakan,
yang ditaksir dan dan
200.000.000 (Dua memperoleh memperoleh
Ratus Juta Rupiah) estimasi estimasi
penghasilan: penghasilan:
Kader = Rp Kader = Rp
1.800.000 1.800.000
Pedagang = Pedagang =
Rp 6.000.000 Rp 8.400.000
Tukang Tukang
Kebun = Rp Kebun = Rp
4.000.000 4.000.000
Petani = Rp
1.000.000
Sumber: Data Puskesmas dan Data Sekunder Desa/Kelurahan,
2021
Kontribusi terhadap Capaian TPB
Inovasi STOP BASSUNG telah berkontribusi
merealisasikan Pilar Pembangunan Sosial SDGs pada tujuan
nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, khususnya poin
3.4 yaitu pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka
kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan
dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan. Dengan adanya inovasi ini, telah menjamin Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dapat berobat secara
teratur sehingga secara berangsur-angsur dapat memulihkan
kondisi fisik dan kejiwaannya.
Inovasi ini mampu mewujudkan percepatan reformasi
birokrasi dalam hal pelayanan kepada ODGJ Berat dan
berkontribusi dalam percepatan Program Indonesia Sehat. Selain
itu, peran serta masyarakat dalam pemantauan ODGJ Berat untuk
berobat telah merealisasikan konsep promotif dan preventif, yaitu
upaya deteksi dini bagi ODGJ Berat yang berpotensi putus obat
melalui Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma), dan
meniadakan pemasungan bagi ODGJ Berat melalui edukasi
kepada keluarga dan advokasi pemerintah setempat.
Tidak hanya itu, Puskesmas Togo-Togo telah mendorong
kesejahteraan bagi para Pajamma dan ODGJ Berat itu sendiri.
Dengan terbangunnya kerjasama dengan pemerintah desa dan
kelurahan, Puskesmas Togo-Togo telah berhasil mengadvokasi
bahwa bagi ODGJ Berat yang secara kondisi fisik dan mentalnya
sudah membaik, telah diangkat sebagai Kader Pos Pelayanan
Terpadu di wilayah masing- masing.
Adaptabilitas
Inovasi STOP BASSUNG terdiri dari 2 lokus yaitu Desa
Bungeng tahun 2020 dan dikembangkan di Kelurahan Bontoraya
tahun 2021. Inovasi ini mudah direplikasi melalui pengoptimalan
konsep pemberdayaan. Pemberdayaan ditekankan dengan
dibentuknya Para Juru Pemantau Minum Obat (Pajamma) terlatih.
Pajamma merupakan keluarga terdekat dari ODGJ Berat itu
sendiri, sehingga saat diberikan pelatihan sangat antusias.
Pajamma dengan senang hati telah menjadi motor penggerak
dalam pemantauan ODGJ Berat berobat teratur.
Selain itu, Kartu Kendali yang diberikan kepada Pajamma
mudah diaplikasikan serta sistem pelaporan yang memanfaatkan
teknologi grup Whatsapp telah menciptakan sistem terintegrasi.
Adapun penghargaan berupa sembako telah diberikan sebagai
apresiasi kepada Pajamma maupun ODGJ Berat yang kondisinya
sudah membaik dan telah diangkat sebagai Kader Posyandu,
bersumber dari dana desa. Tidak hanya itu, ODGJ Berat yang
telah rutin berobat pun telah difasilitasi oleh desa/kelurahan untuk
kembali diintegrasikan ke masyarakat seperti berdagang,
berkebun serta bertani. Hal tersebut dapat terealisasi berkat
advokasi kepada pemerintah desa/kelurahan.