Anda di halaman 1dari 11

“PENTING

ELING MAS
BRO“
(Pencegahan Stunting Sejak Dini melalui Konseling Ibu
Hamil Puskesmas Bojonegoro)

Proposal Inovasi
Puskesmas Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro
“PENTING ELING MAS BRO“
(Pencegahan Stunting Sejak Dini melalui Konseling
Ibu Hamil Puskesmas Bojonegoro)

RINGKASAN PROPOSAL
“PENTING ELING MAS BRO” (Pencegahan Stuting Sejak Dini melalui Konseling
Ibu Hamil Puskesmas Bojonegoro) merupakan kegiatan inovasi Puskesmas Bojonegoro
yang mengintegrasikan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan Upaya
Kesehatan Perorangan. Inovasi ini menargetkan ibu hamil sebagai sasaran. Dengan
pemberian konseling diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan sasaran sehingga
pada akhirnya terbentuk perilaku-perilaku yang mampu menunjang kehidupan lebih
sehat dan bebas stunting sejak dini.

Tujuan “PENTING ELING MAS BRO” juga sesuai dengan salah satu target
Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malutrisi pada
tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.
Rincian kegiatan inovasi adalah sebagai berikut:
1. Konseling pada ibu hamil (Materi gizi dan kesehatan ibu)
2. Kujungan rumah ibu hamil dan menyusui
3. Monitoring Posyandu
4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Dampak yang dirasakan setelah pelaksanaan “PENTING ELING MAS” adalah
peningkatan pengetahuan sasaran sebesar rata-rata 31% yang diukur melalui
instrument pretest dan posttest. Selain itu, sampai bulan Februari 2020 terjadi
penurunan prevalensi stunting sebesar 2,6% dari tahun sebelumnya yakni 154 dari total
2867 balita atau sebesar 5,4%.
“PENTING ELING MAS BRO“
(Pencegahan Stunting Sejak Dini melalui Konseling
Ibu Hamil Puskesmas Bojonegoro)

Pelaksanaan Inovasi Pelayanan Publik : Januari – Maret 2020


Kategori Inovasi Pelayanan Publik : Kesehatan

TUJUAN INISIATIF
Gambarkan/ jelaskan tujuan inisiatif (“gagasan”) munculnya inovasi ini!
Jawaban:
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan karena kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang lama. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan
World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/ South-East Asia Regional (SEAR). Rata-
rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.
Prevalensi stunting di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2019 sebesar 7,45%.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sendiri menargetkan pada tahun 2020 prevalensi
stunting turun menjadi 7,15%. Sementara itu, data stunting di Puskesmas Bojonegoro
pada bulan Februari dan Agustus tahun 2019 yakni 253 dan 206 kasus. Apabila dirata-
rata yakni sebanyak 230 kasus atau sebesar 8% dari total balita. Angka tersebut masih
jauh dibandingkan target penurunan prevalensi Stunting Kabupaten Bojonegoro tahun
2020.
Stunting pada balita menjadi perhatian serius karena berdampak tidak hanya di
sektor kesehatan melainkan juga ekonomi dan pembangunan. Dampak stunting juga
dapat dirasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Stunting dapat terjadi karena banyak faktor. Dapat dimulai dari pra-konsepsi ketika
seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia. Menjadi parah ketika hamil
dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan, ditambah lagi ketika ibu hidup di
lingkungan dengan sanitasi kurang memadai.
Upaya pencegahan penting dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi
stunting, diantaranya yang paling penting adalah intervensi terhadap ibu hamil dan
bersalin serta balita pada 1000 hari pertama kehidupan.
Puskesmas sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan memiliki peran
penting untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan di wilayahnya,
termasuk stunting. Dengan masih tingginya angka prevalensi stunting di wilayah kerja
Puskesmas serta rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai stunting, maka
Puskesmas berupaya untuk melakukan upaya pencegahan dengan meningkatkan
pengetahuan sasaran melalui konseling sejak awal proses kehidupan saat bayi masih
dalam kandungan.

KESELARASAN DENGAN KATEGORI YANG DIPILIH


Jelaskan keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih!
Jawaban:
Inovasi “PENTING ELING MAS BRO” berkaitan dengan bidang kesehatan,
khususnya sebagai langkah untuk mengurangi angka prevalensi kasus stunting di
Indonesia. Penurunan angka prevalensi stunting juga sesuai dengan salah satu target
Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malutrisi pada
tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.
Rincian kegiatan inovasi adalah sebagai berikut:
1. Konseling pada ibu hamil (Materi gizi dan kesehatan ibu)
2. Kujungan rumah ibu hamil dan menyusui
3. Monitoring Posyandu
4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

SIGNIFIKANSI (ARTI PENTING)


Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi kekurangan atau
kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan publik di suatu negara atau
wilayah tertentu. Inisiatif tersebut harus berdampak positif terhadap kelompok-kelompok
penduduk, termasuk kelompok yang rentan (yaitu anak anak, perempuan, orang tua,
orang cacat dll) dalam konteks atau wilayah anda.
Jawaban:
Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Inovasi ini mampu meningkatkan pengetahuan atau
kognitif sasaran mengenai stunting dan upaya pencegahannya. Inovasi ini juga
menargetkan kelompok rentan yaitu wanita khususnya ibu hamil.

INOVASI
Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks wilayah anda.
Jawaban:
“PENTING ELING MAS BRO” menjadi inovatif karena memberikan indikator yang
jelas tentang keberhasilan pelaksanaan konseling, melalui adanya pretest dan posttest,
sehingga proses evaluasi kegiatan mejadi jelas dan terukur. Selain itu, inovasi ini juga
mengintegrasikan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan Upaya Kesehatan Perorangan
sebagai upaya terpadu pencegahan stunting.

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 1


TRANSFERABILITAS
Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah diterapkan dan
diadaptasi (disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya negara atau wilayah lain)? jika
Ya, tolong jelaskan dimana dan bagaimana prosesnya
Jawaban:
Inovasi “PENTING ELING MAS BRO” adalah inovasi yang memiliki potensi besar
untuk dapat diterapkan dan diadaptasi oleh instansi lain, khususnya Puskesmas,
karena, penerapannya mudah untuk dilakukan serta tidak membutuhkan terlalu banyak
sumber daya.

SUMBER DAYA
Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang digunakan untuk
melaksanakan inovasi tersebut?
Pemangku kepentingan lain mana di dalam institusi yang terlibat dan memberikan
kontribusi dalam memunculkan dan melaksanakan inisatif ini?
Langkah- langkah/ strategi apa yang dilakukan inovator dalam memobilitasi/
menggerakan seluruh sumber daya internal maupun eksternal?
Jawaban:
Sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan inovasi PENTING
ELING MAS adalah:
1. KEUANGAN
Sumber anggaran dalam kegiatan ini adalah Dana Alokasi Khusus Non Fisik dan
dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. MANUSIA
Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah tenaga
kesehatan sebagai pelaksana yakni bidan, ahli gizi, dan dokter sebagai pemberi
layanan konseling.
3. MATERIAL
Material atau bahan yang dibutuhkan yakni media konseling (berupa lembar balik
dan alat peraga), instrumen penilaian keberhasilan layanan konseling (soal pretest
dan posttest), buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
4. METODE
Metode yang digunakan yakni konseling dengan sasaran ibu hamil.

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 2


Bagaimana keberlanjutan sumber daya yang digunakan dalam inovasi ini? apakah
hingga saat ini sumber daya masih tersedia?
Jawaban:
Inovasi masih berlanjut dan dilakukan, serta didukung oleh sumber daya yang
masih tersedia dengan materi konseling yang semakin bervariasi dan menyesuaikan
dengan kebutuhan sasaran.
Sebagai upaya untuk keberlanjutan kegiatan inovasi “PENTING ELING MAS
BRO” diperlukan pelaksanaan pengelolaan kegiatan sesuai dengan siklus manajemen
yakni PDCA (Plan, Do, Check, dan Action).

DAMPAK
Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya melalui evaluasi
internal atau eksternal misalnya evaluasi dari lembaga lain yang relevan?
Jawaban:
Inovasi ini telah dievaluasi secara resmi melalui forum internal Puskesmas yang
membahas mengenai penanggulangan stunting di wilayah kerja Puskesmas
Bojonegoro. Adapun setelah dilaksanakannya inovasi “PENTING ELING MAS BRO”
didapatkan hasil dari total 20 ibu hamil yang mendapatkan konseling 100% mengalami
peningkatan pengetahuan. Hal tersebut dapat diketahui dan diukur menggunakan
instrument pretest dan posttest. Rata-rata peningkatan skor sebelum dan setelah
pelaksanaan konseling bagi ibu hamil adalah 31%.
Selain itu, prevalensi stunting pada bulan Februari 2020 yakni 154 dari total 2867
balita atau sebesar 5,4%, hal tersebut mengalami penurunan sebesar 2,6% dari tahun
sebelumnya.

KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN


Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan kontribusi
mereka dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi inovasi ini.
Jawaban:
Pelaksanaan kegiatan inovasi “PENTING ELING MAS BRO” membutuhkan peran
serta lintas sektor untuk mendukung ketercapaian tujuan, stakeholders yang terlibat
diantaranya:
NO LINTAS SEKTOR PERAN
1 Camat Bertanggung jawab di wilayah kecamatan,
merencanakan, penggerak, pengawas,
pengendalian dan peningkatan dalam kegiatan
“PENTING ELING MAS BRO”

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 3


NO LINTAS SEKTOR PERAN
2 Danramil dan Kapolsek Perlindungan dan pendampingan dalam
pelaksanaan kegiatan “PENTING ELING MAS
BRO”
3 TP-PKK  Memeotivasi dan pembinaan kader untuk turut
berperan dalam pengawasan ibu hamil dan
pelaksanaan Posyandu bersama dengan
Puskesmas
 Pembinaan dan penyuluhan masyarakat terkait
pencegahan dan penanggulangan stunting
4 Kepala Desa/ Lurah  Bertanggung jawab di wilayah desa serta
sebagai pengambil keputusan kebijakan
kesehatan
 Membantu penggerakan masyarakat sasaran
kegiatan “PENTING ELING MAS BRO”
 Bekerja sama dalam perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta
rencana tindak lanjut kegiatan “PENTING
ELING MAS BRO”
5 Tokoh Masyarakat  Membantu penggerakan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan “PENTING ELING MAS
BRO”
 Membantu sosialisasi kegiatan “PENTING
ELING MAS BRO” kepada masyarakat di
wilayahnya

PELAJARAN YANG DIPETIK


Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini dapat
ditingkatkan lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang membuat inovasi ini
hebat, yang membawa perubahan yang lebih cepat dan lebih luas.
Jawaban:
Stunting dapat terjadi karena banyak faktor, sehingga pelajaran yang dapat
diambil adalah Puskesmas tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan kerjasama yang kuat
bagi lintas program maupun lintas sektor.
Inovasi ini juga akan lebih optimal dan membawa perubahan besar apabila
dilaksanakan secara berkesinambungan dan lebih luas. Usulan hal-hal yang dapat
ditingkatkan dalam inovasi ini yaitu:

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 4


1. Sasaran dalam inovasi ini sebaiknya tidak dikhususkan pada ibu hamil, melainkan
dapat diperluas seperti intervensi pada bayi, balita, dan remaja sebagai upaya
memutus rantai penyebab stunting pada semua kelompok umur.
2. Perlunya menggerakan kelompok masyarakat di luar Puskesmas untuk turut serta
membantu pelaksanaan kegiatan seperti kader Posyandu, kader Tiwi Husada dan
Santri Husada.
3. Mengupayakan kerjasama yang lebih kompak dan terpadu dengan lintas program
serta upaya advokasi secara berkesinambungan dengan lintas sektor baik dalam
hal perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi kegiatan.

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 5


DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Konseling Ibu Hamil

Gambar 2. Konseling Ibu Hamil

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 6


Gambar 3. Contoh Instrument Penilaian

Gambar 4. Sosialisasi dan Updating Materi Stunting bagi Kader Posyandu

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 7


Gambar 5. Sosialisasi dan Updating Materi Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 6. Kegiatan Kelas Ibu Hamil

“PENTING ELING MAS BRO” Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai