Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL INOVASI bbbbbbb

PUSKESMAS GITIK KECAMATAN ROGOJAMPI


BANYUWANGI
JL.RayaSempiNO.24Telepon(0333)631118Rogojampi(68462)
Email :gitikpuskesmas@yahoo.co.id

Website : www.puskesmasgitik banyuwangi.com


Proposal
Teropong Jiwa(Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan
Jiwa) Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan public :Rabu 3 maret2017
Kategori pelayanan publik :Kesehatan (Non covid)

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 1
Ringkasan Proposal

Diwilayah Puskesmas Gitik Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi terdapat 54 kasus


Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dari jumlah tersebut 7 penderita di Pasung, 37 kasus
kekambuhan diantaranya 6 rujuk bolak balik rehabilitasi ke Rumah Sakit Jiwa licin atau
RSJ Lawang Malang. Kecenderungan yang ada, mereka yang kambuh sering meresahkan
masyarakat bahkan sampai mengancam jiwa orang lain. belum lagi yang ada dijalan-jalan
sehingga mengganggu pemandangan paras cantik Banyuwangi sebagai destinasi wisata.

Permasalahan diatas masih ditambah dengan banyaknya pengaduan kasus pasung dan
ODGJ yang marah-marah ditempat umum, telanjang di jalan-jalan, bahkan sampai
membawa parang untuk mengancam jiwa orang disekitarnya.

Selama ini ODGJ hanya mengandalkan pengobatan secara medis seumur hidup.Padahal untuk
berobat sampai bolak balik Rehabilitasi sangat butuh biaya sehingga sangat membebani
anggaran keluarga dan Pemda, karena sebagian besar mereka keluarga tidak mampu.
Pengobatan bukanlah jalan keluar yang final karena sejatimya aktifitas setelah rehabilitasi
inilah yang menjadi salah satu kunci kesembuhan ODGJ.

Berangkat dari masalah diatas, Puskesmas gitik bersama pemangku kepentingan dengan
merangkul para pengusaha ,dan orang tua asuh membuat terobosan inovasi berupa TEROPONG
JIWA (Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa) dengan stategi
melatih keterampilan ODGJ yang sudah stabil mentalnya (waras) dan membuat kolaborasi
(Perjanjian Kerja Sama) PKS yang kita sebut “siji ati” (satu hati) untuk menampung dan
mempekerjakan mereka.

Dampaknya, selama berjalan mulai 2017 -2019 sudah ada 27 mantan ODGJ yang bekerja dan
ditampung oleh keluarga dan pengusaha asuh. Mereka menyebar di berbagai UMKM
yaitu ,olahan kue khas banyuwangi, pabrik krupuk, juru parkir, toko klontongan, pertanian dan
kerajinan di LKP pusat kerajinan WONG OSING. Rata-rata mereka sebulan mendapatkan hasil
antara 500 - 1 juta. Hebatnya, hasil produk kerajinan mereka sudah banyak yang di pasarkan
secara online dengan bergabung di Banyuwangi mall. Sedangkan dengan Pusat kerajinan wong
osing sudah sering melakukan display di kegiatan- kegiatan penting daerah dan kunjungan dari
daerah lain.

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 2
“TEROPONG JIWA”
(Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa)

TUJUAN INOVASI

Gambarkan/Jelaskan tujuan (“gagasan”) munculnya inovasi ini


Tujuan utama dari inovasi ini adalah Memberikan penanganan masalah ODGJ
secara komperhensif sehingga kasus pemasungan dan kekambuhan yang merujuk
bolakbalik rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa berhenti dengan cara melatih mereka
keterampilan dan memperkerjakanmereka.

Peningkatan kasus ODGJ Banyuwangi khususnya diwilayah kerja Puskesmas Gitik


Rogojampi ibarat kanker stadium lanjut yang menggerogoti kondisi keamanan,
kenyamanan lingkungan dan wajah cantik kota Banyuwangi yang saat ini sangat
memprioritaskan sektor pariwisata.

Pada tahun 2016 saja kasus ODGJ di Kecamatan Rogojampi ada 54


penderita.Terdiri dari 7 kasus pasung 37 kasus kekambuhan diantaranya 6 bolak
balik rehabilitasi ke RS jiwa. Sedangkan sisanya ODGJ dengan perawatan rutin di
puskesmas seumur hidup.

Rehabilitasi ini sangat membebankan anggaran Daerah karena kebanyakan


penderita masuk kategori keluarga miskin dan butuh perawatan dan pengobatan
jangka panjang.Setigma dan diskriminasi di masyarakat semakin masif,perceraian
meningkat,penurunan prokduksifitas keluarga danparahnya lagi beresiko terjadinya
tindakan kekerasan bahkan ancaman pembunuhan oleh ODGJ terhadap orang lain.

Gebrakan TEROPONG JIWA merupakan langkah “Amputasi” permasalahan tersebut


dengan menekankan partisipasi masyarakat dan pengusaha asuh untuk
memperkerjakan ODGJ yang sudah stabil (waras), sehingga dapat hidup layak,
produktif dan membaur lagi ditengah masyarakat.

KESELARASAN

Jelaskan keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih


Inovasi ini selaras dengan kategori kesehatan. Karena inovasi ini dibuat untuk
memberi pelayanan public terutama kepada ODGJ di wilayah kerja PuskesmasGitik.

Tim dari inovasi ini terdiri dari seorang dokter, Koordinator progam jiwa, bidan dan
KADER kesehatan Jiwa.Tim ini akrab disebut KESAT (Kembali sehat) yang diwadahi
melalui Whats App grup Sehat Jiwa untuk koordina. Tim KESAT ini sudah
mendapatkan pelatihan tentang penaganan ODGJ oleh tenaga ahli dari dinas kesehatan
banyuwangi.

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 3
SIGNIFIKASI (ARTI PENTING)

Jelaskan bagaimana inovasi ini berperan penting dalam mengatasi


kekurangan/ kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan
publik di wilayah Anda.

1. Membentuk tim KESAT. Dengan menunjuk tenaga yang dilatih khusus untuk
penanganan penderita jiwa. Tugasnya, mengkondisikan pelayanan dan antar
jemput ODGJ ke Poli kesat. sedangkan untuk terapis dilakukan oleh tenaga
dokter. Untuk Intruktur pelatihan, dipandu langsung oleh KADER keswa.

2. Menyiapkan Poli KESAT untuk pelayanan dengan penekanan pelatihan bagi


penderita yang WARAS. Selain itu juga menekankan terapi hiburan nyanyi
bersama, dengan kelengkapan alat musik. Poli Kesat juga menerima konsultasi
dari wilayah lain sehingga bisa mengurangi rujukan dirumah sakit jiwa.

3. Para ODGJ yang WARAS, dilatih keterampilan membuat TAS, PIRING dari
bahan bekas (Recycle), KUE tradisional, PIN destinasi, dan masak memasak serta
berhias. Harapannya, dari rangsangan kreatifitas ini akan mengembalikan akal
sehat dan semangat kerja. Sebagai reward, saat pelatihan yang menunjukan hasil
terbagus maka akan mendapatkan seperangkat alat mandi. Setelah mahir, maka
disalurkan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh Puskesmas dan keluarga
pengusaha asuh (PKS)

4. Tim Kesat menyiapkan akses komunikasi dengan masyarakat melalui Call center
Puskesmas nomor 0333 631118 dan Koordinator jiwa no 082244347480.

5. Selama dua tahun,berjalan, 27 mantan ODGJ bekerja keluarga dan pengusaha


asuh. Mereka menyebar di berbagai tempat yaitu olahan kue, pabrik krupuk, juru
parkir, toko klontongan, pertanian dan kerajinan. Rata-rata berpenghasilan 500
ribu - 1juta.

INOVATIF

Jelaskan sisi inovatif dari inovasi ini dalam konteks wilayah Anda.

Inovasi dengan penekanan PEMBERDAYAAN ODGJ WARAS adalah inovatif.Ini


merupakan pendekataan baru untuk menjaga kekambuhan penderita jiwa. Dengan
aktifitas yang produktif maka akal sehatnya akan terjaga, dan menimbulkan energy
positif.

Fasilitasi pemberdayaan dengan KOLABORASI perjanjian kerja sama antara


puskesmas dan keluarga asuh serta pengusaha asuh akan menjamin keberlanjutannya.
Dengan langkah ini bisa meningkatkan derajat hidup penderita jiwa yang selama ini

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 4
menjadi beban keluarga, masyarakat dan bahkan Negara.Dengan pola ini juga, bisa
menekan angka kemiskinan.Dan menjadi UNIK, inovasi ini juga mampu menekan
angka PERCERAIAN di kabupaten banyuwangi.

Jelaskan apakah inovasi ini asli atau merupakan adaptasi /modifikasi


/replikasi dari konteks lain.

Teropong jiwa merupakan replikasi inovasi “Goyang Terajana” (gerakan tersayang


terapi rehabilitasi yang terencana) Kabupaten Jombang.Namun dalam implementasinya
hanya sampai mengadakan pelatihan di internal Puskesmas.Sedangkan untuk
TEROPONG JIWA selain yang dikerjakan oleh kabupaten jombang, juga langsung
memberdayakan dengan menitipkan kepada keluarga asuh dan pengusaha asuh.

Dibalik keberhasilan inovasi TEROPONG JIWA, kondisi menjadi terbalik karena


inovasi yang di jombang ternyata mereplikasi pemberdayaan ODGJ WARAS sebagai
penguatan inovasinya. Sehingga terjadi komunikasi antar inovator yang saling
menguntungkan

TRANSFERABILITAS

Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah diterapkan


dan diadaptasi (disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya wilayah atau
unit lain)
Peluang replikasi :
1. Teropong jiwa sudah direplikasi oleh beberapa puskesmas yang di banyuwangi al:
puskesmas kabat, puskesmas sobo, badean, gladak dan kedungwungu.

2. Inovasi ini telah diresmikan oleh Bupati Banyuwangi dan dihadiri Kepala
DINKES Propinsi jawa timur.

3. Banyaknya kunjungan dari luar Kabupaten dan luar Propinsi yaitu Kab. Kota
Malang, KEMENKES, Tasikmalaya NTB, Sulawesi (Jene Ponto),Kulon Progo
Jawa tengah.Boyolali dengan meminta konsep teropong jiwa. Bahkan pernah
ditinjau oleh IbuNegara IRIANA Jokowi.

4. Beberapa kali diliput oleh media cetak, Online dan elektronik.

SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN

Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang digunakan
untuk melaksanakan inovasi tersebut?

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 5
1. Keuangan : Inovasi ini hanya membutuhkan anggaran 8 juta,dengan rincian 5 juta
untuk pengkondisian POLIKESAT dan 3 juta untuk alat alat keterampilan.
SDM :Dokter,Perawat,Bidan dan KADER
Penunjang : Ambulan,jiwakits

2. Strategi mobilisasi sumberdaya : Inovasi ini merujuk kebijakan dan komitmen


Puskesmas dan Usulan anggaran kegiatan ProgamJiwa.

3. Keberlanjutansumberdaya :
Dalam Inovasi ini dengan mengalokasikan Dana Bantuan Operasional Kesehatan
Tahun 2016 sebesar Rp.5.062.000,- , tahun 2017, 2018 sebesar Rp7.270.000,- dan
2019,sebesar 9.300.000 diperuntukkan untuk transport penjaringan ODGJ dan
kunjungan rumah serta selalu pengusulan anggaran setiap tahun. Sedangkan bahan
keterampilan kita recycle bahan- bahan bekas.

Jelaskan apakah dan bagaimana keberlanjutan dari inovasi ini (meliputi


aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan).

 Aspeksosial : Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ODGJ


 Aspek ekonomi : Inovasi ini sangat membantu meringankan beban anggaran
daerah karena dengan inovasi ini jumlah ODGJ miskin yang meminta dana
desa( SPM ) sudah jarang malahan memberikan hampir 27 ODGJpenghasilan.
 Aspek lingkungan : Inovasi ini mampu menciptakan lingkungan yang kondusif karena sudah
tidak ada lagi ancaman-ancaman dan kegaduhan dari penderita jiwa.
 Aspek kesehatan : pelayanan kesehatan penyakit jiwa merupaka tupoksi dari
puskesmas. sehingga menjamin keberlanjutannya
 Aspek regulasi : inovasi ini dikuatkan oleh SK TEROPONG JIWA
Nomor:188./4.01.24/429.114.13/2017
 Aspek anggaran : anggaran inovasi ni ditopang dari anggaran BOK. Tahun 2016
sebesar Rp.5.062.000,- , tahun 2017, 2018 sebesar Rp7.270.000,-2019 sebesar
9.300.000.

DAMPAK

Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya, melalui
evaluasi internal atau eksternal, misalnya evaluasi yang dilakukan oleh
APIP atau lembaga lain yangrelevan.

Jawaban :iya

Jelaskan bagaimana inovasi ini dievaluasi dampaknya pada :


 Target /kelompoksasaran
 Kelompok masyarakat diluar kelompoksasaran

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 6
 Aspek tata pemerintah instansi (efisiensi anggaran daerah dan/atau pemangku
kepentingan lainnya tingkatakubilitas)

1. Secara resmi evaluasi internal dilakukan setiap bulan pada mini lokakarya
Puskesmas,dan setiap tahun oleh DINKES.
2. Evaluasi dampak
Kelompok sasaran : ODGJ diperlakukan sesuai manusia sehat lainnya sesuai
dengan amalan pancasila sila ke 2 dan HAM.
Luarsasaran : Masyarakat mengembangkan sikap peduli dan gotong
royong kepada tetangga yang ODGJ.
Instansi : Inovasi ini mengembangkan pemasaran online dimana
sudah banyak UMKM yang sudah menjadi kelompok Banyuwangi mall.

Indikator – indikator apa yang digunakan dalam evaluasi ini.

Sebelum inovasi dilaksanakan :

1. Jumlah kasus rujukan untuk Rehabilitasi tahun 2016 sebanyak 13


kasus,tahun 2017 3 kasus
2. Kasus kekambuhan sangat tinggi yaitu 37 kasus, pemasungan 7 dan tidak
terurus di jalan-jalan.
3. ODGJ yang bekerja nihil
4. Terdapat 3 kasus perceraian ODGJ karena malu dengan pasangan yang
ODGJ.
Setelah inovasi dilaksanakan :

1. Pada 2 tahun terakhir jumlah rujukan nihil.


2. Kekambuhan nihil,kasus pasung nihil sampai 2019
3. Sebanyak 27 ODGJ bekerja bersama keluarga dan pengusaha asuh.
4. Perceraian pasangan ODGJ dikarenakan rasa malu dan tidak dapat
menafkahi sampai 2019 nihil.

KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan
kontribusi mereka dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
inovasi ini.

Teropong Jiwa dalam penerapannya melibatkan :


1. Kepala DINKES Banyuwangi sebagai pembinautama,yaitu Penganggaran BOK
2. Camat Rogojampi dan FORPIMKA sebagai Pembina dan pemberi kebijakan di
wilayah kecamatan dengan terbitnya :
 SK Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) oleh Bupati

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 7
Banyuwangi yang merujuk terbitnya SK TPKJM Kecamatan nomor
:188/30/429.507/2018

 SK TEROPONG JIWA Nomor 188./4.01.24/429.114.13/2017


3. Kepala UPTD Puskesmas Gitik sebagai penanggung jawab kegiatan,yaitu
memastikan inovasi berjalan
4. Lembaga kerajinan “wong osing”, keluarga pengusaha asuh sebagai penampung
ODGJ untuk diperdayakan.
5. UMKM kue tradisional di pengantigan Bpk Agus
6. UMKM krupuk ikan di karang bendo Bpk Haris
7. Bapak Hasan keluarga asuh,memperkerjakan ODGJ di sektor pertanian.
8. Programer jiwa sebagai koordinator jiwa,yaitu monitoring evaluasi kegiatan.
9. TOGA,TOMA dan KADER kesehatan Jiwa sebagai penjaring atau penemuan
kasus Jiwa.

Pelajaran yang dapat dipetik

Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini
dapat ditingkatkan lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang
membuat inovasi ini luar biasa yang membawa perubahan yang lebih cepat
dan lebih luas.

1. Menigkatkan kepedulian masyarakat sesuai karakter Bangsa Indonesia


yang suka gotong royong
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat karena ODGJ sudah bekerja lagi
3. Memperkokoh hubungan suami istri,karena hampir semua pasangan
malu dengan pasangan yang ODGJ.
4. Mencegah tingginya perceraian antara pasangan ODGJ
5. Memperindah kota Banyuwangi yang bebas gelandangan dipingir jalan

UPTDPuskesmasGitikRogojampi[Typetext] Page 8
Foto Kegiatan inovasi Teropong Jiwa adalah :
Sebelum Sesudah

Kasus pasung diperkerjakan di pusat kerajinan

Pembentukan KSP Peresmian Poli KESAT oleh Bupati

Pelatihan di Poli KESAT Hasil keterampilan dan liputan media

Kunjungan luar kabupaten Sanggar kerajinan wong osing

DOKUMENTASI KUNJUNGAN IBU NEGARA (IBU HJ IRIANA S.E, M.M)

UPTD Puskesmas Gitik Rogojampi th 2019 page9

Anda mungkin juga menyukai