Anda di halaman 1dari 10

SINOVIK UPT PUSKESMAS SUKARASA

GELATIK

(Gerakan Lansia Aktif & Produktif)

Disusun Oleh :

dr. Hj. RR. Theresia Widuri

NIP. 19770208 200604 2 020

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SUKARASA

JL. Gegerkalong Hilir No 157 Telepon 022 2004741

2017
GELATIK

(Gerakan Lansia Aktif & Produktif)

Analisis Masalah
Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini?

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (2005–2024) menetapkan


bahwa pembangunan kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan,
dari upaya kesehatan yang bersifat Kuratif bergerak ke arah upaya kesehatan
Preventif dan Promotif, sesuai kebutuhan dan tantangan kesehatan.

Tantangan kesehatan saat ini, bahwa Indonesia menghadapi masalah


kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya
penyakit tidak menular dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya
sudah teratasi.

Menurut Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014,
kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular, yaitu Stroke menduduki
peringkat pertama. Dengan demikian, trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring
dengan perubahan perilaku hidup di masyarakat. Tentunya, hal ini menjadi ancaman
bagi produktifitas bangsa kita. Usia produktif yang besar dan seharusnya
memberikan kontribusi pada pembangunan akan terancam apabila derajat
kesehatannya terganggu oleh penyakit tidak menular dan perilaku hidup yang tidak
sehat.

Dalam mengatasi hal ini, diperlukan upaya pendekatan promotif dan preventif
yang sangat efektif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan. Karena pada
dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung
pada perilaku individu. Yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan
sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber
daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi. Maka, dibuatlah program
GELATIK (Gerakan Lansia Aktif dan Produktif) sebagai solusi dari masalah
diatas.
Pendekatan Strategis
Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini
telah memecahkan masalah tersebut?

GELATIK (Gerakan Lansia Aktif & Produktif) ini awalnya di inisiasi oleh
Kepala UPT Puskesmas Sukarasa berkaitan dengan hasil analisa kujunganpasien
terbanyak adalah lansia, 10 penyakit terbanyak masih didominasi penyakit tidak
menular, dan belum terbentuknya posbindu PTM di Kecamatan Sukasari. Berangkat
dari pemikiran bahwa dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh
Puskesmas, maka untuk mengatasi masalah yang ada dibutuhkan pemberdayaan
dan peningkatan peran serta semua pihak, meliputi pemerintah kewilayahan
setempat dan semua komponen masyarakat.
Alternatif pemecahan masalah tersebut diutarakan kepada lintas sektor melalui
kegiatan RAKORKESWIL (Rapat Koordinasi Bidang Kesehatan) tingkat wilayah
Bojonegara. GELATIK ini dicoba di implementasikan di dalam gedung dan seluruh
posyandu di kecamatan Sukasari.

Tujuan umum

Memperkuat partisipasi masyarakat dalam program kesehatan

Tujuan khusus

 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan


 Meningkatkan kegiatan masyarakat dalam mengantisipasi dan melakukan
tindakan penyelamatan terhadap ibu hamil, nifas, bayi, anak dan Masyarakat
umumnya.
 Meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyakit tidak
menular.
 Meningkatkan kualitas hidup lansia
 Meningkatkan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif

GELATIK ini merupakan kegiatan yang terintegrasi dan kolaborasi dengan


kegiatan dalam dan luar gedung baik antar pelayanan maupun antar program.
GELATIK terdiri dari beberapa kegiatan di dalamnya yaitu ;

1. I LOPE U (Ikutan Pelayanan Pengobatan Penuh Perasaan Yuk!)


Setiap hari kami melakukan kegiatan kegiatan pelayanan pengobatan bagi
lansia di dalam gedung dengan poli terpisah sehingga lansia tidak perlu
menunggu lama. Selain itu, puskesmas kami sudah ramah lansia dengan
adanya petugas yang akan mengarahkan lansia mulai dari pintu masuk
hingga ruang tunggu, memperhatikan keselamatan pasien, dan toilet ramah
lansia.
2. PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta,
Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien. PROLANIS UPT Puskesmas Sukarasa
bukan hanya dilaksanakan di dalam gedung namun juga mengagendakan
gathering di luar gedung.

3. GGS (Ganteng Geulis Sehat)


Kemasan menarik dari Posbindu PTM dimana dilaksanakan deteksi dini
penyakit tidak menular dengan mengambil darah di perifer untuk
pemeriksaan gula darah, kolesterol dan asam urat. Posbindu PTM di UPT
Puskesmas Sukarasa bukan hanya diikuti oleh lansia namun usia >15th.

4. Akininiwiyata
Wujud penghargaan bagi lansia yang berpartisipasi aktif di posbindu dan
tetap produktif di usia lanjut.

Pelaksanaan dan Penerapan


Bagaimana strategi ini dilaksanakan?

 PLAN
Kami melakukan perencanaan sejak triwulan ke I tahun 2017, membuat
rancangan kegiatan, siapa saja yang terlibat, kapan akan mulai dilaksanakan,
bagaimana penyelenggaraannya, dimana saja akan dilaksanakan hingga
menentukan nama program inovasi.

 DO
Pada triwulan ke II 2017, kami melakukan sosialisasi melalui acara
RAKORKESWIL. Undangan yang hadir terdiri dari lintas sektor yang berperan
penting bagi keberlangsungan program.

Semenjak juni 2017 sudah mulai di SK-kan dan di laksanakan.

 EVALUATION
Kemudian dilakukan follow up serta pembinaan tiap bulannya hingga saat
ini.
Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?

Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan GELATIK ini yaitu :


 Camat dan jajarannya,
 Muspika Kecamatan Sukaari
 Seluruh lurah se-Kecamatan Sukasari beserta staf.
 Petugas Kesehatan Puskesmas dibawah binaan Dinas kesehatan Kota
Bandung
 LPM Kecamatan dan Kelurahan
 TP PKK Kecamatan dan Kelurahan
 Para ketua RW terutama RW yang dijadikan percontohan (RW 2 Kelurahan
Isola, RW 4 Kelurahan Sarijadi, RW 3 Kelurahan Sukarasa, dan RW 8
Kelurahan Gegerkalong)
 Kader Posyandu se kecamatan Sukasari
 Para tokoh masyarakat dan tokoh agama
 Karang taruna di kelurahan
 Bidan praktek Mandiri, Klinik pratama, dan Apotik 7 menit, mewakili pihak
sarana kesehatan swasta yang terlibat.
 Pihak Swasta lainnya seperti Oribest dan Bank BRI
 PWRI, LLI dan organisasi lainnya
 Seluruh masyarakat di wilayah kerja
Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana
sumber daya itu dimobilisasi?

Sumber daya yang digunakan untuk inisiatif ini, yaitu :


1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia yang berasal dari internal yaitu tenaga pelaksana
pelayanan kesehatan menggunakan tenaga kesehatan di Puskesmas
karena memang sudah kewajiban Puskesmas untuk melaksanakan
urusan kesehatan di wilayah kerjanya. Dimana SDM UPT Puskesmas
Sukarasa sebanyak 43 orang, dan sumber daya manusia yang berasal
dari eksternal adalah dari aparat pemerintahan kewilayahan yaitu camat,
lurah, dan jajarannya. Juga sumber daya manusia yang berasal dari
masyarakat, pada implementasi inisiatif ini diupayakan semua komponen
masyarakat terlibat, dengan cara digerakkan / diberdayakan oleh para
tokoh masyarakat dan TP PKK.

2. Sumber Daya Keuangan


Pembiayan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan inisiatif ini,
seperti pelaksanaan kegiatan sosialisasi, rapat koordinasi, peningkatan
kapasitas kader kesehatan oleh Puskesmas, dan pelayanan kesehatan
dalam dan luar gedung, dibiayai menggunakan sumber dana yang ada di
Puskesmas, yaitu dana APBD kota Bandung, APBD Provinsi jawa Barat
dan APBN (BOK/Bantuan Operasional kesehatan), dimana berbagai
kegiatan dilakukan secara kolaboratif dan terintegrasi lintas program
kesehatan, agar dapat berjalan secara efektif dan efisien, pembiayaan
menggunakan sumber dana yang ada di kecamatan dan kelurahan,
terintegrasi dengan kegiatan rutin yang dilakukannya, dan pembiayaan
yang berasal dari Sumber dana menggunakan dana swadaya masyarakat
(seperti iuran RW untuk kegiatan Posyandu), juga memanfaatkan dana
yang turun langsung dari pemerintah kepada masyarakat misalnya
penggunaan dana PNPM untuk pembangunan infrastruktur Posyandu,
dana bantuan gubernur untuk sarana prasarana Posyandu (Bangub) serta
dana yang diberikan pemerintah kota Bandung berupa dana P2KB
(Percepatan pencapaian Kelurahan Bermartabat) untuk melaksanakan
tujuh program prioritas termasuk bidang kesehatan. Dana P2KB
digunakan untuk melengkapi sarana prasarana posyandu, penyediaan
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Penyuluhan, pelatihan kader
posyandu. P2KB sudah tidak ada sejak 2015 dan sebagai gantinya saat
ini sudah ada dana yang berasal dari PIPPK yaitu Program Inovasi
Pemberdayaan Pembangunan Kelurahan , dengan tujuan mengakselerasi
pembangunan kota bandung terutama dikewilayahan, dengan cara
kebutuhan masyarakat yang tdk tertangani oleh SKPD tingkat kota shg
bisa ditangani dari pendanaan PIPPK. Yang mendapatkan dana PIPPK
adalah Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan yaitu PKK, RW, LPM, dan
Karang Taruna.
Apa saja keluaran(output) yang paling berhasil?

 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan meningkat,


kunjungan ke fasilitas kesehatan bukan hanya untuk kunjungan sakit,
melainkan dapat pula untuk kunjungan sehat berupa kegiatan promotive dan
preventif
 Mulai adanya kegiatan deteksi untuk penyakit tidak menular.
 Adanya wadah pengelolaan penyakit kronis.
 Meningkatnya kualitas hidup lansia.
 Cakupan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) meningkat

Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
kegiatan?

1. I LOPE U
Setiap harinya dibuat laporan kunjungan pasien berdasarkan diagnosa untuk
kemudian direkap dan di analisis setiap bulannya.
2. PROLANIS
Setiap bulannya dibuat laporan pertanggung jawaban kegiatan dan analisa
kesehatan pasien.
3. GGS
4. Setiap bulannya dilakukan follow up oleh petugas yang turun ke lapangan.
Diberikan pula contact person untuk sms gateway apabila ada hal-hal yang
ingin dikonsultasikan dengan petugas. Komunikasi kebijakan pun terjalin
antara petugas dengan pihak kecamatan, lurah dan RW.

Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat
diatasi?

Kendala utama yang dihadapi yaitu;


a. Belum tersosialisasikan secara luas menyebabkan diawal program ada
beberapa kesulitan teknis yang terjadi, biasanya kendala komunikasi dengan
lintas sektor;
b. Kurangnya sumber daya manusia di puskesmas;
c. Perbaikan sarana prasarana pendukung kegiatan;
d. Kurangnya sumber daya kader dilapangan;
e. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk deteksi dini penyakit

Cara mengatasi kendala:


kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara, agar tersosialisasikan
secara luas para kader kesehatan di wilayah kerja dilatih untuk penyuluhan,
sehingga penyuluhan secara langsung kepada masyarakat bisa dilakukan
oleh kader dengan awal-awal pelaksanaan masih didampingi oleh petugas
puskesmas. Penyuluhan tersebut langsung sampai ketingkat masyarakat
rumah tangga melalui pengajian rutin dan sebagainya. Dengan kurangnya
SDM di puskesmas maka kepala UPT puskesmas membagi habis tugas para
stafnya dan dilakukan secara tim work antar staf baik yang ada di UPT
ataupun di jejaring. Dan upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
dengan memberikan penyuluhan dan konseling secara terus menerus oleh
petugas puskesmas ataupun oleh kader kesehatan.

Dampak dan Keberlanjutan


Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini?

1.Dari sudut pandang masyarakat


 Posbindu sebagai one stop service pelayanan kesehatan dengan fungsi yang
optimal
 Dengan penyuluhan yang teratur, pasien mendapat pengetahuan yang benar
mengenai penyaki dan cara pencegahannya, sehingga mulai tergerak untuk
melakukan deteksi dini
 Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan merupakan sesuatu yang
menyenangkan karena dikemas dalam inovasi yang menarik

2. Dari sudut pandang puskesmas.


 Kerjasama lintas program dan lintas sektor membuat berbagai kemudahan
pelayanan bagi pasien.
 Meningkatkan kecepatan respon puskesmas terhadap kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, serta masukkan dan kritik terhadap
pelayanan.
 Meningkatkan cakupan pelayanan.

Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan direplikasi?

GELATIK merupakan suatu program yang berkelanjutan dan dapat direplikasi


secara nasional.
a. Segi keuangan.
Dana yang dibutuhkan relatif minimalis ditambah lagi dapat bekerja sama
dengan dana yang dimiliki oleh lintas sektor seperti dana PIPPK yang ada di
RW, dana PNPM, dan P2KB

b. Segi budaya.
GELATIK membentuk budaya hidup sehat. Masyarakat akan menyadari
pentingnya merubah gaya hidup mereka yang dahulu kurang baik menjadi
gaya hidup yang lebih sehat.

Peluang replikasi.

Sangat dimungkinkan sekali GELATIK direplikasi oleh FKTP lainnya, Karena


sejak kami melaksanakan program ini, kami telah merasakan peningkatan partisipasi
masyarakat.
Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?

1. Memberi pelayanan berkualitas, efektif dan efisien.

2. Memperkenalkan program inovasi dan mendorong keterlibatan masyarakat


didalamnya.

3. Menerapkan konsep good governance melalui cara menjalin kemitraan dengan


berbagai stake holder

4. Memberdayakan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-


tingginya.

Rekomendasi

GELATIK merupakan terobosan yang efektif terutama dalam mendorong


keterlibatan masyarakat dalam menciptakan inovasi pelayanan publik dan ikut aktif
di dalamnya. Selain itu, dapat meningkatkan kecepatan pihak Puskesmas dalam
merespon masukan dari masyarakat.

Hasil program ini sudah terasa peningkatan keterlibatan masyarakat. Kami


merekomendasikan agar seluruh FKTP melaksanakan program ini agar masyarakat
dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai