Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMERIKSAAN BERKALA
UPTD PUSKESMAS MADE TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
Puskesmas Made sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat memiliki program
kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan di Puskesmas Made dijalankan untuk
mewujudkan visi Puskesmas Made yaitu Mewujudkan Masyarakat Made dan Bringin
Sehat, Mandiri Dan Berkeadilan yang ditetapkan. Sebagaimana dijabarkan dalam
misi Puskesmas yaitu: Meningkatkan kemandirian hidup sehat dengan mendorong
upaya kesehatan berbasis masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat yang paripurna,merata dan berkeadilan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal, mengupayakan ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan dan mendorong terlaksananya jaminan kesehatan bagi
seluruh masyarakat. Kerangka acuan ini, akan mengatur tekhnis pelaksanaan,
sasaran, jadwal, peran lintas sektor dan lintas program serta cara monitoring evaluasi
kegiatan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan harus dilakukan sesuai tata nilai
Puskesmas yaitu: Beriman dan Bertaqwa, Ramah, Sopan dan Santun, Harmonis,
Amanah, Tepat dan Ikhlas
.
II. LATAR BELAKANG

Program Pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat salah


satunya adalah Posbindu. Posbindu merupakan peran serta masyarakat di dalam
melakukan kegiatan dalam mendeteksi dini dan pemantauan factor risiko Penyakit
Tidak Menular utama yang dilaksanakan secara terpadu,rutin,dan periodik. Posbindu
diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk mencegah
penyakit komplikasi lainnya,posbindu mencakup Penyakit Tidak Menular yang
semakin banyak terjadi di masyarakat (Fitriani dan Harahap, 2018).
Posbindu mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2011. Pada tahun 2014
presentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu sebesar 4,7% dan
pada 2015 sebesar 8,6% capaian tersebut belumsesuai target nasional dalam rencana
strategi kementerian kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu sebesar 10% ditahun 2015
(Pranandari et al, 2017). Berdasarkan rekapitulasi Kemenkes RI data posbindu yang
dilaporkan secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 2018 berjumlah 35.749
(Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan prevalensi di Provinsi Jawa Tengah didapatkan desa yang
melakukaana posbindu sebanyak 3.774 (Kemenkes RI, 2019). Kabupaten Boyolali
terdapat 261 Desa dan 6 Kelurahan 100% desanya telah menjadi desa siaga aktif
dengan rincian 15 desa/kelurahan aktif pratama, 68 desa/kelurahan aktif madya 90
desa/kelurahan aktif purnama dan 94 desa/kelurahan aktif mandiri, pada tahun 2018
Posbindu sudah ada di 26 Puskesmas sebanyak 126 kelompok (Dinas Kesehatan
Boyolali, 2018).
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Dalam
pelaksanaan strategi diperlukan fasilitas dan bimbingan bagi masyarakat dalam
mengembangkan Posbindu, dalam berperan aktif masyarakat dibekali Pengetahuan
dan ketrampilan untuk mengenali masalah sehingga diperlukan partisipasi untuk
mendapatkan solusi (Rusdiyanti, 2018). Pemanfaatan pelayanan adalah hasil dari
proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Perilaku
pencari pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk
melakukan atau mencari pengobatan, perilaku pencari pengobatan di masyarakat
terutama di Negara sedang berkembang sangat bervariasi ( Fuadah dan Rahayu,
2018).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan Posbindu yaitu pekerjaan,
masyarakat yang bekerja dapat mempengaruhi keaktifan kunjungan dalam
mengunjungi posbindu, pendidikan serta mayoritas pengetahuan masyarakat masih
rendah tentang pemanfaatan Posbindu. Semakin rendah Pengetahuan maka dapat
mempengaruhi keinginan untuk datang ke pelayanan Posbindu.

III. TUJUAN

a. UMUM :

mengetahui kondisi kesehatan karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas


kesehatan dan kinerja karyawan

b. KHUSUS :

1. Mengetahui kondisi kesehatan secara umum

2. Jika ditemukan gejala penyakit dapat dilakukan tindakan perawatan lanjutan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Mempersiapkan peralatan untuk di lakukan pemeriksaan kesehatan berkala

2. Melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan yang meliputi :

a. Anamnese
b. Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: Gula Darah Puasa, Kolesterol, Asam Urat dan
Trigliserida.
c. Penyampaian hasil pemeriksaan
d. Konseling
3. Membuat laporan pemeriksaan kesehatan berkala

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Petugas memberikan informasi melalui Watsaap akan di lakukan pelaksanaan


kegiatan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas

2. Petugas akan menganemnese dan mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan

3. Petugas memeriksa laboratorium seperti Gula Darah Puasa, Kolesterol, Asam


Urat dan Trigliserida.

4.Petugas menyampaikan hasil pemeriksaan

5. Petugas membuat laporan dan Dokumentasi

VI. SASARAN

Seluruh karyawan Puskesmas Made

VII. PERAN PIHAK TERKAIT

Peran lintas Program yang meliputi semua karyawan Puskesmas Made

VIII. SUMBER PENDANAAN

Menggunakan anggaran APBD Puskesmas 2023 untuk Snack 45 orang x 8.800 x 2

=792.000

IX. JADWAL KEGIATAN

Di lakukan 2 x / tahun bulan Juni dan Juli

X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Laporan evaluasi kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala di Puskesmas Made


bahwa Ada beberapa karyawan yang Gula Darah Acaknya tinggi, Kolesteronya tinggi
dan juga ada sebagian yang obesitas sehingga di anjurkan untuk diet mengurangi
makanan yang manis-manis ,banyak makan sayur dan buah dan melakukan aktivitas
fisik seperti olah raga minimal 1minggu sekali
XI. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan di lakukan oleh pelaksana kegiatan berupa


laporan, Foto kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Made dan Dinas
Kesehatan Kota Surabaya
Surabaya, Januari 2023

Kepala Puskesmas Made Penanggung Jawab Program

drg. Endang Susilowati dr.Shinta Besly Cumlaude


NIP. 196508231995032003 NIP. 199002172020122002

Anda mungkin juga menyukai