Jawaban :
Program ini berdampak signifikan pada pasien ODGJ yang ada diwilayah
Puskesmas Cijulang. Sasaran ODGJ ini terjaring melalui kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan yang sebelumnya hanya pasien yang mendatangi layanan kesehatan,
pemantauan kepatuhan minum obat oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) yang
dilakukan oleh kader, Formulir pemantauan kepatuhan obat yang diberikan kepada
tenaga kesehatan, kader Kaswari dan kepala keluarga untuk melakukan pengawasan
asupan obat sehari-hari. Pasien ODGJ ini juga diberikan berbagai pelatihan – pelatihan
yang sesuai dengan kemampuannya pada saat kegiatan, kemudian pasien diajarkan
untuk membuat produk dan kerajinan tangan lainnya. Inovasi ini memberikan dampak
yang sangat positif bagi pasien ODGJ karena lebih mudah mengakses layanan
kesehatan dan mempunyai keahlian keahlian melalui pelatihan sehingga pasien ODGJ
bisa kembali mandiri dan lebih produktif terutama dapat menghasilkan nilai tambah bagi
kehidupannya.
Selama kurun waktu 2019-2022 jumlah pasien ODGJ di seluruh wilayah
Kecamatan Cijulang yang sudah mendapatkan pelayanan kesehtan jiwa dan menjadi
anggota Kaswari terjaring sebanyak 86 kasus dengan gejala ringan sampai berat.
Jumlah Pasien ODGJ yang sudah berhasil mandiri dan produktif pada tahun 2020
sebanyak 20 orang atau sekitar 23.2 % dan meningkat di tahun 2021 sebanyak 31 orang
atau sekitar 36 %. Pada tahun 2022 jumlah ODGJ yang sudah mandiri per semester I
yaitu berjumlah 40 orang atau 46,51%. hal ini menandakan bahwa kegiatan inovasi ini
memiliki manfaat dan peranan yang sangat penting bagi kemandirian ODGJ.
Inovasi ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keberhasilan
lahirnya manusia baru yang sehat, mandiri dan produktif, sehingga bisa bermanfaat
untuk dirinya dan juga masyarakat. Program ini pula menjadi pengendali terhadap pasien
yang sudah sehat mandiri produktif untuk tidak lagi mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Untuk lebih menjaga dan meningkatkannya jumlah , dilakukan monitoring dan
evaluasi program Komunitas KASWARI ini dengan menggunakan 2 alat : melalui skoring
untuk menilai kegiatan yang dilaksanakan. Kemudian dilakukan melalui rapat Evaluasi
bulanan. Rapat evaluasi tahunan diperlukan untuk mengevaluasi kegiatan dalam satu
tahun.
Komunitas KASWARI berhasil meningkatkan Capaian penanganan ODGJ di
wilayah kerja Puskesmas. Selain itu juga Kualitas Hidup pasien dengan ODGJ yang
sebelumnya hanya pengobatan saja menjadi mandiri dan meningkatnya produktivas
pasien dengan menghasilkan Produk yang mempunyai daya guna dan nilai jual.
5. Adaptabilitas (5%)
Jawaban :
Ide dalam program ini dapat dengan mudah dialihkan dengan menerapkan
pendekatan baru yang tidak hanya menetapkan pada penanganan kesehatan jiwa saja
tetapi melalui Program kaswari yang akan memberikan kemandirian dan produktif.
Program ini menerapkan penanganan jiwa secara komprehensif, pelatihan – pelatihan
yang dilaksanakan untuk memberikan bekal dan keahlian bagi penderita ODGJ, serta
produksi barang yang mempunyai daya jual dan nilai lebih. Sistem ini tidak baru,
pelayanan kesehatan jiwa sudah umum dilaksanakan di berbagai daerah, akan tetapi
komunitas ini menekankan kepada pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif serta
pelatihan pelatihan yang dapat melatih kemandirian dan produktifitas pasien tersebut.
Komunitas Kaswari ini memiliki potensi yang sangat besar untuk direplikasi atau di
modifikasi oleh instansi lain, terutama instansi yang mempunyai karakteristik wilayah dan
karakter masalah yang sama. Untuk melaksanakan inovasi ini di wilayahnya.
6. Keberlanjutan (20%)
Jawaban :
Program ini terlaksana dengan adanya sumber daya manusia yang berperan dari
tenaga kesehatan berbagai profesi diantaranya Dokter Umum, Perawat, Pemegang
Program Kesehatan Jiwa, Apoteker, dan Promosi Kesehatan. Serta Steakholder, Tokoh
Masyarakat Lintas Sektor dan Kader Kaswari. Tenaga Dokter diperlukan dalam
membantu melakukan anamnesa dan skrinning terhadap pasien, yang tugasnya
didampingi oleh tenaga perawat dan pemegang program kesehatan jiwa. Pemegang
Program Kesehatan Jiwa yang sudah bersertifikat menjadi kunci dalam melakukan
pendekatan-pendekatan awal pemeriksaan kepada pasien ODGJ. Keterlibatan lintas
sektor dan steakholder dalam Tim Kaswari juga sangat berperan penting dalam proses
kegiatan Kaswari. Tugas penting dari keterlibatan Kader Kaswari yaitu melakukan
penjaringan awal terhadap pasien ODGJ, melakukan pendampingan pada saat
pelaksanaan Pelatihan, melakukan pengawasan menelan obat ( PMO ) serta melakukan
pengawasan terhadap pasien yang sudah berhasil sembuh, mandiri dan produktif agar
tetap terkendali kesehatan jiwanya. Tim melakukan perencanaan mekanisme terpadu
dengan satu tujuan yang sama yaitu memberikan kesempatan hidup layak bagi ODGJ
untuk bisa hidup mandiri dan Produktif. Tim Kaswari meningkatkan peluang kolaboratif
dengan pihak Swasta untuk melakukan CSR, Contohnya adalah kerjasama dengan Bank
BRI untuk pembangunan Gazebo, yang nantinya akan digunakan sebagai pusat kegiatan
komunitas kaswari.
Program Inovasi ini telah berlangsung selama kurun waktu dua tahun sejak
digulirkan pada Oktober 2019. Pada tahap awal program ini digulirkan di Desa Cijulang
Kecamatan Cijulang dengan jumlah awal pasien ODGJ sebanyak 22 orang. Perjalanan
kegiatan selama 2 tahun dapat terlihat dari capaian jumlah pasien ODGJ yang
diskrinning setiap bulannya dengan cakupan wilayah sebanyak 7 desa diseluruh wilayah
Kecamatan Cijulang. Program ini telah disepakati oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Pangandaran untuk terus dilanjutkan guna mencapai Indonesia bebas ODGJ pada tahun
2030. Kerjasama dengan Kecamatan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Pihak Swasta
dilakukan review setaip 3 tahun sekali. Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 53 tahun
2021 tentang penanganan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjamin
keberlangsungan program ini.