Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL INOVASI DAERAH

1 Nama Inovasi : Jebol Raga


2 Tahapan Inovasi : Penerapan
3 Inisiator : OPD
4 Jenis Inovasi : Non Digital
5 Bentuk Inovasi :  Inovasi Pelayanan Publik
 Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah
 Inovasi Daerah Lainnya
Pilih salah satu)*
6 Waktu uji coba : 04-12-2019
7 Waktu Implementasi : 07-01-2020
Rancang bangun : Berbagai permasalahan pembangunan kesehatan, diantaranya
masih tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial
ekonomi dan antar kawasan. Secara umum status kesehatan
penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi dan kawasan
perkotaan, cenderung lebih baik di bandingkan tingkat social
ekonomi rendah dan kawasan pedesaan. Di sisi lain, kualitas,
pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
belum memenuhi harapan dan target yang ditetapkan. Kualitas
pelayanan menjadi kendala karena rasio jumlah penduduk yang
dilayani terhadap fasilitas pelayanan kesehatan belum memenuhi
standart pelayanan. Laporan puskesmas di Kabupaten
Banyuwangi dengan jumlah penduduk lebih dari 30.000 jiwa
(rasio puskesmas dengan jumlah penduduk 1:30.000 jiwa)
mencapai 26 puskesmas atau 57 %. Dari hasil survey indek
kepuasan dipuskesmas pada tahun 2016 mencapai 81,1 dan tahun
2019 mencapai 82,6.
Kabupaten Banyuwangi memiliki luas wilayah mencapai
5.782,50 km2 dengan area kawasan hutan 183.396,34 ha atau
sekitar 31,72%, persawahan 66.152 ha atau 11,44%,
perkebunan
82.143,63 ha atau 14,21%, permukiman sekitar 127.454,22 ha
atau 22,04% dan sisanya dipergunakan untuk jalan, ladang dan
lain-lainnya. Tahun 2019 penduduk Kabupaten Banyuwangi
sebanyak 1.692.324 jiwa, terdiri dari 841.899 jiwa perempuan dan
850.425 jiwa laki-laki, dengan sex ratio 99.99% dengan jumlah
penduduk miskin mencapai 8,79 % atau 148.756 jiwa yang
tersebar di 25 kecamatan. Jumlah penduduk miskin yang
memanfaatkan layanan di puskesmas mencapai 13.247 jiwa atau
89 0/00 ( targetnya adalah 150 0/00 ). Letak geografis di ujung
timur Pulau Jawa, yang terdiri atas dataran tinggi berupa
pegunungan dan dataran rendah dengan panjang garis pantai
mencapai sekitar 175,8 km.Dari uraian diatas, Kabupaten
Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan dituntut untuk semakin
meningkatkan pelayanannya,baik dari segi keterjangkauan
maupun dari segi kualitas pelayanan seperti yang tertuang dalam
misi pertama Kabupaten Banyuwangi yang berbunyi
meningkatkan akses dan kualitas layanan bidang pendidikan dan
kesehatan. Dukungan 45 puskesmas, 2 Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD), 12 rumah sakit swasta dan lebih dari 50 klinik
yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi,
merupakan potensi yang besar dalam mendukung pembangunan
dibidang kesehatan. Mengacu pada perundang-undangan bahwa
pelayanan kesehatan harus non diskriminitif tanpa melihat status,
merata serta memiliki kualitas atau mutu yang baik, menjadi ide
inovasi untuk hal tersebut dengan mendekatkan fasilitias layanan
terutama masyarakat miskin dengan Peningkatan Akses
Layanan Kesehatan Warga Miskin Melalui Aksi Jemput Bola
Rawat Warga(Jebol Raga).
Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
miskin khususnya. Terbatasnya kemampuan masyarakat miskin
untuk mengakses layanan kesehatan berdampak pada rendahnya
kinerja pelayanan kesehatan, sebagai langkah inovasi maka
disusunlah rencana aksi peningkatan akses layanan Kesehatan
wara miskin melalui aksi JEBOL RAGA yang diimplementasikan
ke dalam 5 (lima) langkah dan dirumuskan dalam 5M, yaitu:
1. MENCARI secara proaktif warga miskin yang sakit atau
lansia sebatang kara yang sakit dan tidak terurus
2. MENDATANGI ke rumah warga miskin atau lansia
yang sakit dan tidak terurus
3. MENANGANI penyakitnya sesuai kemampuan
Puskesmas. Jika diperlukan akan dirujuk ke RS
4. MENYANTUNI mereka dari kantong pribadi untuk
melengkapi aksi ini sebagai ladang pahala bagi petugas
kesehatan maupun petugas lainnya
5. MENGUNGGAH ke medsos aksi ini sebagai bagian dari
syiar untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat
luas untuk membantu warga miskin atau lansia yang
sakit dan tidak terurus.

10 Tujuan Inovasi : Program Jemput Bola Rawat Warga merupakan salah satu
program unggulan Kabupaten Banyuwangi di bidang Kesehatan
yang bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan secara
holistic berkolaborasi dengan program Rantang Kasih dan Bedah
Rumah di tingkat kecamatan dan desa. Program ini adalah
layanan kesehatan oleh petugas kepada warga yang memiliki
masalah kesehatan terutama warga miskin karena keterbatasan
untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dengan
melibatkan peran aktif masyarakat dengan 5M : mencari,
mendatangi, merawat, menyantuni, dan mengunggah data
warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan
Aksi Jemput bola Rawat Warga, dengan prioritas pelayanan
adalah:
1. Warga Miskin Sakit, dan lansia sebatang kara yang tidak bisa
mengakses untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
11 Manfaat Inovasi : Sebelum adanya inovasi jemput bola rawat warga pengaduan
warga langsung ke medsos bupati, dan diteruskan ke lintas sektor,
seperti kepala dinas, camat, perangkat desa, dan akan ditelusuri
laporan pengaduan tersebut oleh pihak puskesmas, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama. Saat ini dengan adanya
inovasi jemput bola rawat warga dapat mempersempit siklus
pelaporan pengaduan dan menghemat waktu sehingga
penanganan pelyanan kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien.
Inovasi ini juga memberikan dampak positif bagi warga miskin
sakit yang membutuhkan akses pelayanan kesehatan. Jika
umumnya warga sakit mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan perawatan, sebaliknya dengan program ini,
warga miskin sakit yang kesulitan mendatangi atau mengakses
fasilitas pelayanan kesehatan akan didatangi langsung ke rumah
oleh petugas kesehatan puskesmas untuk ditangani, diperiksa, dan
diberikan perawatan secara berkesinambungan. Selain itu
program ini melibatkan peran serta aktif masyarakat sehingga
dapat menambah semangat kepedulian di lingkungan sekitarnya.
12 Hasil Inovasi : Tidak ada lagi masyarakat miskin yang tidak bisa mendapat
pelayanan pengobatan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya
pengaduan terkait warga miskin yang sakit dan terlantar di
rumah.

13 Kecepatan Inovasi : Tahapan-tahapan proses penciptaan inovasi daerah :


1. Penciptaan Ide (Bulan September 2019) : Tahapan ini
adalah tahapan awal dalam menentukan jenis inovasi
yang ingin diciptakan. Dalam tahapan ini biasanya kita
memikirkan ide tentang inovasi apa yang ingin dibuat. Baik
inovasi tersebut sudah ada di pasaran atau belum. Pada
tahapan ini juga dimulai dengan menyaring, menyeleksi
atau bahkan mengkombinasikan ide dan konsep yang ada.
2. Pembuatan & Pengujian Ide (Bulan Oktober 2019) : Pada
tahapan ini dimulai dengan membuat serta menguji ide
inovasi yang telah terbentuk hingga menjadi sebuah draf
prosedur layanan yang berkualitas dan sesuai dengan
harapan.
3. Uji Coba (Bulan Desember 2019) : Dalam tahapan ini
adalah puskesmas Sempu melakukan uji coba Inovasi
Jebolraga serta melihat dan menganalisa apakah inovasi ini
dapat memberikan kemudahan bagi sasaran yang
diharapkan.
4. Implementasi (Bulan Januari 2020) : tahap ini adalah
tahapan mengevaluasi kinerja inovasi Apakah sudah
memberikan kemudahan atau belum. Selain itu tahap ini
juga biasa digunakan untuk mengetahui pendapat
masyarakat yang menggunakan inovasi Jebolraga

Banyuwangi, 4 November 2020


KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATENBANYUWANGI

dr. H. WIDJI LESTARIONO, M.Mkes


Pembina Utama Muda
NIP. 19630522 198902 1 002

Anda mungkin juga menyukai