2. Puskesmas Ulak Karang 3. Puskesmas Asam Kumbang
PUSKESMAS SUNGAI SARIAK
COVID-19 di Gandaria Berdasarkan laporan dari masyarakat bahwa ada satu keluarga di Desa Ciparet, yang mengalami sakit yang sama, yakni batuk, pilek, dan demam. Kejadian tersebut juga terjadi di Desa Cigambe dan Glodog. Keluarga tersebut baru saja pulang dari Jakarta dengan menggunakan kendaraan umum untuk bertemu dengan anak bungsu mereka yangs sedang kuliah disana. Pada mulanya mereka tidak merasa ada masalah dalam hal tersebut karena dianggap hanya flu biasa dan bukan penyakit yang membahayakan. Sampai suatu ketika, salah seorang dari keluarga tersebut ada yang meninggal karena ada peningkatan gejala yakni sesak nafas dan harus dirawat menggunakan ventilator di RS. Akan tetapi masyarakat didesa-desa itu menganggap kematian itu sebagai biasa pada bulan-bulan ini. Karena pada musim dingin atau pergantian cuaca, orang-orang sering mengalami batuk dan pilek. Cirapet dan sekitarnya terletak 20 km selatan Gandaria berlokasi diperbukitan. Hanya kendaraan tertentu yang bisa mencapai daerah tersebut karena jalannya yang menanjak, bekelok dan tidak bagus. Untuk mencapai desadesa itu bisa dengan kendaraan yang dobel gardan. Puskesling tidak bisa masuk kewilayah, petugas harus jalan kaki atau naik ojek. Untruk mencapai kecamatan Cirapet, bisa melalui Sidareja, juga bisa dari arah barat. Kalau meluncur ketimur, bisa masuk daerah Kab. Selangor. Dari 3 kasus confirmed COVID-19 di Jakarta (Tasi, Maisaroh, Lilis) telah dilakukan pemantauan terhadap 117 kontak serumah, tetangga, dan juga teman bermain sehari-hari. 54 kontak diantaranya menderita demam dan diambil spesimen usap tenggorok dan hidung. Hasil pemeriksaan 14 kontak demam adalah positif COVID19, dimana salah satunya adalah Dena yang kontak erat dengan Tasi yang baru saja dikunjungi oleh keluarganya di Desa Ciparet. Dua minggu setelah kejadian tersebut, Puskesmas mulai dibanjiri pasien batuk dan pilek. 4 buah Puskesmas dan 5 buah Puskesmas Pembantu selalu penuh dengan penderita batuk pilek. Sebelumnya pihak Puskesmas sudah mengingatkan penduduk agar bertindak hidup sehat agar tahan terhadap berbagai serangan penyakit termasuk ”masuk angin” (istilah didaerah itu). Karena ada peningkatan kasus tersebut, Dinas Kesehatan kabupaten Gandaria bersama team 25 dari Pusat melakukan kegiatan pemeriksaan, pengawasan dan pemberian obat kepada masyarakat termasuk kepada keluarga Dena. Ayah Dena sudah mulai merasa membaik karena sudah diberi obat oleh petugas. Sehingga bisa bekerja kembali seperti semula. Petugas memaki pakaian austraunut lengkap dengan acesoriesnya untuk mengambil usap hidung dan tenggorok pada keluarga tersebut namun karena tempat yang sangat jauh sehingga hasil lab baru akan keluar 2 minggu setelahnya. Sedangkan penduduk biasa saja bahkan tidak menggunakan masker. Mereka merasa baik-baik saja tidak memakai pakaian seperti petugas. Dari data kecamatan, ditiap desa ada paling tidak 1 buah masjid Jami’ dan beberapa mushola. Pasar Cirapet buka tiap hari, tetapi hanya 5 hari sekali menjadi pasar besar. Kalau kebetuloan bukan hari pasaran, banyak watrga yang pergi ke Sidareja untuk belanja termasuk Ayah Dena. Sehingga menjadi tidak aneh kalau banyak kendaraan penuh diisi bahan makanan, binatang piaraan dan manusia.” Ini cara murah untuk belanja. Kalau tidak patungan satu colt, ya kami harus keluarkan banyak uang” kata Ibu Imas. Jadi bisa dibayangkan, ibu- ibu atau bapak yang berbelanja duduk diatas barang secara berdesakan dan ditemani hewan piaraannya. Ada berita lagi yang baru disiarkan TV tadi pagi, 2 orang dari kecamatan sebelah barat Cirapet masuk rumah sakit karena suspek COVID19. Mereka sudah ditangani para petugas. Tugas kelompok: 1. Apa yang akan dilakukan terhadap kasus ini, bagaimana bisa terjadi dan membatasinya bagaimana? Tim TGC menghubungi / mengkoordinasikan dengan Lurah, RT/RW/ dan TOMA untuk melakukan komunikasi risiko (tempat, waktu, peserta) Melakukan Komunikasi Yang Efektif Dan Pemberian Edukasi Sebelum Melakukan Tindakan Kejadian Covid-19 di Gandaria terjadi akibat kelalaian dari warga yang menganggap sepele gejala awal dari Covid-19 yang mulai terjadi pada warganya, dan ada warga yang merupakan pendatang namun tidak dilakukan skrining. Cara membatasi nya kita lakukan isolasi mandiri terhadap masyarakat yang bergejala, melakukan 3T (TESTING, TRACING, TREATHMENT) Tambahan.. Memakai strategi komunikasi 1. Bina Kepercayaan 2. Pemberitahuan Pertama: tunjuk juru bicara 3. Transparansi: tidak ada dusta diantara kita 4. Pendapat dan sikap masyarakat: tidak menyinggung perasaan masyarakat dalam melakukan sosialisasi 5. Perencanaan. Cara mengatasi nya Komunikasi Internal atau rahasia Melakukan 3T 2. Siapa yang akan melakukan?
Masyarakat itu sendiri
Kader BidanDesa Dokter Puskesmas Tim TGC TOMA (Tokoh Masyarakat) LURAH RT/RW BABINSA BABINKANTIBMAS Ulama Karang Taruna LSM 3. Apa pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat, kelompok mana pesannya apa?
Pesan yang akan disampaikan adalah:
◦ Memperkenalkan diri supaya dapat kepercayaan masyarakat ◦ Memberitahu keadaan wilayah yang terjangkit / masyarakat yang sakit ◦ Memberikan data sesuai dengan yang terjadi ◦ Meminta pendapat atau sikap masyarakat dengan tertib, ramah, sopan santun dan sikap terbuka ◦ Memaparkan kondisi potret desa yang terjangkit ◦ Menjelaskan dampak wabah yang terjadi pada orang yang mereka sayangi dan dicintai, di kasihi ◦ Berusaha memberi pemahaman bahwa wabah yang terjadi bisa dikurangi ◦ Meminta masyarakat untuk berpartisipasi aktif ◦ Menjelaskan tujuan dari kegiatan yang kita lakukan ◦ Memberi contoh tempat lain sudah berhasil menangani wabah ◦ Memberikan informasi tentang pencegahan/ pengurangan wabah: 5M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci tangan, Mengurangi mobilisasi, Menghindari kerumunan) Tingkatkan asupan gizi ◦ Berterima kasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dan menerima komunikasi kita Kelompok mana Pesannya apa? Kelompok Tenaga Kesehatan (TGC) ◦ Pesan: ◦ Memberikan informasi tentang pencegahan/ pengurangan wabah: 6M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci tangan, Mengurangi mobilisasi, Menghindari kerumunan) Tingkatkan asupan gizi
Kelompok Pemuka Masyarakat
◦ 6M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci tangan, Mengurangi mobilisasi, Menghindari kerumunan) Kader ◦ Gencar sosialisi tentang Covid-19 Ibu Hamil ◦ Kalau keluar pakai masker Ibu balita ◦ Supaya balitanya tidak tertular, hindari kerumunan Lansia ◦ Menjaga jarak,hindari mobilisasi Pedagang Pasar ◦ 6M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci tangan, Mengurangi mobilisasi, Menghindari kerumunan) Jemaah Mesjid ◦ 6M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci tangan, Mengurangi mobilisasi, Menghindari kerumunan) 4. Adakah upaya lain untuk mencegah tertularnya dari manusia ke manusia? Meningkatkan kesadaran masyarakat Rajin mencuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik/ dengan handsanitizer Tutup mulut saat batuk dan bersin Hindari menyentuh wajah, terutama mata hidung mulut Tidak bepergian jika sakit Hindari kontak dekat dengan banyak, terutama dg orang yg flu Hindari menyentuh hewan liar 5. Apa yang dapat dilakukan oleh pamong desa, pemuka masyarakat dan kapan dilakukan?
Perangkat desa harus mengolah arus data dan informasi
seluruh warga desanya Perangkat desa harus mampu mengelola kendali informasi terkait Covid-19 Perangkat desa harus mampu mengambil inisiatif mitigasi / dampak sosial dan ekonomi warga Perangkat desa dapat membuat pranata sosial baru yang sesuai dengan kebutuhan di desanya Perangkat desa harus bisa memberikan informasi terkait Covid-19 setiap hari Dilakukan Setiap hari hingga wabah berakhir 6. Apa yang akan dilakukan kalau bertambah kasus yang dicurigai COVID semakin banyak?
PPKM PSBB KARANTINA WILAYAH
MELAKUKAN SWAB SECARA MASSAL
MELAKUKAN TRACKING SECARA MENYELURUH KOLABORASI DAN GOTONG ROYONG SELURUH