Anda di halaman 1dari 3

Laporan dari ODGJ (Pasung) versi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Dinas (DTKS)

Kabupaten Tapanuli Utara

ODGJ sudah menjadi bahan perenungan oleh dinas Sosial termasuk bupati Tapanuli
Utara karena bapak Nikson Nababan selaku bupati Tapanuli Utara melihat banyak ODGJ
yang ada di dusun hingga kecamatan sudah mengganggu masyarakat sehingga keluarga
memilih untuk memasung ODGJ tersebut agar tidak mengganggu. Hal ini disebabkan oleh
kemiskinan, broken home, termasuk komunikasi antara orangtua dan anak tidak sinkron dan
juga oleh karena KDRT.
Dimana sejak tahun 2015 program ini berjalan sampai sekarang. Pada dasarnya ODGJ
tersebut akan ditangani terlebih dahulu di puskesmas desa setempat, lalu bila masalah
kesehatannya masih perlu penanganan akan dirawat melalui Program Rumah Sehat jiwa
sampai benar-benar pulih. Dalam hal ini disediakan media berubah terapi melalui dokter
Psikiater yang telah ditempatkan di Rumah Sehat Jiwa tersebut. Penanganan kepada ODGJ
akan dilakukan sebaik mungkin dan bila susah pulih akan dikembalikan kepada keluarga atau
bila tidak punya keluarga, Rumah Sehat Jiwa akan membantu kemandirian berupa bantuan
melalui DTKS. Keluarga yang sebelumnya mempunyai angota keluarga ODGJ juga bisa
mendaftarkan diri ke DTKS.
Selain itu Dinas sosial bukanlah pendata dari berbagai program bantuan, melainkan
melalui desa. Adapun tahapannya yang dikelola dari Desa, yaitu
1. Keluarga yang sebelumnya memiliki keluarga salah ODGJ dapat menerima
bantuan dengan melaporkan kepada Musyawarah Desa (Musdes) melalui program PKH
(Program Keluarga harapan)
2. Dimana masyarakat yang Akan menerima bantuan harus memiliki KTP dan Kartu
keluarga jika sudah di nyatakan pulih dari Rumah Sehat Jiwa
3. Data tersebut akan dimasukkan ke aplikasi desa yaitu SIKS-NG (Sistem Informasi
Kesejahteraan Sosial Next Generation)
4. Lalu data tersebut di laporkan ke Dinas Sosial dan akan disahkan oleh Bupati.
5. Lalu Dinas Sosial pusat pemerintahan akan mensortir siapa yang benar-benar harus
menerima bantuan PKH tetapi dalam hal ini diberikan untuk pihak keluarga ODGJ yang
memang sudah dilaporkan langsung oleh Dinas Sosial.
Sebagai calon pelayan, jika melihat ada masyarakat dengan ODGJ laporkanlah ke
pemerintah Desa dan bisa juga ke Dinas Sosial setempat. ODGJ adalah jiwa-jiwa yang perlu
diselamatkan dan memiliki hak yang sama dengan manusia lain, dan ini adalah Tugas
pemerintah, masyarakat dan gereja. Gereja dan pemerintahan setempat adalah pintu keluar
untuk para ODGJ
Hasil Wawancara

Narasumber : Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Utara, Bapak S. Manurung

Pewawancara : Cal Pdt Bokee Michael Sinaga, S.Th dan Cal Pdt. Mangasi Hutahaean, S.Th

Rabu, 07 Juni 2023 di Kantor Kepala Dinas Kesehatan Taput

1. PemKab Taput sudah memulai pelayanan masyarakat terhadap penyandang ODGJ,


yang mana itu ditandai dengan penyusunan APD dan ART Taput yang mana ODGJ
mendapat bagian di dalamnya.
2. PemKab Taput juga mendirikan satu badan pelayanan pemerintah yang disebut
sebagai “ Rumah singgah sehat jiwa” yang berada di Pangaribuan, yang mana ini
didirikan secara kebijakan otonom daerah, yang mengikut pada undang-undang
perlindungan HAM yang juga adalah milik para ODGJ. Di tempat ini, mereka
ditampung, dibina, dilatih, dirawat, bahkan diberdayakan dengan kegiatan sehari-
hari bahkan juga mereka dibina secara spiritual melalui ibadah, yang mana ini
bertujuan agar mereka bisa mandiri secara holistik ketika dikembalikan ke tengah-
tengah keluarga dan masyarakat. Untuk syarat penerimaan dampingan di tempat ini,
adalah hanya mereka yang ODGJ yang merupakan penduduk asli kab Taput dan level
atas gangguan jiwanya masih ringan atau dinilai boleh dipulihkan sesuai hasil
diagnose ahli psikolog dan kesehatan ( dokter). Dengan demikianlah, Kab Taput
menuju era dimana ODGJ dapat diterima dalam masyarakat, dan mampu berdaya
holistic sehingga Taput menjadi kabupaten “ bebas pasung”. Kini dampingan yang
berada di tempat ini berjumlah 6 orang. Sejak berdirinya tempat ini, sudah ada
beberapa orang yang adalah mantan dampingan disana, yang sudah kembali ke
tengah-tengah masyrakat dan mampu mandiri.
3. Menurut penuturan Ka. Dinas Kesehatan, boleh dikatakan bahwa penyandang ODGJ
yang berada di jalanan, mayoritas bukanlan penduduk asli Taput ( secara
adminitrasi), karena melalui sensus pemkab, mereka adalah penyandang ODGJ yang
datang dari luar Taput yang mungkin diturunkan disini atau lain sebagainya, karena
PemKab Taput, sudah berkomitmen untuk mensukseskan sensus penduduk yang
juga bagi mereka yang ODGJ, dengan tujuan agar mereka memperoleh hak untuk
hidup yang layak.
4. PemKab Taput juga menegaskan bahwa ada kerinduan mereka, bilamana gereja-
gereja yang berdomisili di daerah Taput ( secara khusus HKBP, yang adalah tarutung
menjadi sentral HKBP itu sendiri), kiranya boleh ikut berpartisipasi aktif dalam
pelayanan doa, ibadah, pastoral-konseling, baik itu kepada mereka yang ODGJ
maupun para Pendamping / Staf, agar pelayanan itu benar-benar memenangkan
jiwa-jiwa untuk mengenal Kristus.

Anda mungkin juga menyukai