Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN TERPADU ODGJ TERLANTAR

A. Latar Belakang Masalah


Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ
adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
Upaya penyembuhan orang dengan gangggu jiwa tentu
membutuhkan biaya agar mendapatkan perawatan
kesehatan/mental. Namun bagi masyarakat yang ekonominya lemah,
jika ada anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa, anggota
keluarganya tersebut biasanya dibiarkan atau bahkan ditelantarkan.
Oleh sebab itu sering kita menemukan orang yang menderita
gangguan jiwa terlantar dan menggelandang.
Orang dengan gangguan jiwa yang menggelandang dan terlantar
tersebut sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
mengurus dan memberikan rehabilitasi. Hal tersebut terdapat dalam
Undang-Undang No 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yang
menyatakan bahwa:
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan upaya
rehabilitasi terhadapi ODJG terlantar, menggelandang, dan
mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau
mengganggu ketertiban dan/atau keamana umum.”
(2) ODGJ terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan
dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban
dan/atau keamanan umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi ODGJ :
a. tidak mampu;
b. tidak mempunyai keluarga, wali atau pengampu; dan/atau
c. tidak diketahui keluarganya
Dari pasal diatas dapat dinyatakan bahwa pemerintah daerah
bertanggung jawab atas pemenuhan hak penderita gangguan jiwa,
hak yang dimaksud tersebut adalah hak untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi guna memperoleh
kesembuhan seutuhnya agar mereka dapat menjadi manusia
produktif secara sosial dan ekonomis.
Rehabilitasi yang dilakukan untuk kesembuhan penderita ganguan
jiwa adalah rehabilitasi sosial. Rehabilitasi dilakukan untuk
penderita gangguan jiwa yang tidak mampu, tidak mempunyai
keluarga atau wali, dan tidak diketahui keluarganya. Hal tersebut
berarti apabila di suatu daerah terdapat penderita gangguan jiwa
yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan dirinya
dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau
keamanan umum maka pemerintah daerah harus menanganinya
meskipun tidak diketahui siapa keluarga dari penderita.

PERMASALAHAN

- Data jumlah Pengaduan Orang Dengan Gangguan Jiwa di Kab


Pinrang yang difasilitasi akses layanan kesehatan berupa KIS oleh
Dinas Sosial pada tahun 2021 yaitu 95 Orang.
- Data jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa menggelandang dan
terlantar di Kab Pinrang yang ditertibkan oleh Dinas Sosial
bersama Satpol PP Kab Pinrang pada tahun 2021 yaitu 10
Orang.
- Jumlah orang dengan gangguan jiwa terlantar yang begitu banyak
dikarenakan tidak tertangani dengan cepat karena lembaga-
lembaga atau instansi yang terlibat menangani atas dasar
laporan, sementara saat ada orang dengan gangguan jiwa
terlantar dijalanan tidak semua masyarakat melaporkannya.
- Orang dengan gangguan jiwa yang menggelandang tersebut tidak
semua penduduk asli dan sebagian berasal dari daerah lain dan
tidak memiliki identitas kependudukan serta tidak memiliki KIS.
- Belum adanya regulasi yang mengatur penanganan bersama
ODGJ terlantar namun secara tugas pokok dan fungsi instansi
yang berkoordinasi menangani orang dengan gangguan jiwa
terlantar yaitu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,
Puskesmas, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemerintah wilayah
masing-masing.
- Dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa tersebut masih
terdapat kendala karena di Pinrang sendiri tidak memiliki Rumah
singgah / panti ataupun tempat rehabilliasi untuk menampung
orang dengan gangguan jiwa terlantar.
UPAYA PENANGANAN ODGJ TERLANTAR SAAT INI

- Dalam Penanganan ODGJ sendiri sebenarnya tidak bisa hanya di


tangani oleh satu instansi saja, harus adanya koordinasi antar
instansi agar dalam penanganannya berjalan secara maksimal.
Dinas Sosial Harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan
Satuan Polisi Pamong Praja.
- Upaya penanganan orang dengan gangguan jiwa terlantar berupa
penertiban sebenarnya telah sering dilakukan oleh Dinas Sosial
maupun Satpol PP. Namun dalam pelaksanaannya belum optimal
karena kurangnya koordinasi antara Satpol PP dengan Dinas
Sosial dan Dinas Kesehatan (puskesmas/rumah sakit) dan
pemerinth setempat. Sehingga tidak adanya kejelasan siapa yang
seharusnya bertanggung jawab dalam menangani orang dengan
gangguan jiwa terlantar di Kab Pinrang. Akibatnya terjadi saling
lempar tanggung jawab ketika masyarakat melaporkan
keberadaan orang dengan gangguan jiwa terlantar kepada Dinas
Sosial maupun Satpol PP, pemerntah wilayah dan
Puskesmas/Rumah Sakit.
- Ada Instansi yang menganggap hal tersebut adalah kewajiban
Dinas Sosial begitu pula sebaliknya. Menurut Dinas Sosial tidak
adanya keseimbangan tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada Dinas Sosial dimana Dinas Sosial harus
menangani orang dengan gangguan jiwa terlantar yang tidak
hanya warga Kab Pinrang, tetapi juga dari luar Kab Pinrang yang
dikirim oleh daerah lain ke Kab Pinrang.
- Tidak adanya sarana dan prasarana pendukung berupa rumah
singgah atau panti orang dengan gangguan jiwa terlantar serta
kendaraan operasional juga menjadi kendala bagi Dinas Sosial
dalam upaya penanganan orang dengan gangguan jiwa terlantar
di Kab Pinrang

TUJUAN
1. Bagaimana Koordinasi Antar Instansi dalam Penanganan
Orang Dengan Gangguan Jiwa Terlantar di Kab. Pinrang.?
2. Teridentifikasinya Apa faktor penghambat dan pendukung
keberhasilan Koordinasi Antar Instansi Dalam Penanganan
Orang Dengan Gangguan Jiwa Terlantar di Kab Pinrang.?
SOP PENANGANAN OGDJ TERLANTAR

PENGADUAN
MASYARAKAT/
PENDAMPING PINDU/FRONT
SOSIAL OFFICE DINSOS

SATPOL PP
(PENERTIBAN)

DINAS SOSIAL
PEMERINTAH
ASESMENT SOSIAL
WILAYAH

BPJS / KIS DISDUKCAPIL


PENELUSURAN
KELUARGA CEK ADMINDUK

RUJUKAN PANTI SOSIAL

DINKES /
PUSKESMAS
/RUMAH SAKIT
PERAN DAN FUNGSI INSTANSI TERKAIT PENANGANAN ODGJ TERLANTAR

1. Dinas Sosial
Memberikan Perlindungan sosial berupa bantuan permakanan,
sandang, fasilitasi administrasi kependudukan, penelusuran
keluarga, reunifikasi dan rujukan dan Jaminan sosial yaitu akses
Pelayanan kesehatan berupa KIS
2. Dinas Kesehatan/Rumah Sakit/Puskesmas
Melakukan upaya penanganan kesehatan fisik maupun jiwa sesuai
jenjang pelayanan kesehatan masing-masing termasuk sistem
rujukannya.
3. Satpol PP
Melakukan upaya penertiban dalam rangka memberikan rasa aman
dan nyaman kepada masyarakat.
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Melakukan pengecekan identitas kependudukan, pembuatan
dokumen adminduk bagi ODGJ yang belum perekaman.
5. Camat/Lurah (Pemerintah wilayah)
Membantu dan menfasilitasi penelusuran keluarga dan upaya
pelayanan kesehatannya.
6. BPJS
Menfasilitasi penerbitan KIS bagi ODGJ terlantar usulan
dinsos/dinkes khususnya yang memerlukan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai