A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginta dengan menorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan.
Gangguan jiwa dan perilaku menurut The World Health Report 2001
dialami kira – kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.
Sekitar 30% dari seluruh penderita yang dilayani dokter di pelayanan kesehatan
primer (puskesmas) adalah penderita yang mengalami masalah kesehatan jiwa.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007 (Riskesdas), 11,6% untuk gangguan
mental emosional diatas 15 thun dan 0,46% untuk gangguan jiwa berat.
Akan tetapi tidak selamanya orang yang berobat ke Rumh Sakit Jiwa
(RSJ) menderita gangguan jiwa. Sebab dalam gangguan jiwa ada beberapa
fase yang perlu diketahui masyarakat. Dengan demikian, peran puskesmas
sangat besar dalam melakukan penapisan atau deteksi dini terhadap pasien
gangguan jiwa sebelum dirujuk ke RSJ.
B. LATAR BELAKANG
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industry beserta dampaknya,
keadaan ini sangat rawan terjadinya masalah kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarganya, baik mental
maupun materi. Pengertian, pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita
jiwa dianggap hina dan memalukan, pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan
jiwa di berbagai kalangan, didukung mayoritas oleh factor kemiskinan keluarga.
Dengan masalah tersebut diatas kami terketuk untuk melaksanakan program kesehatan
jiwa dengan melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah deteksi dini keluarga
sehat.
Deteksi dini keluarga sehat adalah suatu upaya untuk mengenali kondisi
kesehatan mental, terlebih gejala dan factor resiko atau pencetus yang bisa membuat
kondisi mental menjadi tidak sehat (terganggu) secara dini.
C. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
jiwa sehingga status kesehatan jiwa masyarakat meningkat.
2. Khusus
a. Terpaparnya informasi kesehatan jiwa dan deteksi dini keluarga sehat
kepada tenaga puskesmas sehingga puskesmas dapat memberikan
pelayanan kesehatan jiwa dan deteksi dini keluarga sehat masyarakat.
b. Terbangunnya sistem rujukan yang baik sehingga pelayanan
kesehatan jiwa dapat berkesinambungan.
c. Menemukan kasus ODGJ di masyarakat
d. Menemukan kasus pemasungan di masyarakat
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Deteksi dini keluarga sehat jiwa (10% desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas)
1. Deteksi dilakukan dengan kunjungan rumah tiap-tiap keluarga.
2. Mengisi format deteksi keluarga, 1 lembar di isi untuk 1 kepala keluarga:
a. Tulis nama keluarga keluarga
b. Tulis umur (dalam tahun)
c. Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
d. Pendidikan (tidak sekolah/SD/smp/SMA/Perguruan Tinggi)
e. Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
f. Alamat keluarga (RT/RW)
g. Kondisi kesehatan:
1) Gangguan Jiwa tandanya : Sedih berkepanjangan, ADL menurun, marah tanpa
sebab, bicara tertawa sendiri, mengamuk, menyendiri, tidak bergaul,
penampilan kotor, atau coba bunuh diri.
2) Risiko masalah psikososial : Keluarga yang memiliki kondisi tertentu yang
termasuk risiko untuk timbulnya masalah psikososial antara lain : Kehilangan
anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, kehilangan harta benda, kehilangan
anggota tubuh, penyakit kronis, ibu hamil dan melahirkan.
3) Sehat jika tidak ditemukan tanda-tanda diatas.
h. Bila ada keluarga yang menderita kronis atau gangguan, tulis dikeluarga yang
ada di tiap-tiap RT. Untuk mengisi nama dan alamat KK diambil format deteksi
dini keluarga.
3. Kemudian di lakukan rekapitulasi hasil pendataan deteksi dini. Akan dilakukan
ASKEP Jiwa pada keluarga yang terdapat anggotanya penderita gangguan Jiwa.
Mengetahui,
Kepala UPTD PuskesmasTulungrejo Pelaksana Program