Anda di halaman 1dari 6

ِ ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬

،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬


َ ْ‫ َو ِمن‬،‫سنَا‬
ِ ‫سيِّئَا‬ ُ ْ‫ َونَ ُعو ُذ بِاهللِ ِمن‬،‫ستَ ْغفِ ُره‬ ْ َ‫ نَ ْح َم ُدهُ َون‬،ِ ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل‬
ْ َ‫ستَ ِع ْينُهُ َون‬
َ ‫ضلِ ْل َفالَ هَا ِد‬
ُ‫ي لَه‬ ْ ُ‫و َمنْ ي‬. َ

ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬


‫س ْولُه‬ ْ َ‫ َوأ‬،ُ‫ش ِر ْي َك لَه‬
َ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ َ‫وأ‬.
َ

‫سا ٍن إِلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬.


َ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ ‫ص ْحبِ ِه َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح‬

ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم‬


) َ‫سلِ ُم ْون‬ َّ ‫(يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬

ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللاَ َو َر‬


)‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَا َز‬ َ ً‫َيا أَ ُّي َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬،‫س ِد ْيدًا‬
‫(فَ ْوزًا َع ِظ ْي ًما‬

‫أَ َّما بَ ْع ُد‬:

Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…

Hidup adalah kompetisi; bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga
berkompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun sayangnya banyak
orang yang terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan hawa nafsu
duniawi dan jauh dari tujuan ukhrawi. Kompetisi usaha pekerjaan, kompetisi harta
kekayaan, kompetisi jabatan dan kedudukan serta kompetisi lainnya, yang
semuanya bak fatamorgana; indah menggoda, tetapi sesungguhnya semu belaka.
Itulah kompetisi yang menipu diri sendiri. Bahkan hal yang sangat memilukan pun
sering terjadi dalam kompetisi jenis ini; seperti su’udzdzon atau buruk sangka,
-bukan hanya kepada manusia- tetapi juga kepada Allah SWT. Lebih parah lagi jika
rasa iri dengki dan riya’ ikut bermain dalam kompetisi tersebut.

Lalu bagaimanakah selayaknya kempetisi dalam kebaikan menurut ajaran Islam?


Allah SWT telah memberikan pengarahan dengan jelas, bahkan penekanan kepada
orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan, sebagaimana firman-Nya
dalam Alquran:

‫اح ُك ْم بَ ْينَ ُه ْم بِ َما أَ ْنزَ َل هَّللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع أَه َْوا َء ُه ْم َع َّما‬
ْ َ‫ب َو ُم َه ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه ف‬ ِ ‫ص ِّدقًا لِ َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ا ْل ِكتَا‬
َ ‫ق ُم‬ ِّ ‫َاب بِا ْل َح‬َ ‫َوأَ ْن َز ْلنَا إِلَ ْي َك ا ْل ِكت‬
‫ستَبِقُوا‬ْ ‫اح َدةً َولَ ِكنْ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم َفا‬ ِ ‫اجا َولَ ْو شَا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم أُ َّمةً َو‬ً ‫ش ْر َعةً َو ِم ْن َه‬ ِ ‫ق لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم‬
ِّ ‫َجا َءكَ ِمنَ ا ْل َح‬
َ‫ت إِلَى هَّللا ِ َم ْر ِج ُع ُك ْم َج ِمي ًعا فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬
ِ ‫ا ْل َخ ْي َرا‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-
Maidah: 48)

Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan ini, Allah ulang dalam dalam Surah
al-Baqarah ayat 148, Allah berfirman:

ْ ‫َولِ ُك ٍّل ِو ْج َهةٌ ُه َو ُم َولِّي َها فَا‬


ِ ‫ستَبِقُوا ا ْل َخ ْي َرا‬
‫ت‬

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148)

Allah juga memuji orang-orang yang bersegera dalam melakukan kebaikan,


sebagaimana firman-Nya dalam Surah al-Mukminun ayat 61:

َ ‫ت َو ُه ْم لَ َها‬
َ‫سابِقُون‬ َ ُ‫أُولَئِ َك ي‬
ِ ‫سا ِرعُونَ فِي ا ْل َخ ْي َرا‬

“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-


orang yang segera memperolehnya.” (QS. al-Mukminun: 61)

Maka berlomba-lombalah kita untuk menggapai akhirat, bukan berlomba-lomba


untuk hal-hal duniawi. Allah memerintahkan kepada kita untuk berlomba-lomba dan
saling mengalahkan satu sama lain dalam amal kebaikan. Saling mengalahkan
untuk mendapatkan tempat dan derajat yang tinggi di surga. Karena seorang Muslim
yang pintar tidak hanya ingin tempat yang rendah di surga. Seorang Muslim yang
pintar ingin mengalahkan muslim-muslim lainnya dan memasuki “Al-Firdaus Al-A’la.
(Surga Firdaus yang tertinggi).” Rasulullah SAW bersabda:
‫ فَإِنَّ َها أَ ْعلَى ا ْل َجنَّ ِة‬،‫س‬
َ ‫سأَلُوهُ ا ْلفِ ْرد َْو‬
ْ ‫سأ َ ْلتُ ُم هَّللا َ فَا‬
َ ‫إ َذا‬

“Jika kamu meminta surga kepada Allah, maka mintalah Surga Firdaus, karena ia
adalah surga yang paling tinggi.” (HR. al-Bazzar)

Karena inilah kualitas orang-orang beriman, mereka selalu berlomba satu sama lain
demi kebaikan.

Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…

Sebagaimana para sahabat Nabi yang semuanya berkiprah dan mempunyai peran
di masyarakat, seorang muslim seharusnya juga memiliki keterpanggilan untuk
menolong saudaranya, memiliki jiwa dan semangat memberi manfaat kepada
sesama, serta memiliki karakter nafi’un li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain).
Karena kebaikan seseorang, salah satu indikatornya adalah kemanfaatannya bagi
orang lain. Juga keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi menyelesaikan
problem orang lain. Bahkan manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat
bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

ِ ‫س أَ ْنفَ ُع ُه ْم لِلنَّا‬
‫س‬ ِ ‫َخ ْي ُر النَّا‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”(HR. Ahmad,
Thabrani, dan ad-Daruquthni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…

Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah


SWT. Mereka adalah dua orang atau lebih yang saling berkompetisi untuk
mendapatkan sesuatu yang dicintai, mereka tidak ingin diungguli oleh orang lain,
juga tidak ingin didahului. Kompetisi semacam ini bukan perbuatan yang tercela,
bahkan kompetisi itu terpuji jika dilakukan dalam hal kebaikan. Allah SWT berfirman
dalam surah al-Muthaffifin:

ٍ ‫يق َم ْخت‬
( ‫ُوم‬ ٍ ‫سقَ ْونَ ِمنْ َر ِح‬ ْ َ‫) تَ ْع ِرفُ فِي ُو ُجو ِه ِه ْم ن‬23( َ‫) َعلَى اأْل َ َرائِ ِك يَ ْنظُرُون‬22( ‫يم‬
ِ ‫ض َرةَ النَّ ِع‬
ْ ُ‫) ي‬24( ‫يم‬ ٍ ‫ار لَفِي نَ ِع‬َ ‫إِنَّ اأْل َ ْب َر‬
ِ َ‫س ٌك َوفِي َذلِ َك فَ ْليَتَنَاف‬
)26( َ‫س ا ْل ُمتَنَافِسُون‬ ْ ‫) ِختَا ُمهُ ِم‬25

“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu berada dalam kenikmatan yang besar
(surga). Mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Engkau dapat
mengetahui dari wajah mereka kesenangan yang penuh kenikmatan. Mereka diberi
minum dari khamar murni yang di tutup. Tutupnya dari kasturi. Dan untuk yang
demikian itu hendaknya kalian berlomba-lomba.”(Q.S al-Muthaffifin: 22-26).

Ayat-ayat di atas sesuai dengan hadis Nabi bahwasannya Beliau melarang


mempunyai perasaan iri kecuali kepada orang yang dikaruniai ilmu dan dia
mengamalkan serta mengajarkannya dan kepada orang yang dikarunia harta dan
dia menginfakkannya. Sedangkan kepada orang yang dikarunia ilmu dan harta tetapi
dia tidak mengamalkan dan menginfakkannya dalam ketaatan, maka kita tidak
diperbolehkan berkeinginan untuk menjadi seperti mereka, karena dalam hal ini tidak
ada kebaikan yang patut diikuti, bahkan pelakunya akan mendapat siksa.

Kita bisa melihat kisah Abu Bakar radhiyallahu anhu Sahabat Nabi Shallallahu alaihi
wasallam, seorang yang mempunyai kedudukan yang paling mulia, yang selalu
berusaha berada di barisan pertama orang-orang yang melakukan kebaikan. Hingga
Nabipun berharap beliau termasuk golongan orang yang dipangggil dari semua pintu
surga, karena beliau selalu unggul dalam semua jenis kebaikan.

ِ ‫ ُد ِع َي ِمنْ أَ ْب َوا‬،ِ ‫يل هَّللا‬


‫ب ا ْل َجنَّة‬ ِ ِ‫سب‬
َ ‫ق ز َْو َج ْي ِن ِمنْ َمالِ ِه فِي‬َ َ‫ َمنْ أَ ْنف‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬:‫عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ْ‫ َو َمن‬،‫ص َدقَ ِة‬
َّ ‫ب ال‬ ِ ‫ د ُِع َي ِمنْ بَا‬،‫ص َدقَ ِة‬َّ ‫ َو َمنْ َكانَ ِمنْ أَ ْه ِل ال‬،‫صاَل ِة‬ ِ ‫ ُد ِع َي ِمنْ بَا‬،‫صاَل ِة‬
َّ ‫ب ال‬ َّ ‫ فَ َمنْ َكانَ ِمنْ أَ ْه ِل ال‬،‫اب‬ ٌ ‫ َولِ ْل َجنَّ ِة أَ ْب َو‬.ِ
ُ ‫ َوهَّللا ِ يَا َر‬:‫فَقَا َل أَبُو بَ ْك ٍر‬.‫ان‬
‫سو َل‬ ِ َّ‫ب ال َّري‬ ِّ ‫ َو َمنْ َكانَ ِمنْ أَ ْه ِل‬،‫ب ا ْل ِج َها ِد‬
ِ ‫ د ُِع َي ِمنْ بَا‬،‫الصيَ ِام‬ ِ ‫ د ُِع َي ِمنْ بَا‬،‫َكانَ ِمنْ أَه ِْل ا ْل ِج َها ِد‬
َ‫ َوإِنِّي أَ ْر ُجو أَنْ تَ ُكون‬،‫نَ َع ْم‬:‫سو َل هَّللا ِ؟ قَا َل‬ ُ ‫ فَ َه ْل يُ ْدعَى ِم ْن َها ُكلِّ َها أَ َح ٌد يَا َر‬،‫ض ُرو َر ٍة ِمنْ أَيِّ َها ُد ِع َي‬
َ ْ‫ َما َعلَى أَ َح ٍد ِمن‬،ِ ‫هَّللا‬
)‫ واللفظ له‬،‫ِم ْن ُه ْم(رواه البخاري ومسلم وأحمد‬

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berinfak
dengan sepasang (kuda atau binatang lainnya), ia akan dipanggil dari beberapa
pintu surga. Surga itu mempunyai beberapa pintu. Barang siapa yang ahli shalat, ia
akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa yang ahli sedekah, ia akan dipanggil
dari pintu sedekah, barang siapa yang ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad,
dan barang siapa yang ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Royyan. Abu Bakar
bertanya: Wahai Rasulullah, setiap mereka dipanggil dari pintu yang sesuai dengan
amalannya, tapi adakah yang dipanggil dari setiap pintu? Rasulullah menjawab: Ya,
dan aku berharap engkau termasuk salah satu diantara mereka (yang dipanggil dari
setiap pintu surga).”(HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Demikian juga kita bisa melihat kisah Nabi Musa yang merasa sedih karena ada
Nabi lain yang umatnya lebih banyak masuk surga yaitu Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dikisahkan dalam hadis tentang Isra’ dan Mi’raj, ketika Rasulullah
‫‪diangkat ke Sidratul Muntaha, Nabi Musa iri kepada Nabi Muhammad SAW, karena‬‬
‫‪beliau melampauinya. Nabi Musa pun tak kuasa menahan tangisnya. Kemudian‬‬
‫‪Nabi Musa ditanya: ”Apa yang membuatmu menangis? Dia menjawab: ”Aku‬‬
‫‪menangis karena ada anak Adam yang diutus setelahku, umatnya yang masuk‬‬
‫‪surga lebih banyak dari umatku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).‬‬

‫…‪Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT‬‬

‫‪Maka marilah kita senantiasa berkompetisi untuk meraih kedudukan yang tinggi di‬‬
‫‪sisi Allah SWT, dengan menjadi orang memberikan kemanfaatan sebanyak-‬‬
‫‪banyaknya kepada orang lain, dan dengan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya,‬‬
‫‪sesuai batas kemampuan yang kita miliki. Semoga dengan itu semua, kita termasuk‬‬
‫‪golongan orang yang mendapatkan surga Firdaus, dan dipanggil dari semua pintu‬‬
‫‪surga, sebagaimana Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu dan para shahabat-‬‬
‫‪shahabat Nabi yang lain.‬‬

‫ستَ ْغفِ ُر ْوهُ‪،‬‬ ‫سلِ ِميْنَ ِمنْ ُك ِّل َذ ْن ٍ‬


‫ب فَا ْ‬ ‫اركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْرآ ِن ا ْل َع ِظ ْيم‪ ،‬أَقُ ْو ُل َه َذا القَ ْول‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َ‬
‫سائِ ِر ال ُم ْ‬ ‫بَ َ‬
‫‪.‬إِنَّهُ ُه َو ال َغفُ ْو ُر َ‬
‫الر ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua:‬‬

‫ش َه ُد أَنَّ‬
‫ش ِريْكَ لَهُ‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ش َه ُد أَنْ اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل َ‬ ‫ش ُك ُرهُ َعلَى ت َْوفِ ْيقِ ِه َوا ْمتِنَانِه‪َ ،‬وأَ ْ‬‫سانِه‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َعلَى فَ ْ‬
‫ضلِ ِه َوإِ ْح َ‬
‫سلَّ َم تَ ْ‬
‫سلِ ْيما ً َكثِ ْي ًرا‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوأَ ْ‬
‫ص َحابِ ِه‪َ ،‬و َ‬ ‫س ْولُهُ‪َ ،‬‬ ‫‪ُ .‬م َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬

‫‪:‬أَ َّما َب ْع ُد‬

‫ق التَّ ْق َوى‪َ ،‬وأَ ِط ْي ُعوهُ فِي ال ِّ‬


‫س ِّر َوالنَّ ْج َوى‬ ‫‪.‬فَيَا أَ ُّي َها النَّ ُ‬
‫اس‪ ،‬اِتَّقُ ْوا هللاَ َح َّ‬

‫ض ِل ا ْل َكبِ ْير‪ .‬فَقَ ْد قَا َل الل ُهتَ َعالَى ِفي ِكتَابِ ِه‪:‬‬ ‫اح َب ا ْلفَ ْ‬
‫ص ِ‬ ‫اج ا ْلـــ ُمنِ ْير‪ ،‬نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫س َر ِ‬
‫ش ْير‪َ ،‬وال ِّ‬ ‫سلِّ ُموا َعلَى ا ْل َها ِدي ا ْلبَ ِ‬ ‫صلُّوا َو َ‬ ‫ثُ َّم َ‬
‫سلِّ ُموا تَ ْ‬
‫سلِيما ً‬ ‫ص ُّلوا َعلَ ْي ِه َو َ‬‫ص ُّلونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬ ‫﴾﴿إِنَّ هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ يُ َ‬

‫ض اللَّ ُه َّم ع ِ‬
‫َن‬ ‫ار َ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َمـ ِج ْيد‪َ ،‬و ْ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص َحابَ ِة أَ ْج َم َع ْين‪َ ،‬و َعنَّا َم َع ُه ْم بِ َمنـِّكَ َو َك ِر ِمكَ يَا أَ ْك َر َم اأْل َ ْك َر ِم ْين‬
‫اش ِد ْين‪ ،‬أَبِ ْي بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْث َمانَ َو َعلِ ّي‪َ ،‬و َع ِن ال َّ‬
‫ـخلَفَا ِء ال َّر ِ‬
‫‪ .‬ا ْل ُ‬

‫ب ال َعالَ ِميْنَ‬ ‫سلِ ِميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْ‬


‫ساَل َم َوال ُم ْ‬
‫سلِ ِميْنَ فِي ُك ِّل َم َك ٍ‬
‫ان يَا َر َّ‬ ‫سلِ ِميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْ‬
‫ساَل َم َوال ُم ْ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْ‬
‫ساَل َم َوال ُم ْ‬

‫ب ال َعالَ ِم ْين‬ ‫سائِ َر ِباَل ِد ال ُم ْ‬


‫سلِ ِميْنَ يَا َر َّ‬ ‫ش ِر ِكيْنَ ‪َ ،‬و َد ِّم ْر أَ ْعدَا َء ال ِّديْنَ ‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ْل َه َذا البَلَ َد آ ِمنا ً ُم ْط َمئِنّا ً َو َ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم أَ ِذ َّل الش ِّْر َك َوال ُم ْ‬

‫ب ال َعالَ ِميْنَ‬
‫صاَل ُح لَ ُه ْم َولِ َرعَايَا ُه ْم َولِبِاَل ِد ِه ْم‪ ،‬يَا َر َّ‬ ‫ق ُواَل ةَ أُ ُم ْو ِرنَا لِ َما ِفي ِه َ‬
‫الخ ْي ُر َوال َّ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم َوفِّ ْ‬
‫صلِ ْح بِطَانَتَ ُه ْم َوأَ ْب ِع ْد َع ْن ُه ْم بِطَانَةَ ال ُ‬
‫س ْو ِء َوال ُم ْف ِ‬
‫س ِد ْين‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ْ‬

‫س ِمي ُع ا ْل َعلِي ُم َوت ُْب َعلَ ْينَا إِنَّك أَ ْنتَ التَّ َّو ُ‬
‫اب ال َّر ِح ْيم‬ ‫َربَّنَا تَقَبَّ ْل ِمنَّا إِنَّكَ أَ ْنتَ ال َّ‬

‫ان َوإِيتَا ِء ِذي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى عَنْ ا ْلفَ ْحشَا ِء َوا ْل ُمن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي َي ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ )‬
‫س ِ‬‫‪ِ ،‬عبَا َد هللاِ‪( ،‬إِنَّ هَّللا َ َيأْ ُم ُر بِا ْل َع ْد ِل َوا ِإل ْح َ‬

‫اذ ُك ُر ْوا هللاَ َي ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْ‬


‫ش ُك ُر ْوهُ َعلَى ِن َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر‪َ ،‬وهللاُ َي ْعلَ ُم َما ت ْ‬
‫َصنَ ُع ْونَ‬ ‫‪.‬فَ ْ‬

Anda mungkin juga menyukai