Anda di halaman 1dari 5

Abu Bakar adalah laki-laki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam

daripadanya. Keislaman

Abu Bakar adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman

selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya, maka

tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk Islam seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bain Abi Waqqash, Utsman bin

Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. [Redaksi www.khotbahjumat.com]

***

Keteladanan Abu Bakar


KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
ِ ِ ْ ‫ضل لَه ومن ي‬ ِِ ِ ‫ات‬ ِ ِ‫ِهلل حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره و َنعوذُ ب‬
ْ ِ ‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا َو َسيَّئ‬
ِ ِ ‫ِإ ّن احْل م َد‬
َ‫ي لَهُ َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإله‬َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫َأع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم‬ ُْ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
‫ِإالّ اهللُ َوَأ ْش َه ُد َأ ّن حُمَ ّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُ ُه‬
.‫ان ِإىَل َي ْوِم ال ّديْن‬ ٍ ‫اَللهم صل وسلّم على حُمَم ٍد وعلى آلِِه ِوَأصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس‬
َ ْ ْ َُ ْ َ َ َ ْ ََ ّ َ ْ َ َ َّ ُّ
‫يَاَأيّ َها الّ َذيْ َن َآمُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ ّن ِإالّ َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫َألر َحام َ ِإ ّن‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ّ ‫اح َد ٍة وخلَق ِمْنها زوجها وب‬ ِ‫سو‬ ِ ِ
ْ ْ‫ث مْن ُه َما ِر َجاالً َكثْيًرا َون َساءً َواّت ُقوا اهللَ الَذي تَ َساءَلُْو َن به َوا‬ ََ ََ َْ َ َ َ َ َ ٍ ‫اس اّت ُق ْوا َربّ ُك ُم الّذي َخلَ َق ُك ْم م ْن نَ ْف‬ ُ َ‫يَاَأيّ َها الن‬
ِ
‫اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقْيبًا‬
… ‫ َّأما َب ْع ُد‬،‫َأع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظْي ًما‬
ْ ‫صل ْح لَ ُك ْم‬
ِ ‫ياَأيها الّ ِذين آمنوا اّت ُقوا اهلل و ُقولُوا َقوالً س ِدي ًدا ي‬
ُْ ْ َ ْ ْ ْ ََ ْ َُ َ ْ َ ّ َ
‫ضالَلَِة‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫و‬ ، ‫ة‬ ‫ل‬ ‫ال‬‫ض‬ ٍ
‫ة‬ ‫ع‬‫د‬ ِ
‫ب‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫ة‬‫ع‬ ‫د‬ ِ
‫ب‬ ٍ
‫ة‬ ‫ث‬ ‫د‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫و‬ ،‫ا‬ ‫ه‬ ‫ت‬‫ا‬ ‫ث‬ ‫د‬ ِ
‫ر‬ ‫و‬ ‫ُألم‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫و‬ ، ‫م‬ ‫ل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬‫ل‬‫ع‬ ‫اهلل‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ص‬ ٍ
‫د‬ ‫م‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ى‬ِ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬ ‫و‬ ، ِ
‫اهلل‬ ‫اب‬ ِ ِ ِ ‫ِأ‬
َ ّ ُ َ ً ََ َ َ ْ ّ ُ َ ٌ َ ْ َ َ ْ‫ََْ َ َ ّ َ َ َ ّ ْ ُ ْ حُمْ َ َ ُ َ َ ُ ّ حُم‬ ّ َ ّ َ‫َ َ ْ َ هْلَْ َ ْ ُ حُم‬ ُ َ ْ ‫َأص َد َق احْلَد‬
‫ت‬‫ك‬ ‫ث‬ ‫ي‬ ْ ‫فَ ّن‬
.‫يِف النّا ِر‬

Kaum muslimin yang berbahagia

Pada kesempatan kali ini, khatib akan membahas kepribadian Abu bakar, peran, dan jasanya dalam penyebaran Islam dengan

harapan kita bisa mengambil teladan darinya.

Abu Bakar adalah salah satu sahabat yang utama. Beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki

ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak tolorensi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti

dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yakin dengan

segala janji-Nya, bersifat wara dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan seseuatu yang lebih baik

di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhainya. Berikut ini khatib terangkan secara rinci hal-

hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.

Dalil yang menyebutkan bahwa Abu Bakar radhiallahu ‘anhu bersifat zuhud adalah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu

Dawud, dari Aslam maula Umar radhiallahu ‘anhu, dia berkata,


ِ‫ص‬ ِ ‫ فَ ِجْئ‬:‫ قَ َال‬،‫ اَلْيوم َأسبِق َأبا ب ْك ٍر ِإ ْن سب ْقتُه يوما‬:‫ك ِعْن ِدي مااًل َف ُقْلت‬ ِ ِ ِ َّ‫ت ُعمر بْن اخْلَط‬ ِ
، ْ ‫ف َمايِل‬ ْ ‫ت بِن‬ ُ ً ْ َ ُ ََ َ َ ُ ْ َ َْ ُ َْ َ ‫َّق َف َوافَ َق ذل‬
َ ‫صد‬َ َ‫ ََأمَرنَا َر ُس ْو ُل اهلل َأ ْن َنت‬:‫اب َي ُق ْو ُل‬ َ َ َ ُ ‫مَس ْع‬
ِ ‫ يا َأبا ب ْك ٍر ما َأب َقيت‬:‫ َف َق َال‬،‫ وَأتَى َأبو ب ْك ٍر بِ ُكل ما ِعْن َده‬،‫ ِم ْثلَه‬:‫ ما َأب َقيت َأِلهلِك؟ ُقْلت‬: ‫اهلل‬
:‫ت‬ ُ ‫ ُقْل‬.ُ‫ت هَلُ ُم اهللَ َو َر ُس ْولَه‬
ُ ‫ َْأب َقْي‬:‫ك؟ قَ َال‬
َ ‫َأِلهل‬
ْ َْْ َ َ َ َ ُ َ ِّ َ ُْ َ ُ ُ َ ْ َ ْ ْ َ ِ ‫َف َق َال َر ُس ْو ُل‬
‫َأسبِ ُقهُ ِإىَل َش ْي ٍء َأبَ ًد‬ ِ
ْ ‫ اَل‬،‫َو اهلل‬
“Saya mendengar Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kami untuk bersedekah,

dan itu bertepatan ketika saya memang sedang memiliki harta, maka saya berkata (pada diriku), ‘Jika suatu hari saja bisa

mengungguli Abu Bakar (dalam kebajikan), maka pada hari inilah saya akan bisa mengunggulinya.’ Umar berkata, ‘Lalu saya

membawa setengah hartaku, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apa yang kamu tinggalkan untuk

keluargamu?’ Saya menjawab, ‘Saya meninggalkan (setengah harta sisa) semisalnya.’ Sedangkan Abu Bakur membawa seluruh

harta yang dia miliki. Maka Rasulullah bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ Dia menjawab,

‘Saya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.’ Lalu saya berkata, ‘Demi Allah, saya tidak akan mampu mengungguli Abu

Bakar sedikit pun, selamanya’.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Kaum muslimin yang berbahagia

Apa Kedudukan Abu Bakar di sisi Allah?

Abu Bakar adalah Teman Sejati Bagi Rasulullah

Abu Bakar adalah laki-laki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya. Keislaman

Abu Bakar adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman

selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya, maka

tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk Islam seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bain Abi Waqqash, Utsman bin

Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Di awal keislamannya dia menginfakkan di jalan Allah harta yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, dia banyak memerdekakan

budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal. Dia selalu mengiringi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam selama di Mekah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam gua dan dalam perjalanan hijrah

hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu dia mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, baik perang Badar, Uhud, Khandaq, penaklukkan kota Mekah, Hunain, maupun peperangan di Tabuk.

Akhlak Abu Bakar inilah yang membuatnya menjadi sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ً‫ت َأبَا بَ ْك ٍر َخلِْيال‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ت ُمتَّخ ًذا م ْن َُّأميِت ْ َخلْيالً اَل خَّتَ ْذ‬
ِِ ِ
ُ ‫ َولَ ْو ُكْن‬،‫ص ْحبَتهِ َو َماله َأبُو بَ ْك ٍر‬
ِ ‫ الَ َتب‬،‫يا َأبا ب ْك ٍر‬
ِ ‫ك ِإ َّن ََأم َّن الن‬
ُ ‫َّاس َعلَ َّي يِف‬ ْ َ َ َ

“Wahai Abu Bakar, jangan menangis! Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya

adalah Abu Bakar, kalau seandainya aku mengambil khalil (sahabat kesayangan) dari umatku, niscaya aku akan menjadikan Abu

Bakar sebagai khalilku.” (HR. Bukhari)

Diriwyatkan dari Ibnu Umar dia berkata, “Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam maka kami sepakat memilih Abu Bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Utsman bin Affan.”

Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah, dia berkata, “Aku bertanya kepada ayahku (Ali bin Abi Thalib) siapa orang yang

paling baik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Maka beliau menjawab “Abu Bakar!” Kemudian aku tanyakan lagi,

“Siapa setelahnya?” Beliau menjawab, “Umar.” Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya, maka aku katakan, “Setelah

itu pasti Anda.” Namun menjawab, “Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”

Kaum muslimin rahimakumullah,

Apa Kelebihian Abu Bakar?


Sahabat yang Palign Banyak Ilmunya

Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat, dan

berkata,
ِ ‫ك الْعب ُد ما ِعْن َد‬
‫اهلل‬ ِ ِ ُّ َ ‫ِإ َّن اهللَ َخَّيَر َعْب ًدا َبنْي‬
َ َْ َ ‫اختَ َار َذل‬
ْ َ‫الد ْنيَا َو َبنْي َ َما عْن َدهُ ف‬

“Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih sesuatu yang ada di sisiNya, namun

ternhyat ahamba tersebut memilih sesuatu yang di sisi Allah.” (HR. Bukhari).

Abu Sa’id berkata, “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa

sallam hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebikan. Akhirnya kami mengetahui bahwa hamba tersebut ternyata

tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara

kami.” Abu Bakar menangis tidak lain karena beliau mengetahui bahwa ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat,

sehingga hal itu membuatnya bersedih. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,


ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫ِإ َّن ِم ْن ََأم ِّن الن‬
ٌ َ‫ الَ َيْب َقنَي َّ يِف الْ َم ْسجد ب‬،ُ‫ُأخ َّوةُ اِإْل ْسالَِم َو َم َو َّدتُه‬
‫اب‬ ُ ‫ت ُمتَّخ ًذا َخلْيالً َغْيَر َريِّب ْ اَل خَّتَ ْذ‬
ُ ‫ت َأبَا بَ ْك ٍر َولَكن‬ ُ ‫ص ْحبَته َو َماله َأبُ ْو بَ ْك ٍر لَ ْو ُكْن‬
ُ ‫َّاس َعلَ َّي ِيف‬
ُ َ‫ِإالَّ ُس َّد ِإالَّ ب‬
‫اب َأيِب ْ بَ ْك ٍر‬

“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu

Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu

Bakar, namun cukuplah persaudaraan seislam dan kecintaan karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid kecuali tertutup selain

pintu Abu Bakar saja.” (HR. Al-Bukhari)

Sikap Abu Bakar Sepeninggal Rasulullah

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, kaum muslimin terpecah. Di antara mereka ada yang murtad, ada pula

yang tidak percaya dengan berita meninggalnya Rasulullah. Pada saat inilah Abu Bakar tampil untuk menasihati kaum muslimin.

Dia berkata,

ُ ‫ات َو َم ْن َكا َن َي ْعبُ ُد اهللَ فَِإ َّن اهللَ َح ٌّي اَل مَيُْو‬
‫ت‬ َ ‫َم ْن َكا َن َي ْعبُ ُد حُمَ َّم ًدا فَِإ َّن حُمَ َّم ًدا قَ ْد َم‬

“Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah

Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup tidak akan mati.” (HR. Bukhari).

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Jasa-Jasa Abu Bakar

Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam sepanjang hidupnya, baik di Mekah maupun di Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya. Di tangannya, para senior sahabat memeluk Islam seperti Utsman bin

Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar selalu setia

mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi berabgai macam halangan dan rintangan, siap membela

beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan banyak budak-budak yang disiksa karena masuk Islam

seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy, Zinnirah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Mu’ammal

juga dibebaskan olehnya.


Beliaulah yang menemani Nabi di kala hijrah, dan turut serta dalam setiap peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukkan ktoa Mekah, Hunain, Tabuk, dan pertempuran besar lainnya.

Setelah menjabat sebagai khalifah, beliaulah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh Negeri Islam dan wilayah

kekhalifahannya sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang, di

antaranya:
1. Instruksinya agar jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diurus hingga dikebumikan.
2. Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah yang sebelumnya telah dipersiapkan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam sebelum wafat.
3. Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapannya ke arah itu
kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing.
4. Ibnu Katsir berkata, “Pada tahun 12 H, Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan Alquran
dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin.
Peristiwa itu terajdi setelah pari Qari (penghafal Alquran) banhyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah, sebagaimana
yang disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari. Imam al-Bukhari berkata, Bab Pengumpulan Alquran, kemudian dia mulai
menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin Sabbaq, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata,
‘Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim surat kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah, ketika aku
mendatanginya, aku mendapati Umar bin Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar berkata, ‘Umar mendatangiku
dan berkata, ‘Sesungguhnya banyak para Qurra’ (penghafal Alquran) yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku
takut jika para Qari yang masih hidup kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari
ayat Alquran, menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar mereka mengumpulkan dan membukukan Alquran’.”

Aku bertanya kepada Umar, “Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa

sallam?” Umar menjawab, “Demi Allah, ini adalah kebaikan!” Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuk

segera melaksanakannya, akhirnya aku pun setuju dengan pendapat Umar.

Zaid bin Tsabit berkata, “Kemudian Abu Bakar berkata padaku, “Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal, dan penuh

amanah, dan engkau telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, maka carilah seluruh ayat Alquran

yang berserakan dan kumpulkanlah.” Zaid berkata, “Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku memikul gunung tentulah lebih

ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan Alquran.”

Aku bertanya, “Bagaimana kalian melakukan suatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam?”

Dia berkata, “Demi Allah, ini adalah suatu kebaikan!” Dan Abu bakar terus berusaha meyakinkanku hingga akhirnya Allah

melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada mereka berdua .”

Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan Alquran yang ditulis di daun-daunan, kulit, maupun dari hafalan para penghafal

Alquran, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak aku

dapatkan dari selainnya, yaitu ayat:

ِ ِ ٌ ‫ول ِّمن َأن ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِه ماعنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْمْؤ ِمنِني رء‬
ُ ‫} فَِإن َت َولَّْوا َف ُق ْل َح ْسيِب َ اهللُ آلَِإلَهَ ِإالَّ ُه َو َعلَْيه َت َو َّكْل‬128{ ‫يم‬
‫ت‬ ٌ ‫وف َّرح‬َُ َ ُ ْ َْ ٌ َ ْ َ َ َْ ٌ َ ْ ْ ٌ ‫لََق ْد َجآءَ ُك ْم َر ُس‬
}129{ ‫ب الْ َع ْر ِش الْ َع ِظي ِم‬
ُّ ‫َو ُه َو َر‬

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, penderitaanmu terasa berat olehnya, sangat

menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika

mereka berpaling dan keimanan, amaka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.

Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia Rabb yang memiliki Arsy yang agung’.” (QS. At-Taubah: 128-129)
Kemudian Alquran yang telah dikumpulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu

berpindah ke tangan Umar sewaktu hidupnya, dan akhirnya berpindah ke tangan Hafshah binti Umar.

‫الر ِحْي ِم‬ ‫ِإ‬ ِ ‫ات َأُقو ُل َقويِل هذا‬


ِ ‫فَاستَبِ ُقواْ اخْل ير‬
ّ ‫َأسَت ْغف ُر اهللَ نّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬
ْ َ ْ ْ َ َْ ْ

KHUTBAH JUM’AT KEDUA


ِ ِ ْ ‫ضل لَه ومن ي‬ ِِ ِ ‫ات‬ ِ ِ‫ِهلل حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره ونَعوذُ ب‬
ْ ِ ‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا َو َسيَّئ‬
ِ ِ ‫ّن احْل م َد‬
َ‫ي لَهُ َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإله‬
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫َأع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم‬ ُْ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َْ
‫صلَّى اللّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِْي ًما َكثِْيًرا‬
َ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ َْ ً ّ َ‫ِإالّ اهللُ َ ْ َ ُ ّ حُم‬
‫و‬ ‫ه‬‫ل‬
ُ ‫و‬‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬‫ب‬‫ع‬ ‫ا‬ ‫د‬‫م‬ ‫ن‬ ‫َأ‬ ‫د‬ ‫ه‬‫ش‬ ‫َأ‬‫و‬
Kaum muslimin yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala

Marilah kita meneladani keteguhan Abu Bakar dalam menegakkan Islam. Dia memiliki karakter seorang muslim sejati yang

menjadikannya dicintai oleh Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
‫ين ءَ َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن‬ ِ َّ
َ ‫يَاَأيُّهاَ الذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati

melainkan dalam keadaan beragam Islam.” (QS. Ali Imran: 102)


ٍ ٍ ِ ِ َ ‫ ِإن‬،‫للَّه َّم ص ِّل علَى حُم َّم ٍد وعلَى ِآل حُم َّم ٍد َكما صلَّيت علَى ِإبر ِاهيم وعلَى ِآل ِإبر ِاهيم‬
َ ‫ َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى ِآل حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك‬.‫َّك مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‬
‫ت َعلَى‬ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ ََ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ ِ
َ ‫ ن‬،‫ِإْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل ِإْبَراهْي َم‬
‫َّك مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‬ ‫ِإ‬

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, agar menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mempunyai hati yang

selamat.
ِ ٌ ‫َّك رُؤ‬ ‫ِإ‬ ِ ِ ‫يِف‬ ِ ِ ِ َّ ِ ِ
‫يم‬
ٌ ‫وف َّرح‬ َ ‫ين َسَب ُقونَا باِإْل ميَان َواَل جَتْ َع ْل ُقلُوبِنَا غاّل ً لِّلَّذ‬
َ َ ‫ين َآمنُوا َربَّنَا ن‬ َ ‫َربَّنَا ا ْغفْر لَنَا َوِإِل ْخ َواننَا الذ‬
ِ ِ ِ ‫ِإ مَّل‬
َ ‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأن ُف َسنَا َو ن ْ َت ْغف ْر لَنَا َوَت ْرمَحْنَا لَنَ ُكونَ َّن م َن اخْلَاس ِر‬
‫ين‬
ِّ ‫َأن اْحلَ ْم ُد لِ ِله َر‬
‫ب‬ ِ
ِ ‫آخر د ْعوانَا‬ ِ ِ‫ وصلى اهلل على حُم َّم ٍد وعلى آلِِه وصحبِهِ تَسل‬.‫َألخر ِة حسنَةً وقِنَا ع َذاب النّا ِر‬
َ َ ُ ‫يما َكث ًريا َو‬
ً ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ
ِ
َ َ َ َ َ َ ْ‫َر َبنَا ءَاتنَا يِف ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َويِف ا‬
ِ
.‫ني‬ َ َ‫اْ َلعامل‬

Anda mungkin juga menyukai