daripadanya. Keislaman
Abu Bakar adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman
selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya, maka
tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk Islam seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bain Abi Waqqash, Utsman bin
***
Pada kesempatan kali ini, khatib akan membahas kepribadian Abu bakar, peran, dan jasanya dalam penyebaran Islam dengan
Abu Bakar adalah salah satu sahabat yang utama. Beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki
ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak tolorensi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti
dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yakin dengan
segala janji-Nya, bersifat wara dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan seseuatu yang lebih baik
di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhainya. Berikut ini khatib terangkan secara rinci hal-
Dalil yang menyebutkan bahwa Abu Bakar radhiallahu ‘anhu bersifat zuhud adalah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu
dan itu bertepatan ketika saya memang sedang memiliki harta, maka saya berkata (pada diriku), ‘Jika suatu hari saja bisa
mengungguli Abu Bakar (dalam kebajikan), maka pada hari inilah saya akan bisa mengunggulinya.’ Umar berkata, ‘Lalu saya
membawa setengah hartaku, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apa yang kamu tinggalkan untuk
keluargamu?’ Saya menjawab, ‘Saya meninggalkan (setengah harta sisa) semisalnya.’ Sedangkan Abu Bakur membawa seluruh
harta yang dia miliki. Maka Rasulullah bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ Dia menjawab,
‘Saya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.’ Lalu saya berkata, ‘Demi Allah, saya tidak akan mampu mengungguli Abu
Abu Bakar adalah laki-laki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya. Keislaman
Abu Bakar adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman
selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya, maka
tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk Islam seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bain Abi Waqqash, Utsman bin
Di awal keislamannya dia menginfakkan di jalan Allah harta yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, dia banyak memerdekakan
budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal. Dia selalu mengiringi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam selama di Mekah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi di dalam gua dan dalam perjalanan hijrah
hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu dia mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, baik perang Badar, Uhud, Khandaq, penaklukkan kota Mekah, Hunain, maupun peperangan di Tabuk.
Akhlak Abu Bakar inilah yang membuatnya menjadi sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ًت َأبَا بَ ْك ٍر َخلِْيال ِ ِ ِ
ُ ت ُمتَّخ ًذا م ْن َُّأميِت ْ َخلْيالً اَل خَّتَ ْذ
ِِ ِ
ُ َولَ ْو ُكْن،ص ْحبَتهِ َو َماله َأبُو بَ ْك ٍر
ِ الَ َتب،يا َأبا ب ْك ٍر
ِ ك ِإ َّن ََأم َّن الن
ُ َّاس َعلَ َّي يِف ْ َ َ َ
“Wahai Abu Bakar, jangan menangis! Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya
adalah Abu Bakar, kalau seandainya aku mengambil khalil (sahabat kesayangan) dari umatku, niscaya aku akan menjadikan Abu
Diriwyatkan dari Ibnu Umar dia berkata, “Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam maka kami sepakat memilih Abu Bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Utsman bin Affan.”
Diriwayatkan dari Muhammad bin al-Hanafiyyah, dia berkata, “Aku bertanya kepada ayahku (Ali bin Abi Thalib) siapa orang yang
paling baik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Maka beliau menjawab “Abu Bakar!” Kemudian aku tanyakan lagi,
“Siapa setelahnya?” Beliau menjawab, “Umar.” Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya, maka aku katakan, “Setelah
itu pasti Anda.” Namun menjawab, “Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”
Kaum muslimin rahimakumullah,
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat, dan
berkata,
ِ ك الْعب ُد ما ِعْن َد
اهلل ِ ِ ُّ َ ِإ َّن اهللَ َخَّيَر َعْب ًدا َبنْي
َ َْ َ اختَ َار َذل
ْ َالد ْنيَا َو َبنْي َ َما عْن َدهُ ف
“Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih sesuatu yang ada di sisiNya, namun
ternhyat ahamba tersebut memilih sesuatu yang di sisi Allah.” (HR. Bukhari).
Abu Sa’id berkata, “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam hanyalah menceritakan seorang hamba yang memilih kebikan. Akhirnya kami mengetahui bahwa hamba tersebut ternyata
tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara
kami.” Abu Bakar menangis tidak lain karena beliau mengetahui bahwa ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat,
“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu
Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu
Bakar, namun cukuplah persaudaraan seislam dan kecintaan karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid kecuali tertutup selain
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, kaum muslimin terpecah. Di antara mereka ada yang murtad, ada pula
yang tidak percaya dengan berita meninggalnya Rasulullah. Pada saat inilah Abu Bakar tampil untuk menasihati kaum muslimin.
Dia berkata,
ُ ات َو َم ْن َكا َن َي ْعبُ ُد اهللَ فَِإ َّن اهللَ َح ٌّي اَل مَيُْو
ت َ َم ْن َكا َن َي ْعبُ ُد حُمَ َّم ًدا فَِإ َّن حُمَ َّم ًدا قَ ْد َم
“Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah
Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup tidak akan mati.” (HR. Bukhari).
Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sepanjang hidupnya, baik di Mekah maupun di Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam sekaligus teman bermusyawarah dan wazirnya. Di tangannya, para senior sahabat memeluk Islam seperti Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar selalu setia
mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi berabgai macam halangan dan rintangan, siap membela
beliau dengan sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan banyak budak-budak yang disiksa karena masuk Islam
seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy, Zinnirah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Mu’ammal
sallam, seperti Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukkan ktoa Mekah, Hunain, Tabuk, dan pertempuran besar lainnya.
Setelah menjabat sebagai khalifah, beliaulah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh Negeri Islam dan wilayah
kekhalifahannya sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tercatat sejumlah reputasi beliau yang gemilang, di
antaranya:
1. Instruksinya agar jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diurus hingga dikebumikan.
2. Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah yang sebelumnya telah dipersiapkan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam sebelum wafat.
3. Kebijakannya menyatukan persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapannya ke arah itu
kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah masing-masing.
4. Ibnu Katsir berkata, “Pada tahun 12 H, Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan Alquran
dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum muslimin.
Peristiwa itu terajdi setelah pari Qari (penghafal Alquran) banhyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah, sebagaimana
yang disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari. Imam al-Bukhari berkata, Bab Pengumpulan Alquran, kemudian dia mulai
menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin Sabbaq, bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata,
‘Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim surat kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah, ketika aku
mendatanginya, aku mendapati Umar bin Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar berkata, ‘Umar mendatangiku
dan berkata, ‘Sesungguhnya banyak para Qurra’ (penghafal Alquran) yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku
takut jika para Qari yang masih hidup kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari
ayat Alquran, menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar mereka mengumpulkan dan membukukan Alquran’.”
Aku bertanya kepada Umar, “Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam?” Umar menjawab, “Demi Allah, ini adalah kebaikan!” Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan dadaku untuk
Zaid bin Tsabit berkata, “Kemudian Abu Bakar berkata padaku, “Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal, dan penuh
amanah, dan engkau telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, maka carilah seluruh ayat Alquran
yang berserakan dan kumpulkanlah.” Zaid berkata, “Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku memikul gunung tentulah lebih
ringan bagiku daripada melaksanakan instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan Alquran.”
Aku bertanya, “Bagaimana kalian melakukan suatu perbuatan yang tidak diperbuat oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam?”
Dia berkata, “Demi Allah, ini adalah suatu kebaikan!” Dan Abu bakar terus berusaha meyakinkanku hingga akhirnya Allah
melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana Allah melapangkan dada mereka berdua .”
Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan Alquran yang ditulis di daun-daunan, kulit, maupun dari hafalan para penghafal
Alquran, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak aku
ِ ِ ٌ ول ِّمن َأن ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِه ماعنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْمْؤ ِمنِني رء
ُ } فَِإن َت َولَّْوا َف ُق ْل َح ْسيِب َ اهللُ آلَِإلَهَ ِإالَّ ُه َو َعلَْيه َت َو َّكْل128{ يم
ت ٌ وف َّرحَُ َ ُ ْ َْ ٌ َ ْ َ َ َْ ٌ َ ْ ْ ٌ لََق ْد َجآءَ ُك ْم َر ُس
}129{ ب الْ َع ْر ِش الْ َع ِظي ِم
ُّ َو ُه َو َر
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, penderitaanmu terasa berat olehnya, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika
mereka berpaling dan keimanan, amaka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia Rabb yang memiliki Arsy yang agung’.” (QS. At-Taubah: 128-129)
Kemudian Alquran yang telah dikumpulkan dan dibukukan itu disimpan oleh Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu
berpindah ke tangan Umar sewaktu hidupnya, dan akhirnya berpindah ke tangan Hafshah binti Umar.
Marilah kita meneladani keteguhan Abu Bakar dalam menegakkan Islam. Dia memiliki karakter seorang muslim sejati yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ين ءَ َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن ِ َّ
َ يَاَأيُّهاَ الذ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, agar menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mempunyai hati yang
selamat.
ِ ٌ َّك رُؤ ِإ ِ ِ يِف ِ ِ ِ َّ ِ ِ
يم
ٌ وف َّرح َ ين َسَب ُقونَا باِإْل ميَان َواَل جَتْ َع ْل ُقلُوبِنَا غاّل ً لِّلَّذ
َ َ ين َآمنُوا َربَّنَا ن َ َربَّنَا ا ْغفْر لَنَا َوِإِل ْخ َواننَا الذ
ِ ِ ِ ِإ مَّل
َ َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأن ُف َسنَا َو ن ْ َت ْغف ْر لَنَا َوَت ْرمَحْنَا لَنَ ُكونَ َّن م َن اخْلَاس ِر
ين
ِّ َأن اْحلَ ْم ُد لِ ِله َر
ب ِ
ِ آخر د ْعوانَا ِ ِ وصلى اهلل على حُم َّم ٍد وعلى آلِِه وصحبِهِ تَسل.َألخر ِة حسنَةً وقِنَا ع َذاب النّا ِر
َ َ ُ يما َكث ًريا َو
ً ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ
ِ
َ َ َ َ َ َ َْر َبنَا ءَاتنَا يِف ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َويِف ا
ِ
.ني َ َاْ َلعامل