Anda di halaman 1dari 9

‫‪KHOTBAH SERAGAM‬‬ ‫”‪“PUASA PENGENDALIAN DIRI MENCAPAI DEAJAT TAQWA‬‬

‫‪“PUASA PENGENDALIAN DIRI MENCAPAI‬‬ ‫هللاا أكبر﴿‪ ﴾۹ẋ‬الإله إال هللاا هللاا أَكبَ ُر‪ ،‬هللاا أَكبَ ُر وهلل الحمد‬
‫”‪DERAJAT TAQWA‬‬
‫ار َم َوا َس َم‬ ‫ّلِل الهذَي َوفهقَ بَ َر ْح َمتَ َه َم ْن شَا َء َم ْن َعبَا َدهَ‪ ،‬فَعَ َرفُ ْوا أَ ْقدَ َ‬ ‫ّلِل‪ ،‬اَ ْل َح ْمدُ َ ه َ‬
‫اَ ْل َح ْمد ُ َ ه َ‬
‫ت َم ْن ُه ُم‬ ‫الطا َعاتَ‪َ ،‬و َخدَ َل َم ْن شَا َء َب َح ْك َم َت َه‪ ،‬فَ َع َم َي ْ‬ ‫ار َمنَ ه‬ ‫ْال َخي َْراتَ‪َ ،‬و َع هم ُر ْوهَا َب ْ َ‬
‫اْل ْكثَ َ‬
‫ط ْوا َفى َت ْلكَ ْال َم َوا َس َم فَ َبا ُء ْوا َب ْال َخ َ‬
‫سا َئ َر‬ ‫ب َو ْال َب َ‬
‫صا َئ ُر‪َ ،‬وفَ َر ُ‬ ‫ْ‬
‫‪.‬القُلُ ْو ُ‬

‫سيَدَنَا ُم َح همدًا‬‫أَ ْش َهدُ أَ ْن َال إَلَهَ إَ هال هللااُ َو ْحدَهُ َالش ََر ْيكَ لَهُ ْالعَ َزي ُْز ْال َح َك ْي ُم‪َ ،‬وأَ ْش َهد ُ أَ هن َ‬
‫صلهى هللااُ َ‬
‫علَ ْي َه‬ ‫الظ َواه ََر‪َ ،‬‬ ‫اط َن َو ه‬ ‫طا َع َة َربَ َه فَى ْالبَ َو َ‬ ‫اس بَ َ‬ ‫س ْولُهُ‪ ،‬أَ ْق َو ُم النه َ‬
‫َع ْبدُهُ َو َر ُ‬
‫‪DI‬‬
‫سله َم ت َ ْس َل ْي ًما َكثَي ًْرا‪،‬‬ ‫َو َعلَى آ َل َه َوأَ ْ‬
‫ص َحابَ َه َو َ‬
‫‪S‬‬ ‫ص َحا َب َه َو َم ْن تَ َب َعهُ اَلَى يَ ْو َم ال َدي َْن‪.‬‬
‫سلَ ُم َعلَى نَ َب َينَا ُم َح هم ٍد َو َعلَى َءا َل َه َوا َ ْ‬
‫صلَة ُ َوال ه‬ ‫َوال ه‬
‫‪U‬‬ ‫‪ ،‬أَ هما َب ْعدُ‪،‬‬
‫‪S‬‬
‫َي َو َإيها ُك ْم بَتَ ْق َوى هللااَ‪ ،‬فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتهقُ ْونَ ‪.‬‬ ‫ظ ُك ُم هللااُ‪ ،‬أ ُ ْو َ‬
‫ص ْي نَ ْفس ْ‬ ‫فَيَا أَيُّ َها ْال ُم ْس َل ُم ْونَ َح َف َ‬
‫‪U‬‬
‫قَا َل هللااُ تَ َعالَى فَي َكتَا َب َه ْال َك َري َْم‪ ،‬يَا أَيُّ َها الهذَينَ آ َمنُوا اتهقُوا ه َ‬
‫َّللا َح هق تُقَاتَ َه َو َال تَ ُموت ُ هن‬
‫‪N‬‬
‫‪َ .‬إ هال َوأَنتُم ُّم ْس َل ُم ْونَ‬
‫‪OLEH:‬‬ ‫…‪Kaum Muslimin, muslimat Jamaah Ied Rahimakumullah‬‬
‫‪KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOMBANA‬‬ ‫‪Al-hamdulillah, Puji syukur‬‬ ‫‪sedalam-dalamnya, dengan‬‬
‫‪penuh rasa haru kita haturkan Kepada Rabbul ‘Izzah, Allah Swt,‬‬
‫‪TAHUN 1443 H/2022 M‬‬
‫‪yang telah memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua,‬‬
‫‪dan telah memanjangkan usia sehingga pada pagi ini kita dapat‬‬
‫‪1‬‬
bersimpuh dihadapan-Nya. Dimesjid tercinta ini untuk melahirkan Suasana syahdu menyadarkan kita kepada hakikat penciptaan
rasa syukur atas segala karunia dan anugrah-Nya. dan pemeliharaan bahwa Dia adalah pencipta diri ini, dari mulai

Salawat dan Salam kita haturkan kepada Baginda Agung keberadaannya hingga keadaannya. Siang dan malam digerakkan dan

Habibina Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan didiamkan oleh-Nya. Alam semesta berada dalam kendali-Nya.

seluruh penerus risalahnya. Serta kepada Kaum Muslimin wal- Inilah perasaan hati, suara fitra manusia, kalimat suci,
Muslimat, wal Mu’minina wal Mu’minat al-ahya’i minhum wal walaupun karena kesibukan, dosa-dosa dan nafsu rendah kita kalimat
amwat, fil jami’il jihat, terutama kepada kita yang hadir di mesjid ini suci tersebut sering terabaikan sehingga suaranya begitu lemah,
berserta keluarga, semoga kelak dihari qiyamat kita dikumpulkan hanya sayup-sayup seperti terdengar dari kejauhan. Suara suci itulah
bersama-sama mereka Minan-Nabiyyina, was-Shadiqina, Wasy- yang saat ini sontak menggetarkan hati, terlebih saat dikumandangkan
Suhaadaa’i, wash-Sholihin, dibawah panji-panji La-ilaha-illalah Takbir Idul Fitri 1443 H ,.‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ اَكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْلح َْمد‬
Muhammadurrasululla-hu Alaihi Wassalam. Kalimat suci tersebut jika benar-benar dalam jiwa kita maka
Maaasyiral Muslimin Rahimakumullah hilanglah segala ketergantungan hati kita kepada unsur-unsur lain
Seiring tenggelamnya matahari Ramadhan di ufuk barat kemarin selain Allah, tiada tempat menitipkan harapan dan tiada tempat
malam, cakrawala digetarkan oleh lantunan pujian kebesaran dan mengabdi kecuali hanya kepada Allah SWT semata. Selama sebulan
kemuliaan Allah yang keluar dari bibir-bibir orang yang beriman di kita mememintal benang-benang kebaikan kita urai satu persatu jenis
seluruh penjuru dunia. Setiap jiwa yang berserah diri kepada Allah ibadah kita tenun dengan iman, dan hari ini, kita tampakkan coraknya
menyuarakan luapan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh dengan penuh keindahan lalu kita celupkan jasmani dan rohani
dengan menyebut asma Allah: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu dalam godokan “kawa candradimuka”, melaksanakan mujahadah
akbar, walHamdulillahi katsiran, wa subhanallahi bukratan wa dijalan-Nya semata-mata berharap ridho-Nya, berharap mendapatkan
ashiylan peningkatan kualitas hidup lahir bathin untuk bekal perjalanan

2
panjang, menggapai cita-cita dan harapan untuk melaksanakan karena dihempas gelombang badai kehidupan, akibat kerusakan di
kewajiban kemanusiaan muka bumi oleh tangan manusia sudah tampak jelas. Korupsi,

Ramadhan mengajarkan kita untuk menjadi Muslim yang manipulasi dan penyalahgunaan jabatan, pengrusakan alam seakan

kaffah, Muslim yang Paripurna, full time Muslim! Ramadhan melatih menjadi tradisi yang memalukan, dilakukan oleh para pelakunya

kita ber-Islam 24 jam sehari, tujuh hari seminggu dalam seluruh sepanjang hari tanpa peduli dilihat orang, bahkan tidak segang-segan

aspek kehidupan kita. Kita tidak menjadi Muslim hanya ketika shalat, mengorbankan teman seperjuangan demi keselamatan diri dan

setelah shalat kita menanggalkan pakaian iman dan ketaqwaan kita. golongan, Kehinaan dan kemunduran dari problema yang dialami

Akan tetapi terus mengingat Allah dengan memperhatikan hukum- umat Islam pada hari ini bukanlah fitrah agama ini. Melainkan Kita

hukumNya; kita kerjakan apa-apa yang diperintahkan-Nya dan kita kehilangan fitrah kemuliaan karena kita meninggalkan nilai-nilai dan

tinggalkan apa-apa yang dilarangNya dalam segala aspek ajaran agama Islam. Kalau kita hendak meraih kembali kemuliaan

kehidupan. Kita berpegang teguh pada ajaran agama Islam tidak untuk umat ini, maka tidak ada cara lain kita harus menjalani

hanya dalam aspek pribadi, tapi juga dalam hubungan kita dengan kehidupan kita setiap detik, setiap menit, setiap jam setiap hari

keluarga, di tempat kerja, melakukan muamalah, menjaga dengan berpegang teguh kepada nilai dan sikap keimanan dan

lingkungan sampai dalam kehidupan bernegara. ketaqwaan dalam segala aspek kehidupan.
Dengan Takbir dan Tahmid, kita melepas Ramadan yang Insya
Hadirin Jamaah Shalat Ied yang berbahagia…
Allah telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita.
Menyikapi kondisi keadaan Bangsa dan Negara kita tercinta,
Dengan Takbir dan Tahmid, kita melepas bulan suci dengan hati
akhir-akhir ini,fenomena memperlihatkan dengan kasat mata maupun
penuh harap, dengan jiwa kuat penuh optimisme, betapa pun beratnya
yang ditayangkan setiap hari oleh media penyiaran yang ada, betapa
tantangan dan sulitnya situasi. Ini karena kita menyadari bahwa Allah
kehidupan bangsa ini seakan sudah berada diambang kehancuran,
Maha Besar, Allahu Akbar! Semua kecil dan ringan selama
seperti bahtera yang sudah oleng tinggal menunggu tenggelam,
kita bersama dengan Allah.
3
Segenap kaum muslim baru saja mengakhiri puasa Ramadhan perangai taqwa, maka puasanya seperti yang disebutkan Nabi dalam
dengan segala rangkaian ibadah lainnya untuk membentuk diri salah satu hadisnya:
menjadi insan bertaqwa. Puasa Ramadhan merupakan gemblengan ‫ش‬ َ ‫ع َوا ْل َع‬
ُ ‫ط‬ ُ ‫ام ِه ِإلا ا ْل ُجو‬
ِ ‫ْس لَهُ ِم ْن ِص َي‬
َ ‫كم ِم ْن صَا ِئم لَي‬
rohani yang paling revolusioner, yakni melatih diri menahan nafsu Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, tiada hasil puasanya kecuali
lapar dan dahaga”.
duniawi. Hasilnya ialah kualitas diri sebagai insan muttaqin, yakni
orang-orang yang bertaqwa sebagaimana tujuan berpuasa yang Hadirin yang berbahagia…..
diperintahkan Allah dalam Al-Quran: َ‫لَعَلَّكُم تَّقُ ْون‬ agar kamu Shaum Ramadhan yang baru berlalu, merupakan masa
bertaqwa” (Q.S. Al-Baqarah/2: 183). kontemplasi kita dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt,
Taqwa ialah imtitsâlu al-awâmir wa ijtinâbu nawâhi lî al-tiqâihi ’an selama sebulan kita telah mengabaikan kehidupan jasmaniah dengan
al-nâr, yaitu menjalankan segala perintah Allah, menjauhi segala meninggalkan makan minum di siang hari dan lebih berpihak kepada
larangan-Nya, dan (hasilnya) dijauhkan dari siksa neraka. Seluruh kehidupan batiniyah dengan banyak beribadah, berdzikir dan
sifat dan hal yang baik mesti dimiliki dan dilakukan oleh mereka muhasabah diri. Puasa kalau diibaratkan seperti peralihan bentuk
yang taqwa sebagai buah berpuasa seperti jujur, amanah, adil, baik yang dialami seekor ulat menjadi seekor kupu-kupu harus menjadi
dengan tetangga, serta segala kebaikan yang membawa kemaslahatan kepompong terlebih dahulu. Dan jika kepompong mampu mengubah
hidup. Dalam bermuamalah dilakukan secara halal dan baik, ulat bulu hitam menjadi kupu-kupu yang indah, maka shaum
termasuk dalam berniaga dan berpolitik. Orang bertaqwa bahkan Ramadhan diharapkan dapat meningkatkan derajat kita menjadi
harus berbuat baik dengan sesama meskipun berbeda agama, suku, mutaqin dan muhsinin Dan di antara Hikmah shaum bulan
ras, dan golongan sebagai ihsan dalam bermuamalah-dunyawiyah. Ramadhan adalah menjadikan kita seorang yang mempunyai sifat
Manakala puasa tidak melahirkan ketaqwaan, maka ibadah sebulan atau karakter jujur. Betapa tidak, puasa itu dilakukan oleh kaum
penuh itu tentu berhenti di batas formalitas belaka. Puasa yang Muslimin dengan baik walaupun mereka tidak dalam pengawasan
sekadar lahiriah dan tidak menimbulkan perubahan perilaku ke arah manusia, tetapi meraka yakin diawasi oleh Allah SwT, sehingga
4
mereka melakukannya ada perasaan malu dengan kejujuran yang keserakahan, dan pengendalian diri dari melakukan dosa dan
terbenam dalam hati. Padahal bisa saja mereka mengaku berpuasa kesalahan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan
tetapi di belakang layar mereka makan dan minum sesukanya di siang untuk menahan diri dari godaan makanan saja ternyata menjadi salah
hari. Dan itu tidak mereka lakukan karena mengharap pahala dan satu kunci untuk menjalani kehidupan yang bahagia. Dengan
ridha Allah Swt. berusaha untuk menahan diri mendorong seseorang untuk membuat
Kalau karakter jujur selama berpuasa diterapkan dalam kehidupan keputusan yang lebih baik dan terhindar dari kesalahan. Sehingga hati
sehari-hari niscaya akan memberikan dampak positif bagi kemajuan dan pikiran menjadi lebih tenang dan membuat seseorang hidup lebih
masyarakat, karena sumber kemajuan suatu bangsa atau negara akan bahagia. Sehubungan dengan hal itu, sungguh tepat firman Allah
tergantung sejauh mana orang terlibat dalam pengelolaan negara itu SwT, Surat Al-Baqarah:188, ayat terakhir dari perintah puasa,
bersifat jujur. Sebab jujur itu sumber dari kebaikan yang akan
 ‫اط ِل َوت ُ ْدلُ ْوا ِب َها ْٓ اِلَى ا ْل ُحك ِاام ِلتَأْكُلُ ْوا فَ ِر ْيقًا ِِّم ْن ا َ ْم َوا ِل‬
ِ َ‫َو َل تَأْكُلُ ْْٓوا ا َ ْم َوالَكُ ْم بَ ْينَكُ ْم ِبا ْلب‬
membawa kepada kebahagiaan. Salah satu pelatihan kejujuran dalam
َ‫الثْ ِم َوا َ ْنت ُ ْم ت َ ْع َل ُم ْون‬
ِ ْ ِ‫اس ب‬ ِ ‫ال ان‬
ibadah Puasa adalah menerapkan kata Imsak dalam kehidupan nyata
Dan janganlah kamu memakan harta milik orang lain di antaramu
kata. Imsak yang sering kita dengar di bulan Ramadhan secara harfiah dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
berarti menahan diri, atau mengendalikan diri. Selama sebulan penuh harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan jalan dosa, padahal
kita dilatih untuk menahan diri dari yang membatalkan puasa. Suatu kamu mengetahui.
pendidikan yang sangat efektif dan bermakna. Maka Imsak Hadirin…Penguasaan harta milik orang lain terjadi karena
diharapkan menjadi kepribadian, dan karakter Muslimin agar selalu manusia tidak mampu menahan diri. Koruptor adalah orang yang
bisa menahan diri dari perkara yang dilarang oleh Allah Swt. tidak mampu menahan diri karena serakah. Begitu pula perampok,
Pengendalian diri adalah inti beragama dan hakekat beragama, juga pencuri, pengutil, dan penipu, adalah orang yang tidak punya
sikap hidup orang yang beragama. Pengendalian emosi, pengendalian kemampuan menahan diri. Maka berhati-hatilah jangan terangsang
hasrat makan dan minum yang berlebihan, pengendalian atas oleh kehidupan yang serba materialistis, penuh dengan keserakahan,
5
jangan tergiur oleh iklan yang menarik untuk memperturutkan hawa ِ ‫ان َواِ ْيت َ ۤا ِئ ذِى ا ْلقُ ْر ٰبى َو َي ْن ٰهى ع َِن ا ْلفَحْ ش َۤا ِء َوا ْل ُم ْنك َِر َوا ْل َب ْغي‬
ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ّٰللا َيأ ْ ُم ُر ِبا ْل َع ْد ِل َو‬
َ ْ‫الح‬ َ ‫اِنا ه‬
nafsu, penjualan barang mewah, Arisan menggiurkan. Dan efek dari َ‫يَ ِعظُكُ ْم لَعَلاكُ ْم تَذَك ُار ْون‬

didirikannya pusat belanja Online/ modern di mana mana, supaya Artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
orang dipompa untuk boros dan hidup mubadzir. Sehingga rata rata melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
pengeluaran lebih banyak dari pada penghasilan, untuk menutupinya memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran” (QS An-Nahl: 90).
terpaksa mencari penghasilan tambahan dan banyak di antaranya
melalui jalan yang dilarang oleh agama dan melahirkan ketidak Hadirin siding Jamaah Ied yan Berbagahia
jujuran dalam kehidupan. Karenanya sebagai wujud aktualisasi puasa Akhirnya, walau bukan yang terakhir, perlu juga disebut
dalam perilaku taqwa yang berbuah ihsan atau kebajikan utama, maka kesatuan jati diri manusia yang terdiri dari ruh dan jasad. Penyatuan
umat Islam pasca Ramadhan ini penting untuk memelopori gerakan jiwa dan raga, mengantar “binatang cerdas yang menyusui” ini
keadaban ihsan di ruang publik. Tunjukkan perilaku ihsan dalam menjadi manusia utuh sehingga tidak terjadi pemisahan antara
seluruh interaksi sosial kita, termasuk dalam menggunakan media keimanan dan pengamalan, tidak juga antara perasaan dan perilaku,
sosial, sebagai bukti kesuksesan puasa Ramadhan dan Idul Fitri perbuatan dengan moral, idealitas dengan realitas. Akan tetapi,
dalam perangai Takwa di dunia nyata. Pesan berbuat ihsan harus masing-masing merupakan bagian yang saling melengkapi. Jasad
hadir dalam kehidupan setiap insan beriman pasca puasa dan Idul tidak mengalahkan ruh dan ruh pun tidak merintangi kebutuhan jasad.
Fitri di negeri ini. Kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan saat Kecenderungan individu memperkukuh keutuhan kolektif dan
ini selain memerlukan nilai mulia ihsan. Perbedaan agama, suku, ras, kesatuan kolektif mendukung kepentingan individu. Pandangan tidak
golongan, serta kepentingan politik tidak boleh menghilangkan nilai hanya terpaku di bumi dan tidak juga hanya mengawang-awang di
dan sikap kasih sayang, toleransi, kebaikan, serta perbuatan adil dan angkasa. Kesadaran bahwa asal kejadian manusia dari tanah, harus
ihsan dari kaum muslimin terhadap siapapun. Allah memerintahkan mampu mengantar manusia memahami jati dirinya. Tanah berbeda
kaum beriman untuk berbuat adil dan ihsan sebagaimana firman-Nya: dengan api yang merupakan asal kejadian iblis. Sifat tanah stabil,
6
tidak bergejolak seperti api. Tanah menumbuhkan, tidak membakar. menggoncangkan manusia Se-isi dunia. Makin menyadarkan kita
Tanah dibutuhkan oleh manusia, binatang dan tumbuhan tapi api bahwa kematian itu sesuatu yang dekat dan akan menimpa semua
tidak dibutuhkan oleh binatang, tidak juga oleh tumbuhan. Jika manusia. Dengan musibah ini makin banyak orang yang diberi
demikian, manusia mestinya stabil dan konsisten, tidak bergejolak, hidayah oleh Allah lebih taat kepada agama dan lebih mendekatkan
serta selalu memberi manfaat dan menjadi andalan yang dibutuhkan diri kepada-Nya Sebagai umat beragama, dalam menghadapi wabah
oleh sekitarnya seperti sekarang ini dilarang untuk berputus asa dan pengharapan.

Sidang Aidin dan Aidat Rahimakumullah……. Teruslah berdoa kepada Allah semoga wabah ini terus berlalu, sambil
berusaha dengan pendekatan akal dan ilmu pengetahuan untuk
Di balik musibah Covid-19 sangat luar biasa, bukan hanya
berikhtiar. Menyukseskan Gerakan Sejuta Boster dengan terus
memporak-porandakan derajat kesehatan, tetapi juga berakibat
menerapkan protokol kesehatan, hidup sehat dan melaksanakan
kepada aspek kehidupan lain secara menyeluruh. Selain ekonomi
vaksinasi. Sebagai bentuk ikhtiar pengikut ajaran Islam berkemajuan.
yang hancur, juga relasi sosial terganggu dan kehidupan keagamaan
Sidang Aidin dan Aidat yang dimuliakan Allah
juga banyak yang menyesuaikan dengan keadaan. Untuk itu tetaplah
Pasca Ramadhan dan Idul Fitri marilah kita berlomba-lomba
kita waspada, berikhtiar semaksimal mungkin untuk menjaga diri kita
dalam beramal kebajikan sepanjang hayat sebagai wujud Taqwa buah
dan keluarga agar tidak terkena terlalu jauh dari dampak musibah ini.
puasa. Marilah kita terus menanam benih-benih kebaikan dalam
Dampak dari wabah ini yang sedang melanda dunia dewasa ini, hidup yang tidak terlalu lama ini, sehingga ketika menghadap
banyak sekali hikmah kebaikan yang bisa kita ambil: keharibaan Allah sudah berbekal amal shaleh dan menutup lembaran
misalnya kita makin perduli dengan kebersihan diri yang selama ini hidup ini dengan husnul khatimah. Kita tidak tahu kapan Allah
kita abaikan. Secara teologis kita makin tersadarkan bahwa manusia mengambil ajal kita, karena hidup dan mati kita sepenuhnya di sisi
itu makhluk yang lemah dan kekuasaan Allah sangatlah besar.Dengan Allah. Jangan menunda-nuda waktu untuk berbuat kebaikan karena
menciptakan makhluk kecil yang tidak terlihat tetapi bisa kita sungguh tidak tahu ambang batas hidup ini. Karena itu jadikan
7
‫‪sepanjang hidup ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan ihsan‬‬ ‫‪HUTBAH KEDUA‬‬

‫‪guna meraih kebahagiaan dunia akhirat‬‬ ‫حانَ هللاا بُ ْك َرة ً َو أ َ ْ‬


‫ص ْيلً الَ اَلَهَ اَاله هللااُ‬ ‫هللااُ اَ ْكبَ ْر(‪)۷‬هللااُ اَ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْمدُ هللَ َكثَي ًْرا َو ُ‬
‫س ْب َ‬
‫َوهللااُ ا َ ْكبَ ْر هللااُ ا َ ْكبَ ْر َوهللَ اْل َح ْمد ُ‬
‫‪Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H / 2022 M‬‬ ‫ش َريْكَ لَهُ‪ ،‬ا َْرغَا ًما‬ ‫ال َ‬ ‫ال اَلهَ َااله هلل َو ْحدَه َ‬ ‫اَ ْل َح ْمد ُ هللَ َح ْمدًا َكثَي ًْرا َك َما أَ َم َر‪ ،‬أ َ ْش َهد ُ أَ ْن َ‬
‫سيَدُ اْ َال ْن َس َو ْال َبش ََر‪،‬‬ ‫س ْولُهُ َ‬
‫س َيدَنَا ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫َل َم ْن َج َحدَ َب َه َو َكفَ َر‪َ ،‬وأَ ْش َهدُ اَ هن َ‬
‫‪MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN‬‬
‫ص ْحبَ َه أَ ْج َم َعيْنَ ‪ ،‬اَ هما ب ْعدُ‬ ‫لى اَ َل َه َو َ‬ ‫سيَ َدنَا ُم َح هم ٍد َو َع َ‬ ‫لى َ‬ ‫س َل ْم َع َ‬ ‫ص َل َو َ‬ ‫‪.‬اَلل ُه هم َ‬
‫‪ .‬باركاللهليولكمفيالقرآنالعظيم‬ ‫لى‬‫ع َ‬ ‫ظ ْوا َ‬ ‫طنَ َو َحافَ ُ‬ ‫ظ َه َر َو َما بَ َ‬ ‫ش َما َ‬ ‫اح َ‬‫الى َوذَ ُر ْوا ْالفَ َو َ‬ ‫اس اَتهقُ ْوا هللاا تَ َع َ‬ ‫فَيَا أَيُّ َها النه ُ‬
‫ض ْو َر ْال ُج ْم َع َة َو ْال َج َما َع َة َوا ْعلَ ُم ْوا اَ هن هللااَ أَ َم َر ُك ْم َبأ َ ْم ٍر َبدَأَ فَ ْي َه َبنَ ْف َس َه‬ ‫الطا َع َة َو ُح ُ‬ ‫ه‬
‫ونفعنيوأياكمبمافيهمناألياتوالذكرالحكيموتقبلمنيومنكمتلوته‬ ‫لى‬
‫ع َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫هللاا َو َملَ َئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫الى َولَ ْم َيزَ ْل قَا َئلً َع َل ْي ًما َإ هن َ‬ ‫َوثَنهى َب َملَ َئ َك َة قُ ْد َس َه فَقَا َل تَ َع َ‬
‫إنههوالسميعالعليم‬ ‫سيَ َدنَا‬ ‫لى َ‬ ‫س َل ْم َع َ‬ ‫ص َل َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي َه َو َ‬
‫س َل ُم ْوا تَ ْس َل ْي ًما‪ ،‬اَلل ُه هم َ‬ ‫النهبَ ْى يَا َ أيُّ َها اله َذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫سيَ َدنَا‬ ‫لى اَ َل َ‬ ‫س َي َدنَا اَب َْرا َهي َْم َو َع َ‬ ‫لى َ‬ ‫صلهيْتَ َع َ‬ ‫س َي َدنَا ُم َح هم ٍد َك َما َ‬ ‫لى اَ َل َ‬ ‫ُم َح هم ٍد َو َع َ‬
‫وقلرباغفروارحموأنتحيرالراحمين ‪.‬‬ ‫‪.‬اَب َْرا َهي َْم في َْال َعالَ َميْنَ َإنهكَ َح َم ْيدٌ َم َج ْيدٌ‬
‫عثْ َمانَ َو َع َلي ٍ َو َع ْن‬ ‫ع َم َر َو ُ‬ ‫سيَ َدنَا أَبَى بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫الرا َش َديْنَ َ‬ ‫اء ه‬ ‫ض َع َن ْال ُخلَفَ َ‬ ‫ار َ‬ ‫اَلل ُه هم َو ْ‬
‫ان‬ ‫س ٍ‬ ‫ب نَ َب َيكَ أَ ْج َم َعيْنَ َو َع َن التها َب َعيْنَ َوتَا َب َعى التها َب َعيْنَ َو َم ْن تَ َب َع ُه ْم َبا َْح َ‬ ‫ص َحا َ‬ ‫سائَ َر أ َ ْ‬ ‫َ‬
‫اء‬
‫ت األ ْحيَ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت َوال ُمؤْ َمنَيْنَ َوال ُمؤْ َمنَا َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الدي َْن الل ُه هم اغ َف ْر َلل ُم ْس َل َميْنَ َوال ُم ْس َل َما َ‬ ‫َلى يَ ْو َم َ‬ ‫ا َ‬
‫الزنَا‬ ‫َب ْال َع َطيهاتَ‪ ،‬اَلل ُه هم ا ْدفَ ْع َعنها ْالغَلَ َء َو ْال َو َبا َء َو َ‬ ‫ت َب َر ْح َمتَكَ َيا َواه َ‬ ‫َم ْن ُه ْم َواْأل َ ْم َوا َ‬
‫ع ْن‬ ‫صةً َو َ‬ ‫هذَا خَا ه‬ ‫طنَ َع ْن بَلَ َدنَا َ‬ ‫ظ َه َر َم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫س ْو َء ْال َفتَ َن َما َ‬ ‫الزالَ َز َل َو ْال َم َحنَ َو ُ‬ ‫َو ه‬
‫سنَةً َوقَنَا‬ ‫اربه ْال َعالَ َميْنَ َر هبنَا اَتَنَا فَى الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫سنَةً َوفَى اْالَ َخ َرةَ َح َ‬ ‫عا همةً‪ ،‬يَ َ‬ ‫سائَ َربَلَ َد ْال ُم ْس َل َميْنَ َ‬‫َ‬
‫ار‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫اب‬ ‫َ‬
‫‪َ َ .‬‬‫ذ‬ ‫ع‬
‫اء‬ ‫اء ذَى ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع َن ْالفَ ْح َ‬
‫ش َ‬ ‫ان َواَ ْيتَ َ‬ ‫س َ‬‫َعبَادَ هللاا إَ هن هللااَ يَأْ ُم ُر بَ ْالعَ ْد َل َواْ َال ْح َ‬
‫هللاا ْال َع َظي َْم َي ْذ ُك ْركُ ْم َوا ْش ُك ُروهُ َع َ‬
‫لى‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعله ُك ْم تَذَ هك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُروا َ‬
‫َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغي َ َي َع ُ‬
‫‪.‬نَعَ َم َه يَ َز ْد ُك ْم َولَ َذ ْك ُرهللااَ اَ ْكبَ ُر‬

‫‪8‬‬
9

Anda mungkin juga menyukai