Anda di halaman 1dari 11

‫‪Khutbah Idul Adha 1443 H / 09 Juli 2022 M‬‬

‫‪SEJARAH HARI RAYA IDUL ADHA DAN QURBAN‬‬


‫‪MELALUI KISAH NABI IBRAHIM DAN ISMAIL A.S‬‬

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫السالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

‫ْح ْم َد لِلَّ ِه‪ ,‬نَ ْح َم ُدهُ‪َ ,‬ونَ ْستَ ِعينُهُ‪َ ,‬ونَ ْسَتغْ ِف ُرهُ‪َ ,‬و َنعُوذُ بِاللَّ ِه ِم ْن ُش ُرو ِر َأْن ُف ِسنَا‪,‬‬
‫ِإ َّن ال َ‬
‫ات َأ ْع َمالِنَا‪.‬‬ ‫وسيَِّئ ِ‬
‫ََ‬
‫ي لَهُ‪,‬‬ ‫ضلِل فَالَ ه ِ‬
‫اد‬ ‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫‪,‬‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ل‬
‫َّ‬ ‫من ي ْه ِد ِه اللَّهُ فَالَ م ِ‬
‫ض‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َْ َ‬

‫َوَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬


‫ك لَهُ‪َ ,‬وَأ ْش َه ُد َّ‬
‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫َو َر ُسولُهُ‪.‬‬
‫‪,‬والَ تَ ُموتُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‪.‬‬ ‫ِِ‬
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاته َ‬
‫ين َ‬
‫َّ ِ‬
‫يَا َُّأي َها الذ َ‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها‬ ‫سو ِ‬
‫َ‬ ‫ٍ‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ن‬‫ْ ْ‬
‫يا َُّأيها النَّاس َّات ُقوا ربَّ ُكم الَّ ِذي َخلَ َق ُكم ِ‬
‫م‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫اءلُو َن بِ ِه َواَأل ْر َح َام ِإ َّن‬ ‫ث ِم ْنهما ِرجاالً َكثِيرا ونِساء و َّات ُقوا اللَّهَ الَّ ِ‬
‫ََ‬ ‫س‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ً َ ًََ‬ ‫َوبَ َّ ُ َ َ‬
‫اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‪.‬‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْ ِف ْر‬‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوالً َس ِدي ًدا يُ ْ‬ ‫ين َ‬
‫َّ ِ‬
‫يَا َُّأي َها الذ َ‬
‫ا‪َ.‬أما َب ْع ُد‪:‬‬
‫يم َّ‬ ‫ظ‬‫لَ ُكم ذُنُوب ُكم ومن ي ِط ِع اللَّه ورسولَه َف َق ْد فَ َاز َفو ًزا َع ِ‬
‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ ََ ُ ُ‬ ‫ْ َ ْ ََ ْ ُ‬

‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, La illaha illa Allah,‬‬

‫‪Allahu Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.‬‬

‫‪Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja‬‬


‫‪1‬‬
Kaum muslimin dan muslimat siding jamaah idul adha yang
dirahmati oleh Allah Swt.

Alhamdulillah Rabbil’alamin Marilah kita bersyukur kepada


Allah Swt, seraya kita meningkatkan rasa ketaqwaan kita kepada
Allah swt , bersyukur kepada-Nya bahwa sampai saat ini kita masih
diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menunaikan ibadah
sholat Idul Adha di Tempat ini, Hari Sabtu tanggal 10 Dzulhijjah
1443 H / 09 Juli 2022 M.

Dan hari ini, Allah Swt masih mengizinkan kita untuk sekali
lagi bersujud kepadaNya, untuk sekali lagi bertakbir dan bertahlil
mengagungkan namaNya, dan untuk sekali lagi bertaubat kepadaNya.

Kita tidak pernah tahu hadirin sekalian, boleh jadi inilah sujud
terakhir kita pada-Nya di dunia ini. Inilah takbir dan tahlil terakhir
kita untuk-Nya. Dan inilah taubat kita untuk terakhir kali kepadaNya.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi


Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang
senantiasa mengikuti Risalah-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu


Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.
Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah.
Ada dua peristiwa penting dalam kehidupan kita sebagai seorang
Islam saat sekarang ini. Pertama, tanggal 9 Dzulhijjah kemarin,
jama’ah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah
yang jumlahnya pada tahun ini hanya 1 juta orang akibat pandemi
Covid 19 yang masih berlangsung. Mereka berkumpul di sana untuk
melaksanakan wuquf dalam menjalankan rangkaian manasik haji.
Mereka berkumpul dengan menggunakan pakaian yang sama, pakaian
yang serba putih yaitu pakaian ihram. Mereka melepaskan semua

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


2
jenis pakaian sesuai status, pangkat dan jabatannya masing-masing.
Secara simbolik hal tersebut menunjukkan bahwa Allah Swt tidak
membedakan hamba-hamba-Nya. Semua manusia sama
kedudukannya di hadapan Allah. Allah tidak membedakan antara
pejabat dengan rakyat jelata. Allah tidak membedakan antara
bangsawan dengan rakyat kebanyakan. Allah juga tidak membedakan
antara yang berkulit putih dengan yang kulit berwarna. Yang
membedakan mereka hanyalah derajat ketakwaannya. Inna
akramakum ’indallâhi atqâkum.
Oleh karena itu, mereka semua berkumpul di padang Arafah untuk
memohon rahmat dan maghfirah-Nya. Semuanya melakukan doa' dan
introspeksi diri, mawas diri serta muhasabah tentang arti, hakekat dan
tujuan hidup ini; tentang pahala dan dosa yang telah dilakukan; dan
akhirnya mereka bermuhasabah tentang bekal untuk masa depan
yakni kehidupan untuk masa depan di akhirat kelak.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul


Adha yang dimuliakan Allah.
Kedua, pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh
dunia merayakan hari raya Idul Adha dengan melakukan salat Idul
Adha secara berjama'ah di tanah lapang dan di masijid-masjid yang
kemudian dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban. Dengan
salat itu, kita akan selalu ingat kepada Allah (aqimish shalâh lidzikrî)
dan dengan berjama'ah akan mendekatkan hati sesama jama'ah
sehingga dapat menimbulkan persatuan dan solidaritas sosial yang
sangat tinggi. Maka, terjalinlah hubungan yang harmonis, baik
hubungan vertikal dengan Allah (hablum minallah) maupun
hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas).
Bagi mereka yang mampu dan diberi kelapangan rizki diperintahkan
untuk menyembelih hewan kurban untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt (taqarrub ilallâh) dan meneladani pengorbanan Nabi
Ibrahim as. yang rela mengorbankan anak semata wayangnya dan

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


3
anak yang menjadi dambaan hidupnya selama 86 tahun lamanya yaitu
Isma’il as

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu


Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.
Kaum Muslimin dan muslimat sidang jamaah idul adha yang di
muliakan oleh Allah Swt.

Idul Adha selain disebut sebagai ibadah Haji juga dinamakan “Idul
Qurban”, karena merupakan hari raya yang menekankan pada arti
berkorban. Qurban itu sendiri artinya dekat, sehingga Qurban ialah
menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.

Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada


peristiwa yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya
Ismail dan Siti Hajar. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah
SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail
putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu
lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun.
Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.
Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu
Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih
bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara
kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik
Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu
dengan ikhlas dan penuh tawakkal.

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar
kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau
mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa
dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


4
membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh
sumber kehidupan.

Lembah yang dulunya gersang itu, kemudian mempunyai persediaan


air yang melimpah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok
terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk
membeli air. Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah
tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal
dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat
do’a Nabi Ibrahim AS. Kota mekkah yang aman dan makmur
dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an (QS Al-Baqarah: 126):

  ‫وْ ِم‬KKَ‫ َراتِ َم ْن آ َمنَ ِم ْنهُم بِاهّلل ِ َو ْالي‬K‫هُ ِمنَ الثَّ َم‬Kَ‫ا ً َوارْ ُز ْق َأ ْهل‬K‫داً آ ِمن‬KKَ‫لْ ه ََـ َذا بَل‬K‫ َرا ِهي ُم َربِّاجْ َع‬Kْ‫ال ِإب‬K
َ Kَ‫َوِإ ْذ ق‬
‫اآل ِخ ِر‬

 Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: “Ya Tuhanku,


jadikanlah negeri ini, sebagai negeri yang aman sentosa dan
berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kiamat.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu


Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa  kota
Makkah hingga saat ini memiliki kemakmuran yang melimpah.
Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang
cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.

Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata


pemerintahan dan ekonomi, serta keamanan hukum, sebagai faktor
utama kemakmuran rakyat. Yang semua itu menjadi dalil, bahwa do’a
Nabi Ibrahim dikabulkan Allah SWT. Semua kemakmuran tidak

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


5
hanya dinikmati oleh orang Islam saja. Orang-orang yang tidak
beragama Islam pun ikut menikmati.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu


Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Idul Nahr”
artinya hari cara memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya
adalah bermula dari ujian paling berat yang menimpa Nabiyullah
Ibrahim. Disebabkan kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam
menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah
anugerah, sebuah kehormatan  “Khalilullah” (kekasih Allah).
Setelah titel Al-khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah:
“Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai
kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan
keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku Ibrahim
ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal
kebaikannya!”
Kemudian Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan
serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya
dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah Swt.
Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi
Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100
ekor unta. Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim
mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut orang di
zamannya adalah tergolong Kaya. Ketika pada suatu hari, Ibrahim
ditanya oleh seseorang  “milik siapa ternak sebanyak ini?” maka
dijawabnya: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-
waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


6
cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku, niscaya akan
aku serahkan juga.”
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa,
pernyataan Nabi Ibrahim itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian,
yaitu Allah menguji Iman dan Taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya
yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia
7 tahun. Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya
dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri.
Sungguh sangat mengerikan! Peristiwa itu dinyatakan dalam Al-
Qur’an Surah As-Shoffat : 102 :

  Allah Swt berfirman

 ‫يَا‬ َ ‫يال َمنَ ِام َأنِّي َأ ْذبَ ُح‬


‫ك فَانظُرْ َما َذا تَ َرى قَا َل‬ ْ ِ‫ي ِإنِّي َأ َرى ف‬
َّ َ‫قَا َل يَا بُن‬
َ ‫َأبَتِا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر َستَ ِج ُدنِي ِإن َشاء هَّللا ُ ِم َن الصَّابِ ِر‬
‫ين‬
 

Artinya: Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat


dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa
pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar.” (QS As-shaffat: 102).

Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis


datang menggoda sang ayah, sang ibu dan sang anak silih berganti.
Akan tetapi Nabi Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak tergoyah
oleh bujuk rayuan iblis yang menggoda agar membatalkan niatnya.
Bahkan siti hajarpun mengatakan, : ”jika memang benar perintah
Allah, akupun siap untuk di sembelih sebagai gantinya ismail.”
Mereka melempar iblis dengan batu, mengusirnya pergi dan Iblispun
lari tunggang langgang. Dan ini kemudian menjadi salah satu
rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah; jumrotul ula, wustho,
dan aqobah yang dilaksanakan di mina. 

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


7
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu
Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah


Kemudian Hikmah yang dapat kita peroleh dari pelaksanaan shalat
Idul Adha kali ini, bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang
membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi yang menunaikan ibadah
haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi gambaran bahwa kelak
manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk dimintai
pertanggung jawaban. Di samping itu, pesan yang dapat diambil dari
peristiwa tersebut adalah:

Pertama, Hendaknya kita sebagai orang tua, mempunyai upaya yang


kuat membentuk anak yang sholih, menciptakan pribadi anak yang
selalu berlaku Islami, anak yang berbakti kepada orang tua, lebih-
lebih berbakti terhadap Allah dan Rosul-Nya.

Kedua, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh


Allah SWT, harus dilaksanakan. Harus disambut dengan tekad
sami’na wa ‘atha’na. Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan
Allah SWT pastilah manfaatnya kembali kepada kita sendiri.

ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu


manusia, agar membangkang dari ketentuan Allah SWT. Syaitan
senantiasa terus berusaha menyeret manusia kepada kehancuran dan
kegelapan. Maka janganlah kita mengikuti bujuk rayu syaithon,
karena sesungguhnya syaithon adalah musuh yang nyata.

Terakhir Keempat, jenis sembelihan qurban berupa bahimahtul


hayawan (binatang ternak), artinya, dengan matinya ternak, kita
buang kecongkaan dan kesombongan dalam diri kita, hawa nafsu
hayawaniyah harus dikendalikan, tidak mengendalikan kita dan
tidakn dibiarkan tumbuh subur dalam hati kita.

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


8
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laaaa illaha illa Allah, Allahu
Akbar, Allahu akbar wa Lillahil Hamd.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Olehnya itu, tepatlah apabila perayaan Idul Adha kali ini digunakan
menggugah hati kita untuk berkorban bagi negeri kita tercinta, yang
tidak pernah luput dirundung kesusahan. Sebab pengorbanan Nabi
Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat manusia itulah
yang membuat Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar,
dan mempunyai arti besar.

Dari sejarahnya itu, maka lahirlah kota Makkah dan Ka’bah sebagai
kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan air zam-zam yang tidak
pernah kering, sejak ribuan tahun, sekalipun setiap hari dikuras
berjuta liter, adalah merupakan sebuah jasa seorang wanita yang
paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail a.s .

Akhirnya dalam kondisi seperti ini kita banyak berharap, berusaha


dan berdoa, mudah-mudahan kita semua, para pemimpin kita, dalam
berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan
kelompok, tapi berjuang untuk kepentingan dan kemakmuran
masyarakat, bangsa dan negara. Kendatipun perjuangan itu tidaklah
mudah, memerlukan pengorbanan yang besar. Hanya orang-orang
bertaqwa lah yang sanggup melaksanakan perjuangan dan
pengorbanan ini dengan sebaik-baiknya.

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita


untuk selalu bersemangat, rela berkorban demi kepentingan agama,
bangsa dan negara kita amiin 3x ya robbal alamin.

 Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


9
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita berdoa dengan
penuh keikhlasan padanya. Semoga doa kita menjadi catatan akan
ketundukan kita pada Allah Azza Wajalla, dan Allah Swt berkenan
menerima dan mengabulkan doa-doa kita.

Ya Allah , kami tidak berhenti dan tidak akan berhenti untuk


menghadap-Mu, memohon ampunan-Mu, meminta belas kasih-Mu
yang luasnya meliputi segala sesuatu.

Ya Allah , dosa kami begitu berlimpah. Rasanya tiada hari yang kami
lalui tanpa kesalahan kepada-Mu. Dosa-dosa kami sudah terlalu
banyak. Jika Engkau tak mengampuni kami, maka siapakah lagi yang
akan mengampuni dan menutupinya selain Engkau ya Allah,

Wahai Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha


Pengampun. Maka ampunilah, ampunilah, ampunilah diri-diri kami
ini, ya Allah.

Ya Allah , Engkau pasti Maha Tahu betapa banyak salah dan dosa
kam, kepada kedua orangtua kami. Betapa banyak hak mereka yang
tidak sempat kami tunaikan. sungguh kami memohon ampunilah
dosa kepada Orang tua kami. Limpahkanlah Rahmat-Mu yang tak
henti-hentinya untuk mereka. Ampuni segala kekurangan Orang tua
kami. Jika Engkau masih izinkan kami bersama mereka dalam
kehidupan ini, beri kami kesanggupan untuk berbakti kepada Kedua
orang tua kami, namun jika kematian memisahkan kami jadikanlah
pertemuan kami di Surga-Mu kelak menjadi pertemuan kami.

Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk mengubah kondisi kami


dengan izin-Mu menjadi jauh lebih baik lagi.

Wahai Rabb kami, limpahkanlah kedamaian dan keamanan untuk


negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin di penjuru dunia.

Wahai Rabb yang menggenggam segenap hati hamba-hambaNya,


satukanlah hati kami dalam ketaatan pada-Mu, persatukan jiwa kami
dalam berjuang di jalan-Mu, hilangkanlah segala benci, iri, dengki,
dan sangka buruk di antara kami.

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


10
Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang bersaudara dan saling
mencintai dan mengasihi demi Engkau ya Allah, janganlah dosa
menjadi sekat penghalang cinta dan sayang di antara kami.

Ya Allah. Berilah kami kesempatan untuk menutup kehidupan kami


di dunia ini dengan kalimat Tauhid-Mu yaitu: La ilaha illallah.

Ya Allah, inilah doa dan munajat kami-hamba-Mu yang tiada berdaya


ini kepada-Mu, dan kami hanya dapat meminta dan berdoa, sedang
Engkau adalah Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan segala doa dan
permintaan kami, maka kabulkanlah ya Allah.

Amin. Amin. Amin ya Rabbal ‘alamin.

‫اب النَّا ِر‬ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫َر َّبنَا آَتِنَا فِي‬


َ ‫سنَةً َوقنَا َع َذ‬
َ ‫سنَةً َوفي اآْل َخ َرة َح‬
َ ‫الد ْنيَا َح‬
‫ وصلى اهلل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين‬،

‫وآخر دعوا ني أن الحمد هلل رب العالمين‬

‫السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬

Fadil Burhan Lai / Tanah Toraja


11

Anda mungkin juga menyukai