Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat : Keistimewaan Bulan Rajab

‫ َم ْن‬،‫ات َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫اهلل ِمن ُشرو ِر َأْن ُف ِسنَا و ِمن سيَِّئ‬ ِ ِ‫ و َنعوذُ ب‬،ُ‫ـحم ُدهُ ونَستَ ِع ْينُهُ ونَسَتغْ ِفره‬ ِِ َّ
َ ْ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ‫ـح ْم َد للّه ن‬ َ ‫إن ال‬
‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد‬ َ ْ‫ َوَأ ْش َه ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬،ُ‫ي لَه‬ ِ ِ ْ ‫ ومن ي‬،‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ي ْه ِد ِه اهلل فَاَل م‬
َ ‫ضل ْل فَاَل َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َ
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ُسولُه‬ َّ
َ ‫َأن ُم‬
‫ص ْحبِ ِه اَ ْج َم ِع ْي َن اََّما َب ْع ُد‬ ِِ ٍ
َ ‫صلِّي َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى اَلنَّبِ ِّي ُم َح َّمد َو َعلَى أله َو‬ َ ‫الل ُّه َّم‬
‫اعتِ ِه ل ََعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬ ِ ‫ص ْي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى‬
َ َ‫اهلل َوط‬ َ
ِ
َ ْ ‫َّاس ُْأو‬ ُ ‫يَا اَُّي َها الن‬
.‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َكثِ ًيرا‬ َّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ِ ‫سو‬ ِ ِ َّ
َ ٍ ‫َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف‬ ُ ‫يَا َُّأي َها الن‬
‫ام ِإ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ِ
ْ ‫اءلُو َن بِه َو‬
َ ‫اَأْلر َح‬
ِ َّ
َ ‫اء َو َّات ُقوا اللَّهَ الذي تَ َس‬
ِ
ً ‫َون َس‬
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِدي ًدا‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬
ِ ِ ِ ِ ‫ي‬
ً ‫صل ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ‬
‫يما ََّأما َب ْع ُد‬ ُْ
ِِ ِِ ِ ِِ ِ ِ َّ ‫الرحم ِن‬ ِ
‫ْصى‬ َ ‫ْح َر ِام ِإلَى ال َْم ْسجد اَأْلق‬ َ ‫َأس َرى بِ َع ْبده ل َْياًل م َن ال َْم ْسجد ال‬ ْ ‫ ُس ْب َحا َن الَّذي‬،‫الرح ْي ِم‬ َ ْ َّ ‫ب ْس ِم اهلل‬
ِ
ِ ‫الس ِميع الْب‬ ِ ِ ِ ِ
‫ص ُير‬ َ ُ َّ ‫الَّذي بَ َار ْكنَا َح ْولَهُ لنُ ِريَهُ م ْن آيَاتنَا ِإنَّهُ ُه َو‬

Jamaah Jum’at rahimakumullah,

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada
jamaah sekalian, marilah kita senantiasa tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT
dengan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan berusaha
sekuat tenaga menjauhi segala larangan-laranga-Nya.

Puji syukur juga kita panjatkan kepada Allah SWT, pada bulan ini kita masih berada pada
penghujung bulan yang mulia, yaitu bulan Rajab 1443 H.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata
“tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan
terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu
Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab.

1
Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT.
Nabi Muhammad Saw sangat memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa
yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik:

ِ
َ ‫اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك لَنَا ف ْي َر َج‬
َ ‫ب َو َش ْعبَا َن َو َبلِّغْنَا َر َم‬
‫ضا َن‬

“Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga
Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.”

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Bulan Rajab menjadi awal dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh
setelahnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadlan. Para ulama berkata:

ِ ‫ضا ُن َش ْهر الْحص‬


‫اد‬ َ ‫ َو َر َم‬،ِ‫الس ْقي‬
َّ ‫ َو َش ْعبَا ُن َش ْه ُر‬،‫الز ْر ِع‬
َّ ‫ب َش ْه ُر‬
َ َ ُ ٌ ‫َر َج‬
“Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan
adalah bulan panen.”

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga
huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah
Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).

Maksudnya, bahwa mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga
anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan
dari Allah SWT.

Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.Maka dari itu, marilah kita
gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh,
istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Sebagaimana kisah yang telah masyhur atau kita ketahui bersama bahwa, pada bulan
Rajab juga terdapat peristiwa yang monumental yaitu peristiwa isra’ dan mi’raj Nabi
Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram yang ada di Makkah menuju Masjidil Aqsha
yang ada di Palestina.

Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap
Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al
Isra’ ayat 1:

2
‫ْصا الَّ ِذى باَ َر ْكنَا َح ْولَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن‬ ِِ ِ ِِ ِِ ِ
َ ‫ىَأس َرى بِ َع ْبده ل َْيالً ِّم َن ال َْم ْسجد ال‬
َ ‫ْح َر ِام الَى ال َْم ْسجد اَْألق‬ ْ ‫سبحا َن الَّذ‬ ْ
‫ص ْير‬ ِ ‫الس ِم ْيع الْب‬ ُ ُ‫آيَتِنَا ِإنَّه‬
َ ُ َّ ‫ه َو‬,
Artinya: “Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS.Al Isra : 1).

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi
Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi SAW
untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari.

Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW
bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi
Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi
Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya.

Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah
keringanan untuk umatmu.

Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali.
kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan
sebagiamana yang pertama.

Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat
lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan
bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab,
saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada
Allah SWT.

Jamaah Jumat rahimakumullah…

Adapun hikmah ataupun pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj
tersebut, diantaranya:

Pertama, bahwa Isra’ dan Mi’raj adalah perkara yang haq karena sangat jelas disebutkan
dalam Al-Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama
sekali, meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau.

3
Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman
seseorang, sebab seseorang dapat tersesat ketika hanya mengukur sebuah kebenaran
hanya bersandar pada akal semata.

Kedua, sebelum Nabi Muhammad Saw di mi’raj oleh Allah SWT, beliau dibedah
dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena
beliau ma’shum (suci dari dosa). Sebagaimana oleh ulama:

ِ ِ ِ
‫اد ْوهُ طُ ْه ًرا َعلَى طُ ْه ٍر‬ ُ ‫اآلماَل ُك م ْن َق ْلبِه َأذًى َولَكن‬
ُ ‫َّه ْم َز‬ ْ ‫َو َما َأ ْخ َر َج‬
“Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci menjadi
semakin suci”.

Pembersihan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah Saw menerima tugas shalat lima
waktu.

Ini juga menjadi pelajaran bagi kita, bahwa ketika akan menghadap Allah SWT
hendaknya terlebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing.

Karenanya, apabila kita shalat harus dimulai dari pakaian, tempat dan hati yang suci,
dan khusyu’an hanya tertuju kepada Allah Swt.

Jamaah Jumat rahimakumullah…

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang terjadi di bulan Rajab, semakin menambah terhadap
kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu kita lakukan dalam bulan Rajab yang
mulia ini?

Selain memperbanyak amalan sunnah seperti berpuasa, pada Bulan Rajab ini juga
merupakan tempat yang sangat tepat untuk bertobat dari segala maksiat.

Ibnu Rajab salah seorang ulama, menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan
Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan:

“Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amalan yang baik yang
menyelamatkanmu dari api yang menyala-menyala.”

Kemudian Syekh Abdul Qadir Al-Jilani menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita
diterima oleh Allah SWT;

Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat.

Kedua, meninggalkan setiap kesalahan kita tersebut di mana pun dan kapan pun juga.

4
‫‪Ketiga, berjanji untuk tidak mengulangi dosa dan kesalahan tersebut.‬‬

‫‪Ketiga syarat tersebut harus kita lakukan agar tobat kita benar-benar diterima oleh Allah‬‬
‫‪SWT.‬‬

‫‪Jamaah Jum’at rahimakumullah,‬‬

‫‪Akhirnya, semoga kita menjadi hamba Allah Swt yang terhindar dari segala kejelekan‬‬
‫‪dan kemaksiatan, selalu beruntung mendapatkan ridla dari-Nya, kemampuan dan‬‬
‫‪kesempatan, untuk melakukan amal shalih atau beribadah kepadanya dan‬‬
‫‪mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.‬‬

‫ِ‬ ‫الذ ْك ِرال ِ‬ ‫آن الْع ِظ ْي ِم‪ ،‬و َن َفعنِي وِإيَّا ُكم بِما فِ ْي ِه ِمن اآْل ي ِ‬
‫ات َو ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْحك ْي ِم‪َ ،‬وَت َقبَّ َل من ْ‬
‫ِّي‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ َ ْ َ‬ ‫بَ َار َك اهللُ لي َولَ ُك ْم في ال ُق ْر َ‬
‫َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ‪ِ ،‬إنَّهُ ُه َو َّ‬
‫الس ِم ْي ُع ال َْعلِ ْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫ِ‬


‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي يَا َُّأي َها الَّذيْ َن َ‬
‫آم ُن ْوا َ‬
‫ِئ‬
‫‪ِ.‬إ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَهُ يُ َ‬
‫ات‪،‬‬‫اَألمو ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ات‪ ،‬والْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫‪.‬اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِل ِ ِ‬
‫اَألحيَاء م ْن ُه ْم َو ْ َ‬ ‫ات‪ْ ،‬‬ ‫ْمْؤ من ْي َن َوال ُْمْؤ منَ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬ ‫ْ ُ‬
‫الد َع ِاء‬
‫ب ُّ‬ ‫ك س ِم ْي ٌع قَ ِريْ ِ‬
‫ب ُمج ْي ُ‬ ‫ٌ‬ ‫ِإنَّ َ َ‬
‫ين ِإ َم ًاما‬ ‫اجنَا وذُ ِّريَّاتِنَا ُق َّرةَ َأ ْعي ٍن واجعلْنَا لِل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْمتَّق َ‬
‫ُ َ َْ ُ‬ ‫ب لَنَا م ْن َأ ْز َو َ‬ ‫‪.‬ر َّبنَا َه ْ‬
‫َ‬
‫ص ِغيراً‬ ‫ِ‬
‫ي َو ْار َح ْم ُه َما َك َما َر َّبيَاني َ‬ ‫ب ا ْغ ِف ْرلِي َولَِوالِ َد َّ‬ ‫‪.‬ر ِّ‬
‫َّ‬
‫َّاب‬
‫الوه ُ‬ ‫ت َ‬ ‫ك َأنْ َ‬ ‫ك َر ْح َمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬
‫غ ُقلُ ْو َبنَا َب ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيَتنَا‪َ ،‬و َه ْ‬ ‫‪.‬ر َّبنَا ال تُ ِز ْ‬
‫َ‬
‫‪.‬ر َّبنَا ظَلَمنَا َأْن ُفسنَا وِإ ْن لَم َت ْغ ِفر لَنَا وَترحمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن ال َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ ْ َ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫‪.‬ر َّبنَا آتِنَا في ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفي اآلخ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬ ‫َ‬
‫اد ِ‬
‫اهلل‬ ‫ِ‬
‫‪ :‬عبَ َ‬
‫ش ِاء َوال ُْم ْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي ((‬‫ان َوِإ ْيتَ ِاء ِذي ال ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َ‬ ‫ِإ َّن اهلل يْأمر بِالْع ْد ِل واِإل ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ َ َ‬
‫)) يَِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai